Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MINI RISET
Meneliti Kesulitan Siswa SMP Dalam Menerapkan Konsep-Konsep
Keterbagian Bilangan Bulat
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu dosen yang sudah
memberikan bimbingannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Teori Bilangan. Adapun tugas yang diberikan yakni tentang
“MINI RISET”.
Dalam tugas mini riset ini mahasiswa diharapkan mampu berfikir kreatif
dalam membuat soal, selain itu mahasiswa juga diharapkan menemukan masalah
dalam soal dan peserta didik yang tidak dapat menjawab soal. Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan
mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu dengan adanya
makalah ini mahasiswa mempu membudayakan membaca.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh
karena penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHLUAN
1
1.3 Tujuan
Mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep
keterbagian
Menganalisis kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal
keterbagian.
Memberikan solusi mengenai kesulitan yang dialami siswa mengenai
keterbagian.
2
BAB II
2.1 Konsep
Sifat-Sifat Keterbagian
Teorema 5.1
Jika diketahui bilangan bulat a dan b dengan a≠0 dan ada bilangan bulat k
sehingga berlaku b=ak, maka k tunggal.
3
Bukti:
Andaikan k tidak tunggal, berarti ada bilangan bulat k dan m dengan k≠m
sedemikian sehingga b=ak dan b=am. Karena ak=b dan am=b maka ak=am.
Karena a≠0 maka k=m. dengan diperolehnya k=m yang bertentangan dengan
pengandaian bahwa k≠m, jadi pengandaian itu harus diingkari, yang berarti k
tunggal.
Teorema 5.2
Jika a, b dan c bilangan bulat, a ׀b dan b ׀c maka a ׀c. Secara ringkas dapat
ditulis dengan simbol: a ׀b ˄ b ׀c a ׀c; a,b,c Z
Bukti:
Ambil a, b, dan c di Z.
Teorema 5.3
Jika a, b dan c merupakan bilangan bulat, a ׀b dan a ׀c maka a ׀b+c. Secara
ringkas dapat ditulis dengan simbol: a ׀b ˄ a ׀c ⇨ a )׀b+c); a,b,c Z.
Bukti :
a ׀b m Z b=am
a ׀c n Z c=an
4
jika kedua persamaan tersebut dijumlahkan,diperoleh b+c=am+an atau
b+c=a(m+n) (sifat distribusi). Karena m Z, n Z maka m+n Z (bilanagn bulat
bersifat tertutup terhadappenjumlahan). Berdasarkan definisi keterbagian, dapat
disimpulkan bahwa b+c=a(m+n) berarti a ׀b ˄ a ׀c ⇨ a )׀b+c).
Teorema 5.4
Jika a dan b merupakan bilangan bulat dan a ׀b maka a ׀bc untuk setiap c
bilangan bulat. Secara ringkas dapat ditulis dengan simbol: a,b Z ˄ a ׀b ⇨ a ׀bc, c
Z.
Bukti:
a,b Z, a ׀b berarti ada m Z dan b=am. Jika kedua ruas dikalikan dengan sebarang
bulat c, diperoleh:
Teorema 5.5
Jika a,b dan c bilangan bulat, a ׀b dan a ׀c maka a )׀bm+cn) untuk setiap m dan
n bilangan bulat. Secara ringkas dapat ditulis dengan simbol : a ׀b ˄ a ׀c ⇨ a )׀
bm+cn), a,b,c,m,n Z.
Bukti:
Cara I
Ambil a, b, dan c di Z.
a ׀b ada k Z sedemikian sehingga b=ak (1)
a ׀c t Z sedemikian sehingga c=at (2)
5
⇨ bm=a (km) ( sifat asosiatif perkalian)
Perhatikan persamaan (2);
C=at ⇨ cn= (at) n (kedua ruas dikalikan dengan m)
⇨ cn=a (tn) (sifat asosiatif perkalian)
Apabila persamaan (1) dan (2) dijumlahkan diperoleh:
bm+cn= a(km)+ a(tn) ⇨ bm + cn= a(km+tn) (sifat distributif)
Misalkan, km+tn=p, dimana p Z, maka bm+cn=ap.
Berdasarkan definisi keterbagian, dapat disimpulkan bahwa bm+cn=ap sehingga
a )׀bm+cn). Jadi, a ׀b ˄ a ׀c ⇨ a )׀bm+cn), a,b,c,m,n Z.
Cara II
Berdasarkan Teorema 5.4, diperoleh;
a ׀b ⇨ a ׀bm, m Z
a ׀c ⇨ a ׀cn, n a ׀bm ˄ a ׀cn, berdasarkan Teorema 5.3 diperoleh
a )׀bm+cn).
Jadi, a ׀b ˄ a ׀c ⇨ a )׀bm+cn), a,b,c,m,n Z.
Catatan:
1. Jika a=0 dan b≠0 maka tidak ada bilangan bulat k sehingga b=ak.
2. Jika a=0 dan b=0 maka k tidak tunggal agar berlaku b=ak (0/0 biasa
didefinisikan tidak tentu, karena bisa sama dengan berapa saja).
3. Apabila a, b, dan k bilangan bulat dengan a≠0 dan b=ak maka k disebut
hasil bagi (kosien) b oleh a, k juga disebut faktor dari b yang menjadi
komplemen a atau dengan singkat dikatakan k ialah faktor b komplemen a.
4. Pernyataan a ׀b sudah mempunyai makna a≠0, meski pun a≠0 tidak
ditulis.
6
4. Jika a ׀b, a≠0, maka kemungkinan hubungan antara a dan b adalah a<b,
a=b, atau a>b.
2.2 Hipotesis
Dari beberapa soal yang di tentukan oleh pembuat makalah didapat hipotesis
bahwa:
7
BAB III
Subjek penelitian ini adalah para siswa-siswi tingkat SMP atau sekolah
menengah pertama diberbagai sekolah yang terdiri dari 10 orang siswa. Intrumen
penelitian ini yaitu soal test yang berupa essay test. Test essay ini digunakan
untuk mengetahui tingkat dan jenis kesulitan siswa dalam memahami materi
keterbagian dalam bilangan bulat. Soal test essay berjumlah 5 butir soal yang
valid dan terdiri dari 2 soal tingkat pengerjaan yang mudah, 2 soal dengan tingkat
pengerjaan dalam kategori sedang, dan 1 soal dengan tingkat pengerjaan dalam
kategori sulit.
8
N : jumlah keseluruhan siswa
Kriteria tingkat kesulitan siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 Kriteria ini
digunakan untuk menentukan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
memahami indikator keterbagian dalam bilangan bulat.
9
BAB VI
ANALISIS DATA
2 90% - 10%
3 60% - 40%
4 70% - 30%
5 10% - 90%
Pada soal no 1 yang menjawab benar sebesar 80% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
menentukan KPK yaitu dengan menggunakan pohon faktor ditemukan bahwa
mereka kesulitan untuk menentukan angka-angka yang ingin dikalikan.
10
Pada soal no 2 yang menjawab benar sebesar 90% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
memahami pertanyaan, pada soal tersebut siswa bebas untuk memasukkan nilai A.
Pada soal no 3 yang menjawab benar sebesar 60% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
menentukan pemisalan dan menentukan KPK.
Pada soal no 4 yang menjawab benar sebesar 60% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
memahami pertanyaan dan menentukan pemisalan.
Pada soal no 5 yang menjawab benar sebesar 10% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
memahami pertanyaan.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil data di atas dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap
soal keterbagian dengan tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada
tingkat soal sulit banyak siswa yang mengalami kendala dan tidak dapat
menjawab soal. Hal ini di karenakan kurangnya tingkat pemahaman siswa
mengenai konsep keterbagian bilangan bulat.
5.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Sukyati. (1997). Keterbagian Suatu Bilangan Oleh Bilangan Yang Kurang dari 10
(Paket Pembinaan Penataran). Yogyakarta : PPPG Matematika.
Supinah. (00). Bilangan Asli, Cacah dan Bulat (Paket Pembinaan Penataran).
Yogyakarta : PPPG Matematika.
13
LAMPIRAN
14