Sie sind auf Seite 1von 16

PERENCANAAN ABUTMEN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN

( STUDI KASUS PEMBANGUNAN JEMBATAN PURUS )

Doddy Tandra, Hendri Warman, Indra Farni


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
E-mail : dmegandra@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com, Indrafarni@bunghatta.ac.id

Abstrak

Pada perencanaan dan pekerjaan jembatan Perencanaan Struktur Bawah tidak bisa diabaikan
begitu saja. Bagian dari struktur jembatan ini yang terletak di bagian bawah sangat menentukan
bagi kekuatan serta keamanan bangunan diatasnya. Dan untuk penghubung langsung antara
struktur atas jembatan dengan struktur bawah jembatan adalah “Abutment” yang termasuk juga
pada struktur bawah jembatan. Abutment suatu bangunan yang berfungsi meneruskan beban
(beban hidup dan beban mati) dari bangunan atas ke pondasi dan pondasi meneruskan ke tanah.
Peraturan pembebanan yang dipakai untuk merencanakan jembatan ini mengacu pada Standar
Nasional Indonesia (SNI) T-02-2005, T-03-2005, beban bangunan atas panjang bentang
jembatan 81.10 m, lebar jembatan 12 m, lebar perkerasan 9,4 m, jenis balok (splice girder /
prestress girder continue) dengan jumlah balok 6 bh. Dari hasil perhitungan beban bangunan atas didapat
perhitungan lebar abutmen 3.5 m, tinggi abutmen 5.50 m dan untuk jenis pondasi digunakan pondasi
Tiang pancang  500 mm, beton K-500. Abutmen yang di studi kasuskan dalam tugas akhir adalah
abutmen pada jembatan Purus Padang. Jembatan ini merupakan sarana penunjang yang
membuka jaringan infrastruktur ruas jalan, yang mana ini merupakan rencana jangka panjang
pemerintahan Kota Padang dalam memajukan Kota dan pariwisata, khusus nya daerah pantai
Purus di Kota Padang.

Kata kunci : jembatan, abutmen, struktur

Pembimbing I Pembimbing II

( Ir. Hendri Warman, MSCE) ( Ir. H, Indra Farni, MT)


ABUTMENS PLANNING STRUCTURE UNDER BRIDGE
(CASE STUDY DEVELOPMENT OF BRIDGE PURUS )

Doddy Tandra, Hendri Warman, Indra Farni


Department of Civil Engineering , Faculty of Civil Engineering and Planning
University of Bung Hatta Padang
E-mail : dmegandra@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com, Indrafarni@bunghatta.ac.id

Abstract

In planning and work bridges Down Structure Planning can not be ignored. Part of bridge
structure is located at the bottom of a very decisive for the strength and security of the building
thereon. And for a direct link between the structure of the bridge under the bridge structure is "
Abutment " which includes also the bottom of the bridge structure. Abutment of a building that
serves to continue the load ( live load and dead load ) of the building on the foundation and the
foundation to continue to land. Regulations are used to plan the loading bridge refers to the
Indonesian National Standard ( SNI ) T - 02-2005 , T - 03-2005. Load building long- span bridge
over 81.10 m , bridge width 12 m, pavement width of 9.4 m, types of beams ( girder splice /
girder prestress continue ) the number of beams 6 pcs. From the above calculation results
obtained building load calculations abutment width 3.5 m, 500 mm ,5:50 m. High abutments
and foundation types used for pile foundation. Abutments are in the study kasuskan the final task
is to bridge abutments Purus Padang. This bridge is a means of supporting the open road
infrastructure network, which is a long -term plan of the City government and the City of Padang
in promoting tourism, Her special area in the City of Padang beach Purus .

Keywords : bridges , abutments , the structure

Advisor I Advisor II

(Ir. Hendri Warman, MSCE) (Ir. H, Indra Farni, MT)


1. PENDAHULUAN Maksud dan tujuan penulisan Tugas

Pada perencanaan dan pekerjaan Akhir ini adalah untuk merencanakan

jembatan Perencanaan Struktur Bawah tidak struktur jembatan rangka, dan khususnya

bisa diabaikan begitu saja. Bagian dari merencanakan Abutment. Tujuan penulisan

struktur jembatan ini yang terletak di bagian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan

bawah sangat menentukan bagi kekuatan mengenal tentang bawah jembatan, dimana

serta keamanan bangunan diatasnya. dalam hal ini penulis melihat sangat

banyaknya sungai yang terdapat dalam


Dan untuk penghubung langsung
wilayah kita, sehingga perencanaan struktur
antara struktur atas jembatan dengan
bawah pada jembatan tidak bisa diabaikan
struktur bawah jembatan adalah “Abutment”
begitu saja. Permasalahan yang ada pada
yang termasuk juga pada struktur bawah
perencanaan abutment pada struktur bawah
jembatan.
jembatan dititik beratkan pada perencanaan
Abutment suatu bangunan yang
abutment berbentuk huruf “T” terbalik, serta
berfungsi meneruskan beban (beban hidup
Pondasi Tiang Pancang yang mendukung
dan beban mati) dari bangunan atas ke
Abutment.
pondasi dan Pondasi meneruskan ke tanah.
2. METODOLOGI
Ada beberapa bentuk dari Abutment, tetapi
Untuk merampungkan Tugas Akhir
pada umumnya berbentuk huruf “T”
ini, banyak diperlukan data-data yang pada
terbalik. Dan dengan ini penulis berharap
dasarnya bertujuan untuk mendukung materi
dengan berkembangnya kemajuan teknologi
dari Tugas Akhir ini, adapun data-data yang
dan estetika diharapkan nantinya bentuk-
diperoleh:
bentuk Abutment ini kuat, aman, indah

(estetika).
 Mempelajari buku literatur yang hubungan korelasi antara aliran sungai

berkaitan dengan judul Tugas Akhir seperti diketahui, besarnya aliran di

ini pada perpustakaan Universitas dalam sungai terutama ditentukan oleh

Bung Hatta. besarnya hujan, lama waktu hujan, luas

 Buku pegangan, diktat-diktat kuliah, aliran sungai, Catchment Area (Daerah

Labor, dan catatan-catatan selama Tangkapan Hujan) dan karakteristik

mengikuti perkuliahan. daerah aliran tersebut

 Mengadakan observasi dan 1.2 Curah Hujan

konsultasi, pada dosen-dosen dan Curah hujan suatu daerah dengan

mahasiswa, terutama yang daerah lainnya tidak sama, dengan

memahami Mekanika Tanah, Teknik demikian untuk dapat memperkirakan

Pondasi, dan perhitungan Struktur besarnya curah hujan yang akan terjadi

Bawah. pada suatu daerah hanya dapat

Spesifikasi dan standar perencanaan dilakukan dengan berdasarkan

struktur bawah jembatan : pengukuran-pengukuran besarnya curah

hujan pada waktu-waktu tertentu di


1. Elevasi Sungai
masa yang lalu dengan menggunakan
Elevasi sungai ditentukan oleh tinggi
stasiun pengamatan curah hujan. Dan
muka air banjir dan curah hujan. Jadi
juga bisa dilakukan dengan melakukan
elevasi sungai dari waktu ke waktu
observasi.
berubah-ubah.
Dan perhitungannya memakai Metoda
1.1 Tinggi Muka Air Banjir
Gumbel (menurut referensi yang penulis
Dalam menentukan muka air banjir
baca sesuai untuk analisa frekuensi
dipengaruhi curah hujan, perlu ditinjau
curah hujan). Sebagai suatu dasar untuk tambah ikatan angin. Jadi beban

mengetahui kemampuan dan ketahanan mati yang dipikul oleh abutment:

suatu bangunan pada alur sungai. Va = Total berat tetap / 2

Elevasi kontruksi jembatan yang telah


2.2 Beban Hidup
ditentukan oleh PPPJJR – 1987 dimana
Beban hidup adalah beban
jarak antara bangun atas diukur dari titik
muatan yang berasal dari kendaraan-
terbawah pada muka air banjir tidak
kendaraan yang bergerak/lalu lintas
boleh kurang dari 1,00 m.
dan atau orang-orang yang berjalan
2. Beban
kaki yang dianggap bekerja pada
Dalam perencanaan Abutment perlu
jembatan. Dua beban hidup yang
ditentukan beban yang bekerja pada
harus diperhitungkan adalah beban
struktur tersebut, yaitu:
“T” yang merupakan muatan beban
2.1 Beban Mati
untuk lantai kendaraan dan beban D
Beban mati adalah semua beban
merupakan muatan untuk gelagar-
yang berasal dari berat sendiri, termasuk
gelagar jembatan.
segala unsur tambahan yang dianggap
 Beban „T”
satu kesatuan dengannya
Beban “T” adalah muatan akibat
 Berat sendiri
kendaraan truk yang mempunyai
 Berat beban tetap (berat
beban roda sebesar 10 ton dengan
jembatan) yang terdiri dari :
ukuran-ukuran sebagaimana pada
aspal, berat lantai, berat beban
gambar dibawah ini.
trotoar, gelagar, berat sambungan
Besar p ditentukan sebagai berikut:

p = 2,2 t/m‟

untuk L ≤ 30 meter

1,1
p = 2,2 t/m‟ 
60

untuk L ≤ 30 meter

 Beban “D”  30 
p = 1,1t/m‟ 1  
 L
Beban “D” atau muatan jalur

adalah susunan muatan pada setiap untuk L > 60 meter

jalur lalu lintas yang terdiri dari L = panjang (m), dari bentang yang
muatan terbagi rata sebesar “P” ton bersangkutan dalam penggunaan muatan
permeter panjang jalur dan muatan “D” tersebut untuk suatu jembatan berlaku
garis P = 12 ton (belum termasuk ketentuan, bahwa apabila jembatan tersebut
kejut) melintang jalur lalu lintas mempunyai lebar lantai kendaraan lebih
tersebut. Bagian muatan “D” adalah besar dari 5,5 m, muatan mempunyai lebar
sebagaimana tertera pada gambar lantai kendaraan pada lajur 5,5 m,

sedangkan lebar selebihnya dibebani hanya

50% dari muatan “D” tersebut.

Beban lain yang bekerja:

 beban hidup trotoar

 beban angin

 beban gempa
 faktor kejut Sebelah selatan : Jl. Baru Pantai Purus

 gaya rem dan Danau Buatan Cimpago

Jadi beban vertikal akibat beban hidup pada


Sebelah timur : Banjir Kanal atau
abutment:
Bandar Bekali

q.l
Va2 = p.k Sebelah barat : Pantai Purus
2

Dimana:

q = Beban hidup terbagi merata

P = Beban garis

K = Faktor kejut

3. HASIL
Lokasi pembangunan jembatan purus
1. Data Struktur
B. Kondisi jembatan
A. Lokasi proyek Jenis jembatan :Jembatan
Proyek ini terletak dipinggir beton prategang
Dimensi jembatan :
pantai daerah Purus, kota Padang
Panjang = 81,10
Propinsi Sumatera Barat. Dengan batas- m
batas wilayah sebagai berikut : Lebar = 12 m
Lebar perkerasan : 9,4 m
Sebelah utara : Lapangan sepak
Jenis balok : Beton
bola dan Jl. Pasar Pagi Kel. Rimbo prategang tipe I menerus (splice
Kaluang girder / prestress girder continue)
Jumlah balok/gelagar : 6 buah
Panjang bersih balok : 81,10 Beban Vertikal
m
1. Beban Mati ( M )
Jenis pondasi dalam : Tiang
2. Beban Hidup ( H )
pancang  500 mm, K-500 Beban Horizontal

C. Spesifikasi beton dan baja 2. Perhitungan Struktur


Mutu beton : - K-350 Pada beton
A. Perhitungan Debit Banjir
bertulang
- K-125 Pada lantai kerja Dalam menentukan besarnya debit

- K-450 Pada beton prategang banjir berdasarkan curah hujan, perlu

ditinjau hubungan korelasi antara hujan


 Baja tulangan :  32,  25, 
22,  16,  13,  10 dan aliran sungai. Seperti diketahui,

besarnya aliran di dalam sungai terutama


Mutu baja tulangan : - D > 12 mm :
U-39 -  ≤ 12 mm : U-24 ditentukan berdasarkan hujan, lama

Penulangan prestress : - Digunakan waktu hujan, luas daerah aliran sungai,

karakteristik, Catcment Area (daerah


PC strand 12,7 mm Standar : JIS-
tangkapan hujan).
3536 atau ASTM A - 416- UTS :

18700 Kg - Jacking Force : 75% Metode yang dipergunakan untuk

dari UTS memperkirakan besarnya debit adalah

D. Data Tanah metode Weduwen. Metode ini sesuai

1. Berat volume tanah : 1.65 untuk menentukan besarnya debit banjir


kN/M3
maksimum bagi sungai atau aliran yang

2. Sudut Geser Dalam : 6.95 mempunyai daerah pengaliran relatif

3. Kohesi : 0.08 luas. Perhitungan dengan metode ini


2
kN/M
menggunakan rumus sebagai berikut:
Beban yang diperhitungkan :
Qn = mn . F . q‟ . (R 50/240) Dalam menghitung kecepatan dan tinggi

Dimana: muka air banjir digunakan rumus mannings

Qn = Debit banjir rencana dengan yaitu:

periode ulang n tahun (m3/dt) V = 1/n x R2/3 x I1/2

m = Koefisien W eduwen terhadap


Dimana:
jumlah pengamatan
V = Kecepatan Aliran
F = Luas daerah pengairan (Km)

q‟ = Debit dari monogram Weduwen R = Jari-jari Hidrolis

(I vs q)
I = Kemiringan Saluran
R50 = Curah hujan dengan periode ulang

50 tahun n = Kekasaran Mannings

Perhitungan Debit Banjir Rencana C. Beban Vertikal

Dari tabel data curah didapat:  Beban Mati

 T 50 → mn = 0,940 Beban Lantai Kendaraan

= 0.2 x 12 x 25 x 19.55
 F (diambil) = 100 km2
= 1, 173.00 kN
 q‟ = 2,73
Berat Diafragma
Jadi debit banjir rencana 50 tahun adalah:
= 1.85 x 5 x 7.813 x 4
Q50 = 0,940 . 100 . 2,73 .
= 289.06 kN
(143,866/240)
Berat Air Hujan
= 153,829 m3/dt
= 0.05 x 9.5 x 19.55 x 9.8
B. Perhitungan Kecepatan dan Tinggi Muka
= 91.005 kN
Air Banjir
Berat Gelagar Memanjang

= 19.55 x 5 x 13.9344
= 1,362.09 kN L = 19.55 K = 1.2857

Berat Aspal Kombinasi pembebanan

= 0.05 x 9.5 x 19.55 x 22 akibat beban hidup dan koefisien

= 204.3 kN kejut :

Berat Trotoar + Kreb Ph = 723.8312 kN

= 0.25 x 1 x 25 x 2 x 19.55  Akibab Berat Sendiri

= 244.38 kN

P = 3363.8 kN

P total/2 = 1681.913 kN

 Beban Hidup

Beban hidup yang bekerja adalah

beban "D" dengan panjang jembatan

L=

L = 19.55m ≤ 30 = P = 120 kN/ Jalur

q = 15.1 kN/ Jalur

Beban Merata

q = 34.32 kN/m”

Beban Garis

P = 272.7273 kN

Beban Hidup Trotoar

= 5 kN/m2

qt = 3 kN/m Dari analisa berat didapat G =5688.2875 kN

Keofisien kejut
Titik Berat Abutmen

Xo = MX/B = 1.655 m dari titik S

Yo = MY/B = 3.066 m dari titik S

 Akibat Berat Tanah Isian

Dari analisa berat didapat W = 239.18 kN

Xo = MX/B = 5.508 m dari titik S

Yo = MY/B = 4.422 m dari titik S

Dari analisa berat didapat W = 1464.65 kN D. Beban Horizontal

Titik Berat Tanah Isian

Xo = MX/B = 3.849 m dari titik S

Yo = MY/B = 5.197 m dari titik S

 Berat Sendiri Plat Sayap


Ya2 = 1.85 m

Total tegangan tanah aktif :


²

Ya = ((𝑇𝑎1 𝑥 𝑌𝑎1+𝑇𝑎2 𝑥 𝑌𝑎2))/𝑇𝑎

= 2.015 ( Dari dasar tanah )

Kp = 1.28

Tp = 54.7kN

Yp = 0.6666 m

 Akibat Gaya Rem ( RM )

Ph = 637.513 kN

Ym = 7.33 m

 Akibat Gaya Gempa

- Akibat beban bangunan atas

- Akibat berat abutmen sendiri

- Akibat berat sendiri tanah isian


3
ƴt (berat volume tanah) = 1.65kN/m
- Akibat berat sendiri tembok sayap
θ (sudut geser dalam) = 6.95
 Tekanan Tanah Akibat Gempa
2
C (kohesi) = 0.08kN/m
Tag = 5.1457 kN
Beban yang bekerja dibelakang bangunan
 Akibat Gaya gesek Pada tumpuan
penahan tanah diperhitungkan senilai
Gg = 302.74 kN
dengan muatan tanah setinggi 60 cm.
Perhitungan Stabilitas Abutmen
3
q = 0.99 kN/m
 Perhitugan Daya Dukung Tanah pada
 Tekanan tanah aktif dan pasif (teori
Abutmen
rankie)
 Perhitungan Stabilitas Abutmen
Penulangan Abutmen

Gambaar Gaya yang bekerja pada bagian Gambar Pembebanan pada konsol pendek
atas abutmen

Gambar Penulangan konsol pendek

Perhitungan penulangan kolom abutmen

 Beban vertical
Gambar Penulangan kepala abutmen
Beban mati
Penulangan Konsol pendek
MVh = 313.6 kN

 Titik berat abutmen


Xo = MX/B = 1.709 m dari titik S Mv = 13206.24 kNm

Yo = MY/B = 1.066 m dari titik S V = 5912.86 kN

 Titik berat tanah isian H = 995.78 kN

Xo = MX/B = 3.95 m dari titik S Aq = 800000 mm2

Yo = MY/B = 1.85 m dari titik S 𝑒/ℎ = 1.815

 Titik berat tembok sayap Dari grafik penulangan beton didapat :

Xo = MX/B = 3.06 m dari titik S ρ min = 0.006

Yo = MY/B = 2.383 m dari titik S Diameter tulangan yang digunakan, Ø 22

 Beban horizontal mm

Jarak tulangan yang diperlukan, 85.7 mm

Digunakan tulangan, Ø 22 - 50

Untuk Tulangan pembagi

Diameter tulangan yang digunakan, Ø 13

mm

Jarak tulangan yang diperlukan, 66.3 mm

Perhitungan tulangan geser

V = 591.3 kN

Vu = 1.6 xV

Vu = 946058.22 < 633333.33

Gambar Beban horizontal Berarti tidak diperlukan tulangan geser dan

cukup di gunakan tulangan praktis

Dari hasil perhitungan di pakai pembebanan

kombinasi III
4. PENUTUP sumber daya manusia yang berkwalitas,

Kesimpulan yang mengerti dan menguasai tentang

pekerjaan tersebut baik teknik pelaksanaan,


Berdasarkan dari analisa penulisan
pengendalian mutu, pengendalian waktu
ini, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
pekerjaan dan sebagainya.
1. Jembatan merupakan salah satu
Untuk mendapatkan hasil
prasarana perhubungan lalu lintas
perhitungan yang akurat dan efesiensi baik
darat, dimana peranannya sangat
dari segi biaya, waktu maupun kekuatan dari
penting dalam meningkatkan
struktur bangunan dalam hal ini jembatan
perekonomian dan mobilitas
dan khususnya Abutment, sebaiknya data
kehidupan.
tanah yang ada harus diteliti dengan
2. Berdasarkan dari hasil daya dukung
seksama, dan dilakukan lagi pemeriksaan
tanah dan lapisan tanah kerasnya
pada waktu pelaksanaan pekerjaan supaya
yang terletak pada kedalaman yang
hasil yang didapatkan baik.
cukup dalam maka dipakai/dipilih
Pada bentuk Abutment ini
pondasi tiang pancang.
diharapkan untuk masa yang akan datang
3. Dan sebagai penopang struktur atas
makin berkembang dan tidak lupa untuk
jembatan dipakai Abutment, pada
memperhatinkan nilai Estetika.
penulisan ini dipakai Abutment jenis

Kantilever berbentuk huruf “T”


DAFTAR PUSTAKA
terbalik.
1. Analisa dan Disain Pondasi, jilid 1,
Saran
Joseph E. Bowles, Penerbit: Erlangga,
Dalam melaksanakan pekerjaan
Jakarta, 1991
proyek jembatan, sangat ditentukan oleh
2. Analisa dan Disain Pondasi, jilid 2,

Joseph E. Bowles, Penerbit: Erlangga,

Jakarta, 1991

3. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi,

Kazuko Nakazawa dan Ir. Suyono

Sasrodarsono, Penerbit: PT. Pradnya

Paramita, Jakarta, 1988

4. Mekanika Tanah dalam Praktek

Rekayasa, jilid 1, Karl Terzaghi dan

Raplh B. Peck, Penerbit: Erlangga,

Jakarta, 1987

5. Pondasi Tiang Pancang, jilid 1, Ir.

Sardjono HS Penerbit: Sinar Wijaya,

Surabaya, 1988

6. Pondasi Tiang Pancang, jilid 2, Ir.

Sardjono Hs, Penerbit: Sinar Wijata,

Surabaya, 1988

Das könnte Ihnen auch gefallen