Sie sind auf Seite 1von 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan daerah kepulauan yang berada pada zona tumbukan lempeng yang menyebabkan
terbentuknya rangkaian gunung api (ring of fire) sepanjang dari Pulau Sumatera hingga Maluku. Adapun
tiga lempengan yangberinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India‐Australia dan
lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan
peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia.

Dengan sumber energi hydrothermal ini dapat mejadi energy terbarukan karena dapat menggantikan
bahan bakar yan berasal dari fossil dan juga memiliki emisi yang rendah serta ramah lingkungan.

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini untuk mengetahui tentang apa itu geothermal dan bagaimana
eksplorasi geothermal. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses-proses
geologi apa saja yang ada, menentukan model ekplorasi, menurunkan petunjuk geologi , strategi dan
metode dalam eksplorasinya, serta manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari geothermal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Model Sistem PanasBumi

Gambaran mengenai sistem panasbumi disuatu daerah biasanya dibuat dengan memperlihatkan
sedikitnya 5 komponen, yaitu sumber panas, reservoir dan temperaturnya, sumber air, serta manifestasi
panasbumi permukaan yang terdapat didaerah tersebut. Komponen-komponen lain yang sering
diperlihatkan dalam model adalah penyebaran batuan, jenis dan arah aliran air di bawah permukaan.
Model sistem panasbumi atau biasa disebut “conceptual model” dibuat berdasarkan hasil evaluasi data
geologi, hidrologi, geofisika, geokimia, dan data sumur.

Setiap sistem hidrotermal mempunyai karakteristik yang unik, satu sama lain berbeda, tidak hanya
manifestasi permukaan, tetapi juga karakteristik reservoirnya. Keunikan dari masing-masing sistem ini
merupakan hasil interaksi berbagai faktor, antara lain ukuran dan bentuk dari batuan sumber panas,
struktur geologi, permeabilitas, topografi, hidrologi permukaan (suhu dan infiltrasi).

Pada model sistem panasbumi dari White menerangkan bahwa fluida panasbumi berasal dari air
permukaan (meteoric water) yang masuk ke bawah permukaan melalui rekah-rekahan atau batuan
permeable. Dibawah permukaan air tersebut bila kontak dengan batuan panas akan menjadi panas.
Karena air panas lebih ringan daripada air dingin, maka air panas cenderung bergerak keatas.
Apabila terdapat struktur-struktur geologi yang memungkinkan untuk air panas itu bergerak keatas,
atau terdapat batuan yang permeable sehingga air panas dapat mengalir keatas dan muncul keatas
sebagai mata air panas, geyser dll. Perubahan fasa mungkin saja terjadi dalam perjalananya, yaitu
pada saat temperatur air telah mencapai temperatur saturasinya atau temperatur titik didihnya.
Bila hal itu terjadi maka fluida akan berupa campuran uapi-air. Bila pada kedalaman tertentu
temperatur air lebh besar dari temperatur saturasinya maka dalam sistem hanya terdapat satu fasa
saja, yaitu fasa uap. Teori tersebut diatas jelas memperlihatkan bahwa manifestasi panasbumi di
permukaan pada dasarnya merupakan ekspresi permukaan dari suatu sistem konveksi yang sangat
besar.

Das könnte Ihnen auch gefallen