Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kasus Pemicu :
Tn. Y usia 31 Tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut di
kuadran kanan bawah, nyeri dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Klien mengaku
nyeri awalnya berada di daerah umbilikus namun kini lebih terasa pada bagian
perut kanan bawah. Nyeri dirasakan hilang timbul, semakin berat jika melakukan
aktifitas khususnya saat berjalan. Klien juga mengeluhkan mual & muntah sejak 5
hari yang lalu, klien terlihat lemah. Setelah dilakukan palpasi teraba massa pada
abdomen dan semakin sakit jika di tekan. Perawat menyimpulkan bahwa terdapat
nyeri tekan dan nyeri lepas di titik mc.burney, psoas sign (+), rovsing sign (+),
abturator sign (+), serta Blumberg sign (+). Saat ini pasien di diagnosa suspek
apendisitis oleh tim dokter. Tim medis merencanakan untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan seperti darah rutin, USG abdomen, dan foto thorax untuk
memastikan kondisi pasien. Hasil pemeriksaan TTV : suhu 38,5 oC, RR
20X/menit, TD 137/85 mmHg, Nadi 80x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hemoglobin : 12,2 g/dl, leukosit 12x10/Ui, RDW 16.5 %.
Tugas :
Menjelaskan pengkajian fokus pada pasien apendisitis termasuk hasil lab dll serta
interpretasinya, mencari jenis pemeriksaan penunjang
PENGKAJIAN BERDASARKAN KASUS
1) Biodata Pasien
Nama : Tn. Y
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
2) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut kuadran kanan bawah, nyeri dirasakan di
daerah umbilikus lebih terasa dibagian perut sebelah kanan bawah, nyeri
hilang timbul, semakin berat ketika sedang beraktifitas khususnya saat
berjalan.
3) Riwayat Kesehatan
Pasien merasakan nyeri sejak 5 hari yang lalu, mengeluh mual dan muntah
sejak 5 hari yang lalu dan pasien terlihat lemah.
4) Hasil Pemeriksaan Fisik
a. Palpasi teraba massa pada abdomen, sakit jika di tekan.
b. Nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik Mc.Burney.
c. Psoas Sign (+), rovsing sign (+), abturator sign (+), serta Blumberg
sign (+).
5) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. USG Abdomen
c. Barium Enema
d. Laparoskopi
PEMBAHASAN
1) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan
memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut
tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada
penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah
bisa dilihat pada massa atau abses appendiculer
b) Palpasi
Cara pemeriksaan untuk kasus appendicitis salah satunya dengan
melakukan penekanan pada bagian bagian tertentu. Salah satunya pada
titik Mc.burney yang letaknya 1/3 lateral garis imajiner yang
menghubungkan Spina Iliaka Anterior Superior (SIAS) dan umbilikus.
2. Rovsing Sign
Melakukan penekanan di beberapa titik dari
mulai regio iliaca kiri hingga regio iliaca kanan dengan arah
berlawanan jarum jam.
(+) : terdapat nyeri tekan pada sepanjang titik penekanan yang bisa
menjalar hingga daerah kuadran kanan bawah (kuadran disekitar
apendiks).
(–) : tidak ada nyeri tekan.
3. Abturator Sign
Melakukan penarikan otot obturator internus dengan cara
melakukan rotasi internal pada caput tulang femur.
Pertama, kaki pasien diangkat dan lutunya di flexikan 90 derajat tegak lurus;
Kedua, tarik kaki pasien ke arah pemeriksa untuk memberikan efek rotasi
internal pada femur.
(+) : timbul nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen saat melakukan
manuver.
(–) : tidak ada nyeri saat melakukan manuver.
4. Blumberg’s Sign
Blumberg's sign biasa disebut juga dengan nyeri rebound atau nyeri
lepas.
Melakukan penekanan perlahan, lalu melepaskan penekanan tersebut
secara tiba-tiba. Penekanan dilakukan secara tegak lurus di empat
kuadran abdomen.
(+) : terdapat nyeri lepas pada sepanjang titik penekanan yang bisa menjalar
hingga daerah kuadran kanan bawah (kuadran disekitar apendiks);
menandakan adanya apendisitis atau peritonitis.
(–) : tidak ada nyeri lepas.
5. Dunphy’s Sign
(+) : akan muncul nyeri di daerah epigastrium saat titik McBurney ditekan.
(–) : tidak ada nyeri di daerah epigastrium saat titik McBurney ditekan.
7. Aure Rozanova’s Sign
Melakukan palpasi ringan dengan menggunakan jari pada segitiga
petit (petit triangle).
(+) : terasa nyeri pada wilayah yang di palpasi
(–) : tidak terasa nyeri
d. Laparoskopi
Tindakan ini dirasa efektif karena tidak perlu membuka organ
peritoneal pasien namun indikasi tindakan ini hanya dilakukan jika
appendisitis belum mengalami ke organ lain. Jika pada saat melakukan
tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix yang menyebabkan
perforasi ke organ sekitar tindakan ini kurang efektif dan pilihan
terakhir adalah appendiktomy atau pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://digilib.unila.ac.id