Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Topik : Meningitis
Sasaran : Keluarga pasien yang dirawat di Ruang Seruni A
Tempat : Ruang pertemuan seruni A RSUD Dr. Soetomo
Hari/Tanggal : Kamis, 15 april 2010
Waktu : 60 menit
5. Metode
•Ceramah
•Tanya jawab
•Kuesioner (pre dan post)
6. Media
•Flip chart
•Leaflet
7. Kriteria Evaluasi
•Evaluasi struktur
Peserta yang hadir di ruang seruni A RSUD Dr.Soetomo Surabayaminimal 15 orang.
Penyuluhan diselenggarakan di ruang seruni A RSUD dr.Soetomo
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 30 menitsebelum penyuluhan dimulai.
Perencanaan penyuluhan dilakukan empat hari sebelum hari H.
Kontrak waktu dengan keluarga H -1 dengan membagikanundangan dan ditindaklanjuti pada hari H-
nya.
• Evaluasi proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama
Peserta mengajukan pertanyaan
•Evaluasi hasil
Peserta mampu menjawab kuesioner yang diberikan setelahdilakukan penyuluhan 75 % materi yang
dapat diterima.
Peserta mengerti dan dapat menyebutkan tentang pengertianmeningitis
Peserta mengerti dan dapat menyebutkan tanda dan gejalameningitis
Peserta dapat menyebutkan pencegahan pada meningitis
Peserta dapat menyebutkan komplikasi meningitis
Peserta mengerti dan dapat menyebutkan cara penanganan dan perawatan pada pasien dengan
meningitis
Peserta yang hadir 78% (11 orang) dari yang diundang (15 orang).
Peserta yang meninggalkan tempat saat diskusi 1 orang
MENINGITIS
1.1 Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingiotak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer,
2001). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, b i a s a n y a d i t i m b u l k a n
o l e h s a l a h s a t u d a r i m i k r o o r g a n i s m e p n e u m o k o k , Meningokok, Stafilokok,
Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis( v i r u s ) (Long, 1996).
M e n i n g i t i s a d a l a h p e r a d a n g a n p a d a s e l a p u t m e n i n g e n (Piameter, durameter,
araknoid), cairan serebrospinal dan spinal column yangm e n y e b a b k a n p r o s e s i n f e k s i
pada sistem saraf pusat (Suriadi &Rita,2001).
1.2 Etiologi
1.Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
( p n e u m o k o k ) , Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcusa u r e u s , Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
K l e b s i e l l a p n e u m o n i a e , Peudomonas aeruginosa
2.Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3.Faktor predisposisi : jenis kelamin laki laki lebih sering
d i b a n d i n g k a n d e n g a n wanita
4.Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada
m i n g g u t e r a k h i r kehamilan
5.Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6.Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang
b e r h u b u n g a n d e n g a n system persarafan
1.3 Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairanotak, yaitu :
1. Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertaicairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa.Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputio t a k
dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus
pneumoniae(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss,Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
c o l i , K l e b s i e l l a pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
1.4 Patofisiologi
Agen penyebab
↓
Invasi ke SSP melalui aliran darah
↓
Bermigrasi ke lapisan subarahnoid
↓
Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan ventrikuler
↓
Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal
↓
Kerusakan neurologist
( Donna D., 1999)
Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point
d ’ e n t r y masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak
yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais cranii
yangmemungkinkan kontaknya CSF dengan lingkungan luar.M e n i n g i t i s b a k t e r i d i m u l a i
sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengans e p t i k e m i a , yang
m e n y e b a r k e m e n i n g e n o t a k d a n m e d u l a s p i n a l i s b a g i a n a t a s . Faktor
predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,anemia
sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh
imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagiant e n g a h
dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena
m e n i n g e n ; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk
ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalammeningen dan di bawah korteks, yang
dapat menyebabkan trombus dan penurunan alirand a r a h s e r e b r a l . J a r i n g a n s e r e b r a l
mengalami gangguan metabolisme akibat e k s u d a t meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak d a n medula spinalis.
R a d a n g j u g a m e n y e b a r k e d i n d i n g m e m b r a n v e n t r i k e l s e r e b r a l . Meningitis
bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiridari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak),
edemaserebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin
bakterisebelum terjadi meningitis.Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan
adrenal, kolaps sirkulasi dandihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) s e b a g a i akibat terjadinya kerusakan
e n d o t e l d a n n e k r o s i s p e m b u l u h d a r a h y a n g disebabkan oleh meningokokus
1.5 Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis
posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapatmenyebabkan
meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatantuntas (antibiotik)
walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.S e t e l a h terjadinya meningitis
p e n a n g a n a n y a n g s e s u a i h a r u s c e p a t d i a t a s i . U n t u k mengidentifikasi faktor atau
janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikanterapi sesuai dengan organisme
penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.Meningitis yang disebabkan oleh
meningokokus dan hemofilus influenza tipe B bisamenular pada anak dan orang dewasa
yang berhubungan erat dengan penderita yaitutinggal dan makan dalam 1 rumah yang
sama. Mereka perlu diberi pencegahan antaralain:
1. Penderita diisolasi
2. Vaksinasi
3. Obat-obatan
1.6 Penatalaksanaan
Pengobatan dibagi menjadi pengobatan umum dan pemberian antibiotik.
Umum
1.Penderita dirawat di rumah sakit
2.Cairan diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup dan jangan berlebihan
3.Bila gelisah diberi sedativ seperti fenobarbital (penenang)
4.Nyeri kepala diatasi dengan analgetik
5.Panas diturunkan dengan: Kompres es, parasetamol, asam salisilat, pada anak dosisnya 10 mg/kg
BB tiap 4 jam secara oral
6.Kejang diatasi dengan:
Diazepam
- Dewasa:10-20 mg/iv
- Anak: 0,5 mg/kg BB/ iv
Fenobarbital
-Dewasa: 6-120 mg/hari secara oral
-Anak: 5-6 mg/kg BB/hari secara oral
Difenilhidantoin
-Dewasa: 300 mg/hari secara oral
-Anak:5-9 mg/kgBB/hari secara oral
7 . Sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta diberantas dengan obat-obatan atau
dengan operasi.
8.Kenaikan tekanan intra kranial diatasi dengan:
-Manitol
Dosisnya 1-1,5 mg/kgBB/iv dalam 30-60 menit dan dapat diulangi 2 kali dengan jarak 4 jam.-
KortikosteroidBiasanya dipakai dexametason secara intravena dengan dosis pertama 10 mg
laludiulangi dengan 4 mg setiap 6 jam. Kortikosteroid masih menimbulkan pertentangan. Ada yang
setuju untuk memakainya, tetapi ada juga yang mengatakantidak ada gunanya.-Pernapasan
diusahakan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan napas.
9.Bila ada hidrosefalus obstruktif dilakukan operasi pemasangan pirau (shunting)
10.Efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc setiap hari selama 2-3 minggu, bilagagal dilakukan
operasi.
11.Fisioterapi diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat.
Antibiotika
Antibiotik spektrum luas harus diberikan secepat mungkin tanpa menunggu hasil biakan, baru
setelah ada hasil biakan diganti dengan antibiotik yang sesuai. Antibiotik d i b e r i k a n s e c a r a p e r
e n t e r a l , p e m b e r i a n i n t r t e k a l t i d a k d i a n j u r k a n . L a m a p e m b e r i a n antibiotik biasanya
10-14 hari atau sedikitnya sampai dengan 7 hari setelah penderita bebas dari demam. Antibiotik yang
sering dipakai untuk meningitis:1.Ampisilin (iv) : 8-12 gr/ hari, dibagi dalam 4 kali
pemberian2.Gentamisin (iv) : 5 mg/kg/BB/hari, dibagi dalam 3 kalipemberian.3.Kloramfenikol (iv) :
4-8 gr/ hari, diberikan dalam 4 kali pemberian4 . S e f a l o s p o r i n ( i v ) : 2 g r t i a p 4 - 6 j a m
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan.. Jakarta :EGCKapita Selekta
Kedokteran
FKUI, (1999) Jakarta :Media Aesculapius.Brunner / Suddarth,( 2000). Buku saku keperawatan
medikal bedah. Jakarta: EGC.Harsono, (2007). Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: UGM