Sie sind auf Seite 1von 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1. Dalam makalah
ini kami membahas tentang pengertian profesi dan lingkup etika, pengertian etika
profesi, peranan dan prinsip etika profesi, serta kode etik profesi dan standar
profesi. Ucapan terima kasih pun tidak lupakami ucapkan kepada pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata,kiranya makalah ini dapat berguna dan
bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa untuk dapat mempelajari serta memahami
tentang etika profesi. Sekian dan terima kasih.

Surabaya, 24 Mei 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................. ...........................................................................1

DAFTAR ISI ............................. ...........................................................................2

BAB I :

PEBDAHULUAN ...................... ...........................................................................4

LATAR BELAKANG ................. ...........................................................................4

RUMUSAN MASALAH ............. ...........................................................................5

MANFAAT DAN TUJUAN ........ ...........................................................................5

BAB II :

PEMBAHASAN ........................ ...........................................................................6

A. PENGERTIAN STANDAR AUDIT .............................................................6

ISI IKATAN AKUNTAN INDONESIA .........................................................6

B. ETIKA PROFESIONAL .. ...........................................................................8

C. PENTINGNYA NILA-NILAI ETIKA DALAM AUDITING .............................8

D. DILEMA ETIKA DAN SOLUSINYA ............................................................9

E. PEMECAHAAN DILEMA ETIKA ................................................................9

F. TUJUAN ETIKA PROFESIONAL ..............................................................10

G. TANGGUNG JAWAB DAN FUNGSI AUDITOR INDEPENDEN ...............11

H. PERSYARATAN PROFESIONAL ............................................................12

I. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROFESI ............................................12

PRINSIP ETIKA PROFESIONAL IAI ........................................................14

2
ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK............................16

BAB III :

PENUTUP ................................ ..........................................................................21

KESIMPULAN .......................... ..........................................................................21

SARAN ..................................... ..........................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ................. ..........................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini.


Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan
publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan
kredibilitas dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti
seperti Peursem (2005) melihat bahwa auditor memainkan peranan penting dalam
jaringan informasi di suatu perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal
(1981) dalam Suta dan Firmanzah (2006) juga mengatakan bahwa peranan utama
auditor adalah menyediakan informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan
kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau manajer perusahaan.

Logika sederhananya bahwa agar mesin perekonomian suatu negara dapat


menyalurkan dana masyarakat kedalam usaha-usaha produktif yang beroperasi secara
efisien, maka perlu disediakan informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan
para investor untuk memutuskan kemana dana mereka akan di investasikan. Untuk itu
dibutuhkan akuntan publik sebagai penilai kewajaran informasi yang disajikan
manajemen. Jadi jelas bahwa begitu besarnya peran akuntan publik dalam
perekonomian, khususnya dalam lingkup perusahaan menuntut profesi ini untuk selalu
profesional serta taat pada etika dan aturan yang berlaku.

Beranjak dari itu, dewasa ini peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset
dikalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu
menganalisa kontribusi apa yang telah diberikan auditor. Hal tersebut sah-sah saja
dilakukan mengingat pentingnya peran auditor. Apalagi auditor bisa dibilang sebagai
pihak kepercayaan masyarakat (investor) dalam memastikan informasi yang andal. Jadi
wajar rasanya jika masyarakat turut mengawasi hasil pekerjaan auditor. Selain itu
beberapa tahun terakhir, terutama sejak runtuhnya beberapa perusahaan raksasa

4
dunia, profesi akuntan publik banyak mendapat sorotan dan kritikan dari masyarakat.
Akuntan 5rofes menjadi salah satu kandidat penyebab runtuhnya perusahaan tersebut.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian etika secara umum dan tujuan etika profesional ?


2. Bagaimana kode etik IAI ,prinsip etika dan aturan etika profesional?

Manfaat dan Tujuan

Mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang etika professional ,kode etik dan prinsip
etika, dan menerapkannya pada dunia kerja.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Standar Audit

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa
bagi Akuntan Publik di Indonesia. SPAP adalah merupakan hasil pengembangan
berkelanjutan standar professional akuntan public yang dimulai sejak tahun 1973. Pada
tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan.

SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan


etika. Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari :

1. Pernyataan Standar Auditing

Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA).

2. Pernyataan Standar Atestasi

Standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan
public yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit
atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif,
serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah
(review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11
standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT)

3. Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi


nonatestasi bagi jasa akuntan public yang mencakup jasa akuntansi dan review.

6
4. Pernyataan Jasa Konsultansi

Standar Jasa Konsultansi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan


jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik.

5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu

Dalam perikatan jasa professional, kantor akuntan public bertanggung jawab


untuk mematuhi berbagai standar relevan yang telah diterbitkan oleh Dewan dan
Kompartemen Akuntan Publik. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor
akuntan public wajib mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan
hubungan profesionalnya.

Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan historis.
Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan standar
auditing (PSA). Berikut akan dipaparkan tentang standar auditing yang telah ditetapkan
dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia :

1. Standar Umum

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor. Dalam melaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus


disupervisi dengan semestinya. Pemahaman memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.

7
3. Standar Pelaporan

Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor
harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan perode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. Laporan auditor harus memuat suatu
pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

B. Etika Profesional

Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau


moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang
menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bias atau tidak
bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu.

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen


moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik
dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia
mengorbankan diri. Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan
standar etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan
audit. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai
orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.

C. Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing


Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan
auditing. Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal
kecil yang tak satu pun tampak mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya

8
menumpuknya hingga menjadi suatu kesalahan yang besar Untuk itu pengetahuan
akan tanda-tanda peringatan adanya masalah etika akan memberikan peluang untuk
melindungi diri sendiri

D. Dilema Etika dan Solusinya

Dilema etika adalah Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.

Terdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis,
yakni:

1. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya.


Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi uang di 9rofes udara (bandara). Dia
mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada
kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya,
yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet
dan mengambil isinya.

2. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri.
Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di
bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat
tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.

E. Pemecahan Dilema Etika

 Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk


memecahkan dilema etika:

1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan

2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada

9
3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh
dilema etika

4. Identifikasi alternatif-alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan


dilema etika

5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap 10rofessiona

6. Tetapkan tindakan yang tepat.

F. Tujuan Etika Profesional

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang
biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap
orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan
main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut
sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua
dkk (1994) menyatakan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral
yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika
professional Pihak-pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan
publik, penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan
Mardiasmo, 2002). Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada
dasarnya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi.
Terdapat dua sasaran pokok dalam dua kode etik ini yaitu:

1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh


kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional.
2. Kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku
buruk orang tertentu yang mengaku dirinya professional (Keraf, 1998).

10
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara
auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan
masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika
profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (Sihwajoni dan Gudono, 2000).
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI,
berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.

G. Tanggung Jawab Dan Fungsi Auditor Independen

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah
untukmenyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasilusaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi
auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk
menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat
maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah
auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesiamengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan
keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

11
H. Persyaratan Profesional

Persyaratan Profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang


yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen.
Mereka tidak termasuk orang yang terlatih untuk atau berkeahlian dalam profesi atau
jabatan lain. Sebagai contoh, dalam hal pengamatan terhadap penghitungan fisik
sediaan, auditor tidak bertindak sebagai seorang ahli penilai, penaksir atau pengenal
barang. Begitu pula, meskipun auditor mengetahui hukum komersial secara garis besar,
ia tidak dapat bertindak dalam kapasitas sebagai seorang penasihat hukum dan ia
semestinya menggantungkan diri pada nasihat dari penasihat 12rofe dalam semua hal
yang berkaitan dengan hukum.

Dalam mengamati standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia,


auditor independen harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan prosedur
audit yang diperlukan sesuai dengan keadaan, sebagai basis memadai bagi
pendapatnya. Pertimbangannya harus merupakan pertimbangan berbasis informasi dari
seorang profesional yang ahli.

I. Tanggung Jawab Terhadap Profesi

Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab


untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Dalam
mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerapkan
aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan
tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang mencakup
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

Kerangka Kode Etik IAI, terdiri dari:

1. Prinsip Etika (mengikat seluruh anggota IAI), meliputi:

a) Tanggung Jawab Profesi

b) Kepentingan Umum (publik)

12
c) Integritas

d) Objektivitas

e) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

f) Kerahasiaan

g) Prilaku Profesional

h) Standar Teknis

2. Aturan Etika (tidak boleh bertentangan dengan Prinsip Etika), meliputi :

a) Independensi, integritas dan objektivitas.

b) Standar Umum prinsip Akuntansi

c) Tanggung jawab klien

d) Tanggung jawab rekan

e) Tanggung jawab praktik lain.

Interpretasi Aturan Etika adalah sebagai panduan dalam penerapan Aturan


Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Berikut ini dicantumkan Prinsip Etika Profesi Akuntan Indonesia yang diputuskan
dalam Kongres VIII tahun 1998:

13
PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

1. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi


anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin di atas dan
melebihi yang disyaratkan oleh hokum dan peraturan.

2. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan profesi akan
tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini
memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta
komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan
pribadi.

 Prinsip Kesatu: Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota


harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua
kegitan yang dilakukannya.Sebagai professional, anggota mempunyai peran penting
dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung
jawab kepada semua pemakai jasa professional mereka.

 Prinsip Kedua: Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka


pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme. Kepentingan public didefinisikan sebagai kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.

 Prinsip Ketiga: Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan


professional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

14
 Prinsip Keempat: Objektivitas

Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.Setiap anggota harus
menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajban
profesionalnya.

 Prinsip Kelima: Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya


tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan atau pengalaman yang tidak mereka
miliki. Kompetensi professional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:

1.Pencapaian Kompetensi Profesional.

Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi,
diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian professional dalam subjek- subjek
yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.

2.Pemeliharaan Kompetensi Profesional


Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi
professional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi
akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk
memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa professional yang
konsisten. Sedangkan kehati- hatian professional mengharuskan anggota untuk
memenuhi tanggung jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan.

 Prinsip Keenam: Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selam


melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa

15
staff di bawah pengawasannya dan orang- orang yang diminta nasihat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan.

 Prinsip Ketujuh: Perilaku Profesional

Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi


harus dipenuhi oleh amggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima
jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.

 Prinsip Kedelapan : Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar


teknis dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar professional
yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International
Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang
relevan

ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik ini digunakan singkatan KAP dengan
dua makna:

(1) Kompartemen Akuntan Publik, dan

2) Kantor Akuntan Publik. KAP yang bermakna Kompartemen Akuntan Publik selalu
ditulis IAI- KAP, yang berarti Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik.
KAP yang bermakna Kantor Akuntan Publik ditulis tanpa didahului dengan IAI.

Keterterapan (Appicability)Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan


Akuntan Indonesia- Kompartemen Akuntan Publik (IAI- KAP) dan staf professional (baik
yang anggota IAI-KAP maupun bukan anggota IAI-KAP (yang bekerja pada satu Kantor
Akuntan Publik (KAP). Rekan pimpinan KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan
etika oleh anggota KAP.

16
Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:

100. Independensi, Integritas, dan Objektivitas

101. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap


mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur
dalam standar professional akuntan public yang ditetapkan oleh IAI.

102. Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas


dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh
membiarkan factor salah saji material.

200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

201. Standar Umum

a. Kompetensi Profesional

b. Kecermatan dan keseksamaan professional

c. Perencanaan dan supervise

d. Data relevan yang memadai.

202. Kepatuhan terhadap Standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,


kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional lainnya
wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip- prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan :

17
(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan
keuangan atau dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau

(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang


harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.

300. Tanggung Jawab Kepada Klien

301. Informasi Klien yang Rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia


tanpa persetujuan dari klien.

302. Fee Profesional

 Besaran Fee, besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara


lain: risiko, penugasan, komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur
biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainnya.
Setiap anggota tidakiperkenankan untuk menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi.
 Fee Kontijen,merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu
jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada
temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan
atau hasil tertentu tersebut.

400. Tanggung Jawab kepada Rekan

401. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

18
402. Komunikasi AntarAkuntan Publik

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan public pendahulu bila akan
mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan public pendahulu atau untuk
tahun buku yang sama ditunjuk akuntan public dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.

403. Perikatan Atestasi

Akuntan Publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis


atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan
yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien.

500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain

501. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan


perkataan yang mencemarkan profesi.

502. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien


melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan
pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi, dan Fee Referal

 Komisi, merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk
lainnya yang kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh
perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila dapat mengurangi independensi.
 Fee Referal (Rujukan), Merupakan imbalan yang dibayarkan/ diterima
kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Hanya
diperkenankan bagi sesama profesi.

19
504. Bentuk Organisasi dan KAP

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisai yang
diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau tidak
menyesatkan dan me rendahkan citra profesi.

20
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kode etik menyatakan perbuatatn apa yang baik atau buruk apa yang benar atau
salah, perbuatan yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik
agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya
dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional, dan
perbuatan dari setiap kode etik suatu profesi setiap etika profesi mempunyai kode etik
masin-masin dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur etika profesi
tersebut. Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode
etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa
oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.

SARAN

Untuk menjalankan profesi dan kode etik yang berlaku terlebih dahulu setiap
manusia yang beernaung dalamnya harus memiliki akhlak yang baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :
http://www.slideshare.net/yulimelsari/standar-audit-dan-kode-etik-profesi-
akuntan-publik
http://amalia-venralin.blogspot.com/2014/11/perkembangan-standar-etika-
profesi_20.html
http://annisarahmaaulianoviani.blogspot.com/2014/11/perkembangan-
standar-audit-atau-standar.html

22

Das könnte Ihnen auch gefallen