Sie sind auf Seite 1von 16

Jurnal

Hadist tarbawi tentang shalat

Di susun oleh
Ria isnaini
Te:141033
Dosen pembimbing
Sukatin
Institut agama islam negri
Sulthan thaha saifuddin jambi
Fakultas tarbiyah dan keguruan
Prodi pendidikan bahasa inggris
ABSTRACT

Shalat is part of the pillars of Islam . Every Muslim , whether male or female
obligatory prayers for those who have Aqil baligh . In addition to the obligatory prayers , Islam
also know sunnah prayers . Sunnah-sunnah prayers have a law , if done will get the reward , and
if it is not done without sin .
Now there are many Muslims who do not understand the procedures / quality sunnah
prayers in accordance with the guidance of the Prophet Muhammad SWT . Therefore, guidance
praying sunnah of the Prophet Muhammad appropriate guidance should be extended .
Shalat is one obligation for the Muslims who had baligh sensible , and should be done
for the believer under any circumstances . Shalat is the second pillar of Islam after the creed.
Islam is founded on five joints ( pole ) one of which is prayer , so that anyone who establish the
prayer , then he has established religion , and anyone who left the prayer , then he is undermining
the religion (Islam ) .
Prayers were required to be established in a day and a night five times , totaling 17
raka'at The prayers must be implemented by Muslims without exception both of legal age in
good health or illness , are difficult or happy , or narrow field . In addition to the five obligatory
prayers there were also prayers circumcision .
.
BAB I

PENDAHULUAN

Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap tuhannya dan dengan
ibadah manusia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di Dunia dan di Akhirat nanti.
Bentuk dan jenis Ibadah sangat bermacam-macam, seperti Shalat, puasa, naik haji, membaca Al
Qur’an, jihad dan lainnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal,
dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan bagaimanapun.
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi
(tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah
mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama
(Islam).
Shalat yang wajib harus didirikan dalam sehari semalam sebanyak lima kali, berjumlah
17 raka’at. Shalat tersebut wajib dilaksanakan oleh muslim baligh tanpa terkecuali baik dalam
keadaan sehat mapun sakit, dalam keadaan susah maupun senang, lapang ataupun sempit. Selain
shalat wajib yang lima ada juga shalat sunat.
Untuk membatasi masalah bahasan, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk
yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tahu tentang kewajiban tapi tidak mengerti
terhadap apa yang dilakukan.
ABSTRACT

Shalat is part of the pillars of Islam . Every Muslim , whether male or female
obligatory prayers for those who have Aqil baligh . In addition to the obligatory prayers , Islam
also know sunnah prayers . Sunnah-sunnah prayers have a law , if done will get the reward , and
if it is not done without sin .
Now there are many Muslims who do not understand the procedures / quality sunnah
prayers in accordance with the guidance of the Prophet Muhammad SWT . Therefore, guidance
praying sunnah of the Prophet Muhammad appropriate guidance should be extended .
Shalat is one obligation for the Muslims who had baligh sensible , and should be done
for the believer under any circumstances . Shalat is the second pillar of Islam after the creed.
Islam is founded on five joints ( pole ) one of which is prayer , so that anyone who establish the
prayer , then he has established religion , and anyone who left the prayer , then he is undermining
the religion (Islam ) .
Prayers were required to be established in a day and a night five times , totaling 17
raka'at The prayers must be implemented by Muslims without exception both of legal age in
good health or illness , are difficult or happy , or narrow field . In addition to the five obligatory
prayers there were also prayers circumcision .
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah
suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai
dengan persyaratkan yang ada.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan kita
kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.[1]
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology (istilah), para ahli Fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki.
Secara lahiriah Shalat berarti ‘Beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan di
akhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang
telah ditentukan’(Sidi Gazalba,88).
Secara hakiki Shalat ialah ‘Berhadapan hati, jiwa dan raga kepada Allah,secara yang
mendatangkan rasa takut kepada-Nya atau mendhairkan hajat dan keperluan kita kepada Allah
yang kita sembah dengan perkataan dan perbuatan’ (Hasbi Asy-syidiqi,59)
Dalam pengertian lain Shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya
sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai
dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Basyahri Assayuthi,30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Shalat adalah Suatu ibadah
kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ berupa penyerahan diri
secara lahir batin kepada Allah dalam rangkah ibadah dan memohon ridho-Nya.

B. Dalil Yang Mewajibkan Shalat


Dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al Qur’an maupun dalam Hadits nabi
Muhammad SAW.
Dalil Ayat-ayat Al Qur’an yang mewajibkan shalat antara lain berbunyi;
Artinya:
“Dan dirikanlah Shalat, dan keluarkanlah Zakat, dan ruku’lah bersama-sama orang yang
ruku’(QS.Al Baqarah;43)

Artinya;
Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan yang jahat dan mungkar”(QS. Al-
Ankabut;45)

Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan dalam hati dan jiwa kita umat muslim dan anak-anak
dengan cara pendidikan yang cermat, dan dilakukan sejak kecil sebagaimana tersebut dalam
hadis nabi Muhammad SAW :

Artinya ;
Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka meningkat tujuh
tahun, dan pukulah ( lkalau mereka enggan melasanakan shalat) diwaktu usia mereka meningkat
sepuluh tahun (HR.. Abu Dawud)

B. Syarat-Syarat Shalat
Shalat di nilai sah dan sempurna apabila shalat tersebut di laksanakan dengan memenuhi
syarat-syarat dan rukun-rukun dan hal-hal yang disunnahkan serta terlepas dari hal-hal yang
membatalkanya.
Syarat-syarat Shalat adalah sesuatu hal yang harus di penuhi sebelum kita melaksanakan
shalat. Syarat Shalat di bagi menjadi 2 yaitu:
 syarat wajib Shalat adalah syarat yang wajib di penuhi dan tidak bisa di nego-nego lagi.
Seperti Islam, berakal dan tamziz atau baligh. suci dari haid dan nifas serta telah mendengar
ajakan dakwah islam.
 Syarat sah shalat itu ada 8 yaitu:
 Suci dari dua hadas
 Suci dari najis yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat.
 Menutup aurat
 Aurat laki-laki yaitu baina surroh wa rukbah( antara pusar sampai lutut), sedangkan
aurat perempuan adalah jami’i badaniha illa wajha wa kaffaien (semua anggota tubuh
kecuali wajah dan kedua telapak tangan).
 Menghadap kiblat
 Mengerti kefarduan Shalat
 Tidak meyakini salah satu fardu dari beberapa fardu shalat sebagai suatu sunnah.
 Menjauhi hal-hal yang membatalkan Shalat.

C. Rukun Shalat

Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak
mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`.
1. Niat.
Hal ini berdasarkan kepada firman Allah SWT:
‫صلَوة ََويُؤْ تُواالزَ كَوة ََوذَلِكَ ِد ْينُ القَياِ َم ِة‬ ِ ‫َو َماا ُ ْو ِم ُرواا اِّلَ ِليُ ْعبُد ُوهللاا ُم ْخ ِل‬
َّ ‫صيْنَ لَهُ ال ِدايْنَ ُخنَفَآ َء َويُ ِق ْي ُمواال‬
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 98).

2. Takbiratul Ihram.
Hal ini berdasarkan hadist dari Ali RA berikut ini:
)‫ وتحليلها التسليم (رواه الدارم‬،‫ وتحريمها التكبير‬،‫ مفتاح الصالة الطهور‬:‫عن علي أن النبي صلى هللاا عليه وسلم قال‬

Artinya: Dari Ali RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, kunci shalat bersuci, pembukaannya
membaca takbir dan penutupannya adalah membaca salam. (H.R. Ad-Darimi).
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz Allahu Akbar.

3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu.


Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah wajib. Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien, lalu aku bertanya
kepada Nabi SAW mengenai cara mengerjakan shalat yang harus aku lakukan, Nabi SAW
bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam
keadaan duduk, jika engkau tidak mampu melakukannya, maka kerjakanlah dalam keadaan
berbaring”. (H.R. Bukhari).
4. Membaca al-Fatihah.
Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban membaca surat al-Fatihah pada
setiap rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat fardhu maupun shalat sunnah. Diantaranya:
)‫عن عبادة بن الصامت يبلغ به النبي صلى هللاا عليه وسلم ّل صالة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب (رواه مسلم‬
Artinya: Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak sah shalat seseorang
yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R. Muslim).
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat dari pada surah al-Fatihah, maka
membaca bismillah hukumnya adalah wajib.
5. Ruku’.
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan firman Allah SWT:
َ‫ُواربَّ ُك ْم وا ْفعَلُواال َخي َْرلَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬
َ ‫ُواوا ْعبُد‬ َ ُ‫يَأَيُّ َهاالَّ ِذيْنَ أ َمنُواا َ ْر َكع‬
َ ‫واوا ْس ُجد‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan
berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (al-Hajj: 77).

Ruku’ dikatakan sempurna, jika dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh, dimana
kedua tangan dapat mencapai dan memegang kedua lutut.
6. Sujud dua kali setiap raka'at
Anggota-anggota sujud adalah kening, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan
kedua telapak kaki.
7. Duduk antara dua sujud
8. Membaca tasyahud akhir
9. Duduk pada tasyahud akhir
10. Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir.
11. Duduk diwaktu membaca shalawat.
12. Memberi salam
13. Tertib.[3]

D. Yang Membatalkan Shalat.


Shalat akan batal atau tidak sah apabila salah satu rukunnya tidak dilaksanakan atau
ditinggalkan dengan sengaja.
Adapun hal-hal yang dapat membatalkan shalat adalah sebagai berikut :
a. Berhadats
b. Terkena Najis yang tidak dimaafkan.
c. Berkata-kata dengan sengaja diluar bacaan shalat.
d. Terbuka auratnya
e. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat (niat berhenti shalat)
f. Makan atau minum walau sedikit.
g. Bergerak tiga kali berturut-turut, diluar gerakan shalat.
h. Membelakangi kiblat
i. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti menambah ruku’sujud atau lainnya
dengan sengaja.
j. Tertawa terbahak-bahak
k. Mendahului Imam dua rukun.
l. Murtad, keluar dari Islam.

E. Sunah dalam Melakukan Shalat.


Waktu mengerjakan shalat ada ,dua sunah, yaitu sunah Ab’adh dan sunah Hai’at:

1. Sunah Ab’adh:
a. Membaca tasyahud awal
a. Membaca shalawat pada tasyahud awal,
b. Membaca shalawat atas keluarga Nabi SAW pada tasyahud akhir.
c. Memnbaca Qunut pada shalat Subuh dan shalat witir.

2. Sunah Hai’at:
a. Mengangkat keduabelah tangan ketika takbiratul ikhram,ketika akan ruku’ dan ketika
berdiri dari ruku’.
b. Meletakan telapak tangan yang kanan diatas pergelangan tangan kiri ketika sedekap,
c. Membaca do’a Iftitah sehabis takbiratul ikhram.
d. Membaca Ta’awwudz ketika hendak membaca fatihah,
e. Membaca Amin ketika sesudah membaca Fatihah,
f. Membaca surat Al-Qor’an pada dua raka’t permulaan sehabis membaca Fatihah,
g. Mengeraskan bacaan Fatihah dan surat pada raka’at pertama dan kedua, pada shalat
magrib, isya’ dan subuh selain makmum.
h. Membaca Takbir ketika gerakan naik turun,
i. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud.
j. Memnbaca “sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari ruku’ dan membaca
“Rabbanaa lakal Hamdu” ketika I’tidal,
k. Meletakan kedua telapak tangan diatas paha ketika duduk tasyahud awal dan tasyahud
akhir,dengan membentangkan yang kiri dan mengenggamkan yang kanan, kecuali jari
telumjuk.
l. . Duduk Iftirasy dalam semua duduk shalat,
m. Duduk Tawarruk pada duduk tasyahud akhir
n. Membaca salam yang kedua.
o. Memalingkan muka ke kanan dan ;kekiri ketika membaca salam pertama dan kedua

F. Makruh Shalat
Orang yang sedang shalat dimakruhkan :
 Menaruh telapak tangan di dalam lengan bajunya ketika Takbiratul
ikhram, ruku’ dan jsujud.
 Menutup mulutnya rapat rapat.
 Terbuka kepalanya,
 Bertolak pinggang,
 Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
 Memejamkan mata
 Menengadah ke langit,
 Menahan hadats
 Berludah
 Mengerjakan shalat di atas kuburan,
 Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusukan shalat.

G. Beberapa Pelajaran dari Kewajiban Shalat


a. shalat merupakan syarat menjadi taqwa.
Taqwa merupakan hal pyang penting dalam islam karena dapat menentukan tingkah laku
manusia, orang-orang yang betul-betul taqwa tidak mungkin melakukan perbuatan keji dan
mungkar, dan salah satu syarat orang yang betul-betul taqwa adalah mendirikan shalat
sebagaimana firman tuhan dalam surat Al-Bakarah ayat; 43,dan 110, Surat Al- Ankabut ayat;
45,dan surat An-Nuur, ayat; 56 .
b. Shalat merupakan benteng kemaksiatan
Shalat sebagai benteng kemaksiatan artinya Shalat dapat mencega perbuatan keji dan
mungkar. Semakin baik kwalitas shalat seseorang maka semakin efektif pula benteng
pertahanannya untuk memelihara dirinya dari perbuatan maksiat.
c. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujuur
Shalat akan mendidik perbuatan baik seseorang apabila dilaksanakan secara khusuk. Banyak
orang-orang yang shalat celaka, karena lalai akan shalatnya.
Selain mendidik perbuatan baik Shalat juga mendidik perbuatan jujur dan tertib, orang yang
mendirikan shalat dengan baik tidak .mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena
apabila salah satu syarat atau rukunnya ditinggalkan maka shalatnta akan batal atau tidak sah.

d. Shalat akan membangun etos kerja


Sebagaimana keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang-
orang itu baik atau buruk, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat dimana mereka
bekerja. Apabila ia melaksanakan shalat dengan khusuk dan ikhlas karena Allah, maka hal ini
akan mempengaruhi terhadap etos kerja, mereka tidak akan melakukan koropsi atau tidak jujur
dalam bekerja melaksanakan tugas.

H. Macam-macam Pelaksanaan Shalat


1) Macam-macam shalat
Dilihat hukum melaksanakannya, pada garis besarnya shalat di bagi menjadi dua, yaitu
shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat fardu juga di bagi menjadi dua, yaitu fardu ain
dan fardu kifayah. Demikian pula shalat sunah, juga di bagi menjadi dua, yaitu sunnah muakkad
dan ghoiru muakkad.
 Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di kerjakan mendapatkan
pahala, kalau di tinggal mendaptkan dosa. Contohnya: shalat lima wakktu, shalat jenazah dan
shalat nadzar. Shalat fardu ada 2 yaitu:
· Fardu Ain adalah shalat yang wajib di lakukan setiap manusia. shalat ini di laksanakan sehari
semalam dalam lima waktu (isya’, subuh, dhuhur, asar, magrib) dan juga shalat Jum’at.
· Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok muslim, dan apabila salah satu
dari mereka sudah ada yang mengerjakan maka gugurlah kewajiban dari kelompok tersebut.
Contoh: shalat jenazah.

· Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada orang-orang yang berjanji
kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah
di terimanya. Contoh : Ahmad akan melasanakan ujian, dia bilang kepada dirinya dan teman-
temanya, “ nanti ketika saya sukses mengerjakan ujian dan lulus saya akan melakukan shalat 50
rokaat “ ketika pengumuman dia lulus maka Ahmad wajib melaksanakan Shalat nadzar.

 Shalat Sunnah
Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila di kerjakan mendapatkan pahala dan apabila
tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat sunah di sebut juga dengan Shalat tatawu’,
nawafil, manduh, dan mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk di kerjakan. Shalat sunnah
juga di bagi 2 yaitu:
· Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang selalu dikerjakan atau jarang sekali tidak
dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan separti
solat witir, solat hari raya dan lain-lain
· Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak selalu dikerjakan oleh Rosulluloh
SAW,dan juga tidak di tekan kan untuk di kerjakan.holat
Semua shalat, termasuk shalat sunat dilakukan adalah untuk mencari keridhoan atau
pahala dari Allah swt. Namun shalat sunat jika dilihat dari ada atau tidak adanya sebab-sebab
dilakukannya, dapat dibedakan manjadi dua macam, yaitu: shalat sunat yang bersebab dan shalat
sunat yang tidak bersebab.
· Shalat sunat yang bersebab, yaitu shalat sunat yang dilakukan karena ada sebab-sebab
tertentu, seperti shalat istisqa’ (meminta hujan) dilakukan karena terjadi kemarau panjang, shalat
kusuf (gerhana) dilakukan karena terjadi gerhana matahari atau bulan, dan lain sebagainya.
· Shalat sunat yang tek bersebab, yaitu shalat sunat yang dilakukan tidak karena ada
sebab-sebab tertentu. Sebagai contoh : shalat witir, shalat dhuha dan lain sebagainya.[4]

I. Macam-macam Pelaksanaan shalat.


Shalat tidak boleh dilaksanakan di sembarang waktu. Dan Rasulullah SAW telah
menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang benar menurut syariat islam. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an surat An- Nisa ayat 103 sebagai berikut:

Artinya:
“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka
Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Ayat tersebut menetapkan bahwa shalat dilaksanakan sesuai dengan waktu-waktu yang
telah ditetapkan. Shalat yang lima waktu, memiliki lima waktu yang tertentu. Dalam Al-Qur’an
surat Hud ayat 114 menegaskan sebagai berikut:
Artinya:
“Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.
Agar lebih terperinci, berikut dijelaskan mengenai waktu-waktu shalat tersebut:
 Zuhur, shalat zuhur waktunya mulai matahari condong ke arah barat dan berakhir sampai
baying-bayang suatu benda sama panjang atau lebih sedikit dari benda tersebut. Hal in
idapat dilihat kepada seseorang atau sebuah tiang yang berdiri, bilamana bayang-
bayangnya masih persis di tengah atau belum sampai, menandakan waktu zuhur belum
masuk.
 Asar, shalat asar waktunya mulai dari baying-bayang suatu benda lebih panjang dari
bendanya hingga terbenam matahari. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa shalat ashar
di waktu menguningnya cahaya matahari sebelum terbenam hukumnya makruh.
 Magrib, shalat magrib waktunya mulai terbenam matahari dan berakhir sampai hilangnya
cahaya awan merah.
 Isya, shalat isya waktunya mulai hilangnya cahaya awan merah dan berakhir hingga terbit
fajar shadiq.
 Subuh, shalat subuh, waktunya dari mulai terbit fajar shadiq hingga terbit matahari
J. Rahasia dan nikmat shalat
Segala macam ibadah di dalam islam,segala macam suruhan,segala macam
larangan ,baik yang dapat di pahamkan dengan mudah tujuannya bahwa ibadah-ibadah
itu mengandung rahasia-rahasia yang dalam, mengandung hikmah yang besar yang
menghasilkan manfaat dan faedah bagi yang mengerjakan.
Maka rahasia-rahasia dan hikmat-hikmat yang di kanduang dalam shalat:
a) Mengingatkan kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut
kepadanya,menghidupkan khudlu dan tunjuk kepadanya dan menumbuh
kan didalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah SWT,serta
mengesakan kebesaran dan kekuasaannya.
b) Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang,orang yang dapat
menhadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap dan tenang. Shalat
itu menghialngkan tabi’at loba. Orang yang benar-benar telah
mendirikan shalat, tidak sekali-kali takut akan kemiskinan dan
kepapanan karena banyak mengeluarkan harta di jalan Allah SWT.
Sahalat menghasilkan ketetapan diri dalam mengerjakan sesuatu
kebajikan dengan memberi kekuatan kemauan.
c) Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.
Bacaan-bacaan yang kita baca dalam shalat, demikian juga pekerjaan-
pekerjaan yang kita lakukan, seperti ruku’,dan sujud, menghidupkan di
dalam perasaan kita rasa keberasan Allah. Karena perasaan inilah
menyebabkan kita tak berani melakukan sesuatu maksiat.
.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Shalat merupakan kewajiban setiap muslim,karena hal ini di syariatkan oleh Allah
SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal ini tidak menjadi masalah
karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat yang menjelaskan secara terperinci mengenai
praktek shalat. Tugas dari seorang muslim hanyalah melaksnakan shalat dari mulai baligh
sampai napas terakhir, semua perbedaan mengenai praktek shalat semua pendapat bisa dikatan
benar karena masing-masing memilki dasar dan pendafaatnya masing-masing dan tentunnya
berdasarkan ijtihad yang panjang.
Setiap perintah Allah yang di berikan kepada kaum muslimin tentunya memiliki paidah
untuk kaum muslimin sendiri, seperti halnya umat islam di perintahkan untuk melaksanakan
shalat, salah satu paidahnya yakni supaya umat islam selalu mengingat tuhannya dan bisa
meminta karunianya dan manfaat yang lainnya yakni bisa mendapatkan ampunan dari Allah
SWT.
Demikian paparan yang dapat kami persembahkan mengenai “shalat” dengan waktu
yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun akhirat kelak,
kami memohon maaf apabila dalam pemaparan yang kami sampaikan ini terdapat banyak
kesalahan dalam makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan saran.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan jurnal ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
terutama pada dosen mata kuliah ini, agar dapat pembuatan jurnal selanjutnya menjadi lebih
baik. Atas kritik dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.
Daftar pustaka

www.google.com,makalah tentang shalat.blogspot.co.id/2011/07/makalah-fiqih-tentang-


shalat.html
shalatchrome&sourceid
Pedoman shalat oleh prof.Dr.T.M. Hasbi Ash-shiddieqy,cetakan,22,-jakarta: bulan bintang 1994

Das könnte Ihnen auch gefallen