Sie sind auf Seite 1von 18

Tugas Mata Kuliah Fisika Komputasi

MINIRISET

SIMULASI GERAK PARTIKEL BERMUATAN DALAM PENGARUH MEDAN


LISTRIK DAN INDUKSI MAGNET

O
L
E
H

NAMA :DEWI RATNA PERTIWI SITEPU


NIM : 8176175004
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA REG A 2017

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat–Nya lah penulis dapat menyelesaikan mini riset tentang “SIMULASI
GERAK PARTIKEL BERMUATAN DALAM PENGARUH MEDAN LISTRIK DAN
INDUKSI MAGNET” . Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Fisika Komputasi yang telah membimbing
dalam pembuatan mini riset ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaaat bagi pembaca.

Medan, 19 April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Elektromagnetik ............................. 5
2.2 Gerak partikel bermuatan dalam medan listrik E dan induksi
magnet B statik dan homogen..........................................................................5
2.3 Gerak partikel bermuatan dalam medan induksi magnet B
gayut waktu, medan listrik E=0........................................................................6
2.4 Metode Euler ...................................................................................................7

BAB III. METODE PEMBUATAN SIMULASI


3.1. Pembuatan Program Matlab............................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil......................................................................................................................10
4.2 Pembahasan.............................................................................. ............................ 12

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ..................................................................................................................... 13
5.2 Saran ............................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu aspek penting dalam elektromagnetisme skala makroskopik adalah


bagaimana mendeskripsikan gerak partikel bermuatan dalam pengaruh medan listrik E
dan atau medan magnet B . Efek-efek medan listrik E dan atau medan magnet B
terhadap gerak partikel bermuatan memiliki aplikasi dalam perancangan devais
penghasil partikel bermuatan yang memiliki energi kinetic tinggi.Persamaan gerak
dalam ruang 3 dimensi dan terkopel sering ditemukan di dalam elektrodinamika yaitu
ketika sebuah partikel bermuatan bergerak melewati medan listrik dan medan magnet.
Pengaruh kedua medan terhadap gerakan partikel ini sangat menarik untuk dikaji
mengingat masalah ini jarang ditemukan materi Fisika. Dengan penggambaran visual
berupa grafik maka kita akan lebih dapat memahami konsep ini. Hal yang lebih menarik
lagi ketika partikel bermuatan bergerak diantara medan diope. Tentu masalah ini akan
sangat sulit diselesaikan dengan cara analitik. Dewasa ini, studi dan aplikasi simulasi
dalam bidang-bidang fisika di atas terus berkembang seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi komputer dan perangkat lunak. Simulasi gerak partikel
bermuatan dalam pengaruh medan listrik E dan atau medan induksi magnet B dilakukan
untuk mendapatkan informasi dan pemahaman tentang gerak partikel bermuatan
tersebut (posisi, kecepatan, momentum, dan energi) secara kuantitatif.

1.2 Rumusan Masalah


Pada tulisan ini rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat gambaran program lintasan partikel setelah mendapat
pengaruh dari medan listrik dan atau medan induksi magnet ?
2. Bagaimana Program simulasi dibuat berdasar persamaan Lorentz dalam ranah
nonrelativistik dan digunakan untuk menghitung besar masing-masing

4
komponen kecepatan dan posisi partikel setelah mendapat pengaruh dari medan
listrik dan atau medan induksi magnet luar dengan menggunakan metode Euler
dalam MATLAB ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui gambaran lintasan partikel setelah mendapat pengaruh dari
medan listrik dan atau medan induksi magnet.
2. Program simulasi dibuat berdasar persamaan Lorentz dalam ranah
nonrelativistik dan digunakan untuk menghitung besar masing-masing
komponen kecepatan dan posisi partikel setelah mendapat pengaruh dari medan
listrik dan atau medan induksi magnet luar dengan menggunakan metode Euler
dalam MATLAB.

5
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Elektromagnetik

Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Elektromagnetik Wangsness (1986)


menyatakan bahwa persamaan gerak non-relativistik sebuah partikel bermuatan q dan
memiliki posisi r dalam medan elektromagnetik dinyatakan oleh gaya Lorentz
(Wangsness,1986) :
𝑑𝑣
𝑚0  𝑑𝑡  q(E  v  B) , (1)

dengan v = dr/dt ; v << c , E , B , dan m0 , berturut-turut mewakili kecepatan partikel;


dengan syarat besar kecepatan v sangat kecil dibandingkan laju cahaya dalam ruang
vakum c , medan listrik, medan induksi magnet, dan massa partikel bermuatan tanpa
memperhitungkan efek relativistik. Persamaan (1), secara umum, dapat digunakan
untuk mendeskripsikan gerak partikel bermuatan dalam pengaruh medan listrik
eksternal dengan mengabaikan emisi radiasi yang dihasilkan oleh gerak partikel
bermuatan tersebut (Jackson, 1975) .Gerak partikel bermuatan dalam medan listrik E
dan induksi magnet B statik dan homogen.

2.2 Gerak partikel bermuatan dalam medan listrik E dan induksi magnet B statik
dan homogen
Kedua medan elektromagnetik dalam persamaan (1), yaitu E dan B , diasumsikan
tidak sama dengan nol, E ¹ 0 dan B ¹ 0 , dan juga tak gayut posisi dan waktu. Apabila
masing-masing komponen kecepatan v dan E diuraikan dalam komponen yang sejajar
(||) dan tegak lurus (^) terhadap medan induksi magnet B , maka persamaan (1) menjadi
:
𝑑𝑣∥ 𝑑𝑣⊥
𝑚0 + 𝑚0 = q(E∥ +𝑬⊥ + 𝑣⊥ 𝑥𝐵) (2)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

karena v1 x B = 0.
Persamaan (2) menghasilkan persamaan-persamaan:

6
𝑑𝑣∥
𝑚0 = 𝑞𝐸 1 (3)
𝑑𝑡

𝑑𝑣⊥
𝑚0 = q(E∥ +𝑬⊥ + 𝑣⊥ 𝑥𝐵) (4)
𝑑𝑡

2.3 Gerak partikel bermuatan dalam medan induksi magnet B gayut waktu,
medan listrik E = 0
Sebuah Gerak partikel bermuatan dalam medan induksi magnet B gayut waktu,
medan listrik E = 0. Sebuah partikel bermuatan di’batasi’ bergerak menempuh suatu
lintasan yang berbentuk lingkaran berjari-jari R yang melingkupi medan induksi magnet
yang memiliki kesimetrian silindris, B  Bz zˆ, yang tegak lurus terhadap bidang orbit
partikel bermuatan tersebut. Medan induksi magnet B divariasi terhadap waktu sehingga
kerja pada partikel bermuatan tersebut, untuk setiap satu putaran penuh, sama dengan
perkalian muatannya dengan gaya elektromotif
imbas  ind :
𝑑Φ 𝑑〈𝐵𝑧 〉
∮ 𝑬𝑖𝑛𝑑 𝑑𝑠 = − − 𝜋𝑅 2 (5)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

dengan 〈𝐵𝑧 〉 menyatakan nilai rata-rata besar induksi magnet B pada suatu luasan yang
dilingkupi oleh orbit lintasan partikel bermuatan tersebut. Medan listrik imbas 𝑬𝑖𝑛𝑑 =
𝐸𝜑 𝜑̂ integral dalam persamaan (5) bernilai 2 𝜋𝑅𝐸𝜑 karena kesimetrian silindris medan
induksi magnet B = B 𝒛̂, sehingga besar medan listrik imbas |𝑬𝑖𝑛𝑑 | dinyatakan oleh:

1 𝑑〈𝐵𝑧 〉
𝐸𝜑 = 2 𝑅 (6)
𝑑𝑡

dan gaya tangensial akibat medan listrik imbas Eind adalah sebesar
1 𝑑〈𝐵𝑧 〉 𝑑𝑣𝜑
f  qE= 2 𝑞𝑅 = 𝑚0 (7)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Persamaan gerak partikel bermuatan yang melewati medan listrik dan magnet dapat
dinyatakan di dalam bentuk vektor
̇ 𝑞(𝑣 𝒙 𝑩)
𝑚𝑣 = 𝑞𝑬 + (8)

7
dimana m adalah massa partikel, q adalah muatan, E dan B masing-masing menyatakan
medan listrik dan medan magnet. Untuk kasus dimana medan magnet konstan, maka
trayektori dari partikel bermuatan berupa spiral sepanjang garis-garis medan dengan
𝜋𝑚
sebuah orbit cyclotron yang periode revolusinya sebesar 2 𝑞𝐵 . Jika ditambahkan medan

listrik di dalamnya, maka akan mengubah gerakan ini secara dramatik.


Laju untuk komponen kecepatan dari sebuah partikel bermuatan dengan menggunakan
satuan bahwa m = q =1 adalah :
𝑑𝑣𝑥
= 𝐸𝑥 + 𝑣𝑦 𝐵𝑧 − 𝑣𝑦 𝐵𝑧 (6-2a)
𝑑𝑡
𝑑𝑣𝑦
= 𝐸𝑦 + 𝑣𝑧 𝐵𝑥 − 𝑣𝑥 𝐵𝑧 (6-2b)
𝑑𝑡
𝑑𝑣𝑧
= 𝐸𝑧 + 𝑣𝑥 𝐵𝑦 − 𝑣𝑦 𝐵𝑥 (6-2c)
𝑑𝑡

(Halliday, D. Resnick R. 1990)

2.4 Metode Euler


Metode Euler adalah salah satu dari metode satu langkah yang paling sederhana. Di
banding dengan beberapa metode lainnya, metode ini paling kurang teliti. Namun
demikian metode ini perlu dipelajari mengingat kesederhanaannya dan mudah
pemahamannya sehingga memudahkan dalam mempelajari metode lain yang lebih teliti.
Metode euler atau disebut juga metode orde pertama karena persamaannya kita hanya
mengambil sampai suku orde pertama saja.
Misalnya diberikan PDB orde satu,
y^, = dy/dx = f(x,y) dan nilai awal y(x0) = x0
Misalkan
yr = y(xr)
adalah hampiran nilai di xr yang dihitung dengan metode euler. Dalam hal ini
xr = x0 + rh, r = 1, 2, 3,…n
metode euler diturungkan dengan cara menguraikan y(xr+1) di sekitar xr ke dalam deret
taylor :
y(xr+1)=y(xr)+ y’(xr)+ y”(xr)+… (1)
bila persamaan di atas dipotng samapai suku orde tiga, peroleh
y(xr+1) = y(xr) + y’(xr) + y”(t), xr<t<xr+1 (2)

8
berdasarkan persamanan bentuk baku PDB orde orde satu maka
y’(xr ) = f(xr, yr)
dan
xr+1 – xr = h
maka persamaan 2 dapat ditulis menjadi
y(xr+1) ≈y(xr)+hf(xr,yr)+ y”(t) (3)
dua suku pertama persamaan di atas yaitu :

y(xr+1) = y(xr) + hf(xr, yr) ; r = 0, 1, 2,…,n (4)


atau dapat ditulis
yr+1 = yr + hfr
yang merupakan metode Euler. (Koonin, 1986)

9
BAB III
METODE PEMBUATAN SIMULASI
3.1 Pembuatan Program Matlab

Dari pesamaan (6-21), (6-2b) dan (6-2c) dapat diperoleh tiga variabel posisi
yaitu x,y dan z. Jika diterapkan metode Euler, maka 3 ungkapan di atas dapat dituliskan
menjadi
1. Untuk komponen ke arah x diperoleh kecepatan dan posisi
vx.n+1=vx.n+(Ex.n+vy.nBz.nvz.nBy.n)h
xn+1 = xn+ vx ,n+1 h
2. Untuk komponen ke arah y diperoleh kecepatan dan posisi
v y .n+1=v y . n+Ey . n+v z .n Bx . n−vx.n Bz .n )h
yn+1=yn +vy . n+1 h
3. Untuk komopenen ke arah z diperoleh kecepatan dan posisi
v zn 1=vz . n+(Ez. N+vx . n By. n−v y. nBx.n)h
z n+1 = zn + v z n+1 h

Berdasarkan pada persamaan diskrit (6-3a), (6-3b) dan (6-3c) kita dapat
membuat program seperti terlihat pada contoh Program 4. Dibawah ini diberikan contoh
masukan untuk program tersebut.
Masukkan medan listrik E0 :4
Masukkan medan magnet B0 :5
Masukkan kecepat. awal partikel v0 :10
Sudut arah medan listrik thdp x :90
Sudut arah medan listrik thdp y :0
Sudut arah medan listrik thdp z :90
Sudut arah medan magnet thdp x :90
Sudut arah medan magnet thdp y :90
Sudut arah medan magnet thdp z :0
Sudut arah kecept. awal partikel hdp x :45
Sudut arah kecept. awal partikel hdp y :-45

10
Sudut arah kecept. awal partikel hdp z :90

clear; close all;


E0=input('masukkan medan listrik E0 :');
B0=input('masukkan medan magnet B0 :');
v0=input('masukkan kecepa
t. awal partikel v0 :');
thetaE0_x=input('Sudut arah medan listrik thdp x :');
thetaE0_y=input('Sudut arah medan listrik thdp y :');
thetaE0_z=input('Sudut arah medan listrik thdp z :');
thetaB0_x=input('Sudut arah medan magnet thdp x :');
thetaB0_y=input('Sudut arah medan magnet thdp y :');
thetaB0_z=input('Sudut arah medan magnet thdp z :');
thetav0_x=input('Sudut arah kecept. awal partikel hdp x :');
thetav0_y=input('Sudut arah kecept. awal partikel hdp y :');
thetav0_z=input('Sudut arah kecept. awal partikel hdp z :');
phiE0_x=pi/180*thetaE0_x;
phiE0_y=pi/10*thetaE0_y;
phiE0_z=pi/180*thetaE0_z;
phiB0_x=pi/180*thetaB0_x;
phiB0_y=pi/180*thetaB0_y;
phiB0_z=pi/180*thetaB0_z;
phiv0_x=pi/180*thetav0_x;
phiv0_y=pi/180*thetav0_y;
phiv0_z=pi/180*thetav0_z;
E0_x=E0*cos(phiE0_x);
E0_y=E0*cos(phiE0_y);
E0_z=E0*cos(phiE0_z);
B0_x=B0*cos(phiB0_x);
B0_y=B0*cos(phiB0_y);
B0_z=B0*cos(phiB0_z);
v0_x=v0*cos(phiv0_x);
v0_y=v0*cos(phiv0_y);
v0_z=v0*cos(phiv0_z);
Ex=E0_x;Ey=E0_y;Ez=E0_z;
Bx=B0_x;By=B0_y;Bz=B0_z;
vx=v0_x;vy=v0_y;vz=v0_z;
h=0.01;
N=1000;
x0=0;y0=0;z0=0;
x=x0;y=y0;z=z0;
fid=fopen('medan.txt','w');
for i=1:N

11
t=i*h;
vx=vx+(Ex+vy*Bz-By*vz)*h;
x=x+vx*h;
vy=vy+(Ey+vz*Bx-Bz*vx)*h;
y=y+vy*h;
vz=vz+(Ez+vx*By-Bx*vy)*h;
z=z+vz*h;
fprintf('%f %f %f %f \n',t,x,y,z);
fprintf(fid,'%f %f %f %f\n',t,x,y,z);
end
fclose(fid);
load medan.txt;
t=medan(:,1);
x=medan(:,2);
y=medan(:,3);
z=medan(:,4);
figure(1)
plot3(x,y,t);grid
xlabel('x');ylabel('y');zlabel('t');
figure(2)
plot3(x,z,t);grid
xlabel('x');ylabel('z');zlabel('t');
figure(3)
plot3(y,z,t);grid
xlabel('y');ylabel('z');zlabel('t');

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil dengan memasukkan input :
Masukkan medan listrik E0 :4
Masukkan medan magnet B0 :5
Masukkan kecepat. awal partikel v0 :10
Sudut arah medan listrik thdp x :90
Sudut arah medan listrik thdp y :0
Sudut arah medan listrik thdp z :90
Sudut arah medan magnet thdp x :90
Sudut arah medan magnet thdp y :90
Sudut arah medan magnet thdp z :0
Sudut arah kecept. awal partikel hdp x :45
Sudut arah kecept. awal partikel hdp y :-45
Sudut arah kecept. awal partikel hdp z :90
Bentuk Outputnya yaitu :

13
TABEL

Hingga

14
GRAFIK

15
3.2 Pembahasan :

Dalam contoh masukan di atas dimisalkan besarnya medan listrik, medan magnet
dan kecepatan awal diberikan masing-masing 4, 5 dan 10. Medan listrik dan medan
magnet masing-masing berarah ke sumbu y dan z saja. Sedangkan, kecepatan partikel
berarah 45o terhadap sumbu x, -45o terhadap sumbu y dan 90o terhadap sumbu z. Ini
berarti bahwa kecepatan partikel berada pada bidang sumbu x dan y. Karena
dvx
=v y Bz (6-4a)
dt

dan ke arah sumbu y, karena


dvy
= 𝐸𝑦 +v x Bz
dt

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Program simulasi energi pada sistem pegas menggunakan metode numerik
Euler.
2. Berdasarkan intepretasi hasil uji simulasi terdapat kesesuaian antara bentuk
lintasan dan besar masing-masing komponen kecepatan hasil simulasi gerak
partikel bermuatan dalam pengaruh medan listrik dan induksi magnet dengan
bentuk lintasan dan besar masing-masing komponen kecepatan gerak partikel
bermuatan yang ada.

4.2 Saran
Dari pembuatan program simulasi dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekati hasil eksak yang mendekati
agar digunakan metode numerik yang lebih banyak tahapannya (tidak
sederhana).

17
DAFTAR PUSTAKA

Wangsness, R.K. 1986. Electromagnetic Fields. Second Edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc

Jackson, J.D. 1975. Classical Electrodynamics. Second Edition. New York: John Wiley
& Sons, Inc.

Koonin, S.E. 1986. Computational Physics. Redwood City, California: Addison-Wesley


Publishing Company, Inc

Halliday, D. dan Resnick R. 1990. Fisika. Jilid 2. Edisi ke-3 (terjemahan). Jakarta:
Erlangga

18

Das könnte Ihnen auch gefallen