Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Document Kardiovaskuler
Document Kardiovaskuler
hormon terutama mengatur ekskresi garam dan air oleh ginjal - mempengaruhi tekanan darah dengan
bertindak langsung pada arteriol dan dengan mengubah kontrol refleks otonom.
Kontraksi otot polos pada arteriol diatur oleh sinyal saraf dan hormonal selain molekul parakrin yang
diproduksi secara lokal. Di antara hormon dengan sifat vasoaktif yang signifikan adalah peptida natriuretik
atrium dan angiotensin II (ANG II). Hormon-hormon ini juga memiliki efek yang signifikan pada ekskresi
ion dan air ginjal.
Kebanyakan arteriol sistemik dipersarafi oleh neuron simpatik. Pengecualian penting adalah arteriol yang
terlibat dalam refleks ereksi penis dan klitoris. Mereka dikendalikan secara tidak langsung oleh persarafan
parasimpatis. Asetilkolin dari neuron parasimpatik menyebabkan pelepasan parakrin oksida,
menghasilkan vasodilatasi.
Larutan tonik norepinefrin dari neuron simpatik membantu mempertahankan tonus arteriol.
Norepinefrin yang mengikat reseptor pada otot polos pembuluh darah menyebabkan vasokonstriksi. Jika
rilis simpatik norepinefrin menurun, arteriol membesar. Jika stimulasi simpatis meningkat, arteriol
menyempit.
Epinefrin dari medulla adrenal berjalan melalui darah dan juga berikatan dengan reseptor-reseptor,
memperkuat vasokonstriksi. Namun, reseptor-α memiliki afinitas yang lebih rendah untuk epinefrin dan
tidak merespon kuat terhadapnya seperti yang mereka lakukan terhadap norepinefrin [di sini]. Selain itu,
epinefrin berikatan dengan reseptor ß2, ditemukan pada otot polos pembuluh darah jantung, hati, dan
arteriol otot rangka. Reseptor-reseptor ini tidak diinervasi dan oleh karena itu merespon terutama pada
epinefrin yang bersirkulasi. Aktivasi reseptor β2 vaskular oleh epinefrin menyebabkan vasodilatasi.Salah
satu cara untuk mengingat arteriol jaringan mana yang memiliki reseptor ß2 adalah memikirkan respons
melawan atau lari terhadap kejadian yang menegangkan [di sini]. Respon ini termasuk peningkatan umum
dalam aktivitas simpatik, bersama dengan pelepasan epinefrin. Pembuluh darah yang memiliki reseptor
ß2 merespon epinefrin dengan vasodilatasi. Seperti vasodilatasi beta-2 meningkatkan aliran darah ke
jantung, otot rangka, dan hati, jaringan yang aktif selama respon fight-or-flight. (Hati memproduksi
glukosa untuk kontraksi otot.) Selama berkelahi atau terbang, peningkatan aktivitas simpatik pada
reseptor a arteriolar menyebabkan vasokonstriksi. Peningkatan resistensi mengalihkan darah dari organ-
organ tidak penting, seperti saluran pencernaan, ke otot rangka, hati, dan jantung.
Tekanan untuk mendorong aliran darah dibuat oleh jantung yang memompa dan ditangkap oleh reservoir
tekanan arteri, sebagaimana tercermin oleh tekanan arteri rata-rata. Aliran melalui tubuh secara
keseluruhan sama dengan output jantung, tetapi aliran ke jaringan individu dapat diubah oleh resistensi
berubah secara selektif pada arteriol jaringan. Pada bagian berikutnya, kami mempertimbangkan
hubungan antara aliran darah dan resistensi arteriol.
Pertukaran Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah yang mempertemukan pembuluh darah arteri dan pembuluh darah
vena. Didalam pembuluh darah kapiler ini semua zat-zat nutrient, oksigen serta zat-zat sisa proses
metabolism tubuh akan di tukar sehingga zat-zat yang diperlukan untuk sel-sel tubuh akan diserap dan
zat sisa akan dibawa oleh pembuluh vena ke jantung. Semua perpindahan gas, nutrient dan produk sisa
metabolisme antara darah dan jaringan akan berlangsung di membrane kapiler dengan proses-proses
seperti difusi, osmosis dan infiltrasi. Perpindahan dua arah hanya dapat terjadi pada tingkat kapiler yang
memiliki dinding yang cukup tipis untuk aliran air dan partikel-partikel lainnya. Zat-zat kemudian bergerak
melalui ruang atau pori-pori kapiler yang ada diantara sel-sel endotel yang saling berdekatan dan melalui
pori-pori molecular pada membrane sel. Dinding kapiler mampu menahan elemen-elemen pembentuk
darah dan pada keadaan normal, makromolekul protein besar dalam plasma juga dapat tertahan.
Pertukaran air dan zat-zat yang terlarut bergantung pada beberapa daya atau tekanan yang berlawanan.
Seperti berikut:
Tekanan hidrostatik darah atau tekanan filtrasi yang ada dilalam kapiler cenderung mendorong cairan dan
zat terlarut keluar dari kapiler.
Tekanan osmotic koloid darah dibentuk oleh proein plasma. Tekanan ini cenderung menarik cairan
interstisialyang ada didalam sel menuju ke dalam kapiler.
Tekanan osmotic koloid cairan jantung kemudian terbentuk kerena adanya sejumlah kecil protein yang
keluar dari kapiler. Tekanan ini lebih cenderung menarik cairan yang ada didalam kapiler menuju ke ruang
intertisial atau ke dalam sel.
Tekanan cairan jaringan merupakan tekanan cairan yang ada didalam ruang-ruang antar sel atau
interstisial. Tekanan ini cenderung berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah.
Masuk atau keluarnya cairan pada kapiler tergantung pada keseimbangan tekanan yang berlawanan yang
ada disepanjang pembuluh darah kapiler dari ujung arteri hingga ujung vena.
Tekanan hidrostatik darah dan tekanan koloid cairan jaringan yang bertugas mengeluarkan cairan dari
kapiler pada umumnya berlawanan dengan tekanan osmotic koloid darah dan tekanan cairan jaringan
yang mengembalikan cairan ke dalam kapiler.
Tekanan filtrasi efektif merupakan sejumlah tekanan aljabar yang saling berlawanan. Jumlah ini
merupakan jumlah kekuatan bersih yang mengeluarkan cairan dari dalam darh menuju ke jaringan.
Sedikit ketidakseimbangan yang terjadi dialam mekanisme pertukaran kapiler akan mengakibatkan tidak
terabsorbsinya sepersepuluh cairan jaringan pada ujung vena jarring-jaring kapiler. Sedikit kelebihan ini
kemudian dialirkan menuju system limfatik.
Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, melingkar dalam bentuk tabung,
mengelilingi ruang silindris, garis tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm. Kapiler dapat
dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel.
1. Kapiler kontinu susunan sel endotel rapat.
2. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel endotel. Kapiler perforata
biasanya ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan cepat
antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar endokrin.
3. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 μm), sirkulasi darah lambat,
tidak memiliki dinding yang dibatasi kontinu oleh sel– sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara
sel, dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler
sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa.
Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah,
sehingga cairan darah dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua ruangan
tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar arteri-
arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai
lapisan otot polos yang tidak kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi kapiler-
kapiler yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu mengatur, tetapi tidak menghentikan
sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan tekanan dalam dua sistem. Suatu
cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter, terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter
prekapiler ini dapat menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak berfungsi
semua secara serempak, dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada
keadaan kontraksi metarteriol tetapi juga pada anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan
metarteriol langsung mengosongkan darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada
otot rangka dan kulit tangan dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa berkontraksi,
semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila ia relaksasi, sebagian darah mengalir langsung
ke vena bukan mengalir ke dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon.
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000 m2. Garis tengah totalnya kira-kira 800
kali lebih besar daripada garis tengah aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan
luas permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam bagian sistem lain. Aliran darah dalam
aorta rata-rata 320 mm/detik; dalam kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan
suatu danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar; dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat,
kapiler merupakan tempat yang cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan.
Sistem Limfe
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang
interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat mengangkut protein dan zat partikel besar, keluar ruang
jaringan yang tidak dikeluarkan dengan absorbs secara langsung kedalam kapiler darah.
Sistem limfe tersusun atas:
1. Saluran-saluran berujung buntu, kapiler-kapiler limfe yang lambat laun
beranastomosis dalam pembuluh-pembuluh yang secara teratur ukurannya bertambah dan berakhir pada
sistem vaskuler darah, bermuara ke dalam vena- vena besar dekat jantung.
2. Fungsi dari limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah,
yang pada penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan
melewatkan melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit danfaktor-faktor imunologis lain ke dalam
sirkulasi.
Spesial sirkulasi
Siekulasi koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium
melalui cabang-cabang intramiokardial yang ukurannya kecil-kecil.
Arteria koronaria adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara dari arteria koronaria terdapat di
sinus valsava dalam aorta, tepat di atas katup aorta. Sirkulasi koroner terdiri dari arteria koronaria kanan
dan kiri.
Arteria koronaria kiri mempunyai dua cabang besar, yaitu arteria desenden anterior kiri dan arteria
sirkumfleksa kiri. Arteria desenden anterior kiri membentuk percabangan septum yang memasok dua
pertiga bagian anterior septum, dan cabang-cabang diagonal yang berjalan di atas permukaan
anterolateral dari ventrikel kiri, permukaan posterolateral dari ventrikel kiri mendapatkan aliran darah
oleh cabang-cabang marginal dari arteria sirkumfleksa.
Arteria koronaria dekstra memberikan aliran darah ke atrium kanan, ventrikel kanan dan dinding inferior
ventrikel kiri. Arteria sirkumfleksa sinistra memberikan aliran darah pada atrium kiri dan dinding
posterolateral ventrikel kiri. Arteria desenden anterior kiri memberikan darah ke dinding depan ventrikel
kiri yang masif.
Sirkulasi Kutaneus
Sirkulasi kutaneus merupakan sirkulasi yang berada pada kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu
epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat bawah
kulit). Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum
tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum
tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas
sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan
saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar
minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai
macam garam. terutama garam dapur. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi
meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan
pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
Sirkulasi Serebral
Sirkulasi serebral adalah sirkulasi aliran darah ke otak. Besarnya aliran darah ini sekitar 750-900cc/menit
(15% dari CO). Aliran ini diatur oleh 2 arteri comunis interna (dextra dan sinstra) serta 2 arteri vertebralis.
Salah satu unit arteru vertebralis membentuk arteri basilaris. Cabang arteri carotis interna dan arteri
basilaris membentuk “circle of willis” pada dasar otak. Aliran ini akan keluar cabang ke depan, tengah dan
belakang memasuki jaringan otak. Dari otak, darah terkumpul di Sinus Venosus Duramater. Sebagian
besar darah akan diangkut oleh V.juguralis interna dan sebagian kecil lewat plexus venosus pterygoideus
dan vena-vena lainnya ke daerah mata. Sirkulasi serebral memiliki kapiler dengan sifat permeabilitas yang
selektif. Zat yang mudah menembus kapiler adalah CO2 , O2, H2O dan glukosa. Zat yang lambat
menembus kapiler adalah ion Na, k, Mg, Cl, HCO3, dan HPO4. Sementara, zat yang tidak dapat menembus
kapiler adalah garam empedu dan katekolamin.
Juga dikontrol oleh local metabolit dan menghasilkan autoregulasi, hiperemia aktif dan reaktif.
Vasodilator local yang paling penting pada sirkulasi serebral adalah CO2 (atau H+). Peningkatan PCO2
menyebabkan vasodilatasi arteriol serebral, yang akan meningkatkan aliran darah untuk membantu
membuang kelebihan CO2 dalam cerebral circulation.
Khusus untuk cerebral circulation, banyak zat vasoaktif yang bersirkulasi tidak memberi efek pada cerebral
circulation dikarenakan oleh ukuran molekulnya yang besar yang mencegah mereka melewati BBB (blood-
brain barrier). Ada tambahan mengenai mechanical compression yang biasanya terjadi saat tekanan
intracranial naik.