Sie sind auf Seite 1von 9

Psikologi pendidikan

MINI RISET
Gaya Belajar Pada Siswa SMP Santa Maria Medan
Dosen pengampu : Siti Maharani Simbolon ,S.Pd.,M.Pd.

NAMA : LILIS ANASTASIA PURBA(4173111041)

ROHWANDI (4172111041)

YEVIN KRISTINA (4173111083)

KELAS : MATEMATIKA DIK E

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mini riset adalah salah satu tugas dalam bentuk penelitian kecil guna mengumpulkan
data empiris agar menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang di teliti dengan
memacu pada data primer yang telah dikumpulkan sehingga di dapat hasil penelitian.
Adapun mini riset ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas Psikologi Pendidikan.
Peserta didik memiliki bermacam cara belajar. Sebagian siswa belajar dengan sangat
baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya mereka ini menyukai
penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru.
Selama pelajaran, mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Peserta
didik visual ini berbeda dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-
sungkan untuk memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan.
Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajran,
mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau
kebisingan. Peserta didik kinestik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam
kegiatan. Mereka cenderung impulsif, semau gue dan kurang sabaran. Selama pelajaran,
mereka mungkin saja gelisah bila tidak bias leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu

1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam penelitian kecil


2. Menambah wawasan
3. Mengetahui gaya belajar pada siswa yang diteliti
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kerangka Teoritis

Pengertian Belajar

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru agar mampu melaksanakan
pembelajaran yang efektif adalah memahami tentang bagaimana siswa belajar. Belajar sering
dikaitkan dengan penambahan pengetahuan. Pengertian belajar yang lain dikemukan oleh
Fontana (1981), belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne (1985) juga menyatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan
berasal dari proses pertumbuhan. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya,
dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan
kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan,
1991: 168). Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman
hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran,
dan kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita
mengenal baik gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam
menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.

Menurut Deporter dan Hernacki dalam Purnawati (2014: 63), gaya belajar merupakan
kombinasi menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mudahnya begini, anda memiliki
lima indra, yaitu melihat, mendengarkan, meraba, mencium, dan merasakan. Dari lima indra
tersebut, hanya tiga yang dipakai belajar, yaitu melihat (visual), mendengarkan (auditory),
dan merasakan (touch).
Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya belajar
seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan
stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Jadi, disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar meliputi bagaimana menangkap,
mengatur serta mengolah informasi yang diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Tipe Gaya Belajar

1. Tipe Belajar Visual (Visual Learner)

Visual learner adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep data dan informasi
lainnya dikemas dalam gambar dan teknik. Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki
ketertarikan yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis organisatoris, seperti
jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya. Beberapa teknik yang
digunakan dalam belajar visual untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan belajar, lebih
mengedepankan peran penting mata penglihatan (visual). Individu yang memiliki gaya
belajar visual sangat tertarik dengan warna-warni menyolok. Mereka cenderung duduk di
pusat perhatian atau paling depan untuk menghindari penghalang visual (dari halangan siswa
lain). Mereka sering tampak melamun, padahal sebenarnya memperhatikan dengan seksama
gerak gerik lawan bicaranya atau orang yang sedang menerangkan kepadanya. Individu yang
bergaya seperti ini membutuhkan instruksi secara tertulis. Biasanya, anak yang memiliki
visual disukai oleh para guru. Anak dengan gaya ini mudah mempelajari materi pelajaran
dalam kelas karena biasanya metode yang disajikan oleh guru adalah metode visual, yaitu
membaca, menulis daan melihat papan tulis. Ciri-ciri dan kelemahan gaya belajar visual
adalah sebagai berikut: Kesulitan memahami pesan yang disampaikan secara lisan, memiliki
kecenderungan memperhatikan sikap dan gerakan bibir guru yang sedang mengajar atau
seseorang yang sedang menerangkan, masuk kategori pendengar yang kurang baik saat
berkomunikasi, cenderung pasif bila dalam kegiatan kelompok atau diskusi, membutuhkan
alat peraga saat penjelasan dilakukan, tidak merasa terganggu dengan segala suara yang
hingar-bingar.
Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner)

Auditory learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui
mendengarkan, menggunakan indera pendengar untuk menginterprestasikan maksud
informasi yang didapatkan dengan memerhatikan intonasi, nada suara, kecepatan berbicara,
dan nuansa hati pembicara. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan
kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu, guru
sebaiknya memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai
gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru. Mereka menyenangi belajar melalui
ceramah, kuliah lisan, diskusi, berbicara berbagai hal melalui tanya jawab, dan
mendengarkan orang tentang suatu hal. Anak dengan belajar tipe ini dapat mencerna makna
yang disampaikan oleh guru melalui verbal simbol atau suara, tinggi rendahnya, kecepatan
berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Anak-anak seperti ini dapat menghafal lebih cepat
melalui membaca teks dengan keras atau mendengarkan media audio.

Tipe Belajar Kinestetik (Tactual Learner)

Tactual learner siswa belajar dengan cara melakukan, menyentuh, merasa, bergerak,
dan mengalami. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik mengandalkan belajar melalui
bergerak, menyentuh dan melakukan tindakan. Misal, bila dalam pelajaran anatomi, maka
dibutuhkan boneka untuk disentuhnya agar mudah mengingat. Anak seperti ini sulit untuk
duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah
kuat. Siswa yang bergaya belajar seperti ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Oleh
karena itu pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual
dan praktik.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah pengumpulan data melalui angket yang diberikan
kepada siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Santa Maria Medan. Waktu penelitian
adalah pada saat melakukan observasi (magang) di sekolah tersebut. Objek dalam penelitian
ini adalah beberapa siswa SMP Santa Maria Medan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik penelitian berupa pertanyaan mengenai gaya belajar. Data yang di
kumpulkan merupakan data primer sebagai data dasar yang di jadikan sebagai perhitungan
atau presentase mengenai jenis gaya belajar siswa.
BAB IV

PEMBAHASAN

Jenis gaya belajar Banyak siswa Persentase

kinestetik 10 22,72%
auditori 19 43,18%
visual 15 34,09%

Dari ketiga gaya belajar, terlihat bahwa gaya belajar auditori mendominasi. Auditory
learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui mendengarkan, menggunakan
indera pendengar untuk menginterprestasikan maksud informasi yang didapatkan dengan
memerhatikan intonasi, nada suara, kecepatan berbicara, dan nuansa hati pembicara. Siswa
yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui
telinga (alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih
cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan
guru. Mereka menyenangi belajar melalui ceramah, kuliah lisan, diskusi, berbicara berbagai
hal melalui tanya jawab, dan mendengarkan orang tentang suatu hal. Anak dengan belajar
tipe ini dapat mencerna makna yang disampaikan oleh guru melalui verbal simbol atau suara,
tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Anak-anak seperti ini
dapat menghafal lebih cepat melalui membaca teks dengan keras atau mendengarkan media
audio.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa SMP Santa Maria Medan memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Hasil penelitian diperoleh
dari hasil angket adalah terdapat 15 orang siswa yang memiliki gaya belajar visual, 19 orang
siswa memiliki gaya belajar auditori, dan 10 orang siswa dengan gaya belajar kinestetik. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa gaya belajar yang mendominasi yaitu gaya belajar
auditori dengan presentase sebesar 43,18 % sedangkan gaya belajar visual 34,09 % dan
kinestetik 22,72 %.

Saran

Guru/ wali kelas dapat mengetahui dan mempelajari gaya belajar siswanya masing-
masing dengan memperhatikan ciri-ciri gaya belajar tersebut. Setelah mengetahui gaya
belajar siswa selanjutnya guru diharapkan dapat memberikan strategi yang tepat dengan gaya
belajar siswa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang masih perlu pengembangan
dan masih memiliki kekurangan yang nantinya dapat dijadikan bahan untuk penelitian yang
relevan. Masih perlunya perbaikan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan kritik dan saran
yang lebih baik lagi sehingga dapat memperbaiki penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

B. R. Hergenhahn & Matthew H. Olson. 2008. Theories Of Learning (Teori Belajar) Edisi
Ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Jihad, M. Pd., Drs. Asep dan Dr. Abdul Haris, M. Sc. 2013. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Presindo.

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVA Press..

Winkel. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.

Das könnte Ihnen auch gefallen