Sie sind auf Seite 1von 25

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai

dari mulainya persalinan atau lahirnya janin. Lamanya kehamilan yaitu

280 hari atau 40 minggu. Dihitung dari hari pertama haid terakhir.(6)

Kehamilan adalah mulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir

sampai permulaan persalinan.(7)

Kehamilan adalah pertemuan sel telur (ovum) dan sel sperma yang

diikuti dengan nidasi dan implantasi.(8)

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi (bertemunya sel telur

dengan sperma) dan berakhir dengan persalinan.

b. Proses Terjadinya Kehamilan

Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel

telur atau ovum dan sel mani atau spermatozoa. Dalam air mani terdapat

spermatozoa sebanyak 100-12 juta tiap cc, kerena memiliki ekor yang

dapat bergerak, maka dalam satu jam saja spermatozoa dapat melalui

kanalis servikalis dalam kavum uteri kemudian berada dalam tuba fallopi.

Apabila pada saat bersamaan terjadi ovulasi maka fertilisasi mungkin


7
dapat terjadi. Apabila fertilisasi terjadi maka sel telur akan disebut zygote

dan zygote inilah yang akan berkembang menjadi janin atau fetus. (9)

Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan

terbagi dalam tiga trimester, yaitu :

1) Trimester I antara 0 – 12 minggu

2) Trimester II antara 12 – 28 minggu

3) Trimester III antara 28 – 40 minggu

c. Diagnosa Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai dari konsepsi sampai persalinan kira-kira 280

hari (40 minggu) dan tidak boleh lebih dari 300 hari (43 minggu) yaitu :

1). Kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur

2). Kehamilan berumur 37 – 42 minggu disebut kehamilan matur atau

aterm

3). Kehamilan berumur 36 – 38 minggu disebut kehamilan pre matur

4). Kahamilan yang kurang dari 20 minggu disebut abortus

d. Gejala dan Tanda Kehamilan

Tanda dan gejala perkiraan kehamilan

Tanda perkiraan kehamilan atau dugaan hamil berdasarkan pada data

subjektif yang dirasakan oleh klien tetapi tidak dapat dideteksi tanpa

didukung dengan adanya data objektif. Tanda dan gejala meliputi :


1). Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala awal yang biasa terjadi antara lain tidak mendapat haid. Hal

ini merupakan gejala awal yang penting agar dapat menentukan

tuanya dan tafsiran persalinan dengan cara mengingat hari pertama

haid terakhir.

2). Mual dan muntah (nausea dan vomiting)

Wanita hamil biasanya akan mengeluh merasa mual dan terkadang

diikuti dengan adanya muntah. Gejala ini terjadi karena adanya

peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang

mempengaruhi peningkatan asam lambung, sehingga menimbulkan

mual muntah.

3). Mengidam

Tidak seluruh wanita mengalami gejala ini, namun pada umumnya

wanita hamil sering menginginkan makanan atau minuman terentu,

hal ini disebut dengan ngidam.

4). Payudara / mamae

Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri yang disebabkan

pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus

alveoli payudaya. Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar.

5). Anoreksia (tidak adanya nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan hilang dengan

tuanya kehamilan.
6). Sinkope (pingsan)

Gejala ini sering dijumpai apabila wanita tersebut berada di tempat-

tempat yang ramai, dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat

yang ramai. Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah

(sentral) menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan

menimbulkan sinkope atau pingsan, keadaan ini akan menghilang

setelah umur kehamilan 16 minggu.

7) Sering berkemih

Ketika hamil kadung kemih akan tertekan oleh pembesaran rahim,

hal ini yang menyebabkan seringnya buang air kecil. Gejala ini akan

hilang pada trimester kedua dan pada akhir kehamilan akan timbul

kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin yang

sudah mulai turun ke rongga panggul.

8). Obstipasi (susah buang air besar)

Gejala ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

terhambatnya peristaltic usus yang terjadi karena peningkatan

progesterone.

9). Epulis

Merupakan hipertropi papilla ginggivae dan sering terjadi pada

trimester pertama kehamilan.

10). Varises

Terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron dan sering didapat

pada daerah genetalia eksterna, betis, dan kaki. (10)


a) Tanda-tanda kemungkinan hamil

Tanda-tanda kemungkinan hamil berdasarkan pada data objektif yang

dapat didokumentasikanoleh pemeriksa. Tanda ini lebih nyata dari

tanda dan gejala perkiraan kehamilan, namun meskipun demikian tanda

ini tetap bukan merupakan temuan diagnostik yang pasti. Tanda-

tandanya antara lain:

(1) Perut membesar sesuai dengan tuanya kehamilan. Perubahan terjadi

dalam bentuk besar dan konsistensi perut juga mengalami

perubahan.

(2) Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak), terjadi pada daerah

istmus uteri, bagian ini menjadi sangat lunak sehingga bila

dilakukan pemeriksaan dalam pada fornix posterior seperti saling

bersentuhan.

(3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang

terjadi karena pelebaran pembuluh darah.

(4) Tanda Piskacek (uterus besar dan lunak), merupakan pembesaran

fundus uteri yang tidak rata karena daerah implantasi janin akan

tumbuh lebih cepat.

(5) Kontraksi Braxton-hicks, keadaan dimana corpus uteri menjadi

lebih keras.

(6) Teraba ballotemen.

(7) Pemeriksaan tes kehamilan positif.


b). Tanda pasti hamil

(1) Adanya gerakan janin dalam rahim.

(2) Terdengar bunyi jantung janin.

(3) Rangka janin terlihat melalui sinar rongent ketika dilakukan

pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG).

e. Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan

Ketika hamil akan banyak perubahan fisik pada tubuh wanita,

perubahan tersebut terjadi karena respon tubuh terhadap kehamilan dimana

organ-organ tubuh menyesuaikan kapasitas dengan bertambahnya tugas dan

fungsi serta sebagai pemberitahuan bahwa perubahan tersebut terjadi

sebagai tanda adanya sebuah proses. Perubahan tersebut meliputi :(10)

1). Perubahan uterus

Uterus akan mengalami pembesaran pada bulan-bulan pertama

kehamilan yang dipengaruhi oleh peningkatan hormon estrogen dan

progesteron. Uterus pada wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur

ayam atau kurang lebih 30 gram karena peningkatan hormon tersebut

pada akhir kehamilan menjadi 1000 gram. Bentuk uterus pada bulan-

bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, agak gepeng. Pada bulan

keempat akan berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan akan

kembali seperti semula, lonjong seperti telur.


2). Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

peningkatan hormon estrogen. Serviks lebih banyak mengandung

jaringan ikat dan banyak mengandung kolagen, jaringan otot hanya 10 %.

Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi

maka konsistensi serviks uteri menjadi lebih lunak.

3). Vagina dan vulva

Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon estrogen

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah,

agak kebiruan (livide), tanda ini disebut juga tanda Chadwick. Pembuluh-

pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar karena oksigenasi

dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat.

4). Payudara (mamae)

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,

sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada payudara.

Disamping itu, dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin,

terbentuk lemak di sekitar alveolus, sehingga payudara menjadi lebih

besar.
5). Sirkulasi darah ibu

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi

ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah

yang membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah

secara fisiologi dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.

Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncak

kehamilan 32 minggu.

6). Sistem respirasi (pernafasan)

Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan nafas pendek

yang ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas, hal ini disebabkan

karena usus-usus yang tertekan oleh uterus yang membesar kearah

diafragma, sehingga diafragma tertekan dan kurang leluasa bergerak.

Kebutuhan akan oksigen pada wanita hamil meningkat ± 20 % sehingga

wanita hamil bernafas lebih dalam.

7). Traktus digestivus (pencernaan)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat rasa eneg (nausea).

Mungkin ini akibat pada hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-

otot digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus

juga berkurang. Makanan lebih lama berada dilambung dan apa yang

telah dicerna lebih lama berada diusus.


8). Traktus urinarius (perkemihan)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan akan timbul keluhan sering buang

air kecil, hal ini dikarenakan uterus yang mulai membesar. Keadaan ini

akan hilang dengan makin tuanya usia kehamilan. Pada akhir kehamilan

gejala ini akan timbul lagi karena kandung kemih mulai tegang lagi bila

kepala janin mulai turun kearah pintu panggul.

9). Kulit

Kulit mengalami hiperpigmentasi yang biasa terdapat pada dahi, hidung

yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Pada areola mammae, linea

alba dikenal dengan linea gisea. Hal ini disebabkan karena terjadinya

peningkata melanophore stimulating hormon (MSH).

10). Berat badan bertambah

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu

terhadap pertumbuhan janin. Berat badan wanita hamil akan naik kira-

kira antara 6,5 kg – 16,5 kg atau rata-rata 12,5 kg selama hamil atau

terjadi kenaikan berat badan sekitar 1,5 kg per minggu.


2. Konsep Dasar KEK

a. Pengertian Kekurangan Energi Kronik

a. Definisi KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita

keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang

mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI, 1995). KEK

merupakan gambaran status gizi ibu di masa lalu, kekurangan gizi kronis pada

masa anak-anak baik disertai sakit yang berulang, akan menyebabkan bentuk

tubuh yang kuntet (stunting) atau kurus (wasting) pada saat dewasa. Ibu yang

memiliki postur tubuh seperti ini berisiko mengalami gangguan pada masa

kehamilan dan melahirkan bayi BBLR (Soetjiningsih, 2009).

b. KEK pada Ibu Hamil

Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang

dikandungnya. Angka kejadian BBLR lebih tinggi di negara-negara yang sedang

berkembang daripada negara-negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan oleh

keadaan sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi diet ibu (Soetjiningsih,

2009).

Pada umumnya, ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang baik, dengan sistem

reproduksi yang normal, tidak sering menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi

pada masa pra-hamil maupun pada saat hamil, akan menghasilkan bayi yang lebih

besar dan lebih sehat daripada ibu-ibu yang kondisinya tidak seperti itu. Kurang

gizi yang kronis pada masa anak-anak dengan/tanpa sakit yang berulang, akan
menyebabkan bentuk tubuh “stunting/kuntet” pada masa dewasa. Ibu-ibu yang

kondisinya seperti ini sering melahirkan bayi BBLR, validitas yang rendah dan

kematian yang tinggi, lebih-lebih bila ibu tadi juga menderita anemia. Terhadap

hubungan antara bentuk tubuh ibu, sistem reproduksi dan sosial ekonomi terhadap

pertumbuhan janin (Soetjiningsih, 2009).

c. Hubungan KEK terhadap Kehamilan

Ibu hamil dan WUS dengan status gizi yang baik mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi yang sehat. Seperti pada

pengertian status gizi secara umum, maka status gizi ibu hamilpun adalah suatu

keadaan fisik yang merupakan hasil dari konsumsi, absorpsi dan utilisasi berbagai

macam zat gizi baik makro maupun mikro. Oleh karena proses kehamilan

menyebabkan perubahan fisiologi termasuk perubahan hormon dan bertambahnya

volume darah untuk perkembangan janin, maka intake zat gizi ibu hamil juga

harus ditambah guna mencukupi kebutuhan tersebut. (Depkes RI, 1996).

Implikasi ukuran LILA terhadap berat bayi lahir adalah bahwa LILA

menggambarkan keadaan konsumsi makan terutama konsumsi energi dan protein

dalam jangka panjang. Kekurangan energi secara kronis ini menyebabkan ibu

hamil tidak mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat untuk menyediakan

kebutuhan fisiologi kehamilan yakni perubahan hormon dan meningkatnya

volume darah untuk pertumbuhan janin, sehingga suplai zat gizi pada janinpun

berkurang akibatnya pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat dan lahir

dengan berat yang rendah (Depkes RI, 1996).


d. Penentuan Status KEK

Penentuan status KEK pada WUS adalah dengan menggunakan lingkar

lengan atas atau disebut LILA. Menurut Depkes RI (dalam Supariasa dkk. 2002)

pengukuran LILA pada kelompok WUS adalah salah satu cara deteksi dini yang

mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui

kelompok umur yang beresiko KEK. WUS yang beresiko KEK di Indonesia jika

hasil pengukuran LILA kurang dari atau sama dengan 23,5 cm atau dibagian

merah pita LILA, apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak

beresiko menderita KEK (Supariasa dkk, 2002).

e. Penilaian Status Gizi

1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung.

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian

yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.

2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga penilaian

yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. (Supariasa,

2002)

f. Penilaian Antropometri Pada Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar Lengan Atas

(LILA)

Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menentukan status gizi

ibu hamil misalnya dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan, indeks

masa tumbuh, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Cara tersebut merupakan cara

yang sederhana dan mudah dikerjakan oleh siapa saja misalnya petugas
kesehatan di lapangan, kader kesehatan maupun masyarakat sendiri. Meskipun

cara tersebut tidak bisa dipakai untuk memantau status gizi dalam waktu

pendek, tetapi cara ini dapat digunakan dalam deteksi dini dan menapis resiko

BBLR. Penilaian yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil yaitu dengan

pengukuran LILA, karena pada wanita hamil dengan malnutrisi (gizi kurang atau

lebih) kadang-kadang menunjukkan oedem tetapi ini jarang mengenai lengan atas

(Saimin, 2006).

Jenis pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK pada

Wanita Usia Subur (WUS) adalah Lingkar Lengan Atas (LILA). Sasaran WUS

adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil,

ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Ambang batas LILA WUS dengan

resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita

tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan

melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Supariasa, 2002).

4. Hubungan KEK dengan BBLR

Kenaikan berat badan ibu, selama kehamilan trisemester 1 mempunyai

peranan yang sangat penting, karena periode ini janin dan plasenta dibentuk.

Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester 1 dan 2 akan meningkatkan

bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEK yang mengakibatkan ukuran

plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR

mempunyai risiko kematian lebih tinggi daripada bayi cukup bulan. Kekurangan

zat gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang
bersifat umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik.

Kekurangan zat gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa

kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut

(Soetjiningsih, 2009).

Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap

pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan

Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah adalah trisemester

3 , kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa

dini perkembangan otak akan meghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya

adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang

berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada

masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak

(Soetjiningsih, 2009).

2.2 Faktor–faktor yang mempengaruhi kejadian Kurang Energi Kronik

(KEK)

a. Jumlah asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan

wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau

optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan

dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan

pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Pengukuran konsumsi makanan

sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh


masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan

faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.

c. Umur

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang

hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur

muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi

dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu

energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan

untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup

guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang

paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan

diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.

d. Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2

tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur

jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki

probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding

anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.

Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas

janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu

memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah

melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan

menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.

e. Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup (viabel). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan

satu kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa

mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.

2. Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau

lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai

batas viabilitas.

3. Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami

lima atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah

mencapai batas viabilitas.

f. Pengetahuan ibu tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan

tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu

rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan

pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa

studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat


maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-

usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat,

ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih

makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.

g. Sosial Ekonomi

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak

60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk

membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi

dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen

dipenuhi oleh sumber energi lainnya seperti lemak dan protein.

Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total

pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.

g. Pengaruh KEK

Kurang energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu

maupun pada janin yang dikandungnya. (14)

1. Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan

meningkatkan kematian ibu.

2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya,

perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar

cenderung meningkat.

3. Janin

Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan

berat badan rendah (BBLR).

3. Berat Badan Lahir

A. Definisi BBLR

Berat badan lahir adalah berat bayi sesaat setelah dilahirkan yang secara

normal berkisar 3000 gram dengan usia kehamilan yang cukup. BBLR adalah

bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram. BBLR dibagi menjadi

dua golongan, yaitu prematur dan dismatur. Bayi prematur adalah bayi yang

dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat

badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, sedangkan bayi dismatur

adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

masa kehamilan dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan (Jumiarni dan

Mulyani, 1995).

BBLR yaitu bayi yang lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah

(VLBW= very low birth weight) yaitu lahir dengan berat kurang dari 1500 gram,
dan bayi berat lahir sangat rendah sekali (ELBW= extremely low birth weight)

yaitu bayi yang lahir kurang dari 1000 gram (Moore, 1997)

B. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Berat Badan Lahir

Menurut Soetjiningsih (2009) Berat Badan Lahir (BBL) bayi juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain selama kehamilan, misalnya sakit berat,

komplikasi kehamilan, kurang gizi, keadaan stress pada ibu hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek buruk yang menimpa ibunya, atau

pertumbuhan plasenta dan transport zat-zat gizi ke janin. Faktor gizi pada ibu juga

dijelaskan oleh Kusharisupeni (2007), Masalah BBLR terkait dengan anemia ibu

hamil (kadar Hb < 11 gr %) dan kurang energi kronis atau KEK yang

menggambarkan kekurangan pangan dalam jumlah maupun kualitasnya

(Mutalazimah, 2007).

bahwa gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan

fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan

nutrient, karena selama kehamilan, ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan

janin yang sangat pesat, dan agar keluaran kehamilannya berhasil Penentuan ibu

hamil melahirkan keluaran yang buruk, yang pada umumnya bayi lahir rendah

terutama dengan kehamilan dengan genap bulan (BBLR) di negara berkembang

adalah gizi kurang selama kehamilan yang dapat diukur dari hal-hal

berikut:

a. Kenaikan berat badan yang rendah

b. Indeks masa tubuh yang rendah

c. Tinggi badan ibu yang pendek


d. Defisiensi nutrient mikro

Beberapa penentu lain adalah:

a. Ibu hamil dengan umur muda

b. Menderita penyakit malaria selama hamil

c. Menderita penyakit infeksi selama hamil

d. Merokok (Kusharisupeni, 2007).

Berat badan lahir juga sangat ditentukan oleh kondisi ibu. Penyakit yang

diderita seorang ibu hamil, misalnya infeksi paru-paru, bisa mempengaruhi

kondisi janin. Darah di ibu akan tersuplai ke tubuh janin sehingga bayi menderita

penyakit atau kelainan organ tubuh. Inilah yang menyebabkan bayi menjadi kurus.

Penyebab lainnya adalah kurangnya asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu saat

hamil. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin

tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang

mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya

(As’ad dalam IPB 2006).

C. Pengaruh BBLR terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi

pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang, karena

tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat janin dalam

kandungan. Selanjutnya berat lahir yang normal menjadi titik awal yang baik bagi

proses tumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi petunjuk bagi kualitas hidup
selanjutnya, karena berat lahir yang normal dapat menurunkan risiko menderita

penyakit degeneratif pada usia dewasa. Bayi dengan berat lahir yang rendah, di

masa dewasanya akan mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner,

diabetes, stroke dan hipertensi, bahkan menurut hasil penelitian Thompson dkk di

Southampton (2001) mengenai birth weight and the risk of depressive disorder in

late life, bayi BBLR akan mempunyai risiko untuk mengalami depresi mental

(Mutalazimah, 2005). Kusharisupeni (2007) juga menyebutkan bahwa gizi kurang

yang terjadi pada anak-anak, remaja, dan saat kehamilan mempunyai dampak

buruk terhadap berat lahir bayi. Berat lahir rendah (< 2500 gram) dengan genap

bulan (intra uterine growth retardation) mempunyai resiko kematian yang lebih

besar daripada bayi dengan berat normal (> atau = 2500 gram) pada masa

neonatal maupun pada masa bayi selanjutnya.

Berat badan lahir bayi dan nilai apgar dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu

status KEK dan anemia pada ibu hamil serta karakteristik ibu antara lain usia ibu

saat kehamilan, penyakit yang diderita ibu, paritas, prematur, plasenta, kenaikan

berat badan ibu saat kehamilan dan IMT. Status KEK dipengaruhi oleh tingkat

konsumsi ibu dan faktor infeksi dimana ketika ibu kekurangan asupan energi

dalam jangka waktu yang lama maka ibu akan menderita KEK. Selain itu juga

faktor infeksi juga

mempengaruhi status KEK ibu, karena ketika asupan ibu dinilai cukup akan tetapi

terjadi infeksi yang tidak segera mendapatkan pengobatan maka juga akan

berpengaruh terhadap status KEK ibu hamil. KEK pada ibu hamil akan

mempengaruhi berat badan lahir bayi, karena ibu yang menderita KEK pada saat
kehamilan mempunyai resiko melahirkan BBLR 5 kali lebih tinggi dibandingkan

ibu dengan status gizi baik. Sementara itu status KEK pada ibu saat kehamilan

juga merupakan faktor pemicu untuk melahirkan bayi dengan nilai apgar yang

rendah. Selain status KEK, status anemia juga mempengaruhi berat badan lahir

bayi dan nilai apgar bayi. Seperti status KEK pada ibu hamil, status anemia juga

dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang mengandung zat besi (Fe) yang

rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah. Faktor infeksi juga

mempunyai kontribusi yang besar dalam menentukan status anemia pada ibu

hamil, karena dengan adanya infeksi maka ibu akan mengalami kehilangan darah

sehingga juga dapat mengakibatkan kadar Hb ibu rendah, tidak hanya faktor

asupan dan infeksi saja yang menjadi mempengaruhi kadar Hb ibu akan tetapi ada

beberapa faktor lain seperti konsumsi obat-obatan, adanya pendarahan,

peningkatan kebutuhan fisiologis, simpanan besi yang buruk dan sebagainya juga

turut dalam menentukan status anemia ibu hamil. Status anemia pada ibu hamil

berpengaruh pada berat bayi lahir

karena anemia pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan nutrisi dan

oksigonasi utero plasenta yang akan menyebabkan rendahnya berat badan lahir

bayi serta menyebabkan nilai apgar bayi rendah.

4. Hubungan kurang energi kronik (KEK) dengan berat badan lahir rendah

(BBLR)

Keadaan gizi ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan bayi

yang akan dilahirkan. Masalah berat bayi lahir rendah (BBLR) saat ini
diperkirakan sebesar tujuh sampai empat belas persen. BBLR berkaitan dengan

tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap

kualitas generasi mendatang yaitu akan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan mental anak serta berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan.

(Siswono, 2007).

Berat bayi lahir merupakan cerminan dari status kesehatan dan gizi selama

hamil serta pelayaanan antenatal care yang diterima ibu. Gizi ibu yang buruk

sebelum kehamilan maupun sedang hamil lebih sering menghasilkan bayi BBLR

atau lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan (Kusumawati, 2007).

Kenaikan berat badan ibu, selama kehamilan trisemester 1 mempunyai

peranan yang sangat penting, karena periode ini janin dan plasenta dibentuk.

Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester 1 dan 2 akan meningkatkan

bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEK yang mengakibatkan ukuran

plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR

mempunyai risiko kematian lebih tinggi daripada bayi cukup bulan. Kekurangan

zat gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang

bersifat umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik.

Kekurangan zat gizi pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa

kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut

(Soetjiningsih, 2009).

Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap

pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan


Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah adalah trisemester

3 kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini

perkembangan otak akan meghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya

adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang

berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada

masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak

(Soetjiningsih, 2009).

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan, kerangka penelitian

dari penelitian ini adalah :

Faktor-faktor yang mempengaruhi


KEK
- Pengetahuan Ibu Hmil
Tentang Gizi
- Jumlah asupan Makanan Kekurangan Energi
Kronik (KEK)
- Umur
- Jarak kehamilan
- Paritas
- Sosial Ekonomi

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Surasih (2005)

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • HEMOPTOE
    HEMOPTOE
    Dokument29 Seiten
    HEMOPTOE
    Ianta Parama Siwi
    Noch keine Bewertungen
  • Drowning
    Drowning
    Dokument29 Seiten
    Drowning
    Iin Alfriani Amran
    Noch keine Bewertungen
  • Dispepsia Fungsional
    Dispepsia Fungsional
    Dokument26 Seiten
    Dispepsia Fungsional
    Kabir Muhammad
    Noch keine Bewertungen
  • Sejarah Kedokteran Forensik
    Sejarah Kedokteran Forensik
    Dokument39 Seiten
    Sejarah Kedokteran Forensik
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • RH-Pemfigoid Bulosa
    RH-Pemfigoid Bulosa
    Dokument32 Seiten
    RH-Pemfigoid Bulosa
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • DISLIPIDEMIA
    DISLIPIDEMIA
    Dokument23 Seiten
    DISLIPIDEMIA
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument31 Seiten
    Bab 2
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • BO - Silvestri
    BO - Silvestri
    Dokument18 Seiten
    BO - Silvestri
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • RH Retensio Plasenta
    RH Retensio Plasenta
    Dokument41 Seiten
    RH Retensio Plasenta
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • RH Retensio Plasenta
    RH Retensio Plasenta
    Dokument41 Seiten
    RH Retensio Plasenta
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • MiniProject Azmi Rahmat
    MiniProject Azmi Rahmat
    Dokument37 Seiten
    MiniProject Azmi Rahmat
    Nyak Rahmat
    100% (1)
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument22 Seiten
    Bab 2
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • DM Rahmat 1
    DM Rahmat 1
    Dokument29 Seiten
    DM Rahmat 1
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokument17 Seiten
    Bab 3
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokument2 Seiten
    Bab 3
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Gagal Jantung Kronis pada Perempuan Usia 59 Tahun
    Gagal Jantung Kronis pada Perempuan Usia 59 Tahun
    Dokument41 Seiten
    Gagal Jantung Kronis pada Perempuan Usia 59 Tahun
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • HEARTFAIL
    HEARTFAIL
    Dokument32 Seiten
    HEARTFAIL
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Buerger Disease Contoh
    Buerger Disease Contoh
    Dokument33 Seiten
    Buerger Disease Contoh
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • DISLIPIDEMIA
    DISLIPIDEMIA
    Dokument23 Seiten
    DISLIPIDEMIA
    Nyak Rahmat
    100% (1)
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokument12 Seiten
    JURNAL
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokument31 Seiten
    Bab 2
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Lapkas Dyspepsia
    Lapkas Dyspepsia
    Dokument18 Seiten
    Lapkas Dyspepsia
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Hipertensi Dengan Dislipdemia
    Hipertensi Dengan Dislipdemia
    Dokument52 Seiten
    Hipertensi Dengan Dislipdemia
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • Kata Pengantar CA Prostat
    Kata Pengantar CA Prostat
    Dokument1 Seite
    Kata Pengantar CA Prostat
    Shirakawa Almira
    Noch keine Bewertungen
  • Haemoptoe
    Haemoptoe
    Dokument17 Seiten
    Haemoptoe
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • HEMOPTOE
    HEMOPTOE
    Dokument10 Seiten
    HEMOPTOE
    Yandhie Rahman
    Noch keine Bewertungen
  • HEMOPTISIS
    HEMOPTISIS
    Dokument23 Seiten
    HEMOPTISIS
    white_beared
    100% (2)
  • Status Follow Up Paru
    Status Follow Up Paru
    Dokument2 Seiten
    Status Follow Up Paru
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen
  • TBC Tulang56
    TBC Tulang56
    Dokument8 Seiten
    TBC Tulang56
    Nyak Rahmat
    Noch keine Bewertungen