Sie sind auf Seite 1von 5

ATEZOLIZUMAB Antibodi Monoklonal

Agen Antiniplastik

DOSIS BIASA

1,200 mg diberikan dalam infuse intravena selama 60 menit setiap 3 minggu sampai perkembangan
penyakit atau toksisitas yang tidak dapat diterima. Apabila infuse pertama dapat diterima, maka infuse
selanjutnya dapat diberikat setiap 30 menit.

PENGATURAN DOSIS

Tidak memberikan atezolizumab untuk beberapa kasus: (1) Grade 2 Pnemonitis: (2) AST atau ALT lebih
besar dari 3 hingga 5 kali ULN atau total bilirubin lebih besar dari 1,5 kali hingga 3 kali ULN; (3) Grade
2 atau 3 diare atau colitis; (4) gejala hypophysitis, ketidakcukupan adrenal, hipotiroid, atau hiperglikemia
Grade 3 atau 4; (5) Toksisitas inflamasi ocular Grade 2; (6) Pakreatitis Grade 2 atau 3 atau Grade 3 atau 4
kenaikan amylase atau lipase (2 kali lebih besar dibandingkan ULN); (7) Infeksi Grade 3 atau 4 ; (8)
Grade 2 Reaksi yang berhubungan dengan infuse; dan (9) Grade 3 ruam. Atezolizumab dapat diberikan
pada pasien yang memiliki skala recovery 0 sampai 1.

Hentikan penggunaaan Atezolizumab jika: (1) Grade 3 atau 4 Pneumonitis; (2) AST atau ALT lebih besar
dari 5 kali ULN atau total bilirubin lebih dari 3 kali ULN; (3) Diare atau Colitis grade 3 atau 4; (4)
hypophysitis Grade 4; (5) Syndrom Myasthenia gravis, Sindrom Guillain-Barre, atau meningoencephalitis
(setua tingkatan); (6) Toksisiti Inflamatori ocular grade 3 atau 4; (7) pancreatitis grade 4 atau grade
apapun yang sedang diidap; (8) reaksi terhadap infuse grade 3 atau 4; dan (9) ruam grade 4. Tidak
dianjurkan untuk diberikan pada pasien dengan kerusakan ginjal atau kerusakan hati menengah.
Atezolizumab belum dipelajari lebih lanjut pada pasien penderita kerusakan hati menengah.

PENGENCERAN

Enceran Atezolizumab biasanya tidak berwarna hingga sedikit kekuningan tersedia pada ukuran 20ml,
kemasan botol dosis tunggal yang mengandung 1,200mg. buang kemasan botol jika enceran/larutan
berwarna keruh, atau berubah warna, atau terdapat gumpalan yang terlihat. Jangan mengocok botol.
Ambil 20ml atezolizumab dari kemasan botol dan pindahkan ke infuse dari bahan PVC, PE atau PO yang
mengandung 250ml NS. Encerkan/larutkan hanya dengan NS. Campurkan enceran dengan perlahan.
Jangan dikocok.

Filters: boleh menggunhakan atau tidak menggunakan steril, nonpirogenik, low-protein-binding, in-line
filter (dengan ukuran pori 0.2-0.22 mikron).

Penyimpanan: simpan dalam box carton original untuk menghindari paparan cahaya. Tidak mengandung
pengawet. Jangan dibekukan atau dikocok. Gunakan segera setelah disiapkan. Jika enceran tidak
digunakan segera, enceran dapat disimpan pada suhu ruang (room temperature) hingga 6 jam (sejak
disiapkan termasuk saat penyuntikkan) atau disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2℃ hingga 8℃
(36℉ sampai 46℉) kurang dari 24 jam. Buang botol bekas pakai atezolizumab.
KESESUAIAN

Disebutkan oleh manufaktur bahwa “Tidak boleh digunakan bersama dengan obat intravena yang lain”
Hanya boleh digunakan bersama NS.

BATAS PEMBERIAN

Tidak boleh diberikan sebagai injeksi intravena atau injeksi bolus.

Satu kali dosis infus diberikan selama 60 menit melalui injeksi IV dengan atau tanpa steril, nonpirogenik,
low-protein binding, in-line filter (dengan ukuran pori 0.2-0.22 mikron). Jika infus pertama dapat diterima,
selanjutnya seluruh infuse dapat diberikan selama 30 menit. Interupsi atau laju perlahan dalam pemberian
dapat mengakibatkan reaksi ringan hingga menengah akibat infus.

TINDAKAN

Atezolizumab adalah sebuah kematian ligan yang terprogram-1 (PD-L1) yang berfungsi menahan
antibody. PD-L1 dapat ditemukan pada sel tumor atau sel imun tumor infiltrasi dan dapat berkontribusi
pada terhambatnya respon imun anti-tumor pada area tumor. Atezolizumab adalah obat buatan,
manusiawi, antibody monoclonal yang mengikat PD-L1 dan menghambat interaksi antara PD-1 dan
reseptor B7.1. Atezolizumab melepaskan PD-L1/PD-1 untuk menghambat respon imunitas, termasuk
mengaktifkan respon imun anti-tumor tanpa menginduksi sitotoksisitas seluler antibodi. Secara syngeneic
model tumor tikus, memblokir aktivitas PD-L1 mengakibatkan penurunan pertumbuhan tumor. Waktu
paruh terminal sekitar 27 hari. Analisis PK populasi menunjukkan stabil keadaan diperoleh setelah 6
hingga 9 minggu (2 hingga 3) siklus pemberian dosis berulang.

INDIKASI DAN PENGGUNAAN


Perawatan pasien dengan Urothelial Karsinoma Metastasis lanjutan yang (1) memiliki perkembangan
penyakit selama atau sedang menjalankan kemoterapi yang mengandung platinum, (2) memiliki penyakit
yang dalam 12 bulan melakukan pengobatan kemoterapi neoadjuvant atau adjuvant yang mengandung
platinum. (pengobatan ini dapat diterima dengan persetujuan berdasarkan tingkat respon tumor dan durasi
respon. Melanjutkan persetujuan untuk pengobatan bergantung pada manfaat verivikasi dan deskripsi
klinis uji coba). Perawatan pasien dengan sel-kankker-paru-tidak-kecil (NSCLC) yang berkembang
selama atau dalam kemoterapi yang mengandung platinum. Pasien dengan EGFR atau Penyimpangan
Tumor ALK harus disetujui oleh FDA sebelum mendapatkan atezolizumab.

KONTRAINDIKASI
Disebutkan dalam manufaktur “Tidak Ada”

PENCEGAHAN
Pneumonitis dan penyakit paru interstitial (dijelaskan membutuhkan penggunaan kortikosteroid dan tanpa
etiologi alternative yang jelas), termasuk kasus fatal, pernah terjadi karena atezolizumab.
 Hepatitis (dijelaskan membutuhkan penggunaan kortikosteroid dan tanpa etiologi alternative yang
jelas), termasuk kasus fatal, pernah terjadi karena atezolizumab.
 Colitis dan diare (dijelaskan membutuhkan penggunaan kortikosteroid dan tanpa etiologi
alternative yang jelas), termasuk kasus fatal, pernah terjadi karena atezolizumab.
 Endocrinopathies, termasuk kekurangan adrenal, hypophysitis, diabetes mellitus tipe I (termasuk
diabetes jenis baru ketoacidosis, dan kelainan tiroid, dapat terjadi karena atqzolizumab.
 Reaksi merugikan terkait kekebalan lainnya, termasuk sindrom Guillain-Barré, meningoencephalitis,
sindrom miastenia / miastenia gravis, toksisitas inflamasi okular, dan pankreatitis (termasuk peningkatan
kadar serum amilase dan lipase), telah dilaporkan.
 Infeksi berat, termasuk herpes ensefalitis, infeksi mikobakteri yang mengarah ke perdarahan
retroperitoneal, dan sepsis, telah terjadi pada pasien yang menerima atezolizumab. Beberapa
infeksi berakibat fatal.
 Reaksi infuse parah pernah dilaporkan; lihat pada pemberian dosis.
 Lihat bagian Pengaturan Dosis, Monitor, dan Antidote kriteria untuk menahan atau menghentikan
terapi atezolizuzmab dan menghentikan segala pengobatan menggunakan atezolizumab.
 Atezolizumab belum dipelajari pada pasien dengan kerusakan hati menengah.
 Zat protein dapat memiliki potensi imunogenicitas.

Monitor: Untuk semua yang dicurigai dengan reaksi imun, pastikan mendapatkan evaluasi yang
memadai untuk memastikan etiologi atau menyingkirkan kasus lain.
 Menotor untuk S/S pneumonitis (contohnya: Pencitraan radiografi, sakit dada, batuk baru atau
semakin parah, napas yang singkat-singkat). Berikan steroid (1 sampai 2 mg/kg/hari setara
prednisone, diikuti oleh kortikosteroid) untuk pneumonitis grade 2 atau lebih. Menahan
atezolizumab hingga ada perubahan pada pneumonitis grade 2. Lihat bagian Pengaturan Dosis.
 Monitor pasien untuk S/S dengan hepatitis (contohnya: mudah memar dan berdarah, sakit kuning,
lesu, nyeri disisi kanan perut, mual atau muntah parah). Monitor AST, ALT dan bilirubin sebelum
dan setiap kali selama perawatan dengan atezolizumab. Pemberian kortikosterois (1 hingga 2
mg/kg/hari setara prednisone, diikuti dengan pemberian kortokosteroid) untuk evaluasi
transaminase grade 2 atau lebih, dengan atau tanpa peningkatan bersamaan total bilirubin. Tidak
memberikan atezolizumab untuk hepatitis grade 2 dan hentikan pemakain secara total pada pasien
hepatitis grade 3 atau 4. Lihat Pengatruran Dosis.
 Monitor pasien untuk S/S pada diare dan colitis. Tidak memberikan perawatan atezolizumab
untuk diare dan colitis grade 2. Jika gejala bertahan selama lebih dari 5 hari atau berulang,
berikan 1 sampai 2 mg/kg prednisone setara dalam sehari. Tidak memberikan perawatan dengan
atezolizumab untuk diare dan colitis grade 3. Perawatan menggunakan meotde IV
methylprednisolone 1 hingga 2 mg/kg/hari dan ubah ke perawatan steroid secara oral ketika
pasien membaik. Untuk kedua grade 2 dan grade 3 kolitis dan diare, berikan steroid tinggi
setekah setidaknya 1 bulan setelah gejala membaik dari grade 0 ke grade 1. Lanjutkan perawatan
dengan atezolizumab jika gejala membaik ke grade 0 dalam 1 hingga 12 minggu dan
kortikosteroid dikurangi hingga setara 10 mg atau kurang prednisone oral per hari. Lihat
pengaturan dosis.
 Monitor S/S hypophysitis (contohnya mudah lelah, sakit kepala, pusing, atau pingsan, perubahan
jarak pandang, atau produksi hormone rendah oleh kelenjar dibawah otak (pituitary [ACTH]),
tiroid yang menstimulasi hormone [TSH], hormone folikel [FSH], hormone luteinizing [LH],
hormone pertumbuhan [GH], atau prolactin) pemberian kortikosteroid dan penggantian hormone
ketika ada indikasi klinis. Tidak memberikan atezolizumab untuk hypophysitis grade 2 dan 3 dan
hentikan perawatan secara permanen untuk hypophisitis grade 4.
 Monito untuk S/S kelainan tiroid. Memperoleh tes fungsi tiroid baseline dan monitor secara
periodic selama perawatan. Pasien tanpa gejala dengan tes fungsi tiroid abnormal dapat menerima
atezolizumab. Untuk gejala hypotiroid, jangan diberikan atezolizumab dan berikan pengganti
hormone tiroid sesuai yang dibutuhkan. Atur hipertiroid dengan terapi pengganti tanpa
kortokosteroid. Untuk gejala hipertiroid, jangan diberikan atezolizumab dan ganti dengan obat
antitiroid sesaui dengan kebutuhan. Lenjutkan perawatan atezolizumab ketika gejala hypertiroid
atau hypotiroid terkontrol dan fungsi tiroid membaik. Lihat Pengaturan Dosis.
 Monitor untuk S/S pada kekurangan adrenal (contohnya: mudah lelah, mual, muntah, tekanan
darah rendah, hyponatremia, hiperaklemia, dan rendah kortisol). Untuk gejala kekurangan
adrenal, jangan berikan atezolizumab dan berikan methylpredmisolone 1 hingga 2 mg/kg/hari
dengan IV diikuti pemberian oral prednisone 1 hingga 2 mg/kg/hari atau disesuaikan jika gejala
membaik. Meulai berikan steroid ketika gejala membaik ke grade 1 atau berikan dosis rendah
steroid selama kirang lebih 1 bulan. Lanjutkan perawatan dengan atezolizumab jika sakit
membaik ke grade 1 atau dikurangi selama 12 minggu dan kortikosteroid dikurangi 10 mg atau
berikan sedikit prednisone per hari dan pasien sudah stabil untuk penggantian terapi, jika
dibutuhkan. Lihat Pengaturan Dosis.
 Monitor untuk S/S pada diabetes mellitus (Kenaikan kadar gula dalam darah, menaikkan rasa
haus, dan sering pipis). Monitor serum glukosa dan, jika terindikasi, berikan perawatan awal
dengan insulin untuk diabeter mellitus tipe I. untuk grade 3 atau lebih hyperglikemia (puasa
glukosa lebih dari 250 hingga 500 mg/dL), jangan diberikan atezolizumab.
 Lanjutan perawatan dengan atezolizumab ketika kontrol metabolism tercapai dengan terapi
insulin. Lihat Pengaturan Dosis.
 Monitor untuk S/S pada meningitis/encephalitis. Perawatan menggunakan steroid IV (1 hingga 2
mg/kg/hari methylpredmisolone atau sejenisnya) dan ubah ke steroid oral (prednisone 60 mg/hari
atau sejenisnya) ketika pasien sudah membaik. Ketika gejala membaik ke grade atau lebih
rendah, berikan steroid selama kurang lebih bulan. Lihat Pengaturan Dosis.
 Monitor untuk S/S pada motor dan neuropathy sensor. Hentikan penggunaan atezolizumab secara
permanen pada semua grade sindrom myastenic atau myastenia gravis atau sindrom Guillain-
Barre. Melembagakan intervensi medis yang sesuai. Mempertimb angkan sistemik awal
kortikosteroid pada dosis hingga 1 hingga 2 mg/kg/hari prednisone. Lihat Penggaturan Dsosis.
 Monitor untuk S/S pada pankreatitis. Jangan diberikan atezolizumab untuk level alimase dan
lipase (lebih dari pada grade 3 atau lebih dari 2kali ULN), atau Grade 2 atau grade 3 pakreatitis.
Rawat dengan 1 hingga 2 mg/kg/hari IV methylpredmidolone atau sejenisnya per hari. Lanjutkan
perawatan dengan atezolizumab ketika level serum amylase dan lipase membaikke grade atau
lebih rendah dalam 12 minggu atau ketika gejaka pan kreatitis berkurang dan kotiosteroid telah
dikurangi menjadi 10 mg atau berikan sedikit prednisone per hari. Hentikan pemakaian secara
permanen untuk pancreatitis Grade 4 atau pada level pancreatitis apapun. Lihat Pangaturan Dosis.
 Monitor untuk S/S pada Infeksi. Pemberian terapi awal antibiotic pada pasien suspek atau pasien
dengan infeksi bakteri yang telah terverifikasi. Jangan diberikan atezolizumab untuk grade 3 atau
lebih, lihat Pengaturan Dosis. Monitor S/S pada reaksi infue (contohnya: meriang, demam, wajah
memerah, tekanan darah rendah, hypoxemia, gatal (pruritus), ruam, kaku, bersin) interupsi atau
laju pelan infuse pada pasien dengan infus pelan atau infuse menengah. Hentikan pemakaian
atezolizumab pada pasien dengan reaksi infus grade 3 atau 4.
Pempelajaran Pasien: Review petunjuk pengobatan FDA-Approved.
 Kontrasepsi efektif dibutuhkan selama pengobatan kurang lebih selama 5 bulan setelah terakhir
mengonsumsi azetolizumab.
 Sarankan pasien untuk menghubungi perawat segera untuk S/S reaksi infuse (contohnya:
meriang, demam, wajah memeerah, tekanan darah rendah, hypoxemia, gatal (pruritus), kaku,
dan bersin).
 Beberapa efek samping membutuhkan perawatan kortokosteroid dan interupsi atau
pemberhentian penggunaan azetolizumab.
 Laporkan S/S pneumonitis (Contohnya: batuk baru atau batuk yang makin parah, sakit pada
bagian dada, napas pendek-pendek)
 Laporkan S/S hepatitis (mudah memar dan berdarah, sakit kuning, letih, sakit pada bagian
kanan perut, menderita mual dan muntah parah)
 Laporkan S/S colitis (Contohnya: diare, sakit pada bagian perut)
 Laporka S.S hypositis, hipertiroid, hipotiroid, kekurangan adrenal, DM tipe I, termasuk
diabetes ketoasidosis. S/S bisa termasuk konstipasi, pusing atau pingsan, kelelahan ekstrem,
kedinginan, rambut rontok, sakit kepala yang tak kunjung hilang, meningkatnya rasa haus dan
sering pipis, kenaikan berat badan atau turunnya berat badan. Laporkan S/S meningitis,
myastenik/myasthenia gravis atau sindrom Guillian-Barre
 Laprokan S/S toksisitas inflamatori ocular
 Laporkan S/S pancreatitis
 Laporkan S/S infeksi
 Ruam
 Tetapkan jadwal kunjungan untuk pengambilan darah atau tes laborat lainnya.
Kehamilan/Anak: berdasarkan mekanisme kerjanya, atezolizumab dapat menyebabkan bahaya ketika
diberikan pada wanita hamil.
 Jangan menyusui ketika mengonsumsi atezolizumab dan selama kurang lebih 5 bulan setelah
menerima dosis terakhir
 Keamanan dan keefektifan penggunaan pada pasien anak-anak belum dapat diketahui.
Lansia: Bellum ada berpedaan dalam ha keamanan diantara orang muda dan pasien 65 tahun ke atas

INTERAKSI DENGAN OBAT


Interaksi obat atezolizumab belum diketahui

EFEK SAMPING

Kanker Urotheliial: merukapan reaksi yang umum terjadi dibarengi dengan konstipasi, berkurangnya
nafsu makan, mudah lelah, demam, mual, dan infeksi saluran kencing. Hal yang paling umum terjasi
adalah akit bagian pperut, cidera pada ginjal, anemia, bingung, dehidrasi, dyspnea, medah lelah, demam,
hematuria, keruakan usus, pneumonia, sepsis, kerusakan saluran kencing, vena tromboemboli.

ANTIDOTE

Pastikan semua ahli mengetahui efek samping obat. Dapat menyebabkan emergensi medic atau perawatan
kedaduratan. Interup atau pelambatan laju pemberian pada pasien dengan kondisi mudah hingga sedang
pada reaksi infuse. Hentikan pemakaian azetolizumab pada beberapa kasus berikut:

1. Grade 3 atau 4 Pneumonitis


2. AST atau ALT lebih besar dari 5 kali nilai ULN atau total bilirubin leboih dari 3 kali nilai ULN
3. Grade 4 diare atau colitis
4. Grade 4 hypophysitis
5. Myastenic/myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barre, atau meningoencepalitis (grae berapapun)
6. Grade 3 atau 4 toksisitas inflamatori ocular
7. Grade 4 atau grade pankretitis yang sedang diidap
8. Grade 3 atau 4 reaksi yang berhubungan dengan infu
9. Grade 4 ruam. Lihat pengatuhan sodid. Belum ada informasi terkaiu overdosisi akibat
atezolizumab.

Das könnte Ihnen auch gefallen