Sie sind auf Seite 1von 12

MODUL II

VISKOSITAS
Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi
praktikum, dan lembar kerja praktikum.

I. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang praktikum viskositas dan
tujuan praktikum viskositas.

1.1 Latar Belakang


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan
inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas)
dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum
viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang
tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida
relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk
mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa
dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah.
Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat
yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki
kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan
kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu
sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Viskositas juga memiliki pengaruh besar dalam dunia manufaktur, sebagai
contohnya pengaruh putaran spindel, viskositas, dan variasi cairan pendingin terhadap
umur pahat HSS pada proses bubut konvensional. Pada dasarnya dimensi keausan
menentukan batasan umur pahat. Dengan demikian kecepatan pertumbuhan keausan
menentukan laju saat berakhirnya masa guna pahat. Untuk meminimalisir terjadinya
keausan tersebut, dapat digunakan sebuah cairan pendingin yang dapat mengontrol

1
temperatur dan membuang dengan cepat geram hasil pembubutan. Sehingga dapat
memperpanjang umur pahat.
Alat untuk mengukur viskositas terbagi dalam dua jenis yaitu ada jenis digital dimana
nama alatnya adalah viskometer dan jenis manual yaitu menggunakan tabung dan bola
besi pejal. Metode manual ini merupakan metode awal yang digunakan untuk mengukur
viskositas suatu cairan sebelum adanya viskometer.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum mengenai viskositas adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian dari viskositas.
2. Untuk memahami jenis alat, prinsip, dan cara pengukuran alat viskositas.
3. Untuk dapat menganalisa viskositas suatu fluida dari data hasil pengukuran.
4. Untuk dapat membandingkan hasil pengukuran viskositas digital dan manual.
5. Untuk memahami aplikasi viskositas dalam industri.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini akan menjelaskan terkait dengan landasan teori yang mendukung berjalannya
praktikum viskositas serta fungsi-fungsi dari alat yang digunakan untuk mengukur
viskositas.

2.1 Pengertian Viskositas


Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang
lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida (fluida itu zat yang dapat mengalir, dalam hal ini
zat cair dan zat gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida (internal = dalam).
Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika
fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Rian, 2013).

2
Jadi, viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang disebabkan oleh adanya gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas juga disebut
sebagai ketahanan fluida jika menerima gaya dari luar.
2𝑟 2 ×𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
ᶯ=
9𝑣
(2-1)
Keterangan:
ᶯ = Viskositas (Pa.s)
r = Jari-jari benda (m)
g = Gravitasi bumi (m/s2)
𝜌𝑏 = Massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝑓 = Massa jenis fluida (kg/m3)
𝑣 = Kecepatan benda (m/s)

2.2 Jenis Viskositas


Viskositas alias kekentalan hanya ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata
itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot,
dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada
dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu
kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok
bahasan fluida dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar,
padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar
tegar/kaku. (Rian, 2013).
Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien
viskositas. Berikut ini adalah tabel viskositas untuk berbagai fluida:
Tabel 2.1 Koefisien Viskositas untuk Berbagai Fluida
Fluida Temperatur (℃) Koefisien Viskositas, ᶯ (Pa.s)
Air 0 1,8 × 10-3
20 1,0 × 10-3
100 0,3 × 10-3
Oli Mesin (SAE 10) 30 200 × 10-3
Udara 20 0,018 × 10-3
Hidrogen 0 0,009 × 10-3
Uap Air 100 0,013 × 10-3
Sumber: Giancoli (2001)

3
2.3 Alat Ukur Viskositas Manual
Alat ukur viskositas manual yang sering digunakan adalah dengan menggunakan
viskometer bola jatuh (Hopper). Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola yang
terbuat dari besi melalui tabung gelas yang berisi zat cair. Berdasarkan hukum stoke yaitu
pada saat kecepatan bola maksimum, terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama
dengan gaya berat Archimedes (D. Young, 2002).
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida, walaupun hanya untuk
mengetahui bahwa adanya gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu didalam suatu
fluida tertentu berbanding dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang
viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak
dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris
sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang
menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut
pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol
(Sudarjo, 2008).

Gambar 2.1 Alat Ukur Viskometer Manual

2.4 Pengertian Viskometer


Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan
mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka viskositas
cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka dikatakan
viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju
aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Ini merupakan salah satu cara yang
paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.

4
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh, tabung
(pipa kapiler), dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder)
dibuat berdasarkan 2 standar sistem, dimana silinder bagian dalam berputar dengan
silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar
sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah
diantara kedua silinder.
Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluida berdasarkan
kecepatan alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengan cara mengalirkan fluida
yang akan diukur viskositasnya dengan demikian, hambatan yang mengalami benda
pemutar atau dialiri akan diketahui dan menunjukkan besar viskositas fluida tersebut.

2.5 Bagian-Bagian Viskometer Digital

3
4

Gambar 2.2 Bagian Mesin Viskometer

Tabel 2.2 Fungsi Bagian Mesin Viskometer


No. Nama Bagian Fungsi
1. LCD Screen Menampilkan set up dan hasil data
2. Operating panel Mengontrol dan memasukkan perintah operasi
3. Elevation adjustment screw Mengatur ketinggian penyangga viskometer
4. Rotor connector Menghubungkan rotor dengan spindle
5. Rotor Mengaduk serta mendeteksi viskositas dan suhu
6. Protection rack for rotor Memberi jarak ruang gerak rotor dengan permukaan wadah,
7. Support stand Menyangga badan viskometer agar dapat berdiri tegak

5
Salah satu bagian dari alat viscometer adalah rotor. Rotor akan dipasang dan
berputar di dalam fluida, terdapat 4 jenis rotor dengan kegunaan yang berbeda bergantung
pada estimasi viskositas dari sebuah fluida itu sendiri. Dalam penentuan pemilihan rotor
dan kecepatan diperlukan tabel, berikut ini adalah tabel yang digunakkan untuk
menetukan rotor beserta kecepatan (rpm) untuk mengukur viskositas fluida:
Tabel 2.3 Tabel Rotor Range dan Viskositas
Rotor
Range 0 1 2 3 4
Viskositas
0.3 / 2x104 10x104 40x104 200x104
4 4
0.6 / 1x10 5x10 20x104 100x104
3 4
1.5 / 4x10 2x10 8x104 40x104
3 3
3 / 2x10 1x10 4x104 20x104
3 3
6 100 1x10 5x10 2x104 10x104
3
12 50 500 2.5x10 1x104 5x104
3
30 20 200 1x10 4x103 2x104
60 10 100 500 2x103 1x104
Sumber: Manual Book Viskometer

6
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai prosedur praktikum dan juga cara penggunaan
alat untuk mengukur viskositas.

3.1 Diagram Alir Praktikum


Berikut adalah diagram alir dari praktikum viskositas manual.

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Viskositas Manual

7
Berikut adalah diagram alir dari praktikum viskositas digital.

Gambar 3.2 Diagram Alir Praktikum Viskositas Digital

8
3.2 Prosedur Praktikum
Dibawah ini akan dijelaskan prosedur praktikum viskometer menggunakan alat
manual dan digital.
Manual
Berikut ini merupakan prosedur untuk melakukan praktikum viskositas dengan
menggunakan viskometer manual:
1. Menyiapkan bahan berdasarkan jenisnya masing-masing satu jenis bahan tersedia
dalam satu gelas.
2. Memasukkan masing-masing bahan kedalam dua tabung ukur dengan volume 1 liter
yang telah disediakan.
3. Memasukkan bola ke dalam dua fluida sebanyak 10 kali replikasi dengan mencatat
waktu jatuhnya bola hingga ke dasar tabung.
4. Mencatat hasil waktu pada worksheet.

Digital
Keterangan:
1. Terdapat 2 jenis fluida yang akan digunakan, masing-masing fluida memiliki 2
perlakuan suhu, yakni suhu ruang dan dingin.
2. Rotor dan kecepatan yang digunakan:
a. Sabun
1) Suhu Sedang: Rotor 3 (30 rpm)
2) Suhu Dingin: Rotor 2 (6 rpm)
b. Minyak
1) Suhu Sedang: Rotor 1 (12 rpm)
2) Suhu Dingin: Rotor 2 (60 rpm)

Berikut ini merupakan prosedur untuk melakukan praktikum viskositas dengan


menggunakan viskometer digital:
1. Menyiapkan bahan berdasarkan jenisnya masing-masing satu jenis bahan tersedia
dalam dua gelas.
2. Memasukkan masing-masing bahan kedalam gelas beaker sebanyak 250 ml.
3. Menyiapkan peralatan viskometer dengan rotor yang sesuai dengan jenis bahan.
4. Memasangkan rotor yang akan digunakan sesuai dengan jenis bahan.
5. Menyalakan alat viskometer digital.

9
6. Menekan OK lalu memasukkan nomor rotor dan besar kecepatan (rpm) ke dalam
alat.
7. Menurunkan rotor hingga tercelup ke dalam fluida yang digunakan.
8. Menekan OK.
9. Mencatat hasil viskositas, presentase viskositas dan suhu fluida.
10. Mengulangi dengan jenis fluida dengan rotor dan rpm yang berbeda.

IV. LEMBAR KERJA PRAKTIKUM


Pada bab ini terdapat gambaran umum praktikum, tabel hasil pengukuran viskositas
menggunakan viskometer serta tabung dan bola, dan analisis hasil pengukuran viskositas.

4.1 Gambaran Umum Praktikum


Berikut ini adalah penjelasan mengenai benda kerja yang dilakukan pengukuran
massa jenisnya sebagai berikut.
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................

10
4.2 Tabel Hasil Pengukuran Viskositas Menggunakan Viskometer
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Viskositas menggunakan Viskometer
Data Viskositas Persentase Hasil Viskositas
Bahan Perlakuan Rotor Rpm Suhu (0C)
(Mpa.s) (%) (Mpa.s)

Dingin 2 6
Sabun
Sedang 3 30

Dingin 2 60
Minyak
Sedang 1 12

4.3 Tabel Hasil Pengukuran Viskositas Menggunakan Tabung dan Bola


Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Viskositas Menggunakan Tabung dan Bola
Waktu (s) Rata-rata
Replikasi Viskositas
Bahan Waktu dari 10
(Mpa.s)
Replikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sabun

Minyak

4.4 Analisis Hasil Pengukuran Viskositas


Analisis yang didapat dari hasil pengukuran viskositas kedua cairan tersebut yaitu:
1. Jika menggunakan viskositas digital apakah ada pengaruh suhu terhadap viskositas
cairan? Jelaskan jika ada pengaruhnya!
2. Apakah ada perbedaan viskositas jika diukur dengan kecepatan (rpm) yang berbeda?
3. Apakah ada perbedaan antara pengukuran kekentalan suatu fluida berdasarkan digital
dengan manual? Jika ada apa penyebabnya?
4. Pada pengukuran viskositas manual, jelaskan hubungan antara waktu tempuh bola
dengan kekentalan suatu cairan!
5. Contoh pengaplikasian di industri menurut anda?

..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

11
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

12

Das könnte Ihnen auch gefallen