Sie sind auf Seite 1von 17

Mata Kuliah : Teori Bilangan

MINI RISET
Meneliti Kesulitan Siswa SMP Dalam Menerapkan Konsep-Konsep
Keterbagian Bilangan Bulat

Dosen Pengampu : Dr. Asrin Lubis, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Nama : ANJEL CHRISTI DAMANIK


NIM : 4173311008
Kelompok : 2 (Dua)
Kelas : DIK E
Jurusan : MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu dosen yang sudah
memberikan bimbingannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Teori Bilangan. Adapun tugas yang diberikan yakni tentang
“MINI RISET”.

Dalam tugas mini riset ini mahasiswa diharapkan mampu berfikir kreatif
dalam membuat soal, selain itu mahasiswa juga diharapkan menemukan masalah
dalam soal dan peserta didik yang tidak dapat menjawab soal. Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan
mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Selain itu dengan adanya
makalah ini mahasiswa mempu membudayakan membaca.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh
karena penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ........... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II KONSEP DAN HIPOTESIS ............................................................... 3

2.1 Konsep .................................................................................................... 3


2.2 Hipotesis.................................................................................................. 7

BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................ ...... 8

BAB VI ANALISIS DATA .......................................................................... ..... 10

BAB V PENUTUP ....................................................................................... ..... 12

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... .... 12


5.2 Saran .................................................................................................. ..... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ..... 13

LAMPIRAN .................................................................................................. ..... 14

iii
BAB I

PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses perubahan perilaku manusia baik itu perubahan


kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar
kebanyakan siswa bersifat pasif dan kurang aktif, takut atau malu mengemukakan
pendapat serta merasa bosan. Pada kali ini akan dibahas tentang keterbagian.
Dalam modul keterbagian bilangan bulat diuraikan tentang sifat-sifat
keterbagian, algoritma pembagian, konsep-konsep dasar faktor persekutuan
terbesa (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan penerapannya,
algoritma Euclides, serta keprimaan.
Keterbagian (divisibility) merupakan bahan dasar dalam uraian lebih
lanjut tentang pembahasan teori bilangan. Setelah pembahasan tentang FPB dan
KPK sifat-sifat dasar keterbagian dapat diperluas menjadi lebih lengkap dan
mendalam. Demikian pula pembahasan tentang FPB dan KPK beserta sifat-
sifatnya dapat lebih dikembangkan dan dikaitkan dengan keterbagian .
Secara keseluruhan materi pokok dalam modul ini meliputi keterbagian,
FPB dan KPK dan keprimaan. Keterkaitan antaraketiga materi pokok menjadi
lebih jelas setelah berbagai kasus dipaparkan dan diselesaikan melalui contoh,
tugas, latihan dan tes formatif.
Pada kali ini penulis akan mengangkat beberapa soal dari keterbagian dan
diberikan pada beberapa siswa SMP.

1.2 Rumusan Masalah


 Seberapa tingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep
keterbagian
 Apa saja kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal
keterbagian.
 Bagaimana solusi mengatasi kesulitan yang dialami siswa mengenai
keterbagian.

1
1.3 Tujuan
 Mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep
keterbagian
 Menganalisis kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal
keterbagian.
 Memberikan solusi mengenai kesulitan yang dialami siswa mengenai
keterbagian.

2
BAB II

KONSEP DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep

Pembagian bilangan bulat merupakan bahan pelajaran matematika yang


sudah diberikan di sekolah dasar. Bahan pelajaran ini diperluas penggunaannya
sampai pada pemfaktoran prima, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan
persekutuan terkecil (KPK), dan keterbagian oleh bilangan tertentu (misalnya
keterbagian oleh 2,3, atau 9). Untuk memberikan dasar atau landasan yang lebih
kuat kepada guru matematika di sekolah, maka mereka perlu belajar lebih
mendalam tentang konsep-konsep dasar keterbagian.
Keterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan,
sehingga konsep-konsep keterbagian akan banyak digunakan didalam sebagian
besar uraian atau penjelasan matematis tentang pembuktian teorema. Keadaan
inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi keterbagian.
Keterbagian atau divisibility adalah sudut pandang matematika yang mempelajari
suatu bilangan yang habis oleh bilangan lain.
Sifat-sifat yang berkaitan dengan keterbagian merupakan dasar
pengembangan teori bilangan, sehingga konsep tentang keterbagian akan banyak
dijumpai dalam uraian selanjutnya. Konsep keterbagian juga sering muncul dalam
buku-buku yang membahas struktur aljabar atau aljabar modern. Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
merupakan kosep turunan dari keterbagian bilangan bulat.
Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, hasil
pembagiannya adalah bilangan bulat atau bukan bilangan bulat.

Sifat-Sifat Keterbagian
Teorema 5.1

Jika diketahui bilangan bulat a dan b dengan a≠0 dan ada bilangan bulat k
sehingga berlaku b=ak, maka k tunggal.

3
Bukti:

Andaikan k tidak tunggal, berarti ada bilangan bulat k dan m dengan k≠m
sedemikian sehingga b=ak dan b=am. Karena ak=b dan am=b maka ak=am.
Karena a≠0 maka k=m. dengan diperolehnya k=m yang bertentangan dengan
pengandaian bahwa k≠m, jadi pengandaian itu harus diingkari, yang berarti k
tunggal.

Teorema 5.2

Jika a, b dan c bilangan bulat, a ‫ ׀‬b dan b ‫ ׀‬c maka a‫ ׀‬c. Secara ringkas dapat
ditulis dengan simbol: a ‫ ׀‬b ˄ b ‫ ׀‬c a‫ ׀‬c; a,b,c Z

Bukti:

Ambil a, b, dan c di Z.

Berdasarkan definisi 5.1

a ‫ ׀‬b m Z b=am (1)

b ‫ ׀‬c n Z c=bn (2)

Substitusi persamaan (1) pada (2) sehingga diperoleh:

C=bn ⇨ c=(am)n ⇨ c=a(mn) (sifat asosiatif)

Karena m Z, n Z maka mn Z. hal ini berlaku karena operasi perkalian bilangan


bulat bersifat tertutup. Berdasarkan definisi keterbagian, mn Z dan c=a(mn)
sehingga dapat disimpulkan bahwa a ‫ ׀‬c. jadi, a‫ ׀‬b ˄ b ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ ׀‬c.

Teorema 5.3

Jika a, b dan c merupakan bilangan bulat, a ‫ ׀‬b dan a ‫ ׀‬c maka a ‫ ׀‬b+c. Secara
ringkas dapat ditulis dengan simbol: a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬b+c); a,b,c Z.

Bukti :

a ‫ ׀‬b m Z b=am

a ‫ ׀‬c n Z c=an

4
jika kedua persamaan tersebut dijumlahkan,diperoleh b+c=am+an atau
b+c=a(m+n) (sifat distribusi). Karena m Z, n Z maka m+n Z (bilanagn bulat
bersifat tertutup terhadappenjumlahan). Berdasarkan definisi keterbagian, dapat
disimpulkan bahwa b+c=a(m+n) berarti a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬b+c).

Teorema 5.4

Jika a dan b merupakan bilangan bulat dan a ‫ ׀‬b maka a ‫ ׀‬bc untuk setiap c
bilangan bulat. Secara ringkas dapat ditulis dengan simbol: a,b Z ˄ a ‫ ׀‬b ⇨ a‫ ׀‬bc, c
Z.

Bukti:

a,b Z, a ‫ ׀‬b berarti ada m Z dan b=am. Jika kedua ruas dikalikan dengan sebarang
bulat c, diperoleh:

b=am⇨ bc=am.c ⇨ b.c=a(mc) (sifat asosiatif)

Karena m Z, c Z maka m.c Z (bilangan bulat bersifat tertutup terhadap perkalian).


Berdasarkan definisi keterbagian, karena bc=a(mc) maka dapat disimpulkan
bahwa a ‫ ׀‬bc. Jadi, a ‫ ׀‬b ⇨ a ‫ ׀‬bc c Z.

Teorema 5.5

Jika a,b dan c bilangan bulat, a ‫ ׀‬b dan a ‫ ׀‬c maka a ‫ )׀‬bm+cn) untuk setiap m dan
n bilangan bulat. Secara ringkas dapat ditulis dengan simbol : a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫)׀‬
bm+cn), a,b,c,m,n Z.

Bukti:

Cara I

Ambil a, b, dan c di Z.
a ‫ ׀‬b ada k Z sedemikian sehingga b=ak (1)
a ‫ ׀‬c t Z sedemikian sehingga c=at (2)

Perhatikan persamaan (1);


b=ak ⇨ bm= (ak) m (kedua ruas dikalikan dengan n)

5
⇨ bm=a (km) ( sifat asosiatif perkalian)
Perhatikan persamaan (2);
C=at ⇨ cn= (at) n (kedua ruas dikalikan dengan m)
⇨ cn=a (tn) (sifat asosiatif perkalian)
Apabila persamaan (1) dan (2) dijumlahkan diperoleh:
bm+cn= a(km)+ a(tn) ⇨ bm + cn= a(km+tn) (sifat distributif)
Misalkan, km+tn=p, dimana p Z, maka bm+cn=ap.
Berdasarkan definisi keterbagian, dapat disimpulkan bahwa bm+cn=ap sehingga
a ‫ )׀‬bm+cn). Jadi, a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬bm+cn), a,b,c,m,n Z.

Cara II
Berdasarkan Teorema 5.4, diperoleh;
a ‫ ׀‬b ⇨ a ‫ ׀‬bm, m Z
a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ ׀‬cn, n a ‫ ׀‬bm ˄ a ‫ ׀‬cn, berdasarkan Teorema 5.3 diperoleh
a ‫ )׀‬bm+cn).
Jadi, a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬bm+cn), a,b,c,m,n Z.

Catatan:

1. Jika a=0 dan b≠0 maka tidak ada bilangan bulat k sehingga b=ak.
2. Jika a=0 dan b=0 maka k tidak tunggal agar berlaku b=ak (0/0 biasa
didefinisikan tidak tentu, karena bisa sama dengan berapa saja).
3. Apabila a, b, dan k bilangan bulat dengan a≠0 dan b=ak maka k disebut
hasil bagi (kosien) b oleh a, k juga disebut faktor dari b yang menjadi
komplemen a atau dengan singkat dikatakan k ialah faktor b komplemen a.
4. Pernyataan a ‫ ׀‬b sudah mempunyai makna a≠0, meski pun a≠0 tidak
ditulis.

Beberapa sifat dasar adalah:

1. 1 ‫ ׀‬a, untuk setiap a karena ada (bahkan semua) a Z sedemikian sehingga


a=1xa.
2. a ‫ ׀‬a untuk setiap a Z dan a≠0 karena ada 1 Z sedemikian sehingga a=ax1.
3. a ‫ ׀‬0 untuk setiap a Z dan a≠0 karena ada 0 Z sedemikian sehingga 0=ax0.

6
4. Jika a ‫ ׀‬b, a≠0, maka kemungkinan hubungan antara a dan b adalah a<b,
a=b, atau a>b.

2.2 Hipotesis

Dari beberapa soal yang di tentukan oleh pembuat makalah didapat hipotesis
bahwa:

 Persentase kebenaran jawaban adalah 100%


 Metode penyelesaian soal dengan menggunakan pohon faktor.
 Penyelesaian soal dengan menggunakan pemisalan aljabar.

7
BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini bersifat deskriptif. Dimana dalam penelitian ini bertujuan


untuk menggambarkan tingkat, jenis, dan faktor-faktor penyebab terjadi kesulitan-
kesulitan dalam memahami materi keterbagian dalam bilangan bulat. Sehingga
terjadi kesalahan pengerjaan dalam menyelesaikan soal keterbagian.

Subjek penelitian ini adalah para siswa-siswi tingkat SMP atau sekolah
menengah pertama diberbagai sekolah yang terdiri dari 10 orang siswa. Intrumen
penelitian ini yaitu soal test yang berupa essay test. Test essay ini digunakan
untuk mengetahui tingkat dan jenis kesulitan siswa dalam memahami materi
keterbagian dalam bilangan bulat. Soal test essay berjumlah 5 butir soal yang
valid dan terdiri dari 2 soal tingkat pengerjaan yang mudah, 2 soal dengan tingkat
pengerjaan dalam kategori sedang, dan 1 soal dengan tingkat pengerjaan dalam
kategori sulit.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu


dengan penyelenggaraan test atau penyebaran soal dalam bentuk essay. Soal test
diberikan setelah mendapatkan materi yang akan diteliti. Sedangkan analisis data
yang dilakukan meliputi, analisis jawaban dari soal test essay. Jawaban soal test
essay dianalisis dengan langkah sebagai berikut :

1) Jawaban siswa dikoreksi dengan berpedoman pada kunci jawaban.


2) Diberlakukan kriteria penskoran yang sama untuk seluruh butir soal.
3) Persentase kesulitan dihitung berdasarkan jawaban yang sudar diberi skor.
Perhitungan persentase kesulitan dilakukan dengan cara membandingkan
antara jumlah siswa yang menjawab soal.
Rumus yang digunakan :
𝑠
P= x 100%
𝑛
Keterangan :
P : persentase kemampuan siswa
S : jumlah siswa yang menjawab soal

8
N : jumlah keseluruhan siswa

Kriteria tingkat kesulitan siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 Kriteria ini
digunakan untuk menentukan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
memahami indikator keterbagian dalam bilangan bulat.

Tabel 1.1 Kriteria tingkat kesulitan siswa

Persentase Kesulitan(%) Kriteria


P : 0%-20% Kategori kesulitan siswa sangat rendah
P : 21%-40% Kategori kesulitan siswa rendah
P : 41%-60% Kategori kesulitan siswa cukup rendah
P : 61%-80% Kategori kesulitan siswa tinggi
P : 81%-100% Kategori kesulitan siswa sangat tinggi

9
BAB VI

ANALISIS DATA

Soal terdiri dari 5 pertanyaan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda.

Soal no 1 dan 2 termasuk kategori mudah.

Soal no 3 dan 4 termasuk kategori sedang.

Soal no 5 termasuk kategori sulit.

Nomor Soal Persentase Persentase Persentase Tidak


Benar Salah Menjawab

1 80% 10% 10%

2 90% - 10%

3 60% - 40%

4 70% - 30%

5 10% - 90%

Persentase 62% 2% 36%


total

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa

Persentase benar > persentasi tidak menjawab> persentasi salah.

Pada soal no 1 yang menjawab benar sebesar 80% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
menentukan KPK yaitu dengan menggunakan pohon faktor ditemukan bahwa
mereka kesulitan untuk menentukan angka-angka yang ingin dikalikan.

10
Pada soal no 2 yang menjawab benar sebesar 90% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
memahami pertanyaan, pada soal tersebut siswa bebas untuk memasukkan nilai A.

Pada soal no 3 yang menjawab benar sebesar 60% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
menentukan pemisalan dan menentukan KPK.

Pada soal no 4 yang menjawab benar sebesar 60% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
memahami pertanyaan dan menentukan pemisalan.

Pada soal no 5 yang menjawab benar sebesar 10% sedangkan yang lain
tidak menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat
memahami pertanyaan.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap soal


keterbagian dengan tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada tingkat
soal sulit banyak siswa yang mengalami kendala dan tidak dapat menjawab
soal.Hal ini di karenakan kurangnya tingkat pemahaman siswa menegnai konsep
keterbagian bilangan bulat.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil data di atas dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap
soal keterbagian dengan tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada
tingkat soal sulit banyak siswa yang mengalami kendala dan tidak dapat
menjawab soal. Hal ini di karenakan kurangnya tingkat pemahaman siswa
mengenai konsep keterbagian bilangan bulat.

Kesulitan rata-rata yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal


keterbagian adalah saat memahami pertanyaan dan memasukkan ke dalam
pemisalan.

5.2 Saran

Sebaiknya bagi para guru mampu menyampaikan soal keterbagian kepada


siswa-siswi nya dalam menyampaikan konsep keterbagian bilangan bulat dan
siswa seharusnya lebih banyak lagi berlatih dalam menjawab soal-soal yang
dibagikan oleh guru.

12
DAFTAR PUSTAKA

SN, Fadhila. 2014. “Konsep Dasar Keterbagian”


(http://fadhilasn.blogspot.co.id/2014/11/konsep-dasar-keterbagian.html)
diakses pada 13 April 2018

Sukyati. (1997). Keterbagian Suatu Bilangan Oleh Bilangan Yang Kurang dari 10
(Paket Pembinaan Penataran). Yogyakarta : PPPG Matematika.

Supinah. (00). Bilangan Asli, Cacah dan Bulat (Paket Pembinaan Penataran).
Yogyakarta : PPPG Matematika.

13
LAMPIRAN

1. Tentukan FPB dan KPK dari 54 dan 24?


2. Misalkan A adalahbilangan bulat positif berapa FPB dari A dan 2A?
3. Adi berkunjung ke perpustakaan 3 hari sekali, Rina 5 hari sekali dan Riko
6 hari sekali. Jika mereka terakhir kali bersama-sama berkunjung pada
tanggal 12 April 2017. Maka mereka akan berkunjung bersama-sama lagi
pada tanggal
4. Pak Guru telah membeli 60 buku pelajaran, 50 buku cerita dan 80 buku
bergambar. Buku itu ingin dibuatkan ke rak buku. Pak guru nanti ingin
meletakkan buku itu sama rata jumlahnya pada setiap rak.
a. Berapa rak buku yang dibutuhkan Pak Guru?
b. Berapa jumlah masing-masing buku dalam setiap rak?
5. Ada bilangan 3 digit dengan sifat berikut: jika dikurangi 7 selisihnya dapat
dibagi 7, jika dibagi 8 selisihnya dapat dibagi 8, dan jika dibagi 9
selisihnya dapat dibagi 9. Bilangan apakah itu?

14

Das könnte Ihnen auch gefallen