Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NIM : 220101316140039
ALKALOID
I. Struktur, Biogenesis
1.1 Struktur
Struktur dari senyawa alkaloid beragam, mulai dari berat molekul 100 sampai 900.
Pada struktur alkaloid, selalu ditemukan gusus nitrogen (intracystic).
Contoh senyawa heterosiklik adalah pyrrole, pyrollidine, piperidine, dll.
1.2 Biogenesis
Berdasarkan asal mulanya (biogenesis) dan hubungannya dengan asam amino,
alkaloid dibagi menjadi tiga kelas, yaitu alkaloid sejati, proto alkaloid, dan pseudo
alkaloid. Ciri-ciri dari ketiga kelas alkaloid adalah sebagai berikut (Cordell, 1981)
1. Alkaloid Sejati
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri bersifat toksik, memiliki perbedaan keaktifan
fisiologis yang besar, basa, biasanya mengandung atom nitrogen dalam cincicn
heterosiklis, turunan asam amino, dan distribusinya terbatas. Contoh dari alkaloid
ini adalah morfin, kuinin, dan kokain.
2. Proto Alkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri mempunyai struktur amina yang sederhana,
dengan atom nitrogen dari asam aminonya tidak berada dalam cincin heterosiklik.
Biosintesisnya berasal dari asam amino dan basa. Contoh dari alkaloid ini adalah
meskalin dan efedrin.
3. Pseudo Alkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri tidak diturunkan dari asam amino dan umumnya
bersifat basa. Terdapat 2 jenis alkaloid penting di kelompok ini yaitu alkaloid
steroid (contohnya conessin) dan purin (contohnya kafein).
2.2 Kelarutan
Kelarutan dari senyawa ini bergantung dari bentuknya dan pH nya.
- Pada bentuk dasar dari senyawa ini tidak larut dalam air, sedangkan pada bentuk
garamnya larut dalam air.
- Pada kedua bentuk dari senyawa ini akan larut dalam pelarut polar seperti
alkohol.
- Pada bentuk dasar dari senyawa ini, akan larut dalam pelarut ether, sedangkan
pada bentuk garamnya tidak larut didalam pelarut ether.
III. Deteksi Alkaloid
Deteksi yang dilakukan pada senyawa ini berjalan dengan cepat, sederhana dan
menggunakan teknik yang sensitif.
3.1 Presipitas Alkaloid
Kebanyakan alkaloid diendapkan dari larutan netral atau asam oleh sejumlah
reagen yang mengandung logam berat seperti merkuri (Hg) platina (Pt), bismuth (Bi)
dan emas (Au), dengan membentuk ikatan garam dengan mereka.
Contoh reagen pengendap alkaloid
a. Mayer’s reagent (kalium merkuri iodida)
Memberikan presipitasi berwarna krem terhadap sebagian besar alkaloid. Kafein
dan efredin hanya pada konsentrasi tinggi. Ricinin tidak memberikan presipitasi
b. Wagner’s reagent (I/KI)
Memberikan endapan warna merah bata terhadap hamper semua alkaloid
c. Hager’s reagent (larutan asam pikrat pekat)
Memberikan endapan kuning
d. Dragendroff s reagent (larutan potassium bismuth iodida)
Memberikan warna orange kemerahan hingga kecoklatan. Juga digunakan sebagai
pereaksi semprot untuk identifikasi alakaoit KLT
e. Reagenisia lain yang menggunakan asam
Tannat, asam fosfomolibdat, fosfotungstat
b. Cerric ammonium sulphate (CAS) dalam suasana asam. Reagensia khas untuk
alakaoid indol, dengan memberikan warna kuning atau orange kemerahan.
VIII. Contoh-contoh tanaman yang mengandung alkaloid dan digunakan secara terapeutik