Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kultur Mikroalga
Kultur Mikroalga
Oleh :
Nama : Mohamad Rizya Sanjaya
NIM : B1J014022
Kelompok :1
Rombongan : IV
Asisten : Nur Rosyidah
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara kultur mikroalga
Chlorella sp. dan Spirulina sp. menggunakan limbah cair tapioka pada skala
laboratorium.
C. Tinjauan Pustaka
Mikroalga adalah mikroorganisme fotosintetik dengan morfologi sel yang
bervariasi, baik uniselular maupun multiselular (membentuk koloni kecil). Sebagian
besar mikroalga tumbuh secara fototrofik, meskipun tidak sedikit jenis yang mampu
tumbuh secara heterotrofik Ganggang hijau-biru prokariotik (cyanobacteria) juga
termasuk dalam kelompok mikroalga. Dalam Bergey's Manual of Systematic
Bacteria, kelompok mikroorganisme ini ditempatkan bersama-sama dengan klas
Oxyphotobacteria, dalam divisi Gracilicutes (Kurniawan dan Gunarto, 1999).
Pertumbuhan yang baik dari suatu kultur mikroalga adalah merupakan
keseimbangan antara unsur-unsur nutrien esensial didalam air media baik nutrien
makro maupun mikro. Kekurangan nutrien didalam media kultur merupakan salah
satu faktor penting yang membatasi pertumbuhan dan kontrol kualitas nutrisi
produksi biomassa. Banyak kandungan zat penyubur yang tidak sesuai dengan
kebutuhan sel seperti jumlah nitrogen atau ketidak stabilan kandungan metal,
khususnya Fe akan menurunkan pertumbuhan yang sangat drastis. Didalam kondisi
larutan media kultur alkalin, Fe dan bentuk metal lainnya sering terjadi pengurangan
pada periode waktu tertentu sehingga aktifitas metabolisme baik proses fotosintesa
maupun respirasi sel algae menjadi menurun (Jati, 2012).
Mikroalga dari genus chlorella ini hijau ditempatkan di bawah
Chlorococcales dan Chlorellacese. Reproduksi menggunakan autospora non-motil
.Species dari genus ini tersebar luas di perairan tawar dan laut. Melalui kultur murni,
mikroorganisme tumbuh cepat dan dapat digunakan sebagai bahan percobaan yang
ideal untuk penelitian dalam fotosintesis. Chlorella sp. telah digunakan dalam
berbagai aplikasi yaitu di bidang pertanian, bioteknologi. Chlorella sp. digunakan
sebagai makanan yang kaya protein dan juga digunakan dalam proses oksidasi
limbah (Ponnuswamy, 2013)
Klasifikasi Chlorella sp. menurut Bold dan Wynne (1985) adalah sebagai
berikut:
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp
Mikroalga jenis Chlorella sp. dapat menghasilkan senyawa yang disebut
lutein. Lutein merupakan karotenoid alami berbentuk kristal padat berwarna kuning
yang dapat diproduksi oleh mikroalga tertentu. Kebutuhan akan lutein semakin
meningkat karena lutein merupakan satu-satunya senyawa antioksidan yang
berkaitan dengan kejadian katarak pada mata. Fungsi lain dari pigmen ini sebagai
anti penuaan dini (antiaging) pada kulit yang terkena radiasi sinar UVB matahari.
Mikroalga Chlorella pyrenoidosa galur INK menghasilkan senyawa lutein yang
dapat terlarut dalam etanol dan heksan. Mikroalga C. pyrenoidosa menghasilkan
ekstrak lutein crude sebesar 100 μg per gram berat basah sel mikroalga. Hasil
fraksinasi dan purifikasi diperoleh ekstrak lutein murni sebesar 0,878 μg per gram
berat basah sel mikroalga (Kusmiati et al. 2010).
Spirulina merupakan mikroorganisme autrotrof berwarna hijau-kebiruan
dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix), sehingga
disebut alga biru-hijau berfilamen (cyanobacterium) (Richmond, 1988). Bentuk
tubuh Spirulina sp yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang
berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer.
Filamen Spirulina sp hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Richmond,
1988).
Klasifikasi Spirulina menurut Bold & Wyne (1985) yaitu :
Kingdom : Protista
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscilatoriaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp.
Industri tepung tapioka merupakan salah satu industri yang menghasilkan
limbah pada proses produksinya, produk limbah yang dihasilkan berupa limbah cair
dan limbah padat. Limbah cair industry tapioka dihasilkan dari proses produksi, baik
dari pencucian bahan baku sampai pada proses pemisahan pati dari airnya atau
proses pengendapan. Limbah cair dari hasil industri tepung tapioka apabila dibiarkan
atau dibuang ke aliran sungai akan dapat mencemari lingkungan, dan ekosistem di
dalam lingkungan tempat limbah tersebut dibuang (Putra et al., 2016).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Chlorella sp.,
Spirulina sp. limbah cair tapioka, chlorin, tiosulfat, dan air.
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, botol
kultur, pipet tetes, lampu TL 40 watt, selang aerasi, aerator, beaker glass,
haecytometer, sedgewich rapter, object glass dan cover glass.
B. Metode
1. Botol kultur disterilisasi dengan chorin selama 24 jsm.
2. Botol kultur dietralkan dengan tiosulfat selama 1 jam.
3. Botol kultur diidi media limbah cair
4. Bibit mikroalga dihitung kemudian bibit yang telah dihitung dimasukkan ke
dalam botol kultur.
5. Botol kultur diaerasi.
6. Biakan mikroalga diamati dan dihitung kepadatannya.
L1 = 5 , L2 = 7 , L1 = 2 , L2 = 4 , L1 = 7
= 2.547,7 sel/ml
Gambar 3. 1 Gambar 3. 2
Gambar 3. 3
Keterangan
A. Pembahasan
B. Saran
Proses kultur harus dilakukan dengan pemantauan faktor lingkungannya,
seperti pemantauan cahaya atau aerasi secara berkala. Tidak berfungsinya aerasi
dapat menyebabkan kultur tidak berjalan dengan maksimal.
DAFTAR REFERENSI
George, B., Imran Pancha, Chahana Desai, Kaumeel Chokshi, Chetan Paliwal,
Tonmoy Ghos & Sandhya Mishra. 2014. Effects of different media
composition, light intensity and photoperiod on morphology and physiology of
freshwater microalgae Ankistrodesmus falcatus – A potential strain for bio-fuel
production. Bioresource Technology, 171: 367–374.
Kusmiati, Agustini NWS, Tamat SR, Irawati M. 2010. Ekstraksi dan purifikasi
senyawa lutein dari mikroalga Chlorella pyrenoidosa Galur Lokal Ink. J Kimia
Indonesia, 5: 30-34.
Putra, H. H. P., Sutaryo & Endang Purbowati. 2016. Pengaruh Penggunaan Limbah
Cair Tepung Tapioka Dan Feses SapiSebagai Substrat Biogas Terhadap
pnecernaan Nitrogen, Total Ammonia Nitrogen Dan Konsentrasi Vfa.
AGROMEDIA, 34(1): 64-69.
Taw, N. 1990. Petunjuk Kultur Murni dan Massal Mikroalga. Proyek Pengembangan
Udang. United Nation Development Progamme Food and Agriculture
Organization of the United Station