Sie sind auf Seite 1von 3

BAB VII.

Strategi Peningkatan Peran BPR Dalam Pembiayaan UMK di Sum.Barat

7.1.Analisis Potensi Internal BPR

Bank Perkreditan Rakyat(BPR) sebagai sebuah lembaga keuangan mikro


memiliki peran dan posisi strategis dalam pembiayaan sector usaha mikro dan kecil di
Indonesia. Sebagai lembaga keuangan local, BPR mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan bank umum. BPR adalah lembaga keuangan yang didirikan oleh
suatu komunitas dengan tujuan untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi dalam
komunitas tersebut. Karena bertumbuh dalam suatu masyarakat local, BPR sangat
mengenal karakteristik daerah operasionalnya termasuk para pelaku bisnis yang ada
disekitarnya. Bila dibandingkan dengan bank umum maka BPR mempunyai beberapa
kelebihan dalam bentuk potensi internal yang unik antara lain :
1. Mempunyai tenaga pengelola baik pimpinan maupun karyawan yang sangat
mengenal daerah kerjanya karena berasal dari daerah kerjanya tersebut. Sekitar
85,7 % BPR yang ada di Sumatera Barat adalah pemain lama yang sudah
beroperasi lebih dari 5 tahun.
2. Mempunyai staf yang berpendidikan tinggi (90,5 % sarjana) dan telah mendapat
pendidikan secara khusus untuk menjalankan bisnis perbankan. Data lapangan
menunjukkan bahwa lebih dari 80% personil pimpinan berpendidikan sarjana,
telah memiliki sertifikat kelayakan sebagai staf perbankan dan keterampilannya
didukung oleh sekitar 17-20 jenis kursus pendek bidang pengelolaan perbankan.
3. BPR adalah salah satu bentuk UKM yang sudah berbadan hukum apakah PT atau
Koperasi (99% sudah berbadan hukum PT, sudah mempunyai sistim manajemen
yang baik serta dibawah pengawasan BI, komisaris, lembaga Pembina seperti
YGM dan BPD).
4. Struktur organisasi sederhana dan jumlah staf yang minimal (95,2 % BPR
memiliki tidak lebih dari 3 orang staf pimpinan) sehingga mampu menghasilkan
tingkat efisiensi yang tinggi, lincah dan felxibel dalam memberikan pelayanan
kepada nasabahnya
5. Pimpinan dan karyawan mendapat kompensasi yang cukup memuaskan dari BPR.
Sekitar 90,5% responden menyatakan puas dengan kompensasi yang mereka
terima saat ini dari perusahaannya masing-masing)
6. Prasarana dan sarana berusaha relative lengkap. Sebanyak 66,6% responden
menyatakan mereka bekerja dengan peralatan dan fasilitas yang relative lengkap
seperti kantor dan peralatannya, AC, computer, jaringan internet, kendaraan
operasional dll)
7. Modal untuk operasional cukup (CAR tinggi) tapi perlu tambahan modal kerja
untuk melakukan ekspansi kredit
8. Kemampuan pemasaran dan penguasaan pasar local cukup baik dan sebagian
besar BPR sudah beroperasi secara ekstensif melewati batas kecamatan,
kabupaten dan kota dimana kantor BPR berdomisili.

Dengan potensi yang dimiliki itu, BPR mempunyai beberapa keunggulan yang dapat
dimanfaatkan dalam meningkatkan kinerjanya antara lain ; (a).sangat memahami kondisi
lingkungan bisnisnya beserta segala keunikannya (unique locality) yang sangat berguna
dalam melakukan analisis kelayakan kredit dan percepatan pelayanan kredit, (b).dapat
memahami dengan baik potensi ekonomi dan prospek usaha nasabah dan calon
nasabahnya dengan baik, (c).dapat memberikan bimbingan dan pengawasan intensif
kepada nasabahnya.

7.2.Potensi, Prospek dan Kendala Pengembangan UMK di Sum.Barat

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sebagai entitas bisnis memiliki beberapa keunggulan
yang menunjang keberadaannya dalam dunia bisnis. UMK pada umumnya dikelola
langsung oleh pemiliknya sehingga spirit usaha menjadi sangat tinggi dengan dedikasi
yang tidak diragukan terhadap upaya pengembangan usahanya. Pendidikan rata-rata
pengelola UMK akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat dan banyak
diantaranya adalah tamatan perguruan tinggi. Pengusaha Mikro dan Kecil (PMK) pada
umumnya memulai usaha dari skala kecil dan dengan manggunakan modal sendiri,
kemudian mampu mengembangkan usahanya sampai ke batas tertentu dimana
keterbatasan pasar dan kemampuan manajerial telah menjadi kendala utama dalam
pengembangan bisnis selanjutnya. Sebagaimana halnya BPR, maka UMK juga memiliki
beberapa keunggulan berkaitan dengan posisinya sebagai unit usaha lokal, antara lain ;
1. Memahami lingkungan bisnisnya dengan baik
2. Dikelola oleh pemilik sendiri (owner-manager) yang tidak diragukan lagi
dedikasinya untuk mengembangkan usaha
3. Mampu beriteraksi dengan pelanggan secara intensif
4. Sangat efisien dalam operasionalnya karena memanfaatkan tenaga kerja dari
kalangan keluarga
5. Sudah mengenal BPR sebagai lembaga keuangan yang dapat diandalkan dalam
pembiayaan usaha mikro dan kecil
6. Mendapat dukungan kuat dari pemerintah yang selalu berupaya untuk mendorong
pertumbuhan UMK sebagai pilar utama ekonomi kerakyatan di Indonesia.

Namun dibalik itu, UMK juga memiliki beberapa kelemahan fundamental yang
menyebabkan unit usaha jenis ini sulit untuk mengembangkan diri secara optimal, seperti
antara lain ;
1. Kekurangan modal untuk mengembangkan usaha
2. Rendahnya kemampuan manajerial dalam pengelolalaan usaha
3. Keterbatasan jangkauan pasar dan kemampuan pemasaran
4. Kurang mampu membangun atau menggunakan sistim manajemen berbasis IT
5. Rendahnya akses kepada lembaga keuangan resmi terutama perbankan

Dengan berbagai kelemahan yang melekat pada UMK dan harapan besar yang
ditumpangkan pada kelompok usaha ini untuk memajukan ekonomi rakyat, maka UMK
layak untuk mendapatkan pembinaan intensif, sistematik, konsisten dan berkelanjutan
dari pemerintah.

7.3.Strategi Peningkatan Peran BPR Dalam Pembiayaan UMK di Sum.Barat


Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa yang menjadi kendala dalam meningkatkan
volume pembiayaan BPR kepada UMK antara lain adalah ;
1. Tingkat bunga relatif tinggi
2. Biaya provisi, notaris, asuransi dan administrasi juga tinggi
3. Staf penilai dan analis kredit kurang profesional
4. Adanya persaingan yang cukup keras sesama LKM seperti bank unit desa,
bank simpan pinjam dll
5. Masih ada citra sebagai LKM pedesaan
6. Pertumbuhan ekonomi rendah dan dunia bisnis mengalami stagnasi
7. Adanya batasan aturan dari pemerintah dan otoritas perbankan sehingga
jenis jasa yang dipasarkan sangat terbatas
8. Persaingan antar LKM cukup keras

Berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki BPR dan UMK, maka
upaya peningkatan pembiayaan sebaiknya mengacu pada beberapa strategi berikut
ini.

1. Meningkatkan kemampuan staf BPR untuk melakukan berbagai kajian tentang


potensi ekonomi dan bisnis untuk mengidentifikasi sektor unggulan di wilayah
kerjanya
2. Meningkatkan kemampuan SDM BPR untuk melakukan analisis kelayakan kredit
dengan baik sehingga mampu menyeleksi nasabah yang mempunyai potensi
perkembangan dan pertumbuhan yang tinggi
3. Meningkatkan kemampuan staf BPR untuk memberikan bimbingan intensif
kepada nasabahnya dan sekaligus melakukan pengawasan yang juga intensif
dalam penggunaan kredit BPR
4. Menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan pemerintah daerah terutama
kabupaten dan kota untuk menyalurkan kredit usaha melalui program dana
bergulir.
5. Menurunkan tingkat bunga kredit sampai ke tingkat yang kompetitif dengan LKM
lainnya.
6. Pemberian kredit seyogyanya diikuti dengan program pembinaa yang intensif dan
efektif

Tabulasi yang diperlukan ;


1. Hubungan tingkat pendidikan direksi dengan kinerja BPR
2. Pertumbuhan jumlah kredit BPR kpd Nasabah (dirinci atas kredit investasi,
modal kerja dan konsumsi)
3. Pertumbuhan jumlah rekening dan jumlah nasabah
4. Perkembangan jumlah kredit BPR menurut bidang usaha yang dibiayai
5. Pertumbuhan nilai aset BPR dihubungkan dengan kinerja BPR
6. Hubungan kompensasi dengan kinerja BPR
7. Kelengkapan sarana prasarana dengan kinerja BPR

Das könnte Ihnen auch gefallen