Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun oleh :
Nursahara Harahap 1608320190
Imas Putri Munthe 1608320189
Dini Lestari 1608320170
Khoirun Nisa Barus 1608320163
Dibimbing oleh:
Dr. Zulkhairi, Sp.PD, KGEH, FINASIM, MARS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala
berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal reading dengan judul
“Antithyroid Drug Therapy for Graves Disease and Implication for Rucurrance “ ini dengan
baik.
Penulis sadar untuk menulis ini tidak dapat dilakukan dengan sendiri, maka itu
penulis telah melibatkan beberapa orang lain untuk membantu, mendukung, dan memberikan
saran yang sangat berharga bagi penulis.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak memperoleh bimbingan, saran,
dukungan dari berbagai pihak dan arahan serta dorongan semangat sehingga jurnal rading ini
dapat diselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Zulkhairi, Sp.PD, KGEH, FINASIM, MARS sebagai
pembimbing dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis berharap semoga laporan kasus ini menjadi sumbangsih kepada ilmu
pengetahuan khususnya dalam ilmu kedokteran dan dapat diterima serta memberikan
informasi kepada masyarakat umum.
Penulis
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Abstrak
Pendahuluan
Kesimpulan
Kritisi jurnal
Terapi Obat Antithyroid untuk Penyakit Graves’ dan Implikasi untuk Berulang
Abstrak
Graves ' Disease (GD) adalah penyebab paling umum dari hipertiroid di seluruh dunia. Pilihan terapi
saat ini untuk GD termasuk obat antitiroid (ATD), yodium radioaktif, dan tiroidektomi. Pengobatan
ATD umumnya diterima dengan baik oleh pasien dan dokter karena beberapa keuntungan termasuk
normalisasi fungsi tiroid dalam waktu singkat, tidak menyebabkan hipotiroidisme, dan memperbaiki
gangguan kekebalan tubuh serta menghindari paparan radiasi dan prosedur invasif.Namun, tingkat
kekambuhan yang relatif tinggi merupakan perhatian utama untuk pengobatan ATD, yang dikaitkan
dengan beberapa faktor yang mempengaruhi seperti karakteristik klinis, strategi pengobatan, dan
faktor genetik dan lingkungan. Dari sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi tersebut, beberapa
dapat dimodifikasi namun ada juga yang tidak dapat dimodifikasi. Resiko kekambuhan dapat
dikurangi dengan menyesuaikan faktor yang dapat dimodifikasi sebanyak mungkin. Titrasi rejimen
selama 12 - 18 bulan adalah strategi optimal ATD. Pemberian levothyroxine setelah keberhasilan
pengobatan ATD tidak dianjurkan. Penambahan obat imunosupresif mungkin bisa membantu untuk
menurunkan tingkat kekambuhan pasien GD setelah pemberhentian ATD, sedangkan studi lebih
lanjut diperlukan untuk mengatasi keamanan dan keampuhan.Makalah ini mengkaji pengetahuan saat
pengobatan ATD dan terutama difokuskan pada faktor yang mempengaruhi kekambuhan pada pasien
GD dengan pengobatan ATD.
1. Pendahuluan
Graves ' Disease (GD) merupakan penyakit autoimun pada organ spesifik yang ditandai
dengan kelebihan produksi hormon tiroid pada sel folikel tiroid yang dihasilkan oleh
stimulasi hormon (TSH) antibodi reseptorthyroid-stimulating (TRAb). Hal ini adalah
penyebab paling umum dari hipertiroid di seluruh dunia. Pilihan terapi saat ini untuk GD
adalah Antithyroid Drug (ATD) , yodium radioaktif, dan tiroidektomi. Pengobatan ATD
memiliki banyak keuntungan, termasuk normalisasi fungsi tiroid dalam waktu singkat, tidak
menyebabkan hipotiroidisme, dan memperbaiki gangguan kekebalan tubuh serta menghindari
paparan radiasi dan prosedur invasif, sehingga umumnya diterima dengan baik oleh pasien
dan dokter. Namun, tingkat kekambuhan dipengaruhi oleh adanya perbedaan strategi
pengobatan, karakteristik klinis, dan faktor lingkungan dan genetik.
5. Kesimpulan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
i
Kekambuhan pada pasien GD dengan pengobatan ATD dikaitkan dengan beberapa di
faktor yang berpengaruh seperti karakteristik klinis, strategi pengobatan, dan faktor
genetik dan lingkungan. Dari sejumlah faktor tersebut yang mempengaruhi, beberapa
dapat dimodifikasi namun ada juga yang tidak dapat dimodifikasi. Resiko
kekambuhan dapat dikurangi dengan menyesuaikan faktor yang mampu dimodifikasi
sebanyak mungkin. Jika evaluasi kekambuhan berdasarkan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi sangat menunjukkan risiko tinggi kekambuhan, pengobatan definitif
seperti yodium radioaktif atau tiroidektomi dianggap sebagai pendekatan terapi yang
tepat. Namun, pengobatan jangka panjang dosis rendah methimazole mungkin
menjadi alternatif yang baik untuk pasien GD dengan risiko kekambuhan tinggi
karena keamanan dan keampuhan. Penambahan obat imunosupresif mungkin bisa
membantu untuk menurunkan tingkat kekambuhan pasien GD setelah pemberhentian
ATD, sedangkan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi keamanan dan
keampuhan. Studi prospektif lebih lanjut skala besar juga dibutuhkan untuk
mengamati apakah pemberian vitamin D dan selenium dapat membawa manfaat.
Konflik kepentingan
Para penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki konflik kepentingan.
SCREENING
Does the study question Ya, ulasan ini sesuai dengan
match your question ? pertanyaan saya mengenai terapi
ATD dan implikasi untuk
kekambuhan
Was the study design
appropriate ?
Is it unlikely that important -
relevant studies were missed