Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Ketiga model resiliensi ini berfokus pada jalur yang berbeda setelah trauma
dan peran resiliensi awal pada hasil perkembangan jangka panjang. Penelitian yang
tidak menggunakan salah satu dari model di atas dapat memberikan hasil
perkembangan individu yang positif namun gagal mengidentifikasi mekanisme
perubahan.
Memahami bagaimana faktor-faktor promotif beroperasi bersama dengan
stress juga penting untuk penelitian intervensi. Faktor-faktor promosi telah
diidentifikasi sebagai aset atau sumber daya. Aset adalah faktor-faktor dalam individu
seperti keampuhan, identitas, dan orientasi ke masa depan. Sumber daya adalah faktor
yang bersifat eksternal bagi individu seperti mentor dewasa dan struktur peluang.
Aset dan sumber daya dapat diintegrasikan melalui keterlibatan dalam kegiatan
prososial karena partisipasi membutuhkan baik inisiatif individu maupun struktur
peluang eksternal. Dengan demikian, aset, sumber daya, dan integrasi memberikan
individu atribut dan kontekstual yang diperlukan untuk mempromosikan
pembangunan yang sehat dalam menghadapi stress. Contoh-contoh empiris dari
penelitian yaitu tentang identitas etnis, dukungan sosial, dan keterlibatan prososial
sebagai contoh aset promotif, sumber daya, dan integrasi. Ketiga faktor promotif ini
dipilih karena memiliki kualitas yang dapat dimodifikasi, dan membantu
menginformasikan dua intervensi yang dijelaskan (Fleming dan Ledogar, 2010).
Resiliensi pada individu juga diarahkan pada resiliensi karir dan organisasi.
Resiliensi organisasi terjadi bila individu a) baru saja mendapatkan, b) kembali ke
status quo setelah mengalami kesulitan, c) mampu berkembang melalui peningkatan
yang konsisten atau kinerja yang tinggi. Pemikiran ini sesuai dengan konsep individu
untuk bertahan hidup, pemulihan diri, dan perkembangan diri. Oleh karena itu,
resiliensi organisasi mengarah pada ketahanan individu terhadap gangguan karir
dalam lingkungan yang kurang optimal dan kemampuan individu untuk menangani
kondisi kinerja yang buruk. Resiliensi karir berperan penting untuk individu baik
dalam kelangsungan hidup, adaptasi, dan kesuksesan. Tantangan yang dihadapi oleh
setiap individu saat ini adalah menerima tanggung jawab untuk melakukan apapun
yang diperlukan untuk bergerak maju dalam sebuah kesulitan. Dalam hal ini, individu
yang memiliki resiliensi yang bagus akan bertindak dengan keberanian untuk
melepaskan diri dari stress (Ledesma, 2014).
Individu memiliki resiliensi apabila sudah memenuhi empat karakteristik
berikut :
1) Pendekatan aktif terhadap suatu pemecahan masalah.
2) Kecenderungan untuk menerima setiap kenyataan dengan penuh tanggung jawab
dan berpikir positif meskipun keadaan sedang menderita.
3) Kemampuan untuk mendapatkan perhatian
4) Ketergantungan individu yang kuat terhadap iman/ populasi
Zimmerman MA (2013). Resiliency theory: a strengths-based approach to research
and practice for adolescent health. Health Educ Behav 40(4): 381-383.
Fleming J, Ledogar RJ (2010). Resilience, an evolving concept: a review of literature
relevant to aboriginal research. Canadian Institute of Health Research 6(2): 7-
23.
Ledesma J (2014). Conceptual frameworks and research models on resilience in
leadership. Sage Open 2014: 1-8