Entdecken Sie eBooks
Kategorien
Entdecken Sie Hörbücher
Kategorien
Entdecken Sie Zeitschriften
Kategorien
Entdecken Sie Dokumente
Kategorien
NIM : 4163312005
Class : Bilingual Mathematic Education
1. Pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi,
hal tersebut tertuang di dalam pasal 35 ayat (3) UU No. 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi. Coba anda jelaskan mengapa Pendidikan
Pancasila dijadikan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi?
Karena mengingat fungsi Pancasila yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka perlu ada pendidikan Pancasila bagi setiap
warga Negara, agar permasalahan peserta didik dan masyarakat luas dapat diminimalsisir.
Pendidikan pancasila tidak hanya di ajarkan di SD, SMP, maupun SMA saja namun di
Perguruan tinggi pun perlu untuk mempelajarinya.
Terdapat tiga alasan pentingnya memasukkan Pendidikan Pancasila dalam mata kuliah agar
tidak sekadar hafalan teks mati tanpa makna.
1. Pertama, adanya nilai ketuhanan dalam Pancasila.
2. Kedua, adanya ajaran untuk mengedepankan toleransi dan menyelesaikan setiap
permasalahan dengan cara mufakat.
3. Ketiga, adanya ajaran untuk bisa berbuat adil.
Kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang baik sudah seharusnya mau mengamalkan nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Pengamalannya tersebut pasti akan tercermin dalam
kehidupan sehari-hari. Dimana kita akan menghormati setiap perbedaan yang ada, serta selalu
menciptakan suasana yang aman dan nyaman.
Sudah seharusnyan kita sebagai calon penerus bangsa bisa turut melaksanakan,
memelihara, dan melestarikan Pancasila yang mengandung nilai luhur serta landasan bersikap.
Untuk kita semua yang cinta akan kedamaian serta taat hukum pasti dapat mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dengan baik.
(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:bAKNFwDS888J:imeldaput
ri231207.blogspot.com/2013/01/perlukah-mata-kuliah-
pendidikan.html+&cd=10&hl=jv&ct=clnk&client=firefox-b)
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia
dan merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar di
dunia lainnya. Bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam
kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga dijadikan
pedoman dalam pelaksaan pemerintahan.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah,
Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu
pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa
yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Dengan demikian Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia bertujuan agar
warga negara Indonesia menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang
telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang
untuk kemerdekaan negara Indonesia. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap
meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Peningkatan rasa Nasionalisme bangsa ini patut diupayakan mulai dari usia dini.
Mulai dari Pendidikan Dasar, Menengah, hingga Perguruan Tinggi. Kenapa Pendidikan
setingkat Perguruan Tinggi masih perlu diterapkan Pendidikan Pancasia pula? Karena
Pendidikan Pancasila yang diterapkan pada tingkat itu lebih terarah untuk pengamalan ilmu
yang dimiliki tiap-tiap mahasiswa agar terorientasi dari Nasionlitas bangsa dan kepeduliaan
terhadap kemajuan bangsa.Pembelajaran pancasila secara lebih mendalam sangat penting
untuk memajukan bangsa Indonesia.
(https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:T8UiWH0eNCAJ:https://s
uparma n11.wordpress.com/2014/10/01/makalah-pendidikan-pancasila-landasan-dan-tujuan-
pendidikan-pancasila/+&cd=3&hl=jv&ct=clnk&client=firefox-b)
1. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
3. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
4. Agar mahasiswa memahami, menghayati dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga negara RI
5. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan pemikiran yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0a
hUKEwjHpsaU1oXXAhXHLpQKHdarALUQFghXMAY&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.ed
u%2F27463043%2FTUJUAN_PENDIDIKAN_PANCASILA&usg=AOvVaw1y_1UwAudhpZxDrIu
ypG8d)
C. Sidang II BPUPKI
Naskah mukadimah yang ditandatangani oleh 9 (sembilan) orang anggota Panitia
Sembilan, yang dikenal Piagam Jakarta atau Jakarta Charter selanjutnya dibawa ke sidang
BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945.
Sidang kedua BPUPKI tanggal 10 - 17 Juli 1945, membahas rancangan bentuk negara,
wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi, keuangan,
pendidikan dan pengajaran.
dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat selaku Ketua BPUPKI menyerukan agar para
anggota secara merdeka melahirkan pendapatnya dan pandangannya untuk membahas
penyusunan Rancangan UUD. Panitia Perancang UUD diketuai oleh Mr. Soepomo.
Pada tanggal 14 Juli 1945, mukadimah hukum dasar disepakati oleh BPUPKI.
Rumusan konsep dasar negara yang tercantum dalam mukadimah hukum dasar pada Piagam
Jakarta yang disepakati tersebut, memiliki banyak persamaan dengan Pembukaan UUD 1945.
Dasar negara yang termuat dalam Piagam Jakarta, sebagai berikut :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia, dan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:XQi9jYc1HUsJ:ppknsmp1cikajang.blo
gspot.com/2014/09/sejarah-perumusan-dan-
penetapan.html+&cd=3&hl=jv&ct=clnk&client=firefox-b)
4. Anda jelaskan hubungan antara sila-sila Pancasila dan apa makna yang
terkandung didalmnya, serta bagaimana anda mengimplementasikan sila
Pancasila tersebut
Hubungan antar Sila-Sila dalam Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV, V.
Jadi hubungan antara Negara dengan landasan sila pertama, yaitu ini sila ketuhanan yang maha
esa adalah berupa hubungan yang bersifat mutlak dan tidak langsung. Hal ini sesuai dengan
asal mula bahan pancasila yaitu berupa nilai-nilai agama , nilai-nilai kebudayaan, yang telah
ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala yang konsekuensinya harus direalisasikan
dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, diliputi dan dijiwai oleh sila pertama dan meliputi
serta menjiwai sila-sila III, IV, V.
Jika semua komponen bangsa Indonesia sudah, maka akan naik ke tangga sila 2, kemanusiaan
yang adil dan beradab. Manusia yang ber-Tuhan (apapun agamanya) pasti beradab. Beradab
dalam arti tidak memicu permusuhan, fanatik berlebihan, berpikir terbuka, tidak bertindak
merusak.
Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia. Maka
konsekuensinya dalam setiap aspek penyelengaraan Negara antara lain hakikat Negara, bentuk
Negara, tujuan Negara , kekuasaan Negara, moral Negara dan para penyelenggara Negara dan
lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakikat manusia.
Sila ini mempunyai makna manusia sebagai makhluk sosial wajib mengutamakan persatuan
negara Indonesia yang setiap daerah memiliki kebudayaan maupun agama yang berbeda.
Dengan ini kemakmuran negara dapat terjamin dan dapat mempertahankan negara secara
bersama-sama, dengan tidak mengorbankan nilai agama dan kemanusiaan .
Jika semua sudah bersatu, maka barulah bisa digelar musyawarah dan tercapai mufakat. Jika
belum bersatu, tentu musyawarah tidak akan berjalan karena masing-masing berada pemikiran
kepentingan masing-masing. Jika terjadi perselisihan attau kepentingan tiap individu atau
kelompok maka musyawarah adalah hal mutlak untuk dilakukan. Musyawarah itu dilakukan
dengan tetap manjaga persatuan dan tanpa menciderai asas Ketuhanan dan kemanusiaan.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, diliputi dan dijiwai oleh sila I,II,III,IV.
Jika keempat diatas udah dijalankan, maka kita akan mencapai puncak dari semua ini. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini akan memicu negara kita ini menjadi negara yang
adil dan makmur.Sila kelima dijiwai oleh isi sila 1,2,3 dan 4. Sila ini mengandung makna yang
harus mengutamakan keadilan bersosialisasi bagi rakyat Indonesia tanpa memandang
perbedaan yang ada. Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan
keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8
&ved=0ahUKEwj-
td6104XXAhUHjZQKHYkgAsAQFghMMAU&url=http%3A%2F%2Fsmkalhidkudus.blogspot.com
%2F2014%2F08%2Fhubungan-sila-sila-dalam-
pancasila.html&usg=AOvVaw0OaWDNZUxghp5xRbn8-edh)
Berupa pengakuan terhadap hakikat satu tanah air, satu bangsa dan satu negara Indonesia,
tidak dapat dibagi sehingga seluruhnya merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan. Nilai luhur
persatuan terkandung di dalamnya cinta tanah air, tidak membeda-bedakan sesama warga negara
Indonesia, cinta perdamaian dan persatuan, tidak mengagung-agungkan bangsa sendiri, suku dan
daerah tertentu.
Menjunjung dan mengakui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua orang
warga dalam lingkungan daerah atau negara tertentu yang segala sesuatunya berasal dari rakyat
dilaksanakan oleh rakyat dan diperuntukkan untuk rakyat. Nilai luhur kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan"perwakilan, antara lain terkandung makna cinta
permusyawaratan, cinta demokrasi, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, menghindari
kekerasan dalam menyelesaikan masalah, tidak mementingkan diri sendiri, cinta kebersamaan, dan
sebagainya.