Sie sind auf Seite 1von 6

Hormon

hormon terutama mengatur ekskresi garam dan air oleh ginjal - mempengaruhi tekanan darah dengan
bertindak langsung pada arteriol dan dengan mengubah kontrol refleks otonom.
Kontraksi otot polos pada arteriol diatur oleh sinyal saraf dan hormonal selain molekul parakrin yang
diproduksi secara lokal. Di antara hormon dengan sifat vasoaktif yang signifikan adalah peptida natriuretik
atrium dan angiotensin II (ANG II). Hormon-hormon ini juga memiliki efek yang signifikan pada ekskresi
ion dan air ginjal.
Kebanyakan arteriol sistemik dipersarafi oleh neuron simpatik. Pengecualian penting adalah arteriol yang
terlibat dalam refleks ereksi penis dan klitoris. Mereka dikendalikan secara tidak langsung oleh persarafan
parasimpatis. Asetilkolin dari neuron parasimpatik menyebabkan pelepasan parakrin oksida,
menghasilkan vasodilatasi.
Larutan tonik norepinefrin dari neuron simpatik membantu mempertahankan tonus arteriol.
Norepinefrin yang mengikat reseptor pada otot polos pembuluh darah menyebabkan vasokonstriksi. Jika
rilis simpatik norepinefrin menurun, arteriol membesar. Jika stimulasi simpatis meningkat, arteriol
menyempit.
Epinefrin dari medulla adrenal berjalan melalui darah dan juga berikatan dengan reseptor-reseptor,
memperkuat vasokonstriksi. Namun, reseptor-α memiliki afinitas yang lebih rendah untuk epinefrin dan
tidak merespon kuat terhadapnya seperti yang mereka lakukan terhadap norepinefrin [di sini]. Selain itu,
epinefrin berikatan dengan reseptor ß2, ditemukan pada otot polos pembuluh darah jantung, hati, dan
arteriol otot rangka. Reseptor-reseptor ini tidak diinervasi dan oleh karena itu merespon terutama pada
epinefrin yang bersirkulasi. Aktivasi reseptor β2 vaskular oleh epinefrin menyebabkan vasodilatasi.Salah
satu cara untuk mengingat arteriol jaringan mana yang memiliki reseptor ß2 adalah memikirkan respons
melawan atau lari terhadap kejadian yang menegangkan [di sini]. Respon ini termasuk peningkatan umum
dalam aktivitas simpatik, bersama dengan pelepasan epinefrin. Pembuluh darah yang memiliki reseptor
ß2 merespon epinefrin dengan vasodilatasi. Seperti vasodilatasi beta-2 meningkatkan aliran darah ke
jantung, otot rangka, dan hati, jaringan yang aktif selama respon fight-or-flight. (Hati memproduksi
glukosa untuk kontraksi otot.) Selama berkelahi atau terbang, peningkatan aktivitas simpatik pada
reseptor a arteriolar menyebabkan vasokonstriksi. Peningkatan resistensi mengalihkan darah dari organ-
organ tidak penting, seperti saluran pencernaan, ke otot rangka, hati, dan jantung.
Tekanan untuk mendorong aliran darah dibuat oleh jantung yang memompa dan ditangkap oleh reservoir
tekanan arteri, sebagaimana tercermin oleh tekanan arteri rata-rata. Aliran melalui tubuh secara
keseluruhan sama dengan output jantung, tetapi aliran ke jaringan individu dapat diubah oleh resistensi
berubah secara selektif pada arteriol jaringan. Pada bagian berikutnya, kami mempertimbangkan
hubungan antara aliran darah dan resistensi arteriol.

Pertukaran Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah yang mempertemukan pembuluh darah arteri dan pembuluh darah
vena. Didalam pembuluh darah kapiler ini semua zat-zat nutrient, oksigen serta zat-zat sisa proses
metabolism tubuh akan di tukar sehingga zat-zat yang diperlukan untuk sel-sel tubuh akan diserap dan
zat sisa akan dibawa oleh pembuluh vena ke jantung. Semua perpindahan gas, nutrient dan produk sisa
metabolisme antara darah dan jaringan akan berlangsung di membrane kapiler dengan proses-proses
seperti difusi, osmosis dan infiltrasi. Perpindahan dua arah hanya dapat terjadi pada tingkat kapiler yang
memiliki dinding yang cukup tipis untuk aliran air dan partikel-partikel lainnya. Zat-zat kemudian bergerak
melalui ruang atau pori-pori kapiler yang ada diantara sel-sel endotel yang saling berdekatan dan melalui
pori-pori molecular pada membrane sel. Dinding kapiler mampu menahan elemen-elemen pembentuk
darah dan pada keadaan normal, makromolekul protein besar dalam plasma juga dapat tertahan.
Pertukaran air dan zat-zat yang terlarut bergantung pada beberapa daya atau tekanan yang berlawanan.
Seperti berikut:
Tekanan hidrostatik darah atau tekanan filtrasi yang ada dilalam kapiler cenderung mendorong cairan dan
zat terlarut keluar dari kapiler.
Tekanan osmotic koloid darah dibentuk oleh proein plasma. Tekanan ini cenderung menarik cairan
interstisialyang ada didalam sel menuju ke dalam kapiler.
Tekanan osmotic koloid cairan jantung kemudian terbentuk kerena adanya sejumlah kecil protein yang
keluar dari kapiler. Tekanan ini lebih cenderung menarik cairan yang ada didalam kapiler menuju ke ruang
intertisial atau ke dalam sel.
Tekanan cairan jaringan merupakan tekanan cairan yang ada didalam ruang-ruang antar sel atau
interstisial. Tekanan ini cenderung berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah.

Masuk atau keluarnya cairan pada kapiler tergantung pada keseimbangan tekanan yang berlawanan yang
ada disepanjang pembuluh darah kapiler dari ujung arteri hingga ujung vena.
Tekanan hidrostatik darah dan tekanan koloid cairan jaringan yang bertugas mengeluarkan cairan dari
kapiler pada umumnya berlawanan dengan tekanan osmotic koloid darah dan tekanan cairan jaringan
yang mengembalikan cairan ke dalam kapiler.
Tekanan filtrasi efektif merupakan sejumlah tekanan aljabar yang saling berlawanan. Jumlah ini
merupakan jumlah kekuatan bersih yang mengeluarkan cairan dari dalam darh menuju ke jaringan.

Hukum starling kapiler


Hukum starling kapiler merupakan hipotesis menganai mekanisme pertukaran cairan yang didasarkan
pada gradient takanan yanga da pada vena atau arteri. Tekana filtrasi efektif pada ujung arteri kapiler
membantu pergerakan air dan zat terlarut keluar menuju jaringan. Cairan yang ada didalam jaringan
keluar melalui ujung arteri.
Jika tekanan darah didalam jaringan-jaringan kapiler menurun secara drastic, maka tekanan ini
kemungkinan tidak dapat lagi menahan tekanan lawan untuk absorbs ke dalam. Dengan demikian, cairan
yang ada di jaringan akan bergerak memasuki kapiler melalui ujung vena.
Mekanisme starling mengasumsi suatu kapiler yang ideal. Teori terakhir menyatakan vasomotion yang
berirama didalam jaringa-jaringan kapiler dan kemungkinan akan memperbesar atau memperendah
tekanan pada kapiler seseorang. Dengan demikian pergerakan cairan yang masuk atau keluar dapat
langsung terjadi disepanjang kapiler.

Sedikit ketidakseimbangan yang terjadi dialam mekanisme pertukaran kapiler akan mengakibatkan tidak
terabsorbsinya sepersepuluh cairan jaringan pada ujung vena jarring-jaring kapiler. Sedikit kelebihan ini
kemudian dialirkan menuju system limfatik.

Kapiler
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, melingkar dalam bentuk tabung,
mengelilingi ruang silindris, garis tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm. Kapiler dapat
dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel.
1. Kapiler kontinu susunan sel endotel rapat.
2. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel endotel. Kapiler perforata
biasanya ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan cepat
antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar endokrin.
3. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 μm), sirkulasi darah lambat,
tidak memiliki dinding yang dibatasi kontinu oleh sel– sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara
sel, dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler
sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa.
Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah,
sehingga cairan darah dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua ruangan
tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar arteri-
arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai
lapisan otot polos yang tidak kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi kapiler-
kapiler yang membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu mengatur, tetapi tidak menghentikan
sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan tekanan dalam dua sistem. Suatu
cincin sel-sel otot polos yang disebut sfinkter, terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter
prekapiler ini dapat menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak berfungsi
semua secara serempak, dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada
keadaan kontraksi metarteriol tetapi juga pada anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan
metarteriol langsung mengosongkan darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada
otot rangka dan kulit tangan dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa berkontraksi,
semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila ia relaksasi, sebagian darah mengalir langsung
ke vena bukan mengalir ke dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon.
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000 m2. Garis tengah totalnya kira-kira 800
kali lebih besar daripada garis tengah aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan
luas permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam bagian sistem lain. Aliran darah dalam
aorta rata-rata 320 mm/detik; dalam kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan
suatu danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar; dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat,
kapiler merupakan tempat yang cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan.

Sistem Limfe
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang
interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat mengangkut protein dan zat partikel besar, keluar ruang
jaringan yang tidak dikeluarkan dengan absorbs secara langsung kedalam kapiler darah.
Sistem limfe tersusun atas:
1. Saluran-saluran berujung buntu, kapiler-kapiler limfe yang lambat laun
beranastomosis dalam pembuluh-pembuluh yang secara teratur ukurannya bertambah dan berakhir pada
sistem vaskuler darah, bermuara ke dalam vena- vena besar dekat jantung.
2. Fungsi dari limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang jaringan ke dalam darah,
yang pada penembusan kapiler-kapiler limfe menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan
melewatkan melalui organ-organ limfoid, menambah limfosit danfaktor-faktor imunologis lain ke dalam
sirkulasi.

Sistem Vaskuler Limfe


Pembuluh limfe, merupakan saluran tipis yang dibatasi endotel berperan dalam pengumpulan cairan dari
ruang-ruang jaringan dan mengembalikannya ke darah. Cairan ini dinamakan cairan limfe. Limfe hanya
beredar dalam satu arah, yaitu ke arah jantung.
Kapiler limfe berasal dari berbagai jaringan sebagai pembuluh tipis dengan ujung buntu. Mereka terdiri
atas satu lapisan endotel. Pembuluh yang tipis ini bergabung dan berakhir sebagai 2 batang besar, yaitu
ductus thorasicus dan ductus limphaticus dexter, yang mengosongkan limfe ke dalam peralihan vena
jugularis interna dengan vena jugularis interna dexter. Di antara pembuluh-pembuluh limfe terdapat
kelenjar-kelenjar limfe. Dengan pengecualian sistem syaraf dan sumsum tulang, sistem limfe ditemukan
pada hampir semua organ.
Pembuluh limfe mempunyai struktur yang mirip dengan vena kecuali mereka mempunyai dinding yang
lebih tipis dan tidak mempunyai batas yang nyata antara ketiga lapisan (intima, media, dan adventitia).
Seperti vena, mereka mempunyai banyak katup-katup interna. Akan tetapi, katup-katup ini lebih banyak
pada pembuluh limfe. Antara katup-katup pembuluh limfe melebar dan mempunyai bentuk noduler.
Seperti vena, sirkulasi cairan limfe dibantu oleh kerja gaya eksterna (misalnya kontraksi otot-otot
sekitarnya) pada dindingnya. Gaya-gaya ini bekerja secara tidak kontinu, dan aliran limfe terutama terjadi
sebagai akibat adanya banyak katup dalam pembuluh ini dan irama kontraksi otot-otot polos yang
terdapat dalam dindingnya.
Duktus limfaticus ukuran besar mempunyai struktur yang mirip dengan vena dengan penguatan otot polos
pada lapisan media. Pada lapisan ini, berkas- berkas otot tersusun longitudinal dan sirkuler, dengan
serabut-serabut longitudinal lebih banyak. Tunika Adventitia relatif kurang berkembang.

Spesial sirkulasi
Siekulasi koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium
melalui cabang-cabang intramiokardial yang ukurannya kecil-kecil.
Arteria koronaria adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara dari arteria koronaria terdapat di
sinus valsava dalam aorta, tepat di atas katup aorta. Sirkulasi koroner terdiri dari arteria koronaria kanan
dan kiri.
Arteria koronaria kiri mempunyai dua cabang besar, yaitu arteria desenden anterior kiri dan arteria
sirkumfleksa kiri. Arteria desenden anterior kiri membentuk percabangan septum yang memasok dua
pertiga bagian anterior septum, dan cabang-cabang diagonal yang berjalan di atas permukaan
anterolateral dari ventrikel kiri, permukaan posterolateral dari ventrikel kiri mendapatkan aliran darah
oleh cabang-cabang marginal dari arteria sirkumfleksa.
Arteria koronaria dekstra memberikan aliran darah ke atrium kanan, ventrikel kanan dan dinding inferior
ventrikel kiri. Arteria sirkumfleksa sinistra memberikan aliran darah pada atrium kiri dan dinding
posterolateral ventrikel kiri. Arteria desenden anterior kiri memberikan darah ke dinding depan ventrikel
kiri yang masif.

tekanan perfusi koroner


Sirkulasi koroner bertanggung jawab mengatur tekanan arteri yang diperlukan untuk perfusi sirkulasi
sistemik dan pada saat yang sama memiliki mekanisme penghambat saat fase sistolik dalam siklus jantung.
Kontraksi miokardium berhubungan dengan aliran darah koroner dan pasokan oksigen, dan
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen merupakan faktor penentu fungsi kontraksi jantung.
Ketika hubungan ini terganggu tiba-tiba akan mempengaruhi keseimbangan tersebut, menyebabkan
disfungsi miokard, mengakibatkan hipotensi, dan iskemik miokard.
Saat fase sistolik dan diastolik dalam siklus jantung terjadi perubahan aliran koroner. Kontraksi jantung
saat fase sistolik meningkatkan tekanan jaringan untuk mencukupi perfusi dari subendokardium ke
subepikardium jantung sehingga aliran darah koroner mencapai titik terendah. Pada saat yang sama
kompresi sistolik menurunkan mikrosirkulasi pembuluh darah intramiokard (arteriol, kapiler, dan venula)
dan meningkatkan aliran darah keluar vena koroner mencapai titik puncak. Saat fase diastolik, aliran darah
masuk ke dalam intra koroner dengan gradien transmural menyokong perfusi ke pembuluh darah
subendokardium sehingga aliran darah vena koroner berkurang.

Sirkulasi otot rangka


Sirkulasi muscular merupakan sirkulasi yang berada (bekerja) pada otot. Otot diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.
sirkulasi skeletal muscle meliputi
a. Istirahat
Saat istirahat, aliran darah ke otot skeletal diregulasi utamanya oleh persarafan simpatis. Otot polos
pembuluh darah di arteriol dari otot skelet mengandung banyak sekali reseptor α1 yang ketika dirangsang
oleh persarafan simpatis, menghasilkan vasokonstriksi. Terdapat pula reseptor β2 pada otot polos
pembuluh darah pada otot skelet ayng diaktifkan oleh epinefrin dan menyebabkan vasodilatasi. Jadi,
pengaktifan reseptor α1 menyebabkan vasokonstriksi => resistensi ↓ => blood flow ↓. Aktivasi reseptor
β2 menyebabkan vasodilatasi => resistensi ↓ =>
blood flow ↑. Biasanya vasokonstriksi mendominasi oleh karena norepinefrin, yang dilepaskan oleh saraf
adrenergic simpatis, utamanya menstimulasi reseptor α1. Di sisi lain, epinefrin yang dilepaskan dari
kelenjar adrenal saat fight or flight response atau saat aktivitas olahraga akan mengaktikan reseptor β2
dan menyebabkan vasodilatasi.
b. Olahraga
Saat olahraga, aliran darah ke otot skeletal dikontrol utamanya oleh LOCAL METABOLITE. Setiap
fenomena control local ini akan menghasilkan autoregulasi, hiperemia aktif dan reaktif. Saat olahraga,
kebutuhan O2 pada otot skelet bersesuaian dengan level aktivitas, maka, aliran darah akan meningkat
atau berkurang untuk mengantarkan O2 sesuai dengan kebutuhan. Vasodilator pada otot skeletal adalah
laktat, adenosine dan K+. Kompresi mekanik pada pembuluh darah di otot skeletal juga bisa terjadi saat
berolahraga dan menyebabkan periode penyumbatan yang singkat. Ketika periode penyumbatannya
sudah berakhir, terjadilah hiperemia, yang akan meningkatkan aliran darah untuk membayar hutang O2.

Sirkulasi Kutaneus
Sirkulasi kutaneus merupakan sirkulasi yang berada pada kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu
epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat bawah
kulit). Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum
tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum
tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas
sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan
saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar
minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai
macam garam. terutama garam dapur. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi
meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan
pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

1. Pembuluh darah pada kulit


Arteriol bergabung dengan arcade vaskular untuk membentuk dua pleksus horisontal yang berbeda.
Pleksus terdalam terletak dekat dengan persimpangan dermal-hypodermal dan menyediakan arteri gizi
berkeringat kelenjar dan folikel rambut. Di persimpangan antara papiler dan retikuler dermis, arteriol naik
bercabang-cabang menjadi pleksus subpapillary lebih dangkal. Pleksus ini kemudian lebih lanjut dibagi
menjadi loop vaskular naik secara vertikal ke permukaan. Loop Vascular terbuat dari arteriol terminal yang
merupakan bagian arteri dari lingkaran kapiler, arteri, kapiler dan vena membentuk giliran. Langsung
arterio-veinous shunts khusus, antara arteri dan vena sirkulasi hadir di beberapa daerah (palm, telapak
kaki, jari-jari, kuku, hidung, telinga). Mereka terdiri dari arteriole naik disebut tubuh glomus, dimodifikasi
oleh 3 sampai 6 lapisan otot sel dan venula. Struktur ini berfungsi seperti sfingter, yang memungkinkan
sirkulasi kapiler menjadi hubung pendek ketika mereka terbuka. Arteri dermal dan arteriol (<0,3 mm)
memiliki lumen bulat, dan dinding mereka terbuat dari tiga lapisan: intima, media dan adventitia. Intima
terbuat dari sel-sel endotel beristirahat pada lamina elastis internal yang bergelombang. Media terdiri
dari dua lapisan sel otot polos, berbaring membujur atau konsentris, meningkatkan ketebalan pembuluh
yang mendalam; adventitia yang terutama terdiri dari jaringan ikat, dengan sesekali sebuah lamina elastis
luar.
Vena dan veinules memiliki struktur mirip daripada arteri dan arteriol, tetapi mereka memiliki lumen yang
lebih besar dan dinding otot tipis kadang-kadang mengandung katup; lamina elastis internal intima sangat
tipis atau tidak ada; adventitia yang tebal, miskin serat elastis. Arteriol dan veinules dari dermis dalam dan
hipodermis lebih besar dari pembuluh sesuai dari pleksus superfisial (diameter 50-100 vs 25 mm,
ketebalan dinding 10-15 vs 4-5 mm), dan pericytes lebih berlimpah.
Kapiler dermal dan veinules pasca kapiler dapat dibedakan dari satu sama lain dengan struktur dinding.
Kapiler kulit terdiri dari lapisan sel endotel fenestrated tunggal, dan dari (terputus) lapisan luar pericytes,
dikelilingi oleh membran basal sederhana. Veinules pasca-kapiler memiliki kaliber sedikit lebih besar,
memiliki membran basal berlapis-lapis dan dikelilingi oleh lebih pericytes. Faktor XIIIa positif dendrocytes
dermal dan sel mast bersama dengan sel-sel endotel dari loop kapiler merupakan “dermal Unit
mikrovaskuler” dari ruang pericapillary dari dermis superfisial ultrastruktural, sel endotel mengandung
bundel dikembangkan dengan baik vimentin-jenis filamen intermediate dan filamen aktin dalam arteriol
yang lebih besar dari pertengahan dan dermis. Mereka dicirikan oleh organel tertentu, tubuh Weibel-
Palade, yang elektron-padat, tubuh berbentuk cerutu berukuran 0,1-0,3 mm, dengan 15 nm-tebal tubulus
berbaring sejajar dengan sumbu panjang organel; mereka adalah situs penyimpanan faktor koagulasi von
Willebrand (“faktor VIII”). Badan Weibel-Palade tidak hadir dalam sel endotel limfatik (kecuali di tempat-
kapal yang lebih besar). Sel endotel kapiler memiliki fenestrasi memungkinkan bagian cairan intravaskular.
Pericytes memiliki proses dendritik dan dikelilingi oleh membran basal; mengandung myofilaments
sitoplasma (5 nm), juga ditemukan dalam sel-sel glomus.

Sirkulasi Serebral
Sirkulasi serebral adalah sirkulasi aliran darah ke otak. Besarnya aliran darah ini sekitar 750-900cc/menit
(15% dari CO). Aliran ini diatur oleh 2 arteri comunis interna (dextra dan sinstra) serta 2 arteri vertebralis.
Salah satu unit arteru vertebralis membentuk arteri basilaris. Cabang arteri carotis interna dan arteri
basilaris membentuk “circle of willis” pada dasar otak. Aliran ini akan keluar cabang ke depan, tengah dan
belakang memasuki jaringan otak. Dari otak, darah terkumpul di Sinus Venosus Duramater. Sebagian
besar darah akan diangkut oleh V.juguralis interna dan sebagian kecil lewat plexus venosus pterygoideus
dan vena-vena lainnya ke daerah mata. Sirkulasi serebral memiliki kapiler dengan sifat permeabilitas yang
selektif. Zat yang mudah menembus kapiler adalah CO2 , O2, H2O dan glukosa. Zat yang lambat
menembus kapiler adalah ion Na, k, Mg, Cl, HCO3, dan HPO4. Sementara, zat yang tidak dapat menembus
kapiler adalah garam empedu dan katekolamin.
Juga dikontrol oleh local metabolit dan menghasilkan autoregulasi, hiperemia aktif dan reaktif.
Vasodilator local yang paling penting pada sirkulasi serebral adalah CO2 (atau H+). Peningkatan PCO2
menyebabkan vasodilatasi arteriol serebral, yang akan meningkatkan aliran darah untuk membantu
membuang kelebihan CO2 dalam cerebral circulation.
Khusus untuk cerebral circulation, banyak zat vasoaktif yang bersirkulasi tidak memberi efek pada cerebral
circulation dikarenakan oleh ukuran molekulnya yang besar yang mencegah mereka melewati BBB (blood-
brain barrier). Ada tambahan mengenai mechanical compression yang biasanya terjadi saat tekanan
intracranial naik.

Das könnte Ihnen auch gefallen