Sie sind auf Seite 1von 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Pengaruh Gradasi dan bentuk Permukaan


Tanah Pasir Terhadap kuat Gesernya

Oleh:
LAMBOK JADIAMAN SIMANJUNTAK
NIM : 1307113327

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
1

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara
berkembang lainnnya. Sehingga dibutuhkan berbagai infrastruktur yang
bagus dan memadai yang mampu menggerakkan dan memenuhi
kebutuhan masyarakat pada umumnya. Seperti Lahan hunian, Prasarana
transportasi, dan sebagainya. Demi menunjang hal tersebut, maka aspek
kuantitas dan kualitas sebuah infrastruktur harus memenuhi syarat.
Dalam pembangunan sebuah infrastruktur tentu ada hal-hal yang
harus diperhatikan yaitu dalam pemilihan sebuah material yang tepat dan
cocok untuk infrastruktur tersebut. Misalnya dalam perencanaan timbunan
untuk perencanaan Reklamasi, menurut herman (1997) dimana persyaratan
gradasi material untuk timbunan reklamasi dibutuhkan komposisi
maksimum 30% kerikil, pasir minimum 50%, dan lanau lempung
maksimum 20% (as cited in prihatin, 2009). Hasil ini menunjukkkan
bahwa sangat dominannnya penggunaan tanah pasir dalam perencanaan
timbunan.
Di alam ini banyak ditemukan berbagai macam bentuk tanah pasir
yang bisa dijumpai di mana saja, yaitu ada yang berbentuk bersudut
(angular), Semi bersudut (sub-angular), semi bulat (sub-rounded), dan
bulat (rounded). dimana yang berbentuk bulat lebih banyak ditemukan
pada bagian hilir sungai, dan yang bersudut lebih banyak di jumpai pada
bagian hulu sungai dan pantai. Hal ini di karenakan saat proses
pengangkutan sedimen terjadi proses penggelindingan butiran pasir dari
hulu sungai sampai ke hilir, yang membuat bentuk permukaan pasir yang
bersudut menjadi bulat.
Penentuan gradasi tanah pasir untuk stabilitas yang berhubungan
dengan timbunan dan galian sangat penting, karena akan sangat
mempengaruhi distribusi ukuran butiran, apakah bergradasi baik (well
graded), buruk (poorly graded), atau selang (gap graded).
2

Khairul (2017) dalam penelitiannya menganalisa pengaruh gradasi


pasir dan kadar lempung terhadap kuat geser tanah, memyimpulkan bahwa
distribusi ukuran butiran pasir sangat memepengaruhi kuat geser tanah,
semakin kasar ukuran butiran pasir yang mendominasi maka sudut geser
tanah akan semakin besar sebaliknya, semakin halus ukuran butiran pasir
yang mendominasi makan semakin kecil kuat geser tanah dan koefisein
gradasi Cc dan Cu tidak berpengaruh terhadap kuat geser tanah.
Selain itu, bentuk dan permukaan tanah pasir sangat
mempengaruhi kekuatan gesernya dimana bentuk tanah pasir yang
bersudut akan mempunyai kuat geser yang tinggi dibandingkan dengan
bentuk tanah pasir yang bulat, ini dikarenakan interlocking yang tinggi
antara butiran yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu stabilitas
yang meliputi galian, timbunan, dan struktur lainnya yang dibangun di atas
tanah tergantung kepada tahanan geser tanah yang tersedia pada
permukaan bidang geser tanah tersebut.
Dari beberapa permasalahan di atas, maka penelitian ini akan
membahas pengaruh variasi gradasi dan bentuk permukaan tanah pasir
terhadap sifat mekanisnya dengan pengujian uji geser langsung (Direct
shear).

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan sebelumnya dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi gradasi terhadap sifat mekanis tanah
pasir pada bentuk permukaan yang sama.
2. Bagaimana pengaruh variasi gradasi terhadap sifat mekanis tanah
pasir pada bentuk permukaan yang berbeda.
3. Manakah yang mempunyai sudut geser paling besar antara bentuk
pasir bersudut (angular) dan pasir bulat (Rounded)
3

C. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa sifat mekanis tanah pasir dari
pengaruh gradasi dan bentuk butiran.
Adapun manfaat dari pengujian yang dilakukan adalah mengetahui
pengaruh gradasi dan bentuk butiran tanah pasir terhadap sifat
mekanisnya.

D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium.
2. Penentuan bentuk butiran diamati secara visual.
3. Material pasir yang digunakan bisa diambil dari pantai, sungai
maupun toko bangunan.
4. Kepadatan dalam kondisi padat maksimum.
5. Pengujian kuat geser dengan alat pengujian uji geser langsung
(direct shear).

E. Tinjauan Pustaka
E.1. Tanah
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah di defenisikan sebagai
material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-
bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan
zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-
partikel padat tersebut (Das, 1995). Tanah berguna sebagai bahan
bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, di samping itu
tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
4

Berdasarkan sudut pandang geoteknik, tanah dapat dibagi menjadi


dua bagian yaitu tanah non kohesif (non plastis), dan tanah kohesif
(plastis). Ditinjau dari sudut pandang teknik sipil tanah non kohesif adalah
tanah yang mempunyai kekuatan geser apabila dalam kondisi di tekan,
apabila tidak ada tekanan maka tanah dalam kondisi berderai. Yang
termasuk tanah non kohesif atau non plastis adalah tanah pasir. Tanah
kohesif adalah tanah yang mempunyai kekuatan tanpa ada gaya tekan,
karena ada kekuatan lain selain tekanan, yaitu kohesi.
Sistem klasifikasi tanah yang umum dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
1. Klasifikasi tanah berdasarkan Unified Soil Classification System
(USCS).Menurut sistem ini tanah dikelompokkan dalam beberapa
bagian yang masing masing diuraikan lebih spesifik lagi dengan
memberi simbol pada setiap jenis tanah yaitu:
a. Tanah berbutir kasar, yaitu tanah yang mempunyai
persentase lolos ayakan No.200 <50%.yaitu:
kerikil (G) apabila setengah fraksi kasar tertahan pada
saringan No.4, dan pasir (S) apabila lebih dari setengah
fraksi kasar berada diantara ukuran saringan No.4 dan
No.200.
b. Tanah berbutir halus, adalah tanah dengan persentase lolos
ayakan No.200>50% yaitu:
Lanau (M), lempung organik (C) dan tanah organik (O)
tergantung bagaimana tanah itu terletak pada grafik
plastisitas.

2. Klasifikasi tanah berdasarkan American Association of State


Highway and transportation officials (AASHTO).
Menurut sistem ini tanah dikelompokkan kedalam tujuh kelompok
besar yaitu (A1,A2,A3,A4,A5,A6,A7) yang pembagiannya sebagai
berikut:
5

a. Kelompok (A1,A2,A3) adalah tanah yang di klasifikasikan


ke dalalam tanah ber utir kasar dimana 35% atau kurang
dari jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan No.200.
sebagian besar tanah ini di dominasi oleh kerikil dan pasir.
b. Kelompok (A4,A5,A6,A7) adalah tanah yang di
klasifikasikan ke dalam tanah berbutir halus dimana lebih
dari 35% butirannya lolos ayakan No.200. sebagian besar
tanah ini di dominasi oleh lanau dan lempung.

E.2. Tanah pasir


Tanah pasir adalah tanah berbutir (granular) atau non kohesif yang
mempunyai sifat lepas (loose) dan mempunyai sifat-sifat teknis yang
sangat baik, yaitu:
1. Merupakan material yang baik untuk mendukung bangunan dan
badan jalan,karena mempunyai kapasitas dukung yang tinggi dan
penurunan kecil, asalkan tanahnya relatif padat.
2. Merupakan material yang baik untuk tanah urug pada dinding
penahan tanah , struktur bawah tanah, dan lain-lain.
3. Tanah yang baik untuk timbunan, karena mempunyai kuat geser
yang tinggi.
4. Bila tidak di campur dengan material kohesif, tidak dapat
digunakan sebagai bahan tanggul, bendungan, kolam dan lain-lain,
karena pemeabilitasnya besar.
Hal lain yang penting mengenai tanah pasir adalah bentuk dan
ukuran butirannya. Semakin besar dan kasar permukaan butiran, semakin
besar kuat gesernya. Oleh pengaruh gaya geser, butiran yang kecil mudah
sekali menggelinding, sedang butiran yang besar akibat geseran akan
memasak satu sama lain.
6

Berdasarkan ukuran butirannya tanah pasir mempunyai interval


ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan standar yang di gunakan. Untuk
AASHTO ukuran tanah yang di golongkan pasir adalah bagian tanah
dengan ukuran 2 mm sampai 0.075 mm. Sedangkan untuk USCS ukuran
tanah yang di golongkan pasir adalah bagian tanah dengan ukuran 4,75
mm sampai 0.075 mm.
Di alam ini ada berbagai bentuk variasi butiran tanah pasir yaitu:
1. Bersudut (angular)
2. Semi Bersudut (sub- angular)
3. Semi bulat (sub-rounded)
4. Bulat (rounded)
Untuk lebih jelasnya dpat dilihat pada gambar 1.

gambar 1. Bentuk-bentuk partikel tanah pasir

E.3. Gradasi
Gradasi adalah alat ukur distribusi butiran suatu sampel tanah.
Yang diperoleh dari analisis mekanis. Analisis mekanis dari tanah adalah
penentuan variasi ukuran partikel-partikel yang ada pada tanah. Variasi
tersebut di nyatakan dalam persentase dari berat kering total. Ada dua cara
yang umum digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran-ukuran
partikel tanah, yaitu:Analisis ayakan untuk partikel –partikel berdiameter
lebih besar dari 0,075mm.Analisis hidrometer untuk ukuran partikel-
partikel berdiameter lebih kecil dari 0.075mm.
7

Hasil dari analisis mekanik (analisis ayakan dan hidrometer)


umumnya digambarkan dalam kertas semi logaritmik yang dikenal sebagai
kurva distribusi ukuran butiran (particle size distribution curve). Diameter
partikel (butiran) digambarkan dalam skala logaritmik, dan persentase dari
butiran yang lolos ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa. Sebagai
contoh , gambar distribusi ukuran butiran dari dua tanah ditunjukkan
dalam gambar 2.

gambar 2. kurva distribusi ukuran butiran


dari kurva distribusi ukuran butiran maka dapat diperoleh jenis
gradasi tanah yaitu:
1. Gradasi baik (well graded)
2. Gradasi buruk (poorly graded)
3. Gradasi selang (gap graded).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
8

gambar 3. jenis-jenis kurva gradasi

Selain itu Kurva distribusi ukuran butiran dapat juga digunakan


untuk membandingkan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda. Selain itu
ada tiga parameter dasar yang dapat di tentukan dari kurva tersebut, dan
parameter-parameter tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
tanah berbutir kasar. Parameter-parameter tersebut adalah:
1. Ukuran efektif (effective size).
2. Koefisien keseragaman ( uniformity coefficient).
3. Koefisien gradasi (coefficient of gradation).
Diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran yang bersesuaian
dengan 10% yang lebih halus (lolos ayakan) didefenisikan sebagai ukuran
efektif, atau D10.
Koefisien keseragaman diberikan dengan hubungan:
Cu = (1)

Koefisien gradasi dinyatakan sebagai:


²
Cc = ×
(2)

Dimana:
a. Ukuran efektif, D10
9

Adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran yang


bersesuaian dengan 10% yang lebih halus.
b. Ukuran efektif, D30
Adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran yang
bersesuaian dengan 30% yang lebih halus.
c. Ukuran efektif, D60
Adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran yang
bersesuaian dengan 60% yang lebih halus
Suatu sampel tanah tanah pasir dapat di klasifikasikan sebagai tanah
bergradasi baik, apabila memenuhi syarat, yaitu nilai Cc antara 1-3 dan
nilai Cu >4

E.4. Kekuatan geser tanah


Kekuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawana internal
tanah tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau sepanjang bidang
geser tanah yang dimaksud (Das, 1995). Tanah granuler mempunyai
tahanan geser yang berupa gesekan., dimana tahanan gesernya merupakan
fungsi dari tegangan normal Jika tegangan normal besar, tahanan geser
juga besar (hardiyatmo, 2002). Pada gambar 4, diperlihatkan bahwa kuat
geser tanah granuler bertambah secara langsung dengan kenaikan
teganagan normal.

gambar 4. Kuat geser tanah granuler


10

Tegangan normal adalah tegangan yang bekerja tegak lurus pada


bidang gesernya. Jika tanah granuler kering dan tegangan normal nol,
tahanan geser juga nol. Bila tanah basah, kemungkinan tanah ini dapat
mempunyai kohesi yang lemah. Namun kohesi tersebut tidak boleh
diperhitungkan sebagai bagian dari kuat geser tanah bila di pakai untuk
sebuah perancangan bangunan.
Kuat geser tanah dapat dinyatakan dalam persamaan Coulomb:
= + ( − ) tan (3)
Dengan :
τ = tahanan geser tanah atau kuat geser tanah
c = kohesi
σ = tegangan total
u = tekanan air pori
φ = sudut gesek dalam (angle of internal friction)
Terdapat beberapa cara pengujian kuat geser yaitu:
1. Uji geser langsung (direct shear test)
2. Uji triaksial
3. Uji tekan bebas (unconfined compression test)
Pada penelitian ini, metode pengujian kuat geser yang dilakukan adalah uji
geser langsung (direct shear). Uji geser langsung merupakan pengujian
tertua dan paling sederhana untuk suatu susunan uji geser. Pada pengujian
direct shear seperti terlihat pada gambar 5,

gambar 5. skema alat uji geser langsung


11

Dari pengujian tersebut kekuatan geser tanah diperoleh dengan


cara menggeser contoh tanah yang diberi beban normal (N). Kekuatan
tanah yang diperoleh dari percobaan tersebut adalah dalam kondisi
drained, karena air di dalam pori tanah di ijinkan keluar selama
pembebanan, oleh karena itu percobaan direct shear pada umumnya
digunakan untuk tanah pasir (granuler).
Hubungan antara besarnya gaya geser (τ) dan beban normal (N)
dipresentasikan dalam grafik seperti terlihat pada gambar 6, untuk
menentukan parameter kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah(φ). Agar
diperoleh hasil yang akurat, maka pengujian dilakukan minimum 3 kali
dengan beban normal yang berbeda-beda.

gambar 6. Hasil pengujian direct shear

berikut ini adalah harga-harga yang umum dari sudut geser internal tanah
pasir pada kondisi drained.

Table 1. harga-harga sudut internal tanah pasir


Pasir:butiran bulat Φ (deg)
Lepas 27-30
Menengah 30-35
Padat 35-38
Pasir:butiran bersudut Φ (deg)
Lepas 30-35
Menengah 35-40
Padat 40-45
12

F. Metodologi Penelitian
F.1. Umum
Penelitian ini dilaksanakan dalam skala laboratorium. Pelaksanaan
penelitian ini melalui beberapa tahapan, tahap pertama yaitu persiapan alat
dan bahan. Pada tahap ini dilakukan pengujian sifat fisik tanah pasir.
Tahap kedua yaitu pengujian kuat geser tanah pasir dengan
menggunakan alat uji geser langsung (direct shear). Dan Tahap terakhir
yaitu menganalisa data hasil pengujian.

F.2. Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik
Sipil Universitas Riau.

F.3. Prosedur penelitian


Tahap persiapan alat dan bahan meliputi pengambilan sampel
tanah, pengujian propertis tanah pasir, dan persiapan kelayakan alat direct
shear. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah pasir yang bisa di ambil
dari mana saja selama memenuhi syarat bentuk butiran yang ditetapkan
yaitu bersudut (angular) dan bulat (rounded).
Pengujian propertis yang dilakukan mengikuti standar dari
American Society for Testing and Materials (ASTM), yaitu:
1. Berat volume
Pengujian berat volume bertujuan untuk mengetahui berat volume
asli tanah pasir, yaitu pada kondisi lepas dan padat. Sampel yang
digunakan adalah sampel yang terganggu.
2. Berat jenis
Pengujian berat jenis bertujuan untuk mengetahui berat jenis dari
tanah pasir asli. Sampel yang digunakan pada pengujian ini adalah
sampel yang terganggu.
13

3. Analisa saringan
Pengujian analisa saringan bertujuan untuk mengetahui gradasi
tanah pasir. Sampel yang digunakan pada pengujian ini adalah
sampel yang terganggu.
4. Uji geser langsung (direct shear).
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis tanah
pasir, yaitu sudut geser internal kondisi drained.

F.4. Rencana Variasi Sampel


Pada penelitian ini bentuk pasir terbagi atas dua bagian yang dibagi
atas 3 gradasi yaitu:
1. Bentuk bersudut (angular)
a. Gradasi baik (well graded)
b. Gradasi buruk (poor graded)
c. Gradasi selang (gap graded)

2. Bentuk bulat (rounded)


d. Gradasi baik (well graded)
e. Gradasi buruk (poor graded)
f. Gradasi selang (gap graded)
14

F.5. Bagan Alir Penelitian


Untuk lebih jelas mengenai tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Mulai

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Pengambilan sampel

Persiapan peralatan dan bahan

Pengujian sifat fisik pasir:


1. Berat jenis
2. Berat volume
3. Bentuk butiran

Pasir bersudut ( angular) Pasir bulat ( rounded)

Dibagi 3 gradasi: Dibagi 3 gradasi:


4. Baik 1. Baik
5. Buruk 2. Buruk
6. selang 3. selang

A
15

Pengujian geser langsung

Analisa data hasil pengujian

kesimpulan

selesai
16

F.6. Jadwal rencana penelitian


bulan ke-
kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Studi literatur
Pengambilan sampel
Pengujian
Analisis data
Penulisan laporan
Seminar hasil
Sidang Tugas akhir
17

G. Daftar Pustaka
Hardiyatmo, H. C. (2002). Teknik Fondasi 1. Yogyakarta: Beta Offset.
M.Das, B. (1995). Mekanika Tanah (pinsip-prinsip rekayasa geoteknis) . 2 jil.
Jakarta: Erlangga.
M.Das, B. (1995). Mekanika Tanah (prinsip-prinsip rekayasa geoteknis) .1 Jil .
Jakarta: Erlangga.
Prihatin, K. (2018). Korelasi Anatara Gradasi Material Timbunan Reklamasi
dengan Kepadatan dan Kuat Geser Tanah. ISBN No. 978-979-18342-0-9,
20.
Umam, K. (2018). Pengaruh Gradasi Pasir dan Kadar Lempung Terhadap Kuat
Geser Tanah. Jurnal online mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Riau,
7.

Das könnte Ihnen auch gefallen