Sie sind auf Seite 1von 31

LAPORAN PRAKTIKUM AUDIT ENERGI

PADA SISTEM POMPA AIR


Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Audit Energi

Tanggal Praktikum : 22 Maret 2018


Tanggal Laporan : 29 Maret 2018
Dosen Pembimbing : Yanti Suprianti, ST.,ST

Kelompok :1
Nama Praktikan : Sentauri (151734030)
Anggota Praktikan : Abiano Al Affan (1517340)
Dewi Mulyani (1517340)
Geraldy Faiq Putri (1517340)
Muhamad Barkah D (1517340)
Rifqi M Romdon (1517340)

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONSERVASI ENEGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pompa merupakan salah satu jenis mesin fluida yang dapat memindahan
fluida melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan
fungsinya pompa mengubah energi gerak poros untuk mengerakan sudu-sudu
menjadi gerak kemudian menghasilkan fluida bertekanan. Pompa bekerja sesuai
dengan kebutuhan, sehingga perlakuan pada pompa akan mempengaruhi
kinerjanya.
Selain itu pompa juga sering mengalami beberapa masalah saat beroprasi
seperti mesin pompa yang mengeluarkan suara bising, konsumsi energy yang besar,
overheat pada pompa, sampai motor listrik yang meledak. Oleh karena itu saat
pengoprasian pompa perlu dilakukan pengamatan dan pemeriksaan untuk
mencegah masalah – masalah tersebut. Langkah yang bisa dilakukan untuk
pemeriksaan adalah dengan pengujian audit pompa. Pada praktikum ini akan
dilakukan simulasi untuk melakukan percobaan untuk menentukan baseline kinerja
pompa pada pompa dengan mengatur bukaan katup yang tetap (debit ) pada pompa
saat beroperasi terhadap waktu.
Bukaan katup menjadi parameter pemenuhan kebutuhan air dan proses
penghematan energi pada sistem pompa. Karena perubahan debit dengan
pengaturan bukaan katup air akan mempengaruhi putaran impeller yang
mengakibatkan perubahan tekanan pada impeller yang dipengaruhi oleh
perubahan debit air. Perubahan tekanan tersebut akan mempengaruhi efisiensi
pompa tersebut. Berdasarkan hukum afinitas perubahan putaran impeller
berprngaruh terhadap Debit air, Daya Listrik dan Head pada sistem pompa.
Sehingga pada praktikum audit pada sistem pompa ini kita akan mengetahui
profil energi dan kinerja pompa untuk menentukan baseline kinerja pada pompa.
1.2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasisiwa dapat :
1) Menjelaskan prinsip kerja pompa
2) Menjelaskan alat ukur yang diperlukan untuk pengukuran kinerja pompa
3) Melakukan pengukuran pada pompa
4) Mengiterpretasi data pengukuran pompa
5) Menampilkan profil energi pompa
6) Menghitung kinerja pompa
7) Menentukan baseline kinerja pompa
8) Melaporkan hasil audit pompa
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Pompa dan Kinerja Energi


Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Oleh
karena itu, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Berikut ini sistem pompa secara umum :

Gambar 2.1 Sistem Pompa Air

Perputaran impeler pompa sentrifugal menghasilkan head. Kecepatan


keliling impeler berhubungan langsung dengan kecepatan perputaran batang
torak. Oleh karena itu variasi kecepatan putaran berpengaruh langsung pada
kinerja pompa. Parameter kinerja pompa (debit alir, head, daya) akan berubah
dengan bervariasinya kecepatan putaran. Oleh karena itu, untuk mengendalikan
kecepatan yang aman pada kecepatan yang berbeda- beda maka penting untuk
mengerti hubungan antara keduanya. Persamaan yang menjelaskan hubungan
tersebut dikenal dengan “ Hukum Afinitas” :
 Debit aliran (Q) berbanding lurus dengan kecepatan putaran (n)

 Head (H) berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan putaran (n)

 Daya (P) berbanding lurus dengan kubik kecepatan putaran (n)

Sebagaimana dapat dilihat dari hukum diatas, penggandaan kecepatan


putaran pompa sentrifugal akan meningkatkan pemakaian daya 8 kalinya.
Sebaliknya penurunan kecepatan yang kecil akan berakibat penurunan pemakaian
daya yang sangat besar. Hal ini menjadikan dasar bagi penghematan energi pada
pompa sentrifugal dengan kebutuhan aliran yang bervariasi. Hal yang relevan
untuk dicatat bahwa pengendalian aliran oleh pengaturan kecepatan selalu lebih
efisien daripada oleh kran pengendali. Hal ini disebabkan kran menurunkan
aliran namun tidak menurunkan pemakaian energi pompa. Sebagai tambahan
terhadap penghematan energi, terdapat manfaat lainnya dari kecepatan yang lebih
rendah tersebut.
• Umur bantalan meningkat. Hal ini disebabkan bantalan membawa gaya
hidrolik pada impeler (dihasilkan oleh profil tekanan dibagian dalam wadah
pompa), yang berkurang kira - kira sebesar kuadrat kecepatan. Untuk
sebuah pompa, umur bantalan sebanding dengan kecepatan pangkat tujuh (

n7 ).
• Getaran dan kebisingan berkurang dan umur seal meningkat selama titik
tugas tetap berada didalam kisaran operasi yang diperbolehkan.

Kinerja energi adalah efisiensi penggunaan energi pada objek terhadap


parameter yang akan digunakan.
2.2. Head
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju
tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, yang
juga disebut “head”. Head total merupakan jumlah dari head statik dan head
gesekan (friksi).

2.2.1. Head statik


Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari
cairan yang dipompakan. Head statik merupakan aliran yang independen dan
dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Head Static = Head Discharge (Hd) – Head Suction (Hs)
Head statik terdiri dari:
1. Head hisapan statis (Hsuction) : dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif
terhadap garis pusat pompa. Hs nilainya positif jika ketinggian cairan diatas
garis pusat pompa, dan negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis
pusat pompa (juga disebut “pengangkat hisapan”)
2. Head pembuangan statis (Hdischarge) : jarak vertikal antara garis pusat
pompa dan permukaan cairan dalam tangki tujuan.

Gambar 2.2 Head statik


2.2.2. Head gesekan atau friksi (Hf)
Head gesekan merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi
tahanan untuk mengalir dalam pipa dan sambungan – sambungan. Head ini
tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan,
debit aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan (friksi) ini sebanding dengan
kuadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam gambar 2.8. Loop tertutup
sistem sirkulasi hanya menampilkan head gesekan atau friksi (bukan head statik)

Gambar 2.3 Head gesekan


(friksi) versus aliran
Dalam hampir kebanyakan kasus, head total sistem merupakan gabungan
antara head statik dan head gesekan seperti diperlihatkan dalam gambar berikut.

Gambar 2.4 Sistem dengan head statik rendah

2.2.3. Kurva kinerja pompa


Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa sebagai kurva
kinerja atau kurva karakteristik pompa. Pada pompa sentrifugal, head secara
perlahan turun dengan meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan
sistem, head juga akan naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit
aliran berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit aliran nol hanya dapat
diterima untuk jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar.

Gambar 2.5 Kurva kinerja pompa

2.2.4. Titik operasi pompa


Debit aliran pada head tertentu disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa
terbuat dari banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa ditentukan oleh
perpotongan kurva sistem dengan kurva pompa sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar berikut.

Gambar 2.6 Titik operasi pompa (US DOE, 2001)

2.3. Klasifikasi Pompa


Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis
(non positive displacement pump).

2.3.1. Pompa perpindahan positif (positive displacement pump)


Pada pompa perpindahan positif energi ditambahkan ke fluida kerja
secara periodik oleh suatu gaya yang dikenakan pada satu atau lebih batas
(boundary) sistem yang dapat bergerak.
2.3.1.1. Pompa torak ( Reciprocating pump )
Pompa torak adalah sebuah pompa dimana energi mekanis penggerak
pompa dirubah menjadi energi aliran fluida yang dipindahkan dengan
menggunakan elemen yang bergerak bolak balik di dalam sebuah silinder. Fluida
masuk melalui katup isap dan keluar melalui katup buang dengan tekanan yang
tinggi. Pompa ini mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas dengan debit
yang dihasilkan tergantung pada putaran dan panjang langkah torak. Volume
cairan yang dipindahkan selama satu langkah piston atau plunyer akan sama
dengan perkalian luas piston dengan panjang langkah.

2.3.1.2. Pompa Putar (Rorary Pump)


Pompa putar adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke
cairan menggunakan elemen yang bergerak berputar didalam rumah (casing).
Fluida ditarik dari reservoir melalui sisi isap dan didorong melalui rumah pompa
yang tertutup menuju sisi buang pada tekanan yang tinggi. Berapa tekanan
fluida yang akan keluar pompa tergantung pada tekanan atau tahanan aliran
sistem. Sedangkan debit yang dihasilkan tergantung pada kecepatan putar dari
elemen yang berputar. Elemen yang berputar ini biasanya disebut sebagai rotor.

2.3.1.3. Pompa Diafragma (Diaphragm pump)


Pompa diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak
ke cairan melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk
menggerakan diafragma sehingga timbul isapan dan penekanan secara bergantian
antara katup isap dan katup tekan. Keuntungan pompa diafragma ini adalah
hanya pada diafragma saja yang bersentuhan dengan fluida yang ditransfer
sehingga mengurangi kontaminasi dengan bagian lain terutama bagian penggerak.

2.3.1.4. Pompa dinamik (non positive displacement pump).


Pompa dinamik terdiri dari satu impeler atau lebih yang dilengkapi dengan
sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros-poros yang berputar dan menerima
energi dari motor penggerak pompa serta diselubungi dengan sebuah rumah
(casing). Fluida berenergi memasuki impeler secara aksial, kemudian fluida
meninggalkan impeler pada kecepatan yang relatif tinggi dan dikumpulkan
didalam volute atau suatu seri laluan diffuser, setelah fluida dikumpulkan di
dalam volute atau diffuser terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head
tekanan, yang diikuti dengan penurunan kecepatan. Sesudah proses konversi
ini selesai kemudian fluida keluar dari pompa melalui katup discharge. Pompa
dinamik dapat dibagi dalam beberapa jenis:

1) Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)


Pompa ini digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros pompa
untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Akibat dari
putaran impeler yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat cair akan
mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di antara sudu-sudu dan
meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeler dengan kecepatan tinggi kemudian melalui saluran yang penampangnya
semakin membesar yang disebut volute, sehingga akan terjadi perubahan dari
head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair yang keluar dari flens keluar
pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi
karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu-sudu
menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi persatuan
berat atau head total dari zat cair pada flens keluar dan flens masuk disebut
sebagai head total pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal
berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi
inilah yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head
potensial secara kontinu. Sekarang ini pemakaian pompa sentrifugal sangat
banyak digunakan dan telah berkembang sedemikian maju sehingga banyak
menggantikan pemakaian pompa- pompa lain.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa lain:
 Pada head dan kapasitas yang sama, dengan pemakaian pompa
sentrifugal umumnya paling murah.
 Operasional paling mudah
 Aliran seragam dan halus.
 Kehandalan dalam operasi.
 Biaya pemeliharaan yang rendah.
Berdasarkan arah aliran di dalam impeler pompa sentrifugal dibagi menjadi
a) Aliran radial (Radial flow)
b) Aliran aksial (Axial flow)
c) Aliran campur (Mixed flow)

2) Pompa Efek Khusus (Special Effect Pump)


i. Pompa Jet (Jet Pump)
Pompa jet merupakan suatu kombinasi pompa sentrifugal volut dan susunan
venturi – nosel. Pompa jet biasanya digunakan untuk mengangkat atau menarik
air dari sumur yang dalam ke suatu tempat yang lebih tinggi. Pada pompa jet,
air pada tekanan tinggi dipompakan melewati sebuah nosel dimana air akan
dipercepat di dalam nosel, sehingga energi tekanan akan diubah menjadi energi
kinetik. Dan setelah melewati nosel air akan masuk ke dalam venturi, dimana
air yang telah dipercepat akan menyebabkan tekanan menjadi turun, sehingga
pompa jet dapat menghisap air.
ii. Pompa Gas lift (Gas Lift Pump)
Prinsip dari pompa gas lift adalah memanfaatkan udara atau gas yang
tertekan untuk mengangkat air. Campuran udara dan air akan naik didalam pipa
yang dikelilingi oleh air. Pada dasarnya pompa gas lift terdiri dari pipa vertikal
yang sebagian terendam dalam air dan tabung supply udara yang menyediakan
udara yang tertekan diberikan ke pipa vertikal. Campuran udara dan air bisa naik
sampai ke atas permukaan air karena massa jenis dari campuran udara dan air
tersebut lebih rendah dari massa jenis air itu sendiri.
iii. Pompa hidrolik ram
Pompa hidrolik ram merupakan suatu alat untuk menaikkan sebagian dari
sejumlah besar air yang ada pada suatu tempat dengan ketinggian tertentu
sampai ke tempat yang lebih tinggi. Pompa hidrolik ram terpakai ketika
beberapa sumber air alami seperti mata air atau sungai berada pada ketinggian
tertentu, misal pada daerah berbukit.
2.4. Spesifikasi pompa yang digunakan pada praktikum

Gambar 2.7. Pompa air (Sumber: www.panasonic.com )

Gambar 2.8 Diagram kelistrikan pompa (Sumber: www.panasonic.com )


Tabel 2.9 Spesifikasi pompa (Sumber: www.panasonic.com )

Gambar 2.10. Bagian pompa (Sumber: www.panasonic.com )

Keterangan gambar:
1. Tutup air pemancing
2. Tutup terminal
3. Senur (kabel listrik)
4. Motor
5. Tutup kipas motor
6. Lubang keluaran air
7. Penghubung pipa-hisap
8. Lubang hisap
9. Rumah pompa
10. Tutup impelle
** Pemasang grounding

2.5. Kualitas Daya


Kualitas daya yang dipasok ke sistem penggerak motor berkaitan dengan
knerja peralatan energi yang akan dioperasikan. Kualitas daya perlu dianalisa
khususnya ketidak seimbangan tegangan. Motor tiga fasa tidak toleran terhadap
tegangan tidak seimbang. Ketidakseimbangan tegangan akan mengakibatkan
aliran arus yang tidak merata antara fasa belitanya. Pengaruh tegangan tak
seimbang ini adalah pemanasan terhadap motor listrik dan rugi energi meningkat.
Dapat dilihata ada Gambar 3.2. Pengaruh tegangan tak seimbang.

Gambar 2.11 Tegangan Tak Seimbang

2.6. Perhitungan Pada Pompa Air


Kinerja pompa ditentunkan menggunakan efisiensi pompa yang merupakan
perbandingan antara kerja pompa secara hidrolis terhadap daya masukan pompa
berupa daya listrik.
𝑊𝑃
𝜂= … … … (2.1)
𝑃𝐼𝑛
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑊𝑃 = 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 (𝐻𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑠)
𝑃𝐼𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 (𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘)
𝜂 = 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎
Kerja hidrolis pompa dihitung menggunakan persamaan:
𝑊𝑃 = 𝜌𝑔𝑄ℎ𝑝 … … … (2.2)

𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎, 𝜌 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎


𝑔 = 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑄 = 𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
ℎ𝑝 = ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
Head total pada pompa adalah akumulasi dari head statis (𝑧2 − 𝑧1 ), head gesekan
(ℎ𝑓 ) dan head pemipaan (ℎ𝑚 )
𝑉 2 𝑓𝐿
ℎ𝑝 = 𝑧2 − 𝑧1 + ℎ𝑓 + ∑ ℎ𝑚 = Δ𝑧 + ( + ∑ 𝐾) … … … (2.3)
2𝑔 𝑑

𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎, Δ𝑧 = 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛


𝑉 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
𝑓 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐹𝑟𝑖𝑘𝑠𝑖
𝐿 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑝𝑎
𝑑 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑃𝑖𝑝𝑎
𝐾 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟

Faktor friksi diperoleh berdasarkan grafik moody dan besarnya ditentukan


dari nilai bilangan Reynold (𝑅𝑒𝑑 ) dan perbandingan nilai kekasaran terhadap

diameter (𝜀⁄𝑑 )
Nilai kekasaran relatif berbagai jenis pipa diberikan pada tabel berikut:
Besarnya nilai koefisien rugi minor bergantung pada karakteristik pemipaan
meliputi jenis pipa, panjang pipa, jenis sambungan, bukaan katup. Dan beberapa
diantaranya diberikan pada tabel berikut:
Daya listrik masukan pompa dihitung menggunakan persamaan daya aktif:
𝑃𝐼𝑛 = 𝑉𝐼 cos 𝜙
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎, 𝑉 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐼 = 𝐴𝑟𝑢𝑠
cos 𝜙 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎
BAB III
METODE PENGUJIAN

3.1. Alat dan Bahan


Satu set sistem pompa dan perpipaan

3.2. Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Rangkaian Input Pompa

Gambar 3.3. Sistem Pompa Air


3.2. Prosedur Kerja
1) Pastikan tangki terisi air
2) Periksa semua kedudukan alat ukur pada posisi yang benar
3) Pastikan katup terbuka (dengan variasi bukaan tertentu) dan catat besar
bukaan katup! Bukaan katup (dalam % bukaan)
4) Alirkan sumber listrik.
5) Catat data setiap 5 menit (selama durasi 30 menit per mahasiswa):

Debit aliran air (m3/s)

Tegangan Input (V)


Arus Input (A)
Daya Pompa (W)
Faktor Daya
6) Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber listrik.

3.3. Tugas dan Pertanyaan


a. Buatlah profil parameter dan konsumsi energi pompa terhadap waktu!
b. Lakukan analisis terhadap tiap parameter hasil pengukuran!
c. Hitunglah kinerja pompa dan buat profilnya terhadap waktu!
d. Tentukan baseline kinerja pompa!
e. Bandingkan kinerja pompa dengan yang tertera pada nameplate!
f. Lakukan analisis terhadap hasil pembandingan!
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan


Data Ukuran Pompa
Ukuran Panjang Satuan Keterangan
Head luar 568 cm vertikal
Diameter 1 inci
Panjang 238 cm horizontal
Panjang menuju flow 43 cm
Panjang masuk flow meter (atas) 15 cm
Panjang masuk flow meter (bawah) 23 cm
Panjang belakang 15 cm
Tinggi flow meter 15 cm

Data Praktikum Pribadi

V I P Debit
Waktu cos phi
(Volt) (Ampere) (kW) (L/min)
15.25 224,650 1,072 0,970 0,234
15.28 224,430 1,072 0,970 0,233
15.31 224,510 1,072 0,970 0,233
15
15.34 224,620 1,070 0,970 0,233
15.37 224,430 1,069 0,971 0,234
15.40 224,500 1,071 0,971 0,233

Data Praktikum Keseluruhan

V I Debit
Waktu cos phi P (kW) Nama
(Volt) (Ampere) (L/min)
13.45 224,940 0,993 0,906 0,201
13.48 224,250 0,988 0,908 0,202
13.51 224,270 0,983 0,912 0,201
25 abi
13.54 224,450 0,983 0,912 0,201
13.57 224,560 0,983 0,913 0,201
14.00 224,550 0,984 0,914 0,202
14.05 224,710 0,992 0,930 0,207 23 dewi
14.08 224,860 0,992 0,931 0,208
14.11 225,150 0,990 0,934 0,208
14.14 224,560 0,989 0,932 0,207
14.17 224,480 0,991 0,932 0,207
14.20 224,590 0,990 0,932 0,207
14.25 224,270 1,004 0,943 0,213
14.28 224,370 1,004 0,943 0,213
14.31 224,840 1,007 0,944 0,213
21 gerry
14.34 225,270 1,010 0,944 0,214
14.37 224,860 1,007 0,943 0,213
14.40 224,770 1,006 0,943 0,213
14.45 224,810 1,025 0,955 0,220
14.48 225,150 1,029 0,954 0,221
14.51 225,270 1,026 0,955 0,220
19 barkah
14.54 224,610 1,023 0,955 0,220
14.57 224,560 1,022 0,955 0,219
15.00 224,390 1,021 0,955 0,219
15.05 224,490 1,051 0,964 0,228
15.08 223,930 1,046 0,965 0,226
15.11 224,900 1,052 0,964 0,228
17 rifqi
15.14 224,960 1,051 0,965 0,228
15.17 224,680 1,049 0,965 0,228
15.20 224,760 1,048 0,964 0,227
15.25 224,650 1,072 0,970 0,234
15.28 224,430 1,072 0,970 0,233
15.31 224,510 1,072 0,970 0,233
15 senta
15.34 224,620 1,070 0,970 0,233
15.37 224,430 1,069 0,971 0,234
15.40 224,500 1,071 0,971 0,233
4.2. Tugas dan Pertanyaan
1. Profile Parameter dan Konsumsi Energi
Konsumsi Energi

Konsumsi Energi

Daya
Waktu
(kWh)
15.25 0,0117
15.28 0,01165
15.31 0,01165
15.34 0,01165
15.37 0,0117
15.40 0,01165
Profile Parameter

Kurva 1 Tegangan Input (V) terhadap


waktu
226.300
224.300
222.300
tegangan (Volt)

220.300
218.300
216.300
214.300
212.300
210.300
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu
Kurva 2 Arus Input (Ampere) terhadap
waktu
1.087

Arus Input (Ampere) 1.067

1.047

1.027

1.007

0.987

0.967
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu

Kurva 3 Faktor Daya terhadap waktu


0.989

0.969
Faktor Daya (Cos phi)

0.949

0.929

0.909

0.889

0.869
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu

Kurva 4 Daya Pompa (kW) terhadap


waktu
0.252

0.232
Daya Pompa (kW)

0.212

0.192

0.172

0.152

0.132
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu
Kurva 5 Debit (L/Menit) terhadap
waktu
16
14
12
Debit (L/Menit)

10
8
6
4
2
0
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu

Kurva 6 Konsumsi Energi (kWh)


terhadap waktu
0.0118
Konsumsi Energi (kWh)

0.0116
0.0114
0.0112
0.011
0.0108
0.0106
0.0104
0.0102
0.01
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu

Kurva 7 Efisiensi (%) terhadap waktu


7.8500

7.6500

7.4500
Efisiensi (%)

7.2500

7.0500

6.8500

6.6500
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu
3. Kinerja Pompa Terhadap Waktu
Kinerja Pompa Simbol Angka Satuan
Koefisien Minor Losses Ʃk 38
5,6x10^-
Roughness Pipa
Ɛ/d 5
Kecepatan Fluida V 0,4485 m/s
Reynolds Red 13049,32
Fuction Factor f 0,04
Head Total Pompa hp 7,344 m
Daya Hidrolik Pompa Phidrolik 17,9424 Watt
Dengan perhitungan yang sama makaa didapat data:

V I Faktor Pelektrik Phidrolik Efisiensi


Waktu
(Volt) (Ampere) Daya (kW) (W) (%)
15.25 224,650 1,072 0,970 0,2340 17,9424 7,6677
15.28 224,430 1,072 0,970 0,2330 17,9424 7,7006
15.31 224,510 1,072 0,970 0,2330 17,9424 7,7006
15.34 224,620 1,070 0,970 0,2330 17,9424 7,7006
15.37 224,430 1,069 0,971 0,2340 17,9424 7,6677
15.40 224,500 1,071 0,971 0,2330 17,9424 7,7006

Efisiensi (%) terhadap waktu


7.8500

7.6500

7.4500
Efisiensi (%)

7.2500

7.0500

6.8500

6.6500
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
Waktu
debit Intensitas
Waktu P(kW)
l/menit (W/L)
15.25 0,2340 15,000 5,2
15.28 0,2330 15,000 5,1777778
15.31 0,2330 15,000 5,1777778
15.34 0,2330 15,000 5,1777778
15.37 0,2340 15,000 5,2
15.40 0,2330 15,000 5,1777778
Rata-Rata 5,1851852

Intensitas (W/L) terhadap waktu


5.365

5.165
Intensitas (w/l)

4.965

4.765

4.565

4.365

4.165
15.25 15.28 15.31 15.34 15.37 15.40
waktu
4. Baseline Kinerja Pompa

Efisiensi
Waktu
(%)
15.25 7,6677
15.28 7,7006
15.31 7,7006
15.34 7,7006
15.37 7,6677
15.40 7,7006
Rata-
7,6896
rata
DAFTAR PUSTAKA

_. 2009. “Teori Dasar Pompa”.http:/beatifulminders.blogspot.co.id/2009/03/teori .


dasar-pompa.html
_. 2017. Modul Praktikum Efisiensi Enrergi Pompa Air. Teknik Konservasi .
Energi. Politeknik Negeri Bandung
B. R. Munson, D.F Young and T. H. Okiisshi, 1998. Fundamentals of Fluid .
Mechanics, John
J.M. McDonough, 2004. Lectures in Elementary Fluid Dynamics: Physics, .
Mathematics and Applications, University of Kentucky, Lexington.
Marupung, Ir. Parlindungan . PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM POMPA.
T.W Edwards, P.E dan Tyler G. Hicks. 1971. PUMP APLICATION
ENGINEERING. McGraw-Hill. Inc
Y. Nakayama and R.F. Boucher, 1999.Intoduction to Fluid Mechanics, Butterworth
Heinemann.
LAMPIRAN

Flowmeter

Tangki Air

Perpipaan
Rangkaian

Das könnte Ihnen auch gefallen