Sie sind auf Seite 1von 16

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.SDENGAN THALASEMIA

DI RUANG POLI THALASEMIA RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun untuk memenuhi tugas pada stase keperawatan anak

Disusun Oleh :

Trisvina martias
220112170555

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXV


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
I. PENGKAJIAN ANAK
1. IdentitasKlien
Nama : An. D
Tanggal Lahir : 20 Januari 2001
Umur : 17 Tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Cibubur Tengah, RT/RW 01/08 Cimindi
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Diagnosa Medis : Thalasemia
Tanggal Dikaji : 17 Mei 2018
Tanggal Masuk RS : 17 Mei 2018
No. Medrec : 0000157689

2. Keluhan Utama/ Alasan Masuk RS


Klien datang ke rumah sakit untuk melakukan transfusi darah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh lemas, klien di diagnosa thalasemia sejak usia 7 bulan, sejak
saat itu hingga sekarang klien rutin datang ke RSHS untuk melakukan transfusi
darah. Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya melakukan transfusi darah
setiap 3 minggu sekali, Hb klien 7,2
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Prenatal
Ibu klien mengatakan tidak ada keluhan selama hamil
b. Natal
Tidak terkaji
c. Post natal
Klien telah mendapatkan imunisasi lengkap.
5. Riwayat Masa Lalu
Klien tidak pernah dirawat dengan riwayat penyakit lain
6. Riwayat keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada dari kelurga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien, orang tua dari ibu klien menderita hipertensi, DM, dan penyakit
jantung.
7. Riwayat Sosial
Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak bersekolah selama 6 bulan terakhir,
dikarenakan anaknya sering lelah. Klien sekolah di salah satu SMKN dan
direncanakan pindah ke SMAN. Namun, di lingkungan rumah klien sering
bermain dengan teman-temannya.
8. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan bahwan An.D mendapatkan imunisasi lengkap
9. Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur, aktifitas bermain)

Kebutuhan Di Rumah
Dasar
a. Makan Makan : Klien makan 3 kali sehari namun sedikit, klien tidak suka
dan makan sayur
Minum Minum : ±1,5 L perhari
b. Eliminasi Klien mengatakan tidak ada nyeri ketika BAK namun BAK klien
BAK bewarna merah jika klien mengkonsumsi obat yang dikonsumsi pasien
2 x 1 hari setelah makan
BAK 7-8 x/hari

c. Eliminasi BAB 1x/hari. Konsistensi lembek.


BAB
d. Istirahat Klien beristirahat (tidur) di malam dan siang hari ±7-8 jam.
e. Aktivitas Klien tidak sekolah selama 6 bulan dikarenakan klien mudah lelah dan
aktif bermain dengan teman-temannya dilikungkan rumah

10. Pemeriksaanfisik
a. Kondisi umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS:15 E4 M6 V5
b. Tanda-Tanda Vital
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 35,50C
c. Kepala dan wajah
Kepala simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, rambut bersih, muka
tampak pucat, tidak ada benjolan dikepala
d. Mata
konungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pasein menggunakan kaca mata, tidak
ada lesi sekitar mata
e. Hidung
simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
f. Telinga
simetris, bersih tidak ada keluaran cairan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan,pendengaran baik.
g. Mulut dan gigi
mukosa bibir pucat, bibir kering, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan sekitar mulut, gigi tidak bersih
h. Leher
tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
i. Dada
bentuk simetris , tidak ada suara napas tambahan, suara jantung reguler, tidak
terdapat retraksi dada.
j. Abdomen
bentuk cembung, bising usus 8x/menit, tidak ada nyeri tekan
k. Ekstremitas
simteris, ekstremitas dan bawah pergerakannya bagus. Kekuatan otot
ekstremitas atas 5/5 kekuatan otot ekstremitas bawah 5/5, CRT < 3 detik,
Turgor < 2 detik, kulit kering.

11. Status Nutrisi


BB : 27 kg
TB : 125 cm
IMT : 17,28
a. Status Gizi berdasarkan Z-Skor : IMT 17,28 pada usia 17 tahun 5 bulan yaitu
berada pada Median
Normal (-2 SD sampai dengan 2 SD)
Kesimpulan status gizi : normal/baik

b. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Nutrisi
1. Kebutuhan Kalori = REE x faktor stres
(17,5 x BB (kg) + 651) x 1,5
(17,5 x 27) + 651) x 1,5 = 1.685
2. Kebutuhan Protein 10-15%
10-15% x 1.685 = 168,5 – 252,75
3. Kebutuhan Lemak 30-35 %
30-35% x 1.685 = 505,5 – 589,75
4. Kebutuhan karbohidrat 50-60% atau
Jumlah total kalori – (kebutuhan protein + kebutuhan lemak)
50-60% x 1.685= 842,5 – 1,011
5. Kebutuhan Cairan
Tidak terkaji

12. Pemeriksaan Penunjang


17 Mei 2018 : Hemoglobin 7,2gr/dl

12. Terapi
Ferriprox 2 x 1 sehari

II. Analisa Data


Data Etiologi Masalah
DS: klien mengeluh Keturunan, eritropoisis tidak efeltif, Ketidakefektifan
lemas dan pucat sintesis HbA << Perfusi Jaringan Perifer
DO:
Hb 7,2 gr/dL Produksi rantai α dan ß Hb berkurang
Klien tampak pucat
Conjungtiva anemis Kelainan pada eritrosit
CRT < 2 detik
Pengikatan O2 berkurang

Kompensator meningkat pada rantai α

Rantai ß produksi terus menerus

Hb defectif

Ketidakseimbangan polipeptida

Eritrosit tidak stabil


Data Etiologi Masalah
Hemolisis

Suplai O2 berkurang ke jaringan


perifer

Ketidakseimbangan perfusi jaringan


perifer

DS: ibu klien Keturunan, eritropoisis tidak efeltif, Intoleransi Aktivitas


mengatakan anaknya sintesis HbA <<
sudah tidak sekolah
selama 6 bulan Produksi rantai α dan ß Hb berkurang
terakhir dikarenakan
mudah lelah Kelainan pada eritrosit
DO:
Hb 7,2 gr/dL Pengikatan O2 berkurang
Konjungtiva anemis
Klien tampak lemah Kompensator meningkat pada rantai α

Rantai ß produksi terus menerus

Hb defectif

Ketidakseimbangan polipeptida

Eritrosit tidak stabil

Hemolisis

Suplai O2 berkurang ke jaringan


perifer
Data Etiologi Masalah

Perubahan pembentukan ATP

Energi yangg dihasilkan menurun

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas
DS : ibu klien Keturunan, eritropoisis tidak efeltif, Kerusakan integritas
mengatakan klien sintesis HbA << kulit
mendapatkan
tranfusi darah dalam Produksi rantai α dan ß Hb berkurang
3 minggu sekali
Kelainan pada eritrosit
DO: kulit pasien
terlihat kering dan Pengikatan O2 berkurang
kelabu/coklat
kehitaman Kompensator meningkat pada rantai α
Pasien mendapatkan
terapi Ferriprox 2 x Rantai ß produksi terus menerus
1 sehari
Hb defectif

Ketidakseimbangan polipeptida

Eritrosit tidak stabil

Hemolisis

Anemia
Data Etiologi Masalah
Tranfusi darah berulang

Hemosiderosis

Penumpukan zat besi

Pigmen kulit meningkat (coklat


kehitaman)

Kerusakan integritas kulit

DS : ibu klien Keturunan, eritropoisis tidak efeltif, Resiko infeksi


mengatakan klien sintesis HbA <<
mendapatkan
tranfusi darah dalam Produksi rantai α dan ß Hb berkurang
3 minggu sekali
DO: klien Kelainan pada eritrosit
mendapatkan
tranfusi darah cc? Pengikatan O2 berkurang

Kompensator meningkat pada rantai α

Rantai ß produksi terus menerus

Hb defectif

Ketidakseimbangan polipeptida

Eritrosit tidak stabil

Hemolisis
Data Etiologi Masalah

Anemia

Tranfusi darah berulang

Resiko infeksi

III. DiagnosaKeperawatan
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perubahan
kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penumpukan zat besi
4) Resiko infeksi berhubungan dengan tranfusi darah berulang
IV. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional
1. NOC 1. Lakukan pemberian transfusi 1. Terapi transfusi secara teratur telah diketahui dapat
Circulation status darah (PRC 400 cc) mempertahankan kelangsunganhidupdan QOL
Tissue perfusion : cerebral 2. Observasi tanda-tanda vital pasiendengantalasemia (Mohamed, 2017).
klien (tiap 15’, 30’, 1 jam) Beratbadanpentingdalammenentukanapakahrejimentran
Setelah dilakukan tindakan selama pemberian transfusi sfusimemadai.
keperawatan selama 2 x 24 jam, 3. Pantau adanya tanda-tanda Sebagianbesarpasienakanmemerlukanpemberiantransfu
menunjukkan perfusi jaringan alergi atau reaksi transfusi si 10 sampai 20 mL / kgBB (Martin & Thompson,
perifer adekuat dengan kriteria 4. Kolaborasi pemberian terapi: 2013).
hasil: ferriprox PO dan asam folat 2. Mengetahui adanya perubahan hemodinamik selama
 TTV dalam batas normal PO pemberian transfusi
 CRT <2 detik 3. Apabila terdapat tanda alergi atau reaksi transfusi maka
 Warna kulit tidak pucat pemberian transfusi harus segera dihentikan
 Conjungtiva tidak anemia
 Tidak terdapat adanya tanda-
tanda syok
NO Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional
2. NOC: 1. Identifikasi kemampuan 1. Aktivitas yang teralau berat dan tidak sesuai dengan
Energy conservation klien dalam beraktivitas kondisi klian dapat memperburuk toleransi terhadap
Activitytolerence 2. Identifikasi mengenai pola latihan
Self care : ADLs istirahat klien 2. Mengetahui sejauh mana klien dapat menyeimbangkan
3. Anjurkan orang tua untuk aktivitas dan istirahat
Setelah dilakukan tindakan membantu klien untuk 3. Melatih kekuatan dan irama jantung selama aktivitas
keperawatan selama 1 x 24 jam, melakukan aktivitas/latihan 4. Kelelahan dapat dihindari dan intoleransi aktivitas
pasien dapat beraktifitas dengan fisik secara teratur. dapat dihindari
kriteria hasil : 4. Berikan pendidikan
1. Berpatisipasi dalam aktivitas kesehatan mengenai
fisik tanpa disertai thalassemia dan tentang
peningkatan tekanan darah, pengurangan aktivitas
nadi, dan RR
2. Mampu melakukan aktifitas
sehari-hari secara mendiri
3. TTV dalam rentang normal

3. NOC : NIC : 1. Mengurangi faktor yang dapat mencegah infeksi


NO Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional
- Integritas Jaringan : kulit, - Pressure Management 2. Karena pemberian lotion dan baby oil dapat menjaga
membran mukosa 1. Jaga kebersihan kulit agar kulit pasien tetap lembab
- Hemodialisis Akses tetap bersih dan kering
2. Oleskan lotion atau baby oil
Setelah dilakukan tindakan pada daerah yang tertekan
keperawatan selama 1x 24 jam, 3. Mandikan dengan air
integritas kulit baik pasien dengan hangat
kriteria hasil :
1. Integritas kulit bisa
dipertahankan
2. Menjaga kelembaban kulit

4. NOC 1. Pertahankan teknik aseptif 1. Mempertahankan teknik asptif dapat meminimalisir


- Immune status 2. Cuci tangan sebelum dan adanya bakteri
- Knowledge :infectioncontrol sesudah tranfusi 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Risk control 3. Cek ulang darah yang akan keperwatan dapat mencegah penularan bakteri dari
Setelah dilakukannya tindakan di tranfusi, nama klien, perawat ke pasien dan pasien ke perawat
keperawatan 1 x 24 jam pasien tempat tanggal lahir, 3. Untuk memastikan darah yang akan ditranfusi benar,
NO Perencanaan
DX Tujuan Intervensi Rasional
tidak mengalami infeksi, dengan golongan darah, jenis darah sesuia dengan data pasien yang tertera dan mencegah
kriteria hasil : terjadinya salah pasien atau salah tranfusi
1. Pasien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
2. Menunjukkan kemampuan
untuk mencegah timbulnya
infeksi
3. Menunjukkan perilaku hidup
sehat
V. Catatan Tindakan Keperawatan
NamaKlien : An.S Ruangan : Poli Thalassemia
No Medrek : 001574179 NamaMahasiswa :Rahmatia Mozaike

DX Tanggal Implementasi Hasil/Respon Paraf

1. 19 Maret Melakukan Transfusi PRC 400cc telah


2018 pemberian transfuse dilakukan
darah: PRC 400cc
Mengobservasi Tidak terdapat tanda-tanda
adanya tanda alergi adanya alergi dan reaksi
dan reaksi transfusi transfusi
Mengobservasi TTV 15 menit :T 36,7°C, RR 22
klien x/menit
30 menit : T 36,5°C, RR 22
x/menit
1 jam :T 36,5°C, RR 20 x/menit

VI. CatatanPerkembangan
Nama Klien : An. S Ruangan : Poli Thalassemia
No Medrek : 001574179 NamaMahasiswa :Rahmatia Mozaike

DX Tanggal Catatan Perkembangan Paraf


1 08 S : Klienmengatakansudahtidakmerasalemasdanpucat
Novemb O : TTV kliendalambatas normal, tidakterdapattanda-
er 2017 tandasyok, CRT < 2 detik, klientidaktampakpucat,
conjungtivatidakanemis
A : Ketidakefektifanperfusijaringanperiferteratasi
P:
- Anjurkanklienuntukselaludatangkerumahsakituntukme
DX Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
lakukantransfusidarahtepatsesuaijadwal
- Kolaborasipemberianterapi: Feriprox PO danasamfolat
PO

DAFTAR PUSTAKA

KementrianKesehatanRepublik Indonesia.(2011). KeputusanMenteriKesehatanRepublik


Indonesia TentangStandarAntropometriPenilaian Status
GiziAnak.DirektoratBinaGizi

Martin, Alissa., Thompson, Alexis. 2013. Thalassemias. Pediatric Clin N AM 60:1383-


1391

Mohamed, Said Y. (2017). Thalassemia Major: Transfusion and Chelation or


Transplantation. Hematology Oncology Stem Cell
Therapy.http://dx.doi.org/10.1016/j.hemonc.2017.05.022

Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R. (2011). BukuSaku Diagnosis Keperawatan:


Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, KriteriaHasil NOC Ed.9. Jakarta: EGC

Das könnte Ihnen auch gefallen