Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dosen Pengampu :
SEMARANG
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE
A. Definisi
neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi
arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau
1995).
disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan
tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
B. Etiologi
1. Thrombosis Cerebral.
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
a. Atherosklerosis
4) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan.
2. Emboli
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus
tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
b. Myokard infark
3. Haemorhargi
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
5. Hipoksia setempat
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006), tanda dan gejala
penyakit stroke :
1. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
3. Penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.
3. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, aritmia atau jenis penyakit jantung
lainnya.
koagulan)
ektremitas.
3. TIA 24%
6. DM 9%
Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap berperan
stroke. Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal
3. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang sama
terkena serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak daripada
wanita.
namun tidak ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.
5. Riwayat keluarga.
E. Klasifikasi
a. Stroke Haemorhagi,
aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun.
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
umummnya baik.
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan
hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh
F. Patofisiologi
otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan
paru dan jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting
terhadap ortak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat
beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
1 Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark
itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang
tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi
abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila
anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena
darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang
TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak
sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM
dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak,
ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan
TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan
mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5.
dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri
hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan
glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan
sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala
darah otak.
G. Pathway
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Angiografi serebral
2. CT Scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya secara pasti.
3. Pungsi lumbal.
proses inflamasi.
5. USG Dopler.
karotis).
6. EEG
Melihat masalah yang timbul dampak dari jaringan yang infark sehingga
lesi non vaskuler. Penting untuk diketahui apakah terdapat hemorhagi, karena
8. Pemeriksaan EKG
inversi gelombang T, depresi ST, dan kenaikan serta perpanjangan QT. Tidak
yang lebih parah; masa protrombin dan masa protrombin parsial, yang
memberikan dasar dimulainya terapi antikoagulasi; dan hitung sel darah putih,
I. Penatalaksanaan
1. Pengobatan Konservatif
arterial.
alteroma.
2. Pengobatan Pembedahan
J. Komplikasi
K. ASUHAN KEPERAWATRAN
yang tepat adalah melalui proses perawatan yang dimulai dari pengkajian yang
tindakan perawatan. Dan untuk menilai keadaan klien, diperlukan suatu evaluasi
yang merujuk pada tujuan rencana perawatan klien dengan stroke non
hemoragik.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam
adalah :
a. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan
d. Eliminasi
e. Makanan/ Cairan
Gejala : nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan
f. Neurosensori
gejala : sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, hilangnya rangsang sensorik
Tanda : status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap
g. Kenyamanan / Nyeri
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot
h. Pernapasan
Gejala : Merokok
i. Keamanan
memutuskan.
j. Interaksi Sosial
k. Penyuluhan/ Pembelajaran
terhadap masalah aktual dan resiko tinggi (Doenges dkk, 1999). Untuk
melakukan hal berikut yaitu mengumpulkan data yang valid dan berkaitan,
- Vasospasme serebral
- Edema serebral
- Kerusakan neuromuskuler
- Kelemahan, parestesia
- Paralisis spastis
- Kerusakan neuromuskuler
- Kelemahan/ kelelahan
defisit)
ansietas)
- Nyeri/ ketidaknyamanan
- Depresi
- Kurang pemajanan
Hudak & Gallo, 1987, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume II.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Linda Juall Carpenito, 1995, Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-
Book, St. Louis
Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-
2002, NANDA