Sie sind auf Seite 1von 17

BAB.

XI
PENENTUAN HARGA TRANSPER
( TRANSFER PRICING )
1. Pendahuluan
Adanay banyak landasan literatur mengenai model hara transfer namun sedkit sekali dari model
tersebut yang digunakan dalam kehidupan nyata .Meskipun model model tersebut tidak secara
langsung dipakai dalam aktiivitas dunia usaha namun berguna dalam konseptualisasi sistem harga
transfer .Model- model ini dibagi menjadi tiga jenis -R.Anthony and VijaiGovindaran (2011):

Pertama Model Ekonomi .Model ini dikemukan oleh Jack Hirschleifer dalam sebuah artikel tahun
1956 yang sering disebutkan juga Model Klasik yang mengasumsikan bahwa harga transfer
akan dipengaruhi oleh staf pusat dan menyangkal pentingnya negosiasi diantara unit –unit usaha.

Kedua Model Program Linier adalah model yang berdasarkan pendekatan biaya kesempatan
( Opportunity Cost ),model ini juga mengkombinasikan hambatan hambatan kapasitas serta
model ini dapat menghitung polla produksi optimal ,sehingga model program Linier menghitung
nilai yang menunjukan kontribusi laba dari setiap sumber daya yang langka yang dikenal dengan

istilah harga bayangan .Ketiga Model Nilai Shapley,Model ini dikembangkan pada tahun 1953
oleh L.S.Shapley sebagai metode pembagian laba dari koalisiperusahaan atu individu dari
bebarapa ianggota individu sesuai dengan proprosi kontribusi masing –masing .Model-model
tersebut diatas kurang popouler dan tidak pleksibel dalam praktek bisnis .
Dengan semakin komplek lingkungan afiliasi perusahaan maupun divisi usaha serta diferensiasi
bisnis maka pengelolaan unit –unit bisnis cenderung kearah desentralisasi .
Latar belakang timbulnya penentuan harga transfer dapat dihubungkan dengan proses
diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi manejemen usaha. Masalah penentuan harga transfer
terjadi dalam perusahan yang organisasinya disusun menurut Pusat-pusat laba dan antar pusat
laba tersebut terjadilah transfer berupa barang dan jasa.Jika suatu kesatuan usaha (entity) dibagi
dalam banyak/segmen dengan manajer-manajer yang mempunyai tanggung jawab maka area
divisi/segmen tersebut disebut Pusat Tanggung jawab (Renponsilibity Center) yang terdiri dari :
Harga transfer merupakan harga yang dibebankan oleh satu sub-unit untuk suatu produk atau jasa
yang dipasok ke subunit yang lain diorganisasi yang sama.Harga transfer berusaha untuk
mencapai (a) kesesuain tujuan, (b) usaha manajemen, (c) evaluasi kinerja subunit ,dan ( d)
otonomi subunit (jika diinginkan )

1). Pusat Biaya/Pusat Pengeluaran (Cost Center/Expenses Center)


Adalah merupakan suatu segmen organisasi perusahan yang bertugas hanya mengawasi /tugas
kontrol atas biaya /pengeluaran saja.Suatu divisi dalam suatu industri dsebut pusat biaya jika

224
manajer d-divisi itu hanya bertanggung jawab mengontrol/mengendalikan biaya saja dan tidak
terhadap pendapatan .

2), Pusat Laba /Pusat Pendapatan ( Profit Center)


Adalah merupakan suatu segmen perusahaan yang melakukan kontrol/pengendalian biaya dan
pendapatan .Dengan demikian laba bersih dan marjin kontribusi bisa dihitung dan dipergunakan
untuk profit center.

3).Pusat Investasi (Investment Center)


Adalah Segmen yang mengendalikan bukan hanya pendapatan dan biaya saja tetapi termasuk
juga mengendalikan dana investasi/Capital Budgeting .Dengan demikian selain laba
bersih,marjin kontribusi juga dihitung laba pada pusat- pusat investasi .
Dalam arti sempit harga transfer merupakan harga barang jasa yang ditransfer antar pusat laba
dalam perusahaan yang sama. Karena kinerja manajer pusat laba diukur bersarkan laba yang
diperolehnya,maka setiap tranfer barang/jasa anter pusat laba selalu diperhitungkan keuntungan.
Dalam arti luas harga tranfer meliputi harga pokok barang/jasa yang ditransfer antar pusat
tanggung jawab (responsibility center ) dalam perusahaan.Dengan demikian pengertian harga
transper ini meliputi semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen
produksi dan harga jual produk/jasa yang ditranfer antar pusat laba.(Secaral rinci dakan diuraikan
dalam bab Akuntansi Pertanggung jawaban).

2.Masalah yang harus diperhitungkan penentuan Harga transfer .


Karena setiap divisi yang dibentuk perusahaan diukur kinerjanya aas dasar laba yang diperoleh
masing-masing,maka dua hal yang selalu dibahas dan disepakati antar divisi yaitu antara divisi
yang menyerahkan dan divisi yang menerima produk/jasa di . perusahan ( antara divisi penjual dan
divisi pembeli ) adalah:
Pertama :Dasar penetuan harga transfer dan Kedua : Besarnya laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer.Dasar Penentuan Harga transfer

2.1 Dasar Penentuan Harga Transfer


Dasar dalam penentuan harga transfer yang dapat dan biasa dipergunakan adalah :

( i ) Berdasarkan harga pasar (Market Price –Minus )

(ii ) Berdasarkan biaya atau harga pokok (Cost-Based Transfer Pricing )

(III) Berdasarkan Harga yang dinegosiasikan/yang disepakati

225
Penentuan harga transfer secara rinci diklasifikasikan
a. Harga transfer atas dasar harga Pasar dan Harga transfer dasar Biaya
b. Biaya dapat dipisahkan antara biaya penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.
c. Biaya penuh sesungguhnya maupun standar dapat dilakukan dengan pendekatan
Obsorption Costing,direct costing dan Activity-Based-Costing.
Perbandingan penetapan Harga transfer dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
TABEL
Kriteria Berdasarkan Pasar Berdasarkan biaya Dinegosiasikan

Mencapai Ya, ketika pasar Sering tapi tidak selalu Ya


kesesuaian tujuan kompetitif
congruencer

Bermanfaat untuk Ya, ketika pasar


mengavaluasi kompetitif Sulit, kecuali harga transfer Ya, tetapi harga transfer
kinerja subunit melampaui biaya penuh dan bahkan dipengaruhi oleh kekuatan
pendapat itu bersifat subjektif tawar menawar dari divisi
yang membeli dan menjual

Memotifasi usaha Ya Ya, ketika didasarkan pada biaya Ya


manajemen yang dianggarkan; lebih sedikit
insetif untuk mengendalikan biaya
jika transfer didasarkan pada biaya
aktual

Mempertahankan Tidak karena didasarkan pada aturan Ya, karena harga


otonomi subunit Ya ketika pasar didasarkan pada negosiasi
kompetitif antar subunit

Faktor lain Bermanfaat untuk menentukan biaya Tawar menawar dan


penuh dari produk dan jaasa; mudah negosiasi memerlukan
Pasar mungkin tidak untuk diimplementasikan waktu dan mungkin perlu
ada, atau pasar ditinjau secara berulang
mungkin tidak kali ketika kondisi berubah
sempurna atau
tertekan

226
2.2 .Ilustrasi Penetapan Harga Transfer (Adaptasi dari :Charles T.Horngren)

Divisi Transportasi

Harga kontrak Biaya variabel per barel


perbarel minyak minyak mentah $1
mentah yang Biaya tetap per barel minyak
dipasok di mentah 3
Prabumulih= $ 12 Biaya penuh per barel minyak
mentah $4

Barel minyak mentah yang ditransfer

Divisi Penyulingan
Harga pasar per
Biaya variabel per barel Harga pasar per barel
barel minyak
bensin $ 8 bensin yang dijual
mentah yang
Biaya tetap per barel kepihak eksternal =
dipasok ke
bensin 6 $ 58
Penyulingan
Biaya penuh per barel
Pelaju = $ 21 bensin $ 14

Harga transfer tersebut akan bervariasi bergantung pada metode penetapan harga yang
digunakan.Bila dari ilustrasi diatas harga transfer dari divisitranportasi ke divisi Penyulingan
dalam ketiga metode penetapan harga transfer adalah :

1. Harga transfer berdasarkan pasar sebesar $ 21 per-barel minyak mentah didasarkan pada
harga pasar kompetitif di Pelaju palembang.
2. Harga transfer berdasarkan biaya pada ,MISALKAN 110 % biaya penuh,dimana biaya penuh
merupakan biaya dari minyak mentah yang dibeli ditambah biaya variabel dan biaya tetap
divisi transportasi : 1,10 x ($12+ $1+ $ 3 ) = $ 17,60.
3. Harga transfer yang dinegosiasikan sebesar $ 19,25 per-barel minyak mentah yang berada
diantaraharga transfer berdasarkan pasar dan harga transfer berdasarkan biaya.

227
Harga transfer menciptakan laba untuk divisi penjualan dan biayayang berhubungan dengan divisi
pembelian yang hilang ketika hasildivisi digabungkan secara keseluruhan didalam PT pertamina
Pelaju.
Dari ilustrasi tambahan diatas berarti total laba operasi PT Pertamina Pelaju dari
pembelian,pengangkutan dan penyulingan bila diasumsikan jumlah minyak ditransfer 100 barel
dan penjualan 50 barel bensin maka akan internal yang digunakan sebagaiman diiliustrasikan
selanjut ini :

PT Pertamina Pelaju
Data Produksi dan Penjualan
Barel minyak yang ditransfer = 100
Barel bensin yang dijual = 50

Transfer Transfer Internal Transfer Internal


Keterangan Internal pada pada 110% biaya pada harga
harga Pasar penuh = $17,60 Negosiasi Pasar
$21 per barel per barel $19,25 per barel
Divisi Transportasi
Pendapatan $21, $17,60,
$19,25 x 100 barel minyak
mentah $2.100 $1.760 $.1.925
Biaya
Biaya pembelian minyak
mentah, $12 x 100 barel
minyak mentah 1.200 1.200] 1.200
Biaya variable divisi, $1 x
100 barel minyak mentah 100 100 100
Biaya tetap divisi, $3 x 100
barel minyak mentah 300 300 300
Total biaya divisi 1.600 1.600 1.600
Laba operasi divisi $ 500 $ 160 $ 325

Divisi Penyulingan
Pendapatan, $58 x 50 barel
bensin $2.900 $2.900 $2.900
Biaya
Biaya angkut , $21, $17,60,
$19,25 x 100 barel minyak

228
mentah 2.100 1.760 1.925
Biaya variable divisi, $8 x 50
barel bensin 400 400 400
Biaya tetap divisi, $6 x 50
barel bensin 300 300 300
Total biaya divisi 2.800 2.460 2.625
Laba Operasi divisi $ 100 $ 440 $ 275

Laba Operasi kedua divisi $ 600 $ 600 $ 600

Laba Operasi = Pendapatan – biaya minyak mentah yang dibeli –


biaya transportasi – biaya penyulingan

= ($58 x 50 barel bensin ) – ($12 x 100 barel minyak


mentah - $4 x 100 barel minyak mentah - $14 x 50
barel bensin)

= $2.900 - $1.200 - $400 - $700 = $600

2.2. Besarnya Laba yang diperhitungkan dalam harga transfer.

Dua faktor yang harus dipertimbangkan dan disepakati antara penjual dan pembeli produk/jasa
dalam menentukan laba yang diperhitungkan harga transfer adalah : a.Dasar yang digunakan
untuk menentukan laba
b. Besarnya Laba yang diperhitungkan.
Prosentase tertentu dari Aktiva yang dipergunakan untuk memproduksi produk.Jika laba
ditentukan dengan persen tertentu dari biaya penuh,harga transfer yang dihasilkan Dasarnya
digunakan dapat mempergunakan persen tertentu dari Total biaya atau tidak memperhitungkan
modal yang dibutuhkan dalam memproduksi produk transfer.
Aktiva penuh dasar yang baik dalam menghitung laba dalam harga transfer,namun banyak masalah
yang timbul dalam menentukan Investement Based

2.3 .Dasar Penentan Harga trasfer


Dalam menyusun Kebijakan peenetapan harga transfer pandangan dari divisi penjual/yang
menyerahkan dan divisi pembeli/pemakai harus dipertimbangkan Pendekatan biaya yang cocok

229
untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan biaya peluang (Opportunity Cost-approach )
yaitu dengan cara mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima DIVISI PENJUAL dan harga
maksimum yang menguntungkan dibayar/dibebankan oleh DIVISI PEMBELI.Harga –harga
minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang (opportunity cost ) transfer
internal yakni harga transfer minimal divisi penjual dan harga transfrer minimal divisi pembeli
(i).Harga transfer minimum adalah :harga transfer yang akan membuat keadaan dvisi penjual tidak
menjadi lebih buruk/ divisi merugi jika barang dijual pada divisi internal dari pada dijual kepada
pihak luar yang sering disebut batas bawah (floor) dari rentang penawaran.
(ii).Harga transfer maksimum adalah : harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli
tidak menjadi lebih buruk/laba divisi menurun jika suatu input /suku cadang/barang dibeli dari
divisi internal dibandingkan bila dibeli dari eksternal,yang sering disebut batas atas (ceiling0 dari
rentang penawaran..

( i ). Penentuan Harga Transfer dengan Harga pasar.


Pada umum Harga transfer yang ditentukan oleh harga pasar ,maka Harga pasar tersebut harus
dikurangi (Market Price—minus):
a. Potongan volume :
Berupa penghematan biaya pada divisi penjual karena besarnya volume yang diproduksi
,dimana dengan membeli dari luar keasempatan /opportunity tersebut hilang.Oleh karena
itu potongan volume dikurangi dari harga pasar dalam penentuan harga transfer.
b.Didalam transfer produk divisi tidak mengeluarkan biaya :promosi,iklan,komisi penjualan
dan biaya penagihan.Oleh karena itu biaya-biaya tersebut harus dikurangi dari harga pasar
dalam penentuan harga transfer.
c. Jika transfer produk langsung dari divisi produksi maka biaya pergudangan tidak
diperhitungkan dalam harga transfer.

.Penentuan harga transfer dgn Market-price-minus


Harga pasar 100 %
------------
Dikurangi:
Potongan Volume 1 %
Biaya Penjualan 12 %
Komosi Penjualan 2 %
Biaya Penagihan o,5 %
Biaya Pergudangan 5,5 %
--------------

230
Jumlah Pengurangan 21,0 %
========
Kebaikan dari metode ini karena harga pasar merupakan opportunity Cost sehingga dapat
dijadikan alat ukur yang baik bagi kinerja divisi pembeli dan divisi penjual perusahan.
Kelemahan antara lain tidak semua produk punya harga pasar,biasanya divisi penjual sudah punya
pasar pasti dengan harga yang telah disepakati serta harga pasar sering berbeda dengan harda
dalam price list.

( ii ). Penenrtuan Harga transfer atas dasar Biaya (Cost –Based Transfer Pricing)
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan harga transfer atas
dasar biaya adalah :
a. Tanggung jawab masing-masing divisi yang terlibat harus dipisahkan ,bila divisi
penjual tidak efesien maka penentuan harga transfer harus dikeluarkan/tidak boleh
dialihkan ke divisi pembeli melalaui harga transfer.
b. Penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual untuk melakukan
perbaikan,meningkatkan produktivitas dan efesiensi kerja.
c. Harus ada aturan yang baku dan fairness antara divisi penjual dan pembeli dalam
penetuan harga transfer.

Dalam Cost-based transfer pricing harus mengguna konsep biaya penuh /obsoption costing dan
harga transfer dapat dihitung dengan tiga pendekatan :
a).Pendekatan :Full costing

Rumus:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.
Harga Transfer = Biaya Obsorpsi/penuh + Laba

Harga Transfer =( Biaya Produksi + Biaya Non Produksi) + Laba


----------------------------- ------------------------------- -----------
Bahan Baku Biaya Administrasi Persen tertentu
Tenaga kerja Biaya umum ( % ) dari Total
FOH Pabrik Biaya Pemasaran Aktiva

Masalah yang muncul ketika biaya penuh ditambah mark-up bila digunakan sebagai harga transfer
adalah bila biaya penuh ditambah mark-up mungkin mengarah pada keputusan sub-optimal
karena hal tersebut menyebabkan divisi yang membeli akan memandang biaya tetap dan mark-up

231
dari divisi yang menjual sebagai biaya variabel.Karena Divisi yang membeli mungkin akan membeli
produk dari luar/pemasok dengan harga yang lebih murah,sehingga ada penghematan.

ILUSTRASI-XI-2

PT Indo Global Mandiri memiliki Divisi Work Shop sebagai profit center dan divisi Teknik produksi
sebagai pembeli intern.Divisi Work Shop memproduksi spare part A yang dijual keluar dan untuk
pemakaian (divisi Teknik).Kedua Divisi sedang memperimbangkan penentuan harga transfer
Spare part –A tahun anggaran 2011.Dasar perhitungan Anggaran bahwa tingkat produksi
beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 12.000 unit . Estimate perhitungan harga pokok
produksi dan Non produksiuntukanggaran 2011 adalah :
Biaya Produksi Rp 2.400.000.000
Biaya Adm dan umum Rp 600.000.000
Biaya Penjualan Rp 240.000.000
------------------------
Total Biaya Rp3.240.000.000
=============
Total Aktiva pada awal tahun anggaran 2011 diproyeksikan sebesar Rp 10 Milyar.
Laba yang diharapkan ditetapkan dengan ROI 20 %.
Diminta : Harga trnsfer Spare part –A yang dihitung dengan Cost
Pendekatan Full costing.
Jawab :
Perhitungan Mark-Up:
Biaya Adm dan umum Rp 600.000.000
Biaya Penjualan Rp 240.000.000
Laba yang diharapkan 20% x Rp 10 Milyar Rp 2.000.000.000
----------------------------
Jumlah Rp 2.840.000.000
Biaya Produksi Rp2.400.000.000
-------------------------
Mark-Up 118,3 %
Perhitungan Harga Transfer
Biaya Produksi Rp 2.400.000.000
Mark-Up 118 %x Rp 2.400.000.000 Rp 2.840.000.000
--------------------------
Harga Jual Divisi Work shop Rp 5.240.000.000
Volume Spare part yang ditransfer 12.000 unit

232
Harga Transfer per-unit Rp 436,667 (Pembulatan )
=========

b).Pendekatan Direct Costing /Variable Costing


Rumus:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Harga Transfer = Biaya Obsorpsi/penuh + Laba

Harga Transfer = ( Biaya Varibel + Biaya tetap ) + Laba


----------------------------- ------------------------------- -----------
Bahan Baku Biaya FOH tetap Persen tertentu
Tenaga kerja Biaya umum tetap ( % ) dari Total
FOH Pabrik Vaiabel Biaya Adm tetap Aktiv
Adm. variabel Penjualan tetap ( Aktiva tetap dan
Umum Variabel - Lancar )
Penjualan variabel -

ILUSTRASI-XI-3

PT Indo Global Mandiri memiliki Divisi Work Shop sebagai profit center dan divisi Teknik produksi
sebagai pembeli intern.Divisi Work Shop memproduksi spare part A yang dijual keluar dan untuk
pemakaian (divisi Teknik).Kedua Divisi sedang memperimbangkan penentuan harga transfer
Spare part –A tahun anggaran 2011.Dasar perhitungan Anggaran bahwa tingkat produksi
beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 12.000 unit . Estimate perhitungan Biaya pendekatan
variable costing sebesar Rp.3.240.000.000 sebagai berikut :

Biaya Variabel:
Biaya Produksi Variabel Rp. 1.800.000.000
Biaya Adm dan umum Variabel Rp. 120.000.000
Biaya Penjualan Variabel Rp. 60.000.000
Total Biaya Variabel --------------------------- Rp 1.980.000.000

Biaya Tetap :
Biaya Produksi Tetap Rp 600.000.000
Biaya Adm dan umum tetap Rp 480.000.000
Biaya Penjualan Tetap Rp 180.000.000

233
Total Biaya Tetap --------------------------- Rp 1.260.000.000
------------------------
Total Biaya penuh Rp 3.240.000.000

==============
Total Aktiva pada awal tahun anggaran 2011 diproyeksikan sebesar Rp 10. Milyar.
Laba yang diharapkan ditetapkan dengan ROI 20 %.
Diminta :
Harga trnsfer Spare part –A yang dihitung dengan Cost-Based Transfer Pricing dengan
pendekatan variabel Costing

Jawab : XI-3
Perhitungan Mark-Up:
Biaya Tetap Rp 1.260.000.000
Laba yang diharapkan 20% x Rp 10 milyar Rp 2.000.000.000
------------------------ (+)-
Jumlah Rp 3.260.000.000
Biaya Variabel R0p 1.980.000.000
Mark-Up 165 %
Perhitungan Harga Jual :
Biaya Variabel Rp 1.980.000.000
Mark-Up 165 % x Rp 1.980.000.000 Rp 3.267.000.000
------------------------ ( + )
Rp 5.247.000.000
Volume Produk 12.000 unit

Harga Jual Per-unit Rp. 437,250


===========
(iii).Penetuan harga transfer berdasarkan Harga yang dinegosiasikan/yang disepakati

Harga transfer yang disepakati/ dinegosiasikan seringkali digunakan ketika harga pasar tidak

menentu dan berubah-ubah secara konstan.Harga transfer yang dinegosiasikan merupakan hasil

dari proses penawaran antara unit yang membeli ( yang menerima ) dan unit yang menjual

(menyerahkan ).Dengan demikian harga transfer yang dinegosiasikan menggambarkan rentang

dimana dua divisi menegosiasikan harga transfer jika terdapat kapasitas yang tidak terpakai.

234
ILUSTRASI-XI-4

( HARGA TRANSFER YANG DINEGOSIASIKAN )

PT Indo Global Mandiri Mempunyai suatu divisi (Divisi X) memerlukan 5.000 unit suku cadang

khusus yang dibuat menurut pesanan.Divisi Y pada perusahaan terebut mampu membuat Suku

cadang tersebut .Menurut perhitungan divisi Y biaya variabel untuk membuat suku cadang per-

unit Rp 8.000 dimana untuk memproduksi suku cadang khusustersebut divisi Y mengurangi

produksi A sebanyak 3.500 unit.Produk A dijual Rp 45.000 dengan biaya varibel per-unit Rp 25.000.

Diminta : Hitunglah harga Transfer dan buat analisa

Jawab :XI- 4

RUMUS = Harga Transfer = Biaya Variabel per-unit + Marjin kontribusi yang hilang dalam

penjualan kepihak luar

Marjin Kontriibusi yang hilang :

Harga Produk A Rp 45.000

Biaya Variabel Rp 25.000

-----------------

Rp 20.000

Produk A yang dihentikan 3.500 unit

Marjin kontribusi yang hilang ( 3.500 unit x Rp 20.000) = Rp 70.000.000

Rumus Rp 70.000.000

Marjin Kontribusi per-unit yang hilang =----------------------------------= Rp 14.000

5.000 unit

Harga transfer per-unit = Rp 8.000 + Rp 14.000 = Rp 22.000

Dengan demikian Harga Transfer ini adalah harga minimal (Tidak boleh < Rp.22.000)

=======================================================================

235
LATIHAN MANDIRI

XI.TEORI

1. Harga yang dipakai untuk mentransfer barang dan jasa antar divisi dan dari unit afiliasi
yang satu keunit yang lain disebut Transfer Pricing. B/S
2. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan transfer pricing hanya perhitung biaya
dengan pendekatan Activity Based Costing ( ABC –Costing ) B/S
3. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan Transfer Pricing adalah hanya konsep
biaya penuh (Full Costing ): B/S
4. Penentuan Harga Transfer menurut full costing mencakup Obsorption Costing,direct
costing/variable costing Dan Activity Based costing : B/S

5. Dalam penentuan Harga transfer oleh harga pasar ,maka Harga pasar tersebut harus
dikurangi (Market Price—minus )dengan potongan volume (Rabat),biaya promosi ,komisi
penjualan dan biaya penagiahan serta biaya pergudangan
6. Hal-hal yang harusdipertimbangkan dalam Penenrtuan Harga transfer atas dasar Biaya
(Cost –Based Transfer Pricing) adalah:
a. Tanggung jawab masing-masing divisi yang terlibat harus dipisahkan ,bila divisi
penjual tidak efesien maka penentuan harga transfer harus dikeluarkan/tidak boleh
dialihkan ke divisi pembeli melalaui harga transfer.
b. Penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual untuk melakukan
perbaikan,meningkatkan produktivitas dan efesiensi kerja.
c. Harus ada aturan yang baku dan fairness antara divisi penjual dan pembeli dalam
penetuan harga transfer.
d.Semuanya benar

XI.2. Problem

(Adaptasi dari :Charles T.Horngren Halaman 392)

1. PT Indo Global Mandiri( PT IGM ) merupakan perusahaan yang sangat terdesentralisasi. Setiap

manajer divisi memiliki otoritas penuh untuk keputusan pengambilan sumber dari luar dan

keputusan penjualan. Divisi mesin dari PT IGM telah menjadi pemasok utama dari 2.000 poros

mesin yang diperlukan Divisi Traktor setiap tahun.

Akan tetapi, Divisi Traktor baru saja mengumumkan rencananya membeli semua poros mesinnya

236
ditahun mendatang dari dua pemasok eksternal dengan harga $200 per poros mesin. Divisi mesin

Pillercat belum lama ini meningkatkan harga jualnya untuk tahun yang akan datang menjadi $220

per unit (dari $200 per unit ditahun ini).

Tuan BAGUS manajer Divisi Mesin, kenaikan harga sebesar 10% merupakan hal yang wajar. Hal

tersebut diperoleh dari beban penyusutan yang lebih tinggi dari beberapa peralatan khusus yang

baru, yang digunakan untuk membuat poros mesin dan kenaikan dalam biaya tenaga kerja. Tuan

Bagus ingin agar presiden direktur dari PT IGM untuk memaksa Divisi Traktor untuk membeli

semua poros mesinnya dari Divisi Mesin dengan harga $220. Tabel berikut meringkas data kunci.

A B
1. Jumlah poros mesin yang dibeli oleh Divisi Traktor 2.000
2. Harga pasar per poros mesin dari pemasok eksternal $200
3. Biaya Variabel per poros mesin di Divisi Mesin $190
4. Biaya tetap per poros mesin di Divisi Mesin $20

DIMINTA

(1). Hitung keuntungan atau kerugian dalam istilah laba operasi tahunan untuk PT IGM secara

keseluruhan jika Divisi Traktor membeli poros mesin secara internal dari Divisi Mesin dibawah

setiap kasus berikut:


A. Divisi Mesin tidak memiliki alternatif penggunaan lain untuk fasilitas yang digunakan

untuk membuat poros mesin.


B. Divisi Mesin dapat mengunakan fasilitas untuk operasi produksi lainnya, dimana akan

menghasilkan penghematan operasi tunai tahunan sebesar $29.00.


C. Divisi mesin tidak memiliki alternatif penggunaan lain untuk fasilitasnya, dan pemasok

eksternal menurunkan harganya menjadi $185 per poros mesin.


(2). Sebagai presiden direktur dari PT IGM bagaimana Anda akan merespon permintaan

tuan Bagus bahwa Anda memaksa Divisi Traktor untuk membeli semua poros mesinnya

dari Divisi Mesin?Apakah respon Anda akan berbeda berdasarkan Tiga kasus yang

digambarkan dipertanyaan 1?Jelaskan

JAWABAN : X.2.1
(1). Perhitungan untuk Divisi Traktor membeli poros mesin secara internal untuk satu tahun pada kasus a,

237
b, c.

A B C D
1 Kasus
2 a b C
3 Jumlah poros mesin yang dibeli oleh Divisi Traktor 2.000 2.000 2.000
4 Harga pasar per poros mesin dari pemasok eksternal $200 $200 $185
5 Biaya Inkremental per poros mesin di Divisi Mesin $190 $190 $190
6 Biaya oportunitas Divisi mesin memasok poros - $29.00 -
7 Mesin ke Divisi Traktor
8
9 Total biaya pembelian jika membeli dari pemasok
10 Eksternal (2.000 poros x $200,$200,$185 per poros) $400.000 $400.000 $370.000
11 Biaya Inkremental karena membeli dari Divisi Mesin
12 (2.000 poros x $190 per poros ) 380.000 380.000 380.000
13 Total biaya oportunitas di Divisi mesin - 29.00 -
14 Total biaya relevan 380.000 409.000 380.000
15 Keuntungan (kerugian) laba operasi tahunan untuk
16 Pillercat karena membeli dari Divisi Mesin $20.000 $(9.000) $(10.000)

Pedoman umum yang diperkenalkan dibab ini sebagai langkah pertama dalam menetapkan harga

transfer dapat digunakan untuk menjelaskan alternatif.

A B C D E F G
1 Kasus Biaya Inkremental per Biaya Harga Harga

unit yang muncul Oportunitas per Transfer pasar

saat transfer unit ke Divisi eksternal

Pemasok
2 a $190 + $0 = $190 $200
3 b $190 + $14,50 = $204,50 $200
4 c $190 + $0 = $190.00 $185

“Biaya oportunitas per unit = Total Biaya oportunitas + Jumlah poros mesin =$14,50

Membandingkan harga transfer dengan harga pasar eksternal, Divisi Traktor akan memaksimalkan

laba operasi tahunan dari PT IGM secara keseluruhan dengan membeli dari Divisi Mesin dikasus a

dan dengan membeli dari pemasok eksternal dikasus b dan c.

238
(2). PT IGM merupakan perusahaan yang sangat terdesentralisasi. Jika tidak terdapat transfer

yang dipaksakan, Divisi traktor akan menggunakan pemasok ekstrenal, keputusan yang akan

menjadi kepentingan terbaik perusahaan secara keseluruhan dalam kasus b dan c dari pertanyaan

1 tapi bukan dalam kasus a.


Misalkan dalam kasus a, Divisi mesin menolak untuk memenuhi harga $200. Keputusan ini

berarti bahwa perusahaan akan menderita kerugian $20.000 dalam jangka pendek. Apakah

sebaiknya manajem,en puncak turut campur dan memaksa tranfer pada $ 200?.Campur tangan

ini akan memotong filosofi desentralisasi. Banyak manajemen puncak tidak tidak akan turut

campur karena mereka akan memandang $20.00, sebagai biaya yang tidak terhindarkan dari

keputusan suboptimal yang dapat muncul pada desentralisasi. Akan tetapi berapa tinggi biaya

ini sebelum godaan untuk turut campur menjadi tidak tertahankan? $30.00? $40.00?.Setiap

campur tangan manajemen puncak dengan pengambilan keputusan tingkat yang lebih rendah

akan memperlemah desentralisasi. Tentu saja, manajemen PT IGM kadang-kadang mungkin

turut campur untuk mencegah kesalahan yang menelan banyak biaya. Akan tetapi membiarkan

campur tangan dan pembatasan akan mengacaukan operasi usaha PT IGM .

X.2.2. Koperasi Universitas IGM bergerak dalam desain dan produksi perkakas roll, dan
mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan
mesin, tukang las Hidrolik, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan pemanasan
(Oven). Karena persaingan yang ketat dari barang impor Koperasi UIGM memilki
kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun yang lalu telah mem-PHK 100 karyawan.

Harga produk, Koperasi UIGM memperkirakan biaya desain produk dan mark –up naik
sebesar 40 persen .
Biaya diperkirakan sebagai berikut:
(i) Biaya desain :Berdasarkan jam rekayasa estimasi tarif Rp.80 per jam
(ii) Bahan :Perkiraan biaya aktual bahan.
(iii)Tenaga kerja :Perkiraan biaya tenaga kerja langsung aktual
(iv) Penyusutan Peralatan :Pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan
untuk setiap jenis peralatan.
Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan dalam
jam kerja tahunan dengan estimasi penggunaan sebagai berikut :

Jenis peralatan Depresiasi tahunan Jam kerja tahunan


------------------------ ---------------------------- --------------------------
Penggilingan Rp.12.000.000 4.000
Pengelasan Rp. 4.000.000 8.000
Bor tekan Rp. 2.000.000 5.000
Penekan Hidrolik Rp 8.000.000 4.000

239
Oven /Pemanasan Rp 10.000.000 4.000

(v). Biaya pabrikasi lainnya diperkirakan sebagai Rp100 per jam tenaga kerja langsung
overhead ( diluar depresiasi).
Preston Company memesan mesin peralatan dalam jumlah besar dengan harga beli Rp
100.000 per-unit
Koperasi Universitas IGM menetapkan harga jual kepada Preston co dengan perkiraan
kalkulasi biaya sbb.:
Bahan Rp 50.000
Tenaga kerja langsung 28 Jam x Rp 50 Rp 1.400
15 Jam x Rp 36 Rp 540
25 Jam x Rp 60 Rp 1.500
Waktu desain 18 Jam
Waktu penggilingan 9.0 Jam
Waktu pengelasan 5.0 Jam
Waktu penekanan bor 7.0 Jam
Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam
Waktu Pemanasan 2.0 Jam
Biaya Overhead lainnya: _______
Total Biaya Perkiraan : _______
Mark Up 40% : _______
Tawaran Harga : _______

Diminta :

a. Perkiraan total biaya dan penetapan harga dengan Mark- up 40 persen

b. Preston Company telah memberitahukan kepada Pengurus Koperasi UIGM , ia akan


menggunakan pemasok lain jika harga tawaran lebih dari Rp 100.000. Buatlah analisa
apakah pesanan dari Preston Co diterima .

240

Das könnte Ihnen auch gefallen