Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Zona Bogor (Van Bemmelen, 1949). Zona Bogor sendiri merupakan antiklinorium
yang bekerja pada batuan tersier serta terdapat berbagai intrusi seperti hypabyssal
panas dengan suhu sekitar 40˚ hingga 45˚C (Oktoberiman dkk., 2014; Oktoberiman
dkk., 2015). Daerah manifestasi berada pada jarak ±30 km di sebelah barat Gunung
api Slamet yang merupakan gunung api aktif terdekat dari daerah tersebut (Gambar
1.1). Secara fisiografi, daerah ini berada pada Zona Bogor, sedangkan Gunung
Slamet merupakan gunung api Kuarter yang berada di ujung barat dari Zona Serayu
outflow dari sistem panas bumi Gunung Slamet berdasarkan data geokimia yang
diambil dari mata air panas Karangpari dan Cilimus, Kecamatan Bantarkawung.
1
2
Gambar 1.1. Posisi mata air panas di daerah Bantarkawung terhadap G. Slamet (kotak hitam adalah
lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Bantarkawung)
antara daerah Bantarkawung dengan sistem panas bumi Gunung Slamet dengan
mengetahui genesa mata air panas di daerah tersebut berdasarkan analisis geokimia
18
dan ditambah dengan analisis isotop stabil O dan 2H yang diharapkan dapat
menjawab asal usul fluida manifestasi di daerah tersebut dengan lebih akurat.
3. Dengan jarak yang cukup jauh, apakah mata air panas di Bantarkawung
penelitian
Fokus tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sistem yang berperan
geokimia air panas yaitu kation mayor dan minor (Na+, K+, Mg2+, Ca2+, Rb+ dan
Li+), anion (SO42-, HCO3-, Cl-, F-), senyawa netral (SiO2 dan B), serta analisis isotop
stabil 18O dan deuterium; dan aspek geologi yaitu struktur geologi, stratigrafi, dan
litologi yang diambil dari data sekunder, di mana analisis petrografi dilakukan
untuk memferivikasi data litologi. Sampel yang akan diambil berupa sampel air
4
panas dari mata air panas, sampel air dingin dari mata air dingin, sungai, serta
zona 49 S.
selama 1,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak dari
5
pusat Kota Brebes sekitar 72 km yang dapat ditempuh selama 2 jam perjalanan
1. Kastowo (1975)
hubungan startigrafi untuk tiap formasi batuan, anggota-anggota formasi yang ada,
Density) yang dipadu dengan analisis geologi serta geokimia fluida panas bumi
Studi dilakukan di daerah yang sama dengan lokasi penelitian. Hasil dari studi
tersebut menyatakan bahwa daerah tersebut terdiri dari 2 (dua) satuan batuan yaitu
satuan mudstone dan satuan batupasir. Munculnya manifestasi panas bumi berupa
mata air panas yang bersesuaian dengan FFD, dimana manifestasi muncul pada
zona FFD tinggi. Pada analisis fluida panas bumi, menunjukkan bahwa tipe fluida
6
di daerah pemetaan berupa air bikarbonat yang menurut peneliti menunjukkan zona
outflow dari sistem panas bumi yang sudah berinteraksi dengan air tanah sehingga
berkisar antara 423,5 mg/L hingga 352,63 mg/L) sedangkan konsentrasi klorida
antara 163,59 mg/L hingga 202,54 mg/L). Perbedaan yang tidak signifikan antara
komposisi bikarbonat yang jauh lebih besar dibanding klorida dan sulfat. Pada
penelitian ini, Oktoberiman dkk. (2014) juga belum memasukkan aspek analisis
isotop stabil serta analisis ion lain yang dapat dijadikan sebagai kation jejak yang
bisa menunjukkan asal fluida yang keluar dari mata air panas di daerah penelitian
sehingga dapat membantu memberikan gambaran sistem panas bumi yang bekerja
di daerah tersebut.
geologi dan geokimia air yang lebih lengkap. Analisis yang dilakukan tetap sama.
zone) dari sistem panas bumi Gunung Slamet yang dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanomagmatik dan telah mengalami interaksi yang intensif dengan air tanah
4. Surmayadi (2014)
air panas yang berada di lereng Gunung Slamet, yaitu di kompleks Guci,
Baturraden, Sigedog dan Saketi. Sampel yang digunakan adalah sampel air panas
dan air dingin. Dari penelitian ini, Surmayadi (2014) menyimpulkan bahwa air
manifestasi yang ada di sekitar Gunung Slamet tidak berada pada kondisi
antara fluida dan mineral alterasi. Pada penelitian ini, Surmayadi (2014) juga
menganalisis data isotop stabil air manifestasi di Guci (Pancuran 13 dan Cahaya),
Baturraden (Pancuran 7 dan Pancuran 3), dan Sigedog. Dari hasil plotting isotop
18
O dan 2H menunjukkan adanya pergeseran posisi isotop 18
O ke kanan yang
disimpulkan oleh Surmayadi (2014) sebagai hasil interaksi yang intensif yang
5. Sondakh (2015)
permukaan dan reservoar dangkal di Cekungan Air Tanah (CAT) Bumiayu, di mana
cekungan ini mencakup lereng timur laut, lereng utara, hingga lereng barat Gunung
Slamet, termasuk daerah penelitian yang ada di bagian barat Gunung Slamet. Pada
penelitian ini, Sondakh (2015) membagi sistem aliran air tanah dangkal berdasarkan
geokimianya, menjadi 4 sistem aliran, sistem I dengan tipe air tanah Kalsium -
tipe air tanah Kalsium - Magnesium - Alkali - Bikarbonat dengan ciri HCO3->Cl-
<SO42-; sistem aliran III dengan tipe air tanah Kalsium - Magnesium - Alkali -
8
Bikarbonat dengan ciri HCO3->Cl->>SO42-; dan sistem aliran IV dengan tipe air
tanah Alkali - Kalsium - Klorida - Bikarbonat (mata air) dan Kalsium - Alkali -
Adapun penampang sistem aliran untuk lereng bagian barat dapat dilihat pada
Gambar 1.2.
Gambar 1.3. Penampang sistem hidrogeologi lereng barat Gunung Slamet menurut Sondakh (2015)
dengan modifikasi
Penelitian kali ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hal ini dapat
dilihat dari aspek fokus studi yang mana penelitian ini fokus pada pembahasan
geokimia air panas dibandingkan dengan Sondakh (2015) yang fokus pada air
menggunakan analisis isotop stabil serta beberapa kation jejak, serta perbedaan