Sie sind auf Seite 1von 8

1.

Bagaimana kondisi down syndrome


Sindrom Down atau Trisomi 21 merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh gangguan
kromosom dengan manifestasi klinik yang bervariasi. Mayoritas memperlihatkan kario tipe-tipe
penuh (Full Trisomy). Full trisomymemperlihatkan adanya ekstra kromosom pada kromosom 21,
47 kromosom terdapat pada setiap sel. Sindrom Down tipe mosaik mempunyai jumlah kromosom
normal (46) pada beberapa sel tertentu, sehingga memperlihatkan karakteristik fisik yang lebih
ringan, dan keadaan mental yang lebih balk.Sindrom Down tipe penuh memperlihatkan tanda
klinis yang lebih berat.
A. Tanda-tanda klinis Sindrom Down, yaitu berat badan lahir rendah, pendek,mikro
cephalic,kepala datar,wajah datar,mata memperlihatkan up slanting of the eye,tangan
nenunjukkan meta karpal dan phaangares sindaktili, klinodaktili simian crease kaki
memperlihatkan adanya celah (sandal gap)diantara jaripertama dan kedua. Rambut tipis
dan jarang. Anak-anak dengan sindrom Down juga sering mengalami keterlambatan
bicara dan memerlukan terapi wicara untuk membantu mereka bisa berbicara. Selain itu,
anak-anak dengan sindrom Down biasanya mengalami keterlambatan mental dan fisik.
B. Tanda oral yang paling umum adalah, makroglosia fissured dart geographic tongue,
palatum tinggi dan hipotomia. Gigi memperlihatkan adanya beberapa gigi yang missing,
terhambatnya erupsi gigi sulung Juga terhambatnya exfoliasi gigi. Ukuran gigi lebih kecil
beberapa kromoson atau phalanges. Hipotonia mengakibatkan lidah terjulur, rnulut
cenderung terbuka, dan drooling. Anak sindrom down mengalami delayed dental
development. Perawatan gigi pada anak sindrom Down ditekankan pada preventif
penyakit gigi mulut
C. Kondisi Psikologi
 Pertama, hampir semua anak down syndrome mengalami gangguan belajar (learning
disability) yang disebabkan kurang berkembangnya kemampuan berpikir. Butuh
waktu yang lama bagi anak down syndrome untuk mempelajari hal baru seperti
ketrampilan tertentu atau mengerti hal dan pengetahuan baru. Seperti ketika kita
mengajarkan mengganti baju, membutuhkan proses yang cukup lama untuk
mengajarkan hal tersebut dan dilakukan setahap demi setahap.
 Kedua, anak down syndrome cenderung memiliki suasana hati yang tidak stabil
bahkan rentan mengalami depresi. Hal tersebut seringkali mengubahnya menjadi
menarik diri dari lingkungan, mengalami penurunan minat pada lingkungan sekitarnya
bahkan menjadikannya tidak mau bergaul dengan orang lain.
 Ketiga, anak down syndrome cenderung memiliki perilaku yang impulsive untuk
melakukan sesuatu sesuai keinginannya tanpa memiliki kemampuan untuk
memahami dan mempertimbangkan konsekwensi dari tindakan tersebut.
 Keempat, pada umumnya anak down syndrome mengalami gangguan tidur sehingga
anak cenderung untuk mengantuk di siang hari dan kurang memperhatikan dalam
inininteraks

2. Penanganan terhadap ABK


A. Perawatan kuratif dan rehabilitatif.
Penambalan maupun pencabutan pada anak berkebutuhan khusus maupun normal pada dasarnya
sama, namun jika disertai dengan adanya kelainan sistemik maka penanganannya dilakukan
secara multidisipliner dengan dokter anak dan dokter anestesia. Kerjasama dengan terapis wicara
dan ahli gizi sangat berpengaruh pada kesuksesan perawatan. Penggunaan alat orthodonsi juga
dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus dengan pertimbangan yang tepat

B. Pencabutan gigi anak berkebutuhan khusus


Salah satu hal penting untuk management prilaku pada anak adalah bagaimana dokter gigi dapat
mengkontrol rasa sakit terutama pada saat pencabutan gigi anak. Perlunya kunjungan berulang
pada anak ternyata dapat mengurangi ketidaknyamanan pada saat dilakukan pencabutan gigi.
Dalam hal mengurangi ketidaknyamanan dapat dilakukan dengan penggunaan topical aplikasi
sebelum dilakukan pencabutan gigi. Sediaan Topical aplikasi bisa terbuat dari gel, liquid,
ointment dan spray, tetapi pada prakteknya banyak dokter gigi yang lebih menggunakan topical
aplikasi gel, liquid, ointment karena sifatnya yang short acting. Pencabutan gigi anak bisa dimulai
dengan terlebih dahulu menggunakan metode pendekatan baik itu metode tell sho do, metode
distraction, metode modeling dan lain-lain.
Metode pencabutan dalam mengurangi rasa sakit bermacam, yang paling penting adalah teknik
anestesi. pada anak-anak terdapat sedikit modifikasi pada waktu injeksi ke jaringan. Dalam
mengurangi rasa sakit teknik injeksi difokuskan pada daerah labial dan dilanjutkan ke
palatal/lingual dengan melaui interdental. Penggunaaan citoject dapat digunakan karena penetrasi
ke jaringan sangat kecil sehingga trauma jaringan dapat dikurangi yang akibatnya dapat
mengurangi rasa sakit pada waktu prosedur anaestesi.
C. Perawatan Preventif.
Tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus:
a. Pemberian fluor.
Pemberian fluor pada anak berkebutuhan khusus dapat diberikan secara sistemik atau topikal
dalam bentuk gel. (Susanti, 2014). Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh
melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan
perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi.
Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan
tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli
sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan
menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air
minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur. (Herdiyanti: 2010).
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah
terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari
proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan
dengan beberapa cara: Topikal aplikasi yang mengandung fluor. Kumur-kumur dengan
larutan yang mengandung fluor. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor.
(Herdiyanti: 2010).
b. Kontrol Plak
Kontrol plak dengan cara menyikat gigi yang tepat, mengatur pola makan anak dan
penggunaan obat kumur. Pada anak berkebutuhan khusus yang disertai gangguan fungsi otot
pengunyahan biasanya sisa makanan sering kali masih terkumpul disekitar giginya. (Susanti,
2014). Pemberian obat kumur yang tidak mengandung alkohol dapat digunakan pada anak
yang sudah dapat berkumur untuk membantu membersihkan sisa makanan dan berfungsi
sebagai antiseptik. Pemberian antiseptik bentuk gel juga dapat diberikan secara rutin.
c. Penutupan pit dan fissure sealant.
Sealant adalah bahan tambal cair yang mengisi alur-alur permukaan gigi geraham tetap anak
yang dalam sehingga mencegah partikel makanan masuk. Penutupan pit dan fissure sealant
efektif mencegah gigi berlubang. (J.H. Nunn et al, 2000).
Tujuan utama diberikannya sealant adalah agar terjadinya penetrasi bahan ke dalam pit dan
fisura serta berpolimerisai dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris. Bahan
sealant ideal mempunyai kemampuan retensi yang tahan lama, kelarutan terhadap cairan
mulut rendah, biokompatibel dengan jaringan rongga mulut, dan mudah diaplikasikan.
d. Scalling dan root planing
Keberadaan calculus supra dan subgingiva, inflamasi gingiva dan poket periodontal (lebih
besar atau sama dengan 5 mm) dan kehilangan tulang alveolar ditemukan pada anak-anak
(10 – 19 tahun) dengan sindroma down pada grup kontrol berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Anak-anak sindroma down menderita oleh karena inidensi yang tinggi dari
penyakit Rapid Destructive Periodontitis yang dapat disebabkan oleh faktor lokal, seperti
morfologi gigi, bruksism, maloklusi dan oral hygiene yang rendah. Faktor-faktor sistemik
tertentu diyakini memberikan konstribusi yang penting terhadap penyakit periodontal,
seperti sistem sirkulasi yang buruk, penurunan respon humoral, kemunduran fisik secara
umum pada usia dini, dan pengaruh genetik.5,11
Oral hygiene yang bagus dan semi annual prophylaxis appoitment mungkin tidak mencukupi
untuk mencegah terjadinya penyakit periodontal pada pasien ini. Perawatan yang cepat dan
agresif diperlukan. Pasien ini perlu dikontrol sedikitnya 3 bulan sekali untuk scaling dan root
planing dan juga menguntungkan bila diberikan obat kumur Chlorhexidine dan terapi
antibiotik sistemik.

D. Tindakan kuratif
a. Pemberian tumpatan
b. Pencabutan gigi
Tindakan rehabilitatif
a. Perawatan orthdonsi
b. Pembuatan gigi tiruan

3. Yang harus dilakukan pada ABK


 Perhatian, motivasi, dan bimbingan
Anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian, motivasi dan juga bimbingan yang lebih
intens dan juga lebih besar dibandingkan anak-anak biasa. Dengan memberikan perhatian,
motivasi dan juga bimbingan yang besar, maka hal ini dapat membantu anak berkebutuhan
khusus berkembang lebih baik lagi
 Memberikan dukungan sosial dan penerimaan di lingkungan
Penerimaan di lingkungan sosial, seperti misalnya keluarga sangat penting dalam menghadapi
anak berkebutuhan khusus. Tanpa adanya penerimaan dan juga dukungan sosial, dapat
dipastikan anak berkebutuhan khusus tidak akan mampu mencapai potensinya dengan baik
dan optimal. Oleh karena itu, lingkungan sosial yang ada di sekitar anak berkebutuhan khusus
juga harus memahami mengenai apa itu anak berkebutuhan khusus.
 Adaptasi dengan anak

Adaptasi antara pengasuh, orangtua, atau anda sendiri juga sangat penting. Apabila adaptasi tidak berjalan
dengan baik dan lancar, maka hal ini tidak akan membantu anak berkebutuhan khusus sama sekali. Ketika
anda bisa beradaptasi dengan baik dengan kondisi si anak berkebutuhan khusus, maka proses selanjutnya
akan lebih mudah. Anda akan lebih mudah memahami kondisi si anak, dan juga dapat membantu si anak
untuk mencapai potensinya.

 Meningkatkan kedekatan emosional

Kedekatan emosional juga merupakan salah satu hal penting yang harus ada untuk menghadapi anak
berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional dibutuhkan, supaya si anak bisa percaya dengan kehadiran
anda dan mau menjadi dekat dengan anda, atau orangtua dan pengasuhnya. Ketika kedekatan emosional
sudah terjalin dengan baik, si anak akan merasa aman berada di dekat anda, dan pada akhirnya, anda bisa
menghadapi anak berkebutuhan khusus dengan lebih baik.
 Melakukan pembiasaan berupa sanksi atau teguran

Anak berkebutuhan khusus juga perlu diajarkan mengenai apa itu kesalahan dan juga aturan- aturan yang
berlaku. Ketika anak tersebut melakukan kesalahan, maka anda juga harus dapat memberitahu bahwa hal
tersebut adalah salah.

Tentu saja sebisa mungkin hindari kekerasan dalam memberikan pengertian tersebut. Apabila hal ini
dapat dilakukan dengan baik, maka si anak akan lebih mudah memahami mana yang salah dan mana yang
benar.

 Mempelajari mengenai kebiasaan dan kebutuhan dari anak tersebut

Berbeda gangguan, maka berbeda pula penanganan dan kebiasaanya. Anda sebagai orang yang dekat
dengan anak berkebutuhan khusus, pengasuh, ataupun sebagai orangtua harus memahami kebiasaan dan
kebutuhan apa yang ada pada anak tersebut. Misalnya seorang anak yang tuna rungu dan tuna wicara,
maka anda harus mampu memahami mengenai bahasa isyarat. Begitupun dengan masalah lainnya yang
muncul pada anak berkebutuhan khusus. Semakin anda memahami kebiasaan mereka, maka semakin
mudah pula anda dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus.

4. Anak berkebutuhan khusus boleh dilakukan bius total tidak


5. Yang termasuk kedalam ABK itu apa saja

a) Gangguan fungsi fisik dan motorik yang terdiri dari gangguan pada panca indera baik
sebagian maupun total dan pada anggota tubuh seperti tangan dan kaki.

b) Gangguan mental antara lain sindrom Down (kondisi keterbelakangan perkembangan


fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom),
cerebral palsy (gangguan yang mengenai sel-sel saraf motorik di dalam susunan saraf
pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan pada jaringan otak), dan
retardasi mental.

c) Gangguan psiko sosial dan perilaku antara lain autism, gangguan pemusatan perhatian-
hiperaktivitas dan aleansi (perasaan menjadi asing terhadap sesuatu).

6. Mengapa anak dalam skenario memiliki masalah dalam rongga gigi dan mulut
7. Penyakit pada gigi dan mulut yang sering dialami anak normal dan anak berkebutuhan
khkhkhusus
A. Anak normal
Kerusakan gigi

Awal kerusakan gigi dapat terlihat dengan adanya noda keputihan pada permukaan email gigi
yang menunjukkan adanya demineralisasi email. Kerusakan gigi merupakan penyakit
multifaktor dengan peran antara permukaan gigi yang rentan, bakteri, air liur, faktor diet,
serta fluor.

Faktor risiko pada anak-anak adalah kegiatan mengemil yang konstan dan tingginya
konsumsi gula serta tepung-tepungan (starch). Jika kebiasaan diet dan pembersihan gigi dan
mulut tidak diperhatikan, kerusakan awal ini akan berlanjut menjadi karies.

Radang gusi

Radang gusi (gingivitis) terjadi karena adanya plak gigi yang terbentuk karena kebersihan
mulut yang buruk. Radang gusi ini dapat diperparah dengan gizi buruk serta infeksi virus.

Radang gusi biasanya dapat membaik setelah pembuangan plak. Oleh karena itu, kunci
penanganannya adalah meningkatkan kebersihan gigi dan mulut melalui gosok gigi rutin
menggunakan sikat gigi yang tepat untuk anak pasta gigi berfluorida. serta penggunaan
benang gigi di bawah pengawasan.

Nyeri karena tumbuh gigi

Tumbuh gigi (teething) pada anak sering kali menimbulkan keluhan berupa nyeri, berliur,
hilangnya nafsu makan, dan perilaku rewel. Ada orangtua yang mengeluhkan anak demam,
diare; dan gejala sistemik lain, tetapi belum didapat cukup bukti yang mendukung gejala
tersebut disebabkan oleh teething.

Penanganan berupa mengurangi gejala dan pemberian obat antinyeri. Kadang, kegiatan
mengunyah dapat mengurangi gejala ketidaknyarnanan. Saat ini, banyak dijual teether yang
dapat mulai diberikan pada anak saat menunjukkan gejala teething.

Orangtua diharapkan dapat mengurangi gejala dengan menggosok gusi secara lembut
menggunakan jari yang bersih. Pemberian buah dingin sebagai cemilan juga dapat
mengurangi gejala ketidaknyamanan.

Infeksi jamur

Infeksi jamur (oral thrush) sering terjadi pada bayi dan anak kecil karena sistem imunitas
belum matang. Bayi yang baru lahir biasanya mengindap infeksi jamur setelah terpapar jamur
dari jalan lahir ibu saat persalinan, sedangkan bayi yang agak besar mengindap infeksi jamur
setelah penggunaan antibiotik atau obat-obatan inhalasi kortikosteroid (obat asma).

Infeksi jamur terlihat sebagai lapisan tebal putih pada permukaan pipi bagian dalam, langit-
langit, lidah, dan kerongkongan. Jika lapisan tebal itu diusap lepas akan menimbulkan
permukaan kemerahan yang nyeri.

Gusi bengkak
Gusi bengkak karena abses gigi (gum boils) terlihat sebagai gusi kemerahan yang membulat
di bawah gigi yang berlubang besar. Penanganannya adalah merawat gigi yang menyebabkan
kebengkakan. Jika gigi tidak dirawat, abses bisa terus berlanjut dan menjadi kelainan lebih
lanjut (fibroma). Selain itu, abses dapat mengganggu proses pembentukan benih gigi tetap.
Gusi bengkak
Gusi bengkak bisa disebabkan karena banyak hal. Di antaranya karena gigi berlubang atau
karena akar gigi susu yang tertinggal.Namun penyebab yang umum terjadi adalah karena akar
gigi susu yang tak dicabut sempurna dan menyebabkan gusi membengkak.
Penyebab pembengkakan gusi di antaranya:

– Gigi berlubang, biasanya terjadi bila tidak dirawat sehingga menyebabkan saraf dari gigi
menjadi mati (necrosis) dan kondisi keadaan umum tubuh si kecil tidak fit atau daya tahan
tubuh sedang menurun sehingga terjadi infeksi di ujung akar gigi dan terjadi pembengkakan
di daerah gusi.

– Adanya pocket formation di interdental gigi, adanya kantong atau ruang di antara dua gigi
yang dapat menyebabkan retensi sisa makanan (food impactie) di antara dua gigi tersebut.
Bila lama terjebak di dalam gusi tersebut dapat terjadi infeksi dan meyebabkan bengkak di
gusi.

– Adanya gigi yang tumbuhnya miring tidak sempurna (biasanya gigi delapan) atau yang
sering juga disebut gigi bungsu juga sering terjadi pembengkakan pada gusinya bila oral
higiene buruk dan daya tahan tubuh anak menurun.

Gusi luka akihat dorongan akar gigi

Luka pada gusi akibat dorongan akar gigi (ulkus decubitus) terlihat sebagai luka putih pada
bagian tengan gusi di bawah mahkota gigi susu. Dari tengah luka akan teraba adanya akar
gigi yang tajam keluar. Orang tua sering salah mengartikan dengan tanda-tanda erupsi gigi
tetap.

Ulkus decubitus biasanya terjadi pada gigi susu yang berlubang besar. Penanganannya adalah
pencabutan gigi susu yang dilakukan oleh dokter gigi.
Cheilitis
Penyakit mulut pada anak yang satu ini sejenis peradangan di daerah bibir dan kulit sekitar
bibir. Terdapat dua jenis cheilitis, yaitu cheilitis simpleks dan cheilitis angular. Cheilitis
simpleks, memiliki ciri-ciri bibir anak terlihat kering serta pecah-pecah. Sedangkan cheilitis
angular ialah yang menyebabkan pecahnya kulit di area sudut bibir. Cheilitis pada umumnya
ditimbulkan oleh jamur, namun juga dapat disebabkan oleh iritasi, infeksi kuman, defisiensi
zat besi, vitamin B ataupun folat. Udara dingin dan kering, paparan sinar matahari, atau
reaksi alergi juga dapat mendukung timbulnya gangguan ini pada anak anda
B. Anak berkebutuhan khusus

1. Gigi berlubang (karies gigi) disebabkan antara lain oleh kelainan bentuk dan struktur gigi
(anomali), frekuensi muntah atau gastroesophangeal refluks, jumlah air ludah kurang,
pengobatan yang mengandung gula atau diet khusus yang memerlukan pemberian susu
botol yang diperpanjang dan keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang sekitar
untuk membantu membersihkan gigi dan mulut secara rutin setiap hari.
2. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal) seperti gusi berdarah, kegoyongan gigi dan
karang gigi. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang diperhatikan
karena ketidakmampuan menggunakan sikat gigi dengan benar, pola makan yang kurang
baik dan efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi. Radang pada jaringan
periodontal yang parah dapat mengakibatkan anak kehilangan gigi.
3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, tidak ada benih gigi, gigi
berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam mulut dan periodontal sehingga
rahang atas maju, gigitan terbuka dan gigitan silang. Bruksism (ngerot) pada penderita
cerebral palsy mengakibatkan gigi rahang atas maju ke depan. Untuk menangani bruksism
dapat digunakan bite guard.
4. Bernafas melalui mulut (pernapasan mulut kronik) disebabkan oleh jalan nafas yang lebih
sempit sehingga anak berkebutuhan khusus cenderung bernafas melalui mulut. Pernafasan
mulut kronis ini menyebabkan ukuran lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah
beralur dalam dan kering sehingga menimbulkan bau mulut (halitosis) dan iritasi pada
sudut bibir (angular cheilitis). Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan
pengunyahan.
5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikososial dan
perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.

8. Kelainan apa yang doalami oleh anak dalam skenario


Tunagrahita (down syndrome),
Yaitu anak yang memiliki dan mengalami hambatan serta keterbelakangan mental yang jauh dari
rata-rata (IQ berada di bawah 70). Sehingga menyebabkan anak kesulitan dalam menyelesaikan
tugas-tugas akademik, berkomunikasi, maupun menjalani kehidupan sosialnya. Tuna grahita
terbagi menjadi 2 jenis, tuna grahita biasa dan down syndrome.

Das könnte Ihnen auch gefallen