Sie sind auf Seite 1von 33

Pert 7 :

E-COMMERCE
PENDAHULUAN

Persaingan yang sangat ketat didunia bisnis menuntut pelaku-pelakunya memiliki


keunggulan atau kompetensi. Keunggulan dibidang penjualan, keuangan. SDM, dan
pemasaran saja tidak cukup membuat suatu perusahaan unggul di banding dengan pesaing
atau perusahaan sejenis dalam industri yang bersangkutan. Penerapan komunikasi yang
berbasis telepon saja sudah tidak mampu membendung arus informasi yang dibutuhkan
oleh suatu bisnis. Penerapan internet yang makin meluas dikalangan bisnis merupakan
jawaban atas kendala yang dihadapi saat ini dan merupakan tantangan tersendiri. Hal ini
mendorong pelaku bisnis berlomba-lomba menerapkan aplikasi yang tersedia di jaringan
internet untuk kemajuan usahanya. Dalam lingkup yang lebih kecil, kemajuan teknologi
informasi ini di harapkan mampu memberikan angin segar bagi kelesuan bisnis yang sampai
saat ini tetap terjadi di Indonesia.
Implementasi teknologi tentu saja menghadapi pro dan kontra. Sebagian pihak
beranggapan penerapan teknologi dapat menurunkan permintaan akan SDM sehingga
menimbulkan pengangguran namun dilain pihak implementasi Teknologi Informasi (TI)
memang dapat meningkatkan kinerja perusahaan bila TI digunakan secara profesional.
Keengganan sebagian pihak terhadap masuknya teknologi baru lebih disebabkan oleh
minimnya tenaga profesional yang mampu mengoperasikan TI sebagaimana mestinya dan
bila tersedia pun pasti harganya mahal dan belum tentu sesuai dengan kualifikasi yang
diinginkan oleh perusahaan. Adakalanya TI yang dimiliki oleh perusahaan memiliki tingkat
kecanggihan yang tinggi namun hanya dipergunakan di bawah kapasitas yang ada (idle).
Namun ada pula yang salah menggunakan teknologi itu sehingga hasil yang didapat tidak
sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
Penerapan Sistem Informasi (SI) yang berbasis teknologi sudah lama diterapkan
dibeberapa berusahaan besar di Indonesia. Namun implementasi secara serius baru terjadi
pada awal tahun 1990-an. Hal ini tentu saja seiring dengan perkembangan perangkat
komputer dan perangkat lain yang berbasis teknologi. Perkembangan teknologi yang kini
telah terjadi per sekian detik telah memacu pertumbuhan dan perkembangan TI sepuluh kali
lebih cepat dari tiga atau empat tahun yang lalu.
Penggunaan Teknologi Informasi (TI) menjadi kebutuhan yang sangat mendesak bagi
perusahaan yang ingin go international. Pemesanan, pengiriman, dan pembelian barang
saat ini tidak lagi terjadi secara fisik, hal tersebut dapat terjadi di ”dunia maya” melalui

1
jaringan internet. Selain lebih efisien, penggunaan sarana internet dapat lebih cepat dan
murah. Implementasi TI yang banyak digunakan oleh perusahaan terutama dalam bentuk,
call center, penggunaan ATM, transaksi pembayaran rekening listrik, telepon dan air.
Semuanya itu menfasilitasi orang lebih mudah dalam bertransaksi. Semakin tinggi TI yang
ditawarkan semakin loyal pelanggan pada perusahaan. Dalam rangka mendukung kegiatan
perusahaan, untuk kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam industry, PT. Goodyear
menerapkan sistem informasi untuk kegiatan pemasarannya, yaitu pemakaian e-commerce.

2
TINJAUAN PUSTAKA (NON BLOG)

Pengertian E-Commerce
Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu
proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis. E-
Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC
merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data
Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds
Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping, Stock
online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan
lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang
2002).
E-Commerce menurut David Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-Commerce is a dynamic
set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and
communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods,
services, and informations. Diterjemahkan oleh Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan
satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang,
pelavanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau
dalam 4 perspektif berikut:
1. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi,
atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3. Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost)
ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
4. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan
menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.

3
Gambar : Kerangka E-Commerse

Jenis-jenis E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce
dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:

• Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin
hubungan yang berlangsung cukup lama.
• Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data
yang telah disepakati bersama.

• Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan
data.

• Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence
dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer, karakteristiknya:

• Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.


• Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang
banyak.

4
• Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.

• Sering dilakukan sistim pendekatan client-server. (Onno W. Purbo & Aang Arif. W;
Mengenal E-Commerce, hal 4-5)

Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah agar perusahaan


dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan keuntungannya.

Manfaat Menggunakan E-Commerce dalam dalam suatu perusahaan sebagai sistem


transaksi adalah:

 Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Electronic commerce memperluas


marketplace hingga ke pasar nasional dan Internasional. Dengan capital outplay yang
minim, sebuah perusahaan dapat secara mudah menemukan lebih banyak pelanggan,
suplier yang lebih baik, dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.
Misalnya, tahun 1997, Boing Corporation menyatakan bisa melakukan penghematan
sebesar 20 % setelah memasang pemberitahuan di Internet yang berisi pembukaan
pengajuan proposal untuk membuat suatu sus-sistem. Sebuah vendor kecil di Hungaria
mengajukan proposal dan memenangkan tawar-menawar yang dilangsungkan secara
elektronis. Akhirnya tidak saja lebih cepat, sub-sistem itu pun dikirim dengan cepat.
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan
membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas
jarak dan waktu.
 Menurunkan biaya operasional (operating cost). Electronic commerce menurunkan biaya
pembuatan, pemrosesan, pendistribusian, penyimpanan dan pencarian informasi yang
menggunakan kertas Misalnya, dengan menggunakan sistem procurement elektronis,
perusahaan dapat memangkas biaya administratif bagi purchasing sebesar 85 %, Contoh
lain adalah benefit payment. Bagi pemerintah federal AS biaya untuk mengeluarkan
selembar cek kertas adalah 43 cent. Biaya pembayaran eketronis adalah 2 cent (lebih
murah 95 %). Penghematan ini menjadi lebih dari 100 juta dolar per tahun. Transaksi E-
Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam
komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang berlebihan, dan lain-
lain tidak perlu terjadi

 Melebarkan jangkauan (global reach). Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua
orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat
mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.

5
 Meningkatkan customer loyalty. Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce
menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap
waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan
konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.

 Meningkatkan supply management. Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan


biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok
barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya
tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.

 Memperpendek waktu produksi. Pada perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau
sebuah distributor dimana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual
apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan
lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.

Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura


Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World
Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:
 Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses. Ketersediaan
informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen
dan distributor.
 Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen. Jarak dan waktu relatif
lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis
di negara lain dan melayani konsumen dengan lebih cepat. Produsen dapat
memilih tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak
tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara
berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak
bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
 Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan
logistik secara online dan otomatis.
 Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats). Threats merupakan
kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan
asset-aset yang berharga. Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin
terjadi.
 System Penetration. Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke
system computer dapat dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai
dengan keinginannya.
 Authorization Violation. Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal
yang dimiliki seseorang yang berhak mengakses sebuah sistimm, memasukan
6
sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu
legal di masa yang akan datang.
 Communications Monitoring. Seseorang dapat memantau semua informasi
rahasia dengan melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah
tempat pada jaringan komunikasi.
 Communications Tampering. Segala hal yang membahayakan kerahasiaan
informasi seseorang tanpa melakukan penetrasi, seperti mengubah informasi
transaksi di tengah jalan atau membuat sistim server palsu yang dapat
menipu banyak orang untuk memberikan informasi rahasia mereka secara
sukarela.
 Denial of service. Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi,
sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
 Repudiation. Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah
komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

Identifikasi Pesaing PT Goodyear Indonesia

Goodyear Indonesia merupakan salah satu pabrik dengan fasilitas terbesar yang
memproduksi cross-ply/bias ban secara global, plus ban yang spesifik untuk off-the-road dan
kendaraan pertanian. Sementara untuk pasar domestik, selain ban, Goodyear juga
memproduksi original equipment bagi sejumlah perusahaan otomotif terkemuka (Toyota,
Honda, Daihatsu dan Mercedes-Benz). Goodyear dikelola dari end to end atau dari produksi
sampai penjualan kepada customer. Tidak banyak perusahaan seperti ini, biasanya hanya
services industry, atau mengambil barang impor karena tidak suka membangun pabrik
karena harus berhadapan dengan serikat pekerja, sejumlah tuntutan, dan lingkungan sekitar
pabrik.
Di sisi lain, persaingan di bisnis ban sangat kompetitif karena pabrik produksi di
Indonesia hampir 75% over-capacity untuk ekspor, sehingga apabila kapasitas perusahaan
kecil, akan mengatrol market share. Tapi kalau kapasitasnya besar, persaingan akan menjadi
sangat kompetitif. Karena, setiap orang mau menjual hasil produksinya. Sampai saat ini
posisi PT Goodyear Indonesia berada di tiga pemuncak kelas (top three), walaupun posisinya
naik-turun. Tapi komposisinya tidak berbeda. Seperti halnya di global, top three-nya
Goodyear, Michelline dan Bridgestone. Goodyear di Indonesia bukan pemegang pangsa
terbesar, bukan yang termahal, tetapi PT Goodyear yang paling affordable dengan kualitas
yang sama dibandingkan dengan pesaingnya.
Dengan kondisi ini, Gooyear harus dapat mengelola aspek penjualan dan pemasaran,
selain mengelola produksi/pabrik. Goodyear bukan market leader, melainkan market
challenger (penantang) sehingga harus bisa tahan banting dan mencari siasat supaya bisa
mendahului.

7
Sebagai konsistensi terhadap pengembangan produk Goodyear di mata konsumen,
Goodyear Indonesia juga memperkenalkan Goodyear Auto Care yang merupakan Branded &
Exclusive Outlet Goodyear dengan Konsep One Stop Shopping dan Automotive Services.
Dulu Goodyear lebih diklasifikasikan sebagai perusahaan industri, sekarang menjadi
perusahaan konsumer. Cara ini juga bertujuan meningkatkan volume penjualan. Saat ini
total gerai premium Autocare yang menjual ban Goodyear ada 14 dari total 130 gerai yang
menjual Goodyear. Dan, ia berkomitmen terus menambah gerai di beberapa kota besar di
Tanah Air, walaupun hal itu tidak murah.

Identifikasi Strategi Kompetisi

Cost Leadership Strategy


Cost Leadership atau kepemimpinan biaya merupakan salah satu generic strategy.
Strategi ini dilakukan dengan cara memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah
dengan kualitas yang relatif sama dibandingkan dengan para pesaingnya. Untuk dapat
menjalankan strategi ini, perusahaan perlu memiliki economies of scale lebih tinggi atau
memiliki keunggulan dalam produktivitas. Dengan kata lain, perusahaan yang mengarahkan
dirinya menjadi produsen yang low-cost dalam industri untuk setiap level kualitas, maka
perusahaan tersebut telah menjalankan strategi ini. Strategi ini mempunyai dua macam
strategi turunannya, yaitu (1) produk dijual dalam rata-rata harga industri untuk meraih
keuntungan yang lebih besar dari pesaing dan (2) produk dijual dibawah rata-rata harga
industri untuk meraih market-share yang lebih luas.
Ada beberapa keadaan lingkungan yang dapat menguntungkan maupun merugikan
bagi perusahaan ketika akan menjalankan strategi kepemimpinan biaya ini. Ketika pembeli
tidak ada diferensiasi nilai terlalu banyak dengan produk lain, pembeli cenderung sensitif
terhadap harga, atau para pesaing tidak akan segera menyesuaikan harga yang lebih
rendah (melalui analisis teori permainan), maka situasi ini akan mendukung berjalannya
strategi ini. Sebaliknya ketika tidak ada perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan
harga atau biaya; aktivitas yang diambil untuk mencapai biaya rendah sangat langka dan
mahal untuk ditiru, maka strategi ini menjadi kurang efektif.
Perusahaan yang menjalankan strategi ini akan dapat melayani berbagai segmen
industri atau mungkin beberapa industri. Sumber keuntungan biaya dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti skala ekonomis, teknologi eksklusif atau akses ke bahan baku.
Produser yang low-cost sering menjual produk standar dan melakukan penekanan pada
skala eksploitasi dan memanfaatkan keunggulan biaya absolut.
Dengan menjalankan strategi ini perusahaan harus memiliki kelebihan dalam aspek
pangsa pasar yang lebih luas ataupun akses ke sumber daya seperti bahan baku,
komponen, dan tenaga kerja yang lebih baik. Dengan keuntungan pada dua hal itu, dan

8
dikombinasikan dengan bisnis proses yang efisien maka perusahaan dapat menjalankan
strategi ini dengan baik. Beberapa ciri bisnis proses yang efisien akan terlihat pada aspek
seperti seperti memiliki capabilities keuangan yang kuat untuk berinvestasi dalam spesific
assets, mampu mendesain proses produksi dengan efisien, memiliki keahlian yang tinggi
dalam industri karena learning/experience curve yang tinggi, dan memiliki jalur distribusi
yang efisien. Tanpa satu atau beberapa keuntungan ini, strategi ini dapat dengan mudah
ditiru oleh pesaing-pesaing lainnya.
Ada beberapa aspek yang lebih rinci untuk pelaksanaan yang sukses strategi ini
seperti keterampilan rekayasa proses, produk yang dirancang untuk kemudahan
manufaktur, akses berkelanjutan ke modal yang murah, pengawasan terarah pada tenaga
kerja, biaya pengendalian yang cukup, insentif berdasarkan target kuantitatif, biaya yang
disimpan berada pada tingkat seminimum mungkin. Pada intinya perusahaan yang
menjalankan strategi ini harus dapat membangun rantai nilai produk yang ditawarkan dari
sejak hulu hingga hilir dalam suatu proses bisnis yang paling efisien. Beberapa perusahaan
pengecer seperti Wal-Mart, KwikSave TI, Dell dan Lenovo telah berhasil membuktikan
bagaimana cost leadership strategy dapat berjalan.
Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam cost leadership biasanya memiliki
kekuatan-kekuatan internal seperti: akses pada modal yang diperlukan untuk membuat
investasi yang signifikan dalam aset-aset produksi, investasi ini menyebabkan barrier to
entry yang tidak dapat diatasi oleh banyak perusahaan; keterampilan dalam merancang
produk untuk proses manufaktur yang efisien, misalnya mempunyai sebuah komponen
hitung kecil yang digunakan untuk mempersingkat proses perakitan; keahlian tingkat tinggi
dalam proses manufaktur rekayasa; dan jalur distribusi yang efisien. Selain itu perusahaan
dalam meraih keuntungan biaya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi
proses, mendapatkan akses yang unik ke sumber material besar yang harganya rendah,
membuat outscoring dan integrasi vertikal yang optimal, atau menghindari beberapa biaya
sekaligus. Jika perusahaan yang berkompetisi tidak dapat menurunkan biaya-biaya yang
sama jumlahnya, maka perusahaan dapat mempertahankan keunggulan kompetitif
berdasarkan biaya kepemimpinan. Dapat disimpulkan bahwa cost leadership dapat diraih
dengan cara (1) Keputusan outsourcing dan vertical integration yang optimal, (2)
Meningkatkan efisiensi dalam setiap value chain, atau (3) Mendapatkan sumber input yang
murah.
Dalam persaingan model Porter ada 5 tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap
perusahaan, yaitu (1) ancaman pendatang baru, (2) ancaman pesaing sejenis, (3) ancaman
produk subsitutsi, (4) ancaman dari pemasok, dan (5) ancaman dari pembeli.
Ancaman pendatang baru adalah jika perusahaan yang ada sebagai pemimpin biaya,
pendatang baru harus mengurangi biaya secara besar-besaran sebelum mereka masuk.
Seringkali pendatang baru masuk menggunakan strategi bisnis lain (diferensiasi atau

9
aliansi) daripada mencoba untuk bersaing di biaya. Pesaing baru perlu melakukan hal itu,
karena pada umumnya pesaing baru masih belum mencapai skala ekonomis yang baik jika
dibandingkan dengan perusahaan pemain lama. Kemampuan untuk melakukan strategi
deferensiasi menjadi penting bagi sebuah perusahaan baru.
Ancaman pesaing, ancaman ini direduksi melalui dua pilihan strategi pemberian
harga, yaitu dengan menawarkan pada harga tinggi atau harga rendah. Pemimpin biaya
dapat menetapkan harga sama dengan atau lebih dari harga para pesaing. Dengan
melakukan ini, maka akan mengurangi kesempatan pesaing-pesaing yang akan meniru
perusahaan yang low-cost. Namun, menjaga harga tetap sama dengan harga pesaing akan
mengorbankan pangsa pasar dan volume penjualan. Pada harga yang kompetitif ini,
pemimpin harga mendapatkan keuntungan diatas penghasilan normal. Cara yang lain
adalah perusahaan yang low-cost dapat menghargai barang atau jasanya di bawah pesaing-
pesaingnya yang high-cost. Harga yang lebih rendah dari perusahaan low-cost akan menarik
sejumlah konsumen dan meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualannya, tapi
akibatnya pendapatannya lebih rendah. Strategi ini memberi sinyal kepada para pesaing
untuk menurunkan harga serendah mungkin. Sinyal ini akan memotivasi para pesaing untuk
mencoba menurunkan biaya-biaya mereka.
Ancaman produk substitusi, pemimpin biaya mempunyai kemampuan untuk menjaga
produk atau jasanya relatif terhadap substitusinya. Kemampuan melakukan branding pada
produk subsitusi ini akan sangat mempengaruhi eksistensi perusahaan yang menjalankan
strategi biaya. Pesaing jenis ini pada umumnya dapat membalikkan perusahaan sebagai
pesaing substitusi juga.
Ancaman pemasok, pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan dengan
membebankan harga yang lebih tinggi untuk barang dan jasa yang mereka pasok atau
dengan cara mengurangi kualitas dari barang atau jasa tersebut. Namun, ketika pemasok
menjual ke pemimpin biaya, perusahaan tersebut mempunyai fleksibilitas yang lebih bagus
dalam menyerap pemasok dengan biaya lebih tinggi daripada perusahaan high-cost. Biaya
pasok yang lebih tinggi dapat memusnahkan semua keuntungan diatas normal bagi
perusahaan high-cost tapi masih memungkinkan perusahaan cost-leader untuk mendapat
penghasilan diatas normal.
Ancaman pembeli, cost leadership juga dapat mengurangi ancaman dari pembeli.
Pembeli yang sangat kuat adalah ancaman bagi perusahaan ketika mereka bersikeras pada
harga rendah atau kualitas tinggi dan pelayanan dari pemasok mereka. Harga rendah dapat
mengancam kestabilan penghasilan perusahaan. Kualitas yang lebih tinggi dapat
meningkatkan biaya perusahaan. Pemimpin biaya bisa mendapati penghasilan mereka
dikurangi oleh ancaman pembeli dan tetap mendapat penghasilan normal atau diatas
normal. Perusahaan ini juga dapat menyerap biaya yang lebih besar dari peningkatan
kualitas atau pelayanan dan bisa tetap memiliki keuntungan biaya dari persaingan mereka.

10
Strategi biaya rendah juga memiliki risiko. Perusahaan lain mungkin dapat
menurunkan biaya mereka juga, karena teknologi semakin maju. Selain itu, persaingan
mungkin dapat melampaui kemampuan produksi, sehingga menghilangkan keuntungan
yang kompetitif. Atau beberapa perusahaan mengikuti strategi terfokus dan mempersempit
berbagai target pasar yang mungkin dapat mencapai biaya yang lebih rendah. Ketika hal itu
dilakukan dalam setiap segmen yang dimiliki corporate, maka sebagai grup akan
mendapatkan peningkatan pangsa pasar yang signifikan. Beberapa risiko lain ketika
menjalankan strategi biaya rendah adalah perubahan teknologi yang meniadakan investasi
masa lalu dan masa pembelajaran, pembelajaran biaya rendah oleh industri pendatang
baru, ketidakmampuan dalam melihat produk yang dibutuhkan atau pergantian pasar, dan
inflasi biaya.

Differentiation Strategy
Salah satu strategi yang ampuh di dalam pemasaran adalah strategi diferensiasi,
yaitu strategi dimana produk kita memiliki perbedaan maupun keunikan dibandingkan
dengan produk yang lain. Mungkin banyak orang tidak memanfaatkan cara ini karena
terkadang orang merasa ragu jika produknya berbeda dengan produk lain yang ada di
pasaran. Tetapi, ada juga yang merasa bahwa dengan adanya diferensiasi, maka produk
atau jasanya akan lebih laku bila dijual di pasaran.
Suatu produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan. Jadi, pada
prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk atau jasa kita, perlu
dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam pemasaran kita meningkat kembali.
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa akan lebih melekat di benak konsumen.
Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa, akan membuat
konsumen lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang dipasarkan karena adanya
point of interest yang dimiliki, yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang
lain.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa
lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal
rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa
tersebut dengan lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk
mencoba mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
Dengan adanya keunikan yang dimiliki, maka produk yang ditawarkan akan terlihat
lebih baik dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah nilai tambah dari
produk atau jasa yang akan dipasarkan.
Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang relatif sama
dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di mata konsumen, karena
pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh dengan penawaran produk atau jasa yang
keunggulannya relatif sama dengan yang lain.

11
Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk atau jasa kita,
maka hal tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi bahwa produk atau jasa yang
kita hasilkan lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Dengan persepsi tersebut, maka
pada konsumen juga akan lebih tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan kita dibandingkan produk atau jasa yang lain
Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang berharga bagi
perusahan. Dengan keunikan produk atau jasa tersebut,perusahaan dapat menjual produk
atau jasa dengan harga yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa perusahaan dapat menjual
produk dengan harga yang lebih tinggi karena dengan keunikan yang dimiliki, perusahaan
dapat dengan percaya diri mengatakan kepada konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh
perusahaan tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.

Innovation Strategy
Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi, serta ide menyelesaikan
masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai social bagi
masyarakat. Jadi inovasi berangkat dari suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi
nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan
telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan
masyarakat. Subyek penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau perusahaan.
Artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok yang sangat brilian dan
inovatif. Tetapi yang ideal perusahaan menjadi tempat yang terlembagakan bagi orang-
orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide-ide baru. (Myers dan Marquis, 2003).
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif
menurut Kotler (1987) yaitu dengan :
1. Mengembakan atribut produk baru
 Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)

 Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa)

 Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih besar).

 Memperkecil (lebih ramping, lebih ringan, lebig kecil).

 Substitusi (bahan lain, proses, sumber tenaga)

 Penataan kembali (pola lain, tata letak lain, kompenen).

 Membalik (luar menjadi dalam)

12
 Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan, kegunaan,
daya pikat, dan gagasan).

2. Mengembangkan beragam tingkat mutu


3. Mengembangkan model dan ukuran produk (profilerasi produk)

Strategi Pertumbuhan

A. Pertumbuhan Keberadaan Produk di Pasar


Keberadaan produk di pasar sering menarik kesempatan pertumbuhan. Perusahaan
berpengalaman dapat mengetahui sumber-sumber dayanya, khususnya sumber daya
manusianya yang siap untuk ditempatkan dimana saja. Pertumbuhan dapat dicapai dengan
keberadaan produk di pasar dengan meningkatkan pangsa pasar melalui penangkapan
penjualan yang dilakukan oleh para pesaing. Alternatif lain, penggunaan produk yang
sudah diterima keberadaannya di pelanggan dapat ditingkatkan penjualannya.

Matriks Pertumbuhan Internal

13
Meningkatkan Pangsa Pasar
Barangkali cara yang paling jelas untuk meningkatkan pertumbuhan adalah
memperbaiki pangsa pasar. Perolehan pangsa dapat didasarkan pada tindakan yang
taktis seperti periklanan, perijinan perdagangan, promosi atau pengurangan harga.
Masalahnya bahwa pangsa yang didapat dengan beberapa sarana dapat menjadi sulit
untuk dipertahankan.
Meningkatkan Penggunaan Produk Usaha untuk meningkatkan pangsa pasar akan
sangat mempengaruhi para pesaing secara langsung dan oleh karena itu mempercepat
respon para pesaing. Alternatif usaha untuk meningkatkan penggunaan saat ini biasanya
kurang mengancam para pesaing.
Program pengembangan untuk meningkatkan pemakai adalah berguna untuk
memulai dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang mendasar tentang pemakai dan
pemakaian sistem dimana produk ditanamkan.
Peningkatan penggunaan produk dapat ditingkatkan dengan 3 cara, yaitu :
1. Frekuensi penggunaan dapat ditingkatkan.
 Komunikasi Peringatan. Orang akan tahu merk dan gunanya tapi tidak berfikir
untuk menggunakannya, maka Iklan peringatan mungkin yang dibu-tuhkan.
Saus bistik dan merk bumbu yang lain melakukan kampanye iklan peringatan
untuk memperoleh penggunaan yang lebih sering (juga daging kaleng dan
pudding dan sebagainya).
 Penggunaan Yang Teratur. Bayangan suatu produk dapat berubah dari
kesempatan penggunaan yang sering dengan menempatkan kembali
kampanye, misalnya : kampanye iklan shampo untuk keramas berkali-kali dan
tidak takut rusak, dan minum Yakult 3 gelas setiap hari. Keduanya menyajikan
usaha untuk merubah persepsi dari produk yang ada.

 Membuat Penggunaan Lebih Mudah. Bertanya mengapa pelanggan tidak


menggunakan produk/ servis yang lebih sering untuk dapat menuju ke
pendekatan yang lebih mudah menggunakan produk.

 Menyediakan Insentif. Insentif dapat disediakan, dengan memberikan hadiah,


bonus, untuk meningkatkan frekuensi konsumsi atau pemakaian.

 Mengurangi Keengganan. Akibat konsekuensi dari penggunaan yang sering atau


berkalikali, terkadang terdapat alasan yang bagus kenapa pelanggan senang
menggunakan produk dengan lebih sering.

2. Kuantitas yang digunakan dalam tiap aplikasi dapat ditingkatkan melalui.


 Informasi Komunikasi peringatan.
 Penggunaan Insentif .
14
Usaha dapat dibuat untuk mempengaruhi penggunaan tingkat norma.
Penerimaan konsekuensi yang tidak diinginkan dari konsumsi atau pemakaian
yang banyak harus dijabarkan. Gabungan yang positif dengan menggunakan
kesempatan yang mungkin dapat dikembangkan melalui periklanan.
3. Aplikasi (penggunaan) baru.
Deteksi dan eksploitasi dari penggunaan fungsi yang baru untuk sebuah merk dapat
memudahkan kembali bisnis yang telah dipertimbangkan selama bertahun-tahun.
Contoh adalah sabun cuci Wings di iklankan sebagai sabun tidak hanya untuk cuci baju
tetapi juga piring, kaca, lantai, dan mobil

B. Pengembangan Produk - Pasar


Pengembangan produk dapat terjadi pada berbagai macam tingkatan dan ini
membantu untuk membedakan diantara mereka.
1. Tambahan Features Produk
Keistimewaan produk dapat ditambahkan. Suatu pabrik mobil dapat menambahkan
sebuah transmisi yang akan memperbaiki penetrasinya dari keberadaan pasar yang
saling bersaing. Untuk beberapa perusahaan permen kreasi dari bungkusnya
merupakan kunci keberhasilan di dalam penjualannya. Jelasnya, beberapa macam
perluasan melibatkan hampir semua hal tentang pemasaran, operasinya dan
manajemennya.

15
2. Ekspansi Lini Produk
Jenis kedua dari kegiatan perkembangan produk ditujukan pada keberadaan pasar
untuk memperluas suatu lini produk. Usaha pemasaran dan distribusi sangat mungkin
bahkan banyak perusahaan akan menjadi terbiasa dengan perluasan lini produk.
Perluasan lini produk ini tergantung dari beberapa faktor, tentu saja, tapi akan
melibatkan beberapa pertimbangan dari pertanyaan berikut :
• Akankah para pelanggan beralih dari suatu kemampuan sistem yang dibuat oleh
lini perluasan produk ?
• Apakah perusahaan yang potensial, pemasaran atau distribusi, biaya
efesiensinya diperoleh dari perluasan lini produk ?
• Dapatkah asset / keahlian diterapkan ke ekspansi produk ?
• Apakah perusahaan memiliki skill dan membutuhkan sumber dalam R&D,
perusahaan dan pemasaran untuk menambah usulan berbagai macam produk?
3. Pengembangan Teknologi Generasi Baru
Pertumbuhan dapat cepat dalam keberadaan pasar dengan menciptakan produk
teknologi yang baru. Keputusan untuk mengejar teknologi yang baru adalah benar-
benar rumit untuk pemimpin pasar yang memiliki minat yang tetap dalam teknologi
lama tapi menghadapi resiko persaingan yang dengan suatu strategi penundaan dan
ketidaktarikan. Pertumbuhan bisa didapatkan dari penciptaan produk teknologi baru
pada pasar yang ada sekarang. Compact Disk dan TV stereo sets adalah contoh pada
pasar home audio yang dasar peningkatan penjualannya pada akhir tahun 1980-an.
4. Produk Baru Untuk Pasar Sekarang
Bentuk pertumbuhan klasik adalah mengembangkan kekuatan pemasaran dan
distribusi dengan menambahkan produk yang harmonis, produk yang tidak pada lini
perluasan tapi sangat berbeda meskipun mereka membagi pelanggan dengan
keberadaan produk yang ada.

C. Pengembangan Pasar atas dasar Produk


Pengembangan pasar sering melibatkan duplikasi yang sebenarnya dari operasi
bisnis, mungkin dengan perubahan adaptasi yang sedikit. Perluasan pasar dapat
menggunakan keahlian dan teknologi yang sama dan terkadang bahkan dengan pabrik-
pabrik yang sama dan fasilitas operasi yang sama. Maka, potensi untuk synergi adalah
besar.

1. Perluasan Secara Geografis

Ekspansi geografi mungkin melibatkan (perluasan)/perubahan dari operasi regional


sampai ke nasional, bergerak ke daerah yang lain, atau memperluas ke negara
yang lain. Rockwell Internasional setelah tidak berhasil merangkul pemakai

16
produknya, memutuskan untuk memusatkan perluasan penjualan dari produk
industrinya (yang dikenal baik ) di luar USA. Tujuannya adalah menjadi pelopor
suplier dari komponen mobil dan truk.

2. Perluasan Dalam Segmen Pasar Baru

Suatu perusahaan dapat juga tumbuh dengan mencapai segmen pasar baru. Terdapat
beberapa cara untuk menengahkan segmen target dan tujuan pertumbuhan :

a. Penggunaan produk.
b. Saluran distribusi.

c. Masa waktu.

d. Pemakaian atribut.

3. Evaluasi Alternatif Perluasan Pasar

D. Strategi Integrasi Vertikal


Integrasi vertikal menunjukkan arah potensi pertumbuhan. Integrasi kedepan
dilakukan ketika perusahaan melakukan pendekatan kebawah dari aliran produknya.
Sedangkan integrasi kebelakang adalah langkah kebelakang, misalkan perusahaan
manufaktur melakukan investasi ke sumber bahan bakunya. Suatu jalan untuk
memahami kapan integrasi vertikal perlu dilakukan adalah dengan mengevaluasi
perimbangan benefit (keuntungan) dan cost (biaya) dari strategi integrasi vertikal yang
meliputi :

 Benefit : operasi ekonomi


1. Langkah dalam proses produksi dapat digabungkan, dihilangkan atau lebih
dikoordinasikan.
2. Skala ekonomi yang mungkin.
3. Biaya transaksi substansi dilibatkan dalam men-ciptakan kontrak antara 2
pabrik yang terpisah.
4. Ekonomi yang dihubungkan dengan pengumpulan informasi yang tersedia.

 Benefit : Akses Supply atau Demand

17
Akses untuk menyuplai atau memberi faktor kunci sukses adalah akses untuk
mensuplai bahan mentah, sebagian dan faktor input yang lain, integrasi belakang dapat
mengurangi adanya resiko.
Akses demand atau permintaan Integrasi ke depan dapat dimotovasi oleh
kepentingan tentang jalan keluar produk.

 Benefit : Keistimewaan Produk dan Layanan

Ketika hanya ada satu pembeli dan penjual untuk produk dan pelayanan khusus
yang tinggi, akan ada insentif untuk mempertimbangkan integrasi vertikal. Empat jenis
kekhususan itu adalah sebagai berikut :
1. Nama merk.
2. Asset yang didedikasikan.
3. Teknologi.
4. Dasar pengetahuan.
Benefit : Kendali Sistem Produk
Itu sangat perlu untuk menggabungkan secara vertikal agar memperoleh kontrol
yang mencukupi atas produk atau pelayanan untuk mempertahankan integritas strategi
yang berbeda-beda.

 Benefit : memasuki Laba Dalam Area Bisnis Keputusan integrasi vertikal dapat dengan
mudah dimotivasikan oleh potensi laba yang menarik.
 Benefit : mempertinggi Inovasi Teknologi Perusa-haan gabungan secara vertikal
mungkin memiliki suatu keuntun-gan dalam mencapai inovasi teknologi.

 Cost : biaya operasi

 Integrasi vertikal dapat menciptakan biaya operasi potensial yang mungkin terlalu
berat operasi ekonominya.

 Cost : management dari bisnis yang berbeda Satu integrasi vertikal sering bergerak
melibatkan tambahan operasi yang membutuhkan asset organisasinya dan keahlian
yang berbeda secara simbolis dari mereka untuk area bisnis pabrik yang lain.

 Cost : resiko dari perjanjian yang meningkat pada suatu bisnis Jalan atau cara klasik
untuk mengurangi resiko adalah menghindari memiliki rterlalu banyak telur dalam
suatu keranjang untuk berbagai macam. Integrasi vertikal cenderung untuk
meningkatkan perjanjian dan modal yang diikat dalam pasar tertentu.

18
 Cost : mengurangi Fleksibilitas Integrasi verti-kal biasanya berarti bahwa suatu
perusahaan dijanjikan ke suatu rumah suplier atau cus-tomer (pelanggan).

 Cost : menjadi besar atau tumbuh Proses secara aktif sehubungan dengan suplieratau
pelanggan di dalam pasar dan antisipasi perkembangan teknologi suplier dan
aplikasi pelanggan baru dapat menjadi benar-benar sehat. Beberapa alternatif pada
integrasi, menggunakan kontrak jangka panjang atau saling pengertian, yang dapat
menjadi sulit untuk mempertahankan akibat perubahan lingkungan dan kekuatan
perubahan hubungan.

Alliance Strategy
Strategi aliansi adalah suatu kegiatan dimana pihak yang berkepentingan memiliki
suatu interest di masa yang akan datang, maka dengan menyumbangkan resource dan
competitive advantage yang dimiliki pada hal baru akan menghasilkan suatu nilai baru.
Dengan kata lain aliansi adalah suatu kerja sama antar pelaku-pelaku ekonomi, baik dalam
Iingkup nasional maupun global, baik antar perusahaan ataupun antar kelompok atau group
perusahaan. Tujuan utama dari strategi ini adalah memungkinkan suatu perusahaan group
untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai dengan usaha sendiri (Dicken,
1992). Di dalam suatu aliansi selalu membagi resiko sekaligus keuntungan dengan cara
menanggung pengambilan keputusan bersama untuk bidang tertentu. Karena itu tidak
seperti pada merger, identitas pelaku aliansi tidak melebur jadi satu, hanya beberapa
aktivitas bisnis dari peserta aliansi yang dilibatkan, misalnya dalam bidang R&D, distribusi,
pengolahan atau pemasaran. Jadi perusahaan/group tetap terpisah. Oleh karena itu alasan
rasional ditempuhnya strategi aliansi adalah memanfaatkan keunggulan suatu perusahaan
dan mengkompensasi kelemahannya dengan keunggulan yang dimiliki partnernya.

Faktor Pendorong Aliansi


Beberapa faktor yang menjadi pendorong terjadinya aliansi :

a. Terjadinya perubahan-perubahan mendasar dalam ekonomi global seperti


persaingan yang semakin ketat, perkembangan teknologi yang cepat, dan meningkatnya
biaya (pembangunan, produksi, pemasaran produk baru).
b. Tingginya biaya dan resiko untuk membuat jaringan distribusi, logistik,
manufaktur dan lain-lain di setiap pasar kunci di dunia apabila ditanggung sendiri
(terbatasnya sumber daya sendiri).

c. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun keahlian karyawan,


R&D dan membina hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok.

19
d. Perusahaan kecil dan menengah butuh menjadi besar, untuk itu mereka
membutuhkan akselerasi yang lebih cepat.

e. Dunia kini sangat terbuka dan tidak mengenal batas. Terutama dalam
masalah dana, pemanfaatannya harus seefisien mungkin. Maka ada kecenderungan
perusahaan menjadi semakin linier dan flat.

Aspek Fundamental / Prasyarat Utama Aliansi (Kanter, 1994)


Aliansi harus mampu menghasilkan manfaat bagi setiap partner dan bukan hanya
sekedar deal bisnis saja. Keberhasilan aliansi bisnis akan banyak bertumpu pada rasa
kesatuan dan kebersamaan (kolaborasi ) melalui proses penciptaan nilai bersama-sama,
bukan hanya sekedar proses pertukaran atas sejumlah nilai investasi tertentu.
Dari prasyarat menunjukkan bahwa untuk keberhasilan suatu aliansi dibutuhkan
kesediaanmemberi dan menerima dari pihak-pihak yang beraliansi, yang menjadi tantangan
bisnis saat ini dan mendatang adalah seberapa besar toleransi yang dapat diberikan kepada
pihak luar untuk mengendalikan bisnis bersama. Karenanya proses aliansi sering terhambat
karena adanya perbedaan budaya antar perusahaan yang beraliansi.
Sedangkan menurut Saka Abadi, (1994) terdapat beberapa faktor yang mesti
dipertimbangkan dalam melaksanakan strategi aliansi yaitu :

 Apakah kedua perusahaan itu bisa saling mengisi satu dengan lainnya secara
strategis. Hal ini berarti, harus bisa bekerja sama dalam rangka mengembangkan
key success factor (KSF) nya, baik yang tangible maupun intangible.
 Masing-masing pihak harus mempunyai kelebihan yang bisa dimanfaatkan oleh
partnernya. Harus ada kaitan yang bersifat strategic partnership.

 Perusahaan yang akan melakukan strategi aliansi harus paling tidak punya culture
budaya yang sama atau agak sama, jika tidak agak sulit melakukan aliansi strategis.

 Arah strategi harus ditujukan kepada konvergensi menuju suatu titik tertentu.

 Pengembangan SDM harus saling menunjang di antara kedua pihak, agar searah
sehingga dapat menyebabkan strategi aliansi sinergis. Berkaitan dengan corporate
culture ada tiga faktor yang harus dipenuhi agar strategi aliansi berhasil yaitu :

o pertama, masing-masing pihak harus mempunyai budaya yang kuat;

o kedua, agar bisa membangun corporate image satu sama lain harus saling
mengisi dan

20
o ketiga, berkaitan dengan core competence, dimana perusahaan mengarahkan
penguasaannya kepada hal-hal yang bersifat keunggulan kompetitif, maka
budaya harus dipersatukan.

Selain hal-hal di atas, efektivitas strategi aliansi juga hanya bisa dicapai dengan
pengurangan konsentrasi kekuatan dan keseimbangan manajerial.

21
TINJAUAN BLOG (BLOG REVIEW)

Sejarah, Definisi dan Perkembangan E-commerce


Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave (1980) telah memprediksikan bahwa di
era milenium ketiga, teknologi akan memegang peranan yang signifikan dalam kehidupan
manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern ini akan
mengimplikasikan berbagai perubahan dalam kinerja manusia. Salah satu hasil dari inovasi
teknologi dalam bidang telekomunikasi adalah internet. Penggunaan internet saat ini telah
mencakup berbagai macam aktivitas manusia, baik dalam bidang sosial, politik, budaya,
maupun ekonomi dan bisnis.
(http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dan-kelemahan-e-
commerce/#comment-55)
Internet telah membuat interaksi bisnis menjadi multi-aspek. Sekarang orang bisa
melakukan bisnis, seperti membeli sesuatu, bertransaksi, dan menjalankan fungsi-fungsi
bisnis melalui internet. Konsumen dan pemilik/pengelola bisnis dapat mendapatkan dan
melakukan apa yang mereka inginkan tanpa harus meninggalkan beranjak dari tempat
duduk, selama terhubung dengan internet. Istilah e-business dan e-commerce seringkali
terlihat dan digunakan untuk proses yang sama. Namun demikian, meskipun berhubungan,
keduanya memiliki arti yang berbeda. Awalan “e” berarti “elektronik”, yang berarti kegiatan
atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran atau kontak fisik. Transaksi diadakan
secara elektronik atau digital, sesuatu dibuat menjadi mungkin dengan pesatnya
perkembangan komunikasi digital. (http://www.blog.jtc-indonesia.com/2010/05/perbedaan-
antara-e-commerce-dengan-e.html)
Di dunia, E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat
pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu
halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan
penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan
oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat
diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
(http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/#more-530 )
E-commerce di Indonesia mulai sekitar tahun 90-an, contohnya Bhinneka.com dan
sanur.com yang Berjaya di tahun 1995-an, sayangnya hanya Bhinneka yang masih eksis
hingga sekarang. Pada tahun 2000-an, muncul forum jual beli di kaskus, disusul tokobagus,
tokopedia, krazymarket, juale, belum lagi daily deals dan banyak lainnya. Di tahun 2010 dan
2011 ini, para pemain asing seperti multiply, rakuten, dan e-bay mulai menggarap pasar
Indonesia. (http://astawama.blogspot.com/2011/03/booming-e-commerce-indonesia-pada-
tahun.html
22
E-commerce berarti transaksi bisnis melalui internet di mana pihak-pihak yang
terlibat melakukan penjualan atau pembelian. Transaksi yang dilakukan dalam e-commerce
pada dasarnya melibatkan pengalihan (transfer) atau penyerahterimaan (handing over)
kepemilikan dan hak atas produk atau jasa. (http://www.blog.jtc-
indonesia.com/2010/05/perbedaan-antara-e-commerce-dengan-e.html)
E-commerce pada prinsipnya melibatkan pertukaran uang dalam transaksi. E-
business, karena lebih luas, tidak terbatas pada transaksi yang bersifat keuangan
(monetary). Semua aspek dalam bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk,
manajemen pemasokan, dan sebagainya. E-business lebih mengenai pembuatan produk
besar, ide kreatif dan pemberian layanan yang bermutu, perencanaan pemasaran produk
dan pelaksanaannya. Jadi, tentu saja, e-commerce merupakan bagian tak terpisahkan dari
proses e-business, namun dalam kerangka terbatas, e-commerce merupakan kegiatan
menjual dan membeli.
(http://www.blog.jtc-indonesia.com/2010/05/perbedaan-antara-e-commerce-dengan-e.html)
Pendapat lain mengatakan bahwa e-commerce adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau
televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem
pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini
sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi
komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-
pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi
online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data
interchange /EDI), dll. (http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/#more-530 )
Perkembangan E-Commerce di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan e-
commerce di negara-negara maju, misalnya Amerika Serikat. Dengan berbagai inovasi cara
belanja yang dihadirkan para merchant, konsumen semakin dimudahkan mendapatkan
barang yang diinginkan secara mudah, cepat, dan aman. (http://blog.bukatokoonline.net/e-
commerce-di-indonesia-tahun-2011-baru-permulaan.html)
Perilaku pengguna Internet di Indonesia sudah semakin baik. Jika dulunya hanya
membaca, kemudian interaksi via online, bahkan kemudian bermediasosial “diam-diam”,
para pengguna Internet Indonesia juga membangun pengalaman melakukan transaksi via
online. Hasil riset dari AC Nielsen dua tahun lalu menunjukkan, hampir separuh pengguna
Internet di Indonesia pernah melakukan transaksi online.
(http://www.virtual.co.id/blog/online-behavior/model-bisnis-berikutnya-e-commerce/)
Lebih dari 10 tahun terakhir para merchant dan punggawa bisnis IT di Indonesia terus
menaikkan kemampuan masing-masing dalam hal kemudahan dan inovasi transaksi.
23
Perkembangan e-commerce di Indonesia yang terus menanjak ini, tentu berkaitan erat
dengan daya dukung dunia IT sendiri. Beberapa faktor seperti semakin murahnya harga
akses internet, kesiapan perbankan memberikan layanan internet banking, biaya sewa
hosting yang semakin murah, tingginya pengguna forum internet maupun jejaring social,
sampai semakin mudahnya pembangunan website e-commerce di Indonesia dengan
dukungan open source seperti osCommerce, Magento, dan lain-lain.
(http://blog.bukatokoonline.net/e-commerce-di-indonesia-tahun-2011-baru-permulaan.html)
Transaksi perdagangan online atau e-commerce lewat internet di Indonesia sudah
sangat besar. Tahun 2009 lalu saja nilainya menembus angka Rp 35 triliun. Namun sayang,
industri ini belum banyak dinikmati pasar dalam negeri. Hal ini diungkapkan oleh Lembaga
Riset Telematika Sharing Vision saat menggelar workshop ‘State of The Art Global Electronic
& Mobile Micropayment & Mobile Remittance’ di Royal Plaza, Singapura. Berdasarkan data
dari IDC tahun 2009, tercatat nilai perdagangan lewat internet di Indonesia mencapai sekitar
$ 3,4 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun, namun sayangnya, potensi luar biasa besar ini
belum banyak bisa ditangkap oleh pemain lokal. (http://www.rickyeka.com/transaksi-online-
di-indonesia-tembus-rp-35-triliun.html).
Mungkin hal tersebut dikarenakan banyak pengguna internet yang masih meragukan
keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai apa itu E-Commerce.
(http://blog.uad.ac.id/riyanto87/2011/04/06/e-commerce-dan-perkembangannya-di-
indonesia/)
Menurut Head of Investor Relations MNC Online Division David Audy, para pengguna
internet di Indonesia masih harus mengalami “penyesuaian” booming internet dengan
sistem e-commerce di Indonesia. Dengan kata lain, calon pembeli masih membutuhkan
edukasi transaksi online agar benar-benar yakin untuk membelanjakan uangnya secara
online yang menyuguhkan kemudahan sekaligus aman.
(http://blog.ub.ac.id/ayunyaikko/2011/04/16/e-commerce-advertisement-di-indonesia/)
Menurut David, para merchant online perlu lebih “jor-joran” mengenalkan sistem e-
commerce di Indonesia. Dengan pasar pengguna internet yang diperkirakan berjumlah 35-
50 juta pengguna, merchant tak hanya perlu mengenalkan sistem e-commerce pada calon
pembeli online, tetapi juga menarik calon pembeli offline lewat promosi dan edukasi pasar.
(http://blog.ub.ac.id/ayunyaikko/2011/04/16/e-commerce-advertisement-di-indonesia/)

Manfaat E-commerce
Berikut ini disajikan gambaran keuntungan e-commerce yang dirangkum dalam tiga
bagian, dalam prespektif produsen, konsumen serta masyarakat dan pemerintah.
Adapun keuntungan e-commerce pada produsen adalah:

24
- Memberikan kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran produk/
pelayanannya secara global.
- Mengurangi penggunaan paper di berbagai aktifitas mulai dari tahapan desain, produksi,
pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.
- Mengurangi waktu tunda dari pengiriman dan penyimpanan karena antara sistem
produksi, pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara online.
- Membantu perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/layanan yang sangat
spesifik yang tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena keterbatasan
konsumen, tempat dan biaya promosi yang tinggi.
- Mengurangi waktu dan biaya promosi dari produk/layanan yang dipasarkan karena
tersedianya informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu.
Adapun keuntungan e-commerce pada konsumen adalah:
- Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia manapun untuk dapat
menggunakan sebuah produk/layanan yang dihasilkan dari belahan dunia yang berbeda
dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama sepanjang tahun.
- Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/layanan terbaik dari
berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih
berbagai jenis produk/layanan secara langsung.
- Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya dari produsen
untuk berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga akan sangat
menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas produk/layanan sesuai dengan
yang diinginkan oleh konsumen.
Adapun keuntungan e-commerce pada masyarakat dan pemerintah adalah:
- Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan menggunakan
internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan aktifitas lainnya,
sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi udara.
- Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan
produksi/layanan yang terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan produk/layanan
dapat menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
- Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk berbisnis
karena cara kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.
- Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat dipasarkan
dengan baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk menggairahkan
perdagangan khususnya usaha kecil menengah. Secara umum, implementasi e-
commerce dalam bisnis dapat meningkatkan kualitas dari produk/layanan serta
menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan harga penjualan. Ketika
konsumen dapat memilih produk/layanan yang terbaik baginya, produsen terus semakin
25
berlomba meningkatkan kualitas dari produk/layanan yang ada dan terus mencari ide-ide
baru yang disukai pasar serta berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap
mendapatkan harga produk/layanan yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik,
tingkat produksi dan kualitas akan terus meningkat, ragam dari produk/layanan akan
semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain itu semakin menumbuhkan
kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis untuk memulai usahanya karena setiap
orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil apapun dan sebegitu spesial
produk/layanan yang dihasilkan.
(http://fardiansyah7fold.wordpress.com/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/)

Peluang Mobile Banking: Salah Satu Bentuk E-commerce


Mobile banking atau yang trend di luar negeri dengan sebutan “mobile money”, pada
tahun ini diprediksikan akan mengalami peningkatan pengguna. Mobile banking berupa SMS
Banking akan menjadi sarana transaksi yang digemari para pebisnis online berkat
kemudahan-kemudahan yang ditawarkan berbagai pihak, dari mulai operator seluler,
penyedia gadget, dan tentunya pihak perbankan sendiri.
(http://blog.bukatokoonline.net/mobile-banking-pendukung-booming-e-commerce-
indonesia.html)
Kemudahan ini bukanlah tanpa sebab, karena transaksi elektronik yang dilakukan
melalui mobile banking dan internet banking, senantiasa meningkat dari waktu ke waktu.
Setidaknya BCA dan Bank Mandiri serta beberapa bank lain sudah mengalaminya dalam
beberapa tahun terakhir. Peningkatan yang mereka alami disebabkan oleh merchant dan
costumer online sama-sama membutuhkan transaksi bisnis yang cepat, mudah, terpercaya,
dan aman.
(http://blog.bukatokoonline.net/mobile-banking-pendukung-booming-e-commerce-
indonesia.html)

PEMBAHASAN
Untuk dapat memahami secara lebih baik strategi Kompetisi Goodyear dalam Global
Market penetration berikut ini dijabarkan strategi yang merupakan bagian dari Growth
Strategy, Differentiation Strategy dan Innovation Strategy.
Goodyear Indonesia merupakan MNC yang telah beroperasi di pasar Indonesia lebih
dari 75 tahun. Di pasar Indonesia ini, Goodyear menghadapi beberapa pesaing yang kuat
dari Jepang seperti Bridgestone dan Dunlop, maupun pemain lokal seperti Gajah Tunggal dan
Multi Strada.

26
Dalam menjalankan strateginya, elemen Value yaitu Brand, Service dan Process
ditetapkan secara standard global yang terpusat dari Akron, Ohio, kantor pusat Goodyear.
Elemen strategi yakni Positioning, Targeting dan Segmenting ditetapkan seragam dan
terkordinasi secara regional oleh kantor pusat Asia Pacific di Shanghai. Sementara taktiknya
disesuaikan mengikuti kondisi spesifik pasar di Indonesia. Hal ini dapat digambarkan pada
bagan dibawah dimana hubungan dan kaitan implementasi strategi antara Global Head
Office di Akron, Regional Asia Pacific di Shanghai dan Goodyear Indonesia.

Sistem Segitiga Bisnis Strategis dari strategi Global Penetration Market ini dapat
dilihat lebih rinci pada bagan dibawah. Seperti terlihat pada bagan berikut ini, positioning
yang ditetapkan oleh kantor regional adalah “Leader in Tire Technology and Brand Value”.
Pengambilan positioning ini dilandasi pada kenyataan bahwa secara regional Goodyear
memiliki persepsi “teknologi” yang terutama disebabkan oleh produk seri “Eagle” dan
“Assurance” nya. Di samping itu, melalui positioning ini Goodyear ingin memperkuat tiga
brand value intinya di benak pelanggan yaitu: keamanan (safety), keandalan (durability),
dan kenyamanan (comfortability).

27
Untuk differensiasi Content, Context dan Infrastucture ditetapkan secara lokal oleh
kantor lokal di Bogor. Differensiasi Content Goodyear adalah setiap produk Goodyear yang
dijual di Indonesia haruslah memanfaatkan teknologi yang memberikan keamanan,
keandalan dan kenyamanan. Context nya adalah bahwa brand Goodyear harus memberikan
value maksimum yang mempertimbangkan functional benefits, emotional benefits, harga,
dan pengeluaran lain berdasarkan tiga attribut yaitu keamanan, keandalan dan
kenyamanan. Sementara untuk infrastruktur dan sumber daya terbagi menjadi tiga bagian
yaitu Teknologi, Karyawan dan Fasilitas. Untuk teknologi, Goodyear akan didukung oleh tiga
jenis teknologi yaitu: market interactive information technology, zero-defect manufacture
technology dan sophisticated compound material technology. Untuk karyawan, para
karyawan Goodyear harus diarahkan untuk menjadi professional dengan penguasaan
teknologi yang layak; intrapreneurs dengan sensitivitas pasar yang baik; dan internal team-
player dengan semangat membangun external-relationship. Dan terakhir untuk fasilitas,
Goodyear berupaya keras untuk membangun jaringan lokal secara intensif yang didukung
oleh jaringan regional dan globalnya.

28
29
Web Business Model

Business model adalah metode melakukan bisnis dimana perusahaan dapat bertahan dan
tumbuh dalam menghasilkan Pendapatan Perusahaan (Generate Revenue)

Ada tujuh kategori dasar business models yang dikenal yaitu:


 Brokerage Model
 Advertising Model
 Infomediary Model
 Utility Model
 Manufacturer (Direct) Model
 Merchant Model
 Community Model
 Affiliate Model

Dalam hal Web Bis Model, Goodyear lebih cenderung mendekati type Manufacturer (Direct)
Model, dengan alasan-alasan berikut ini:

 Menggunakan kekuatan web/portal untuk memperkenalkan produknya secara


langsung kepada konsumen, sehingga bisa mempersingkat distribution channel.
 Menggunakan web untuk meningkatkan effisiensi, memperbaiki pelayanan kepada
konsumen dan mengenal preferensi konsumen secara langsung dan lebih baik.
 Brand Integrated Content – Goodyear mengandalkan advertising dan promotion
untuk membangun customer awareness. Iklan melalui radio, televisi dan mass
market publishers (Majalah dan Koran ), menjadi bagian dari marketing strategi
 Web/Portal juga menjadikan produk Goodyear mengintegrasi brand secara lebih
dekat kepada value dan content yang ingin disampakan kepada konsumen, seperti
Comfort, Safety and Durability.

30
Goodyear Indonesia Product Portfolio

31
DAFTAR PUSTAKA (NON BLOG)
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html
http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/
http://www.informasiku.com/2011/04/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html

REFERENSI BLOG
http://astawama.blogspot.com/2011/03/booming-e-commerce-indonesia-pada-tahun.html
http://www.rickyeka.com/transaksi-online-di-indonesia-tembus-rp-35-triliun.html
http://blog.bukatokoonline.net/e-commerce-di-indonesia-tahun-2011-baru-permulaan.html
http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/#more-530
http://blog.uad.ac.id/riyanto87/2011/04/06/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/
http://blog.ub.ac.id/ayunyaikko/2011/04/16/e-commerce-advertisement-di-indonesia/
http://fardiansyah7fold.wordpress.com/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/
http://www.dskon.com/5578-e-commerce-di-indonesia-pasar-yang-sangat-potensial/
http://blog.bukatokoonline.net/mobile-banking-pendukung-booming-e-commerce-
indonesia.html
http://www.virtual.co.id/blog/online-behavior/model-bisnis-berikutnya-e-commerce/
http://www.blog.jtc-indonesia.com/2010/05/perbedaan-antara-e-commerce-dengan-e.html

32
http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dan-kelemahan-e-
commerce/

33

Das könnte Ihnen auch gefallen