Sie sind auf Seite 1von 14

MAKALAH KONSERVASI 3

Keberhasilan Perawatan Saluran Akar

DOSEN PEMBIMBING:
Drg., Sari Dewiyani, Sp.KG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS A
Dyah Ayu K 2012–11–058 Angelyla Manggar 2015–11–008
Aini Angela 2013–11–005 Anggraini CN 2015–11–011
Meilina F Wijaya 2014-11-102 Anisa Husnawati 2015–11–012
Nafisya Ghausani 2014-11-118 Annissa Dilah 2015–11–013
Natasya Indrasari 2014-11-122 Annisa Putri G 2015–11–014
Agni Tri Setiaji 2015–11–002 Anthony N 2015–11–015
Ahmad Dzikran N 2015–11–003 Astrid Natasya 2015–11–017
Ajeng Meidy Y P 2015–11–004 Astuty Nur F 2015–11–018
Alivia Hanifah 2015–11–006 Asyifa Maunia 2015–11–019
Amanda Jilan D 2015–11–007 Ayu Suwarningsih 2015–11-020
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2018
KATAPENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang keberhasilan
perawatan saluran akar.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Jakarta, 14 April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
2.1. Perawatan Saluran Akar ........................................................................................................... 3
2.2. Evaluasi Perawatan Saluran Akar ........................................................................................... 3
2.3. Kriteria Keberhasilan Perawatan Saluran Akar .................................................................... 4
2.4. Contoh Kasus I Keberhasilan Perawatan Saluran Akar ....................................................... 4
2.5. Contoh Kasus II Keberhasilan Perawatan Saluran Akar ...................................................... 5
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawatan Saluran Akar..................... 7
BAB III................................................................................................................................................. 10
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perawatan saluran akar dilakukan ketika pulpa tidak vital atau ketika ampas telah
dihilangkan untuk mencegah atau mengobati apikal periodontitis. Tujuan perawatan adalah
mempertahankan saluran akar dalam kondisi yang menghambat pertumbuhan dan perkalian
mikroorganisme dan dengan demikian menciptakan suatu lingkungan yang menguntungkan
untuk penyembuhan. Perawatannya sukses jika penghilangan menyeluruh dari
mikroorganisme sebelum obturasi. Mungkin ada terjadinya nyeri pasca operasi jika pulpa
tidak benar-benar terbuka, atau bahkan jika sisa atau beberapa bagian dari instrumen yang
digunakan rusak dan tertinggal di dalam ruangan. Penyembuhan periapikal adalah prognostik
faktor dalam menentukan hasil dari Perawatan Saluran Akar. Rangsangan terus menerus
karena kehadiran sisa-sisa mikroorganisme dari saluran akar yang terinfeksi dapat
menyebabkan Periapikal lesi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak mungkin
mencapai ruang saluran akar yang bebas bakteri dalam semua kasus, bahkan setelahnya
pembersihan menyeluruh, pembentukan dan irigasi dengan disinfektan. Dikasus seperti itu,
waktu penyembuhan lama. Organisme ini bisa dihilangkan oleh penggunaan zat seperti
Kalsium hidroksida, yang secara efektif berkontribusi pada penyembuhan Periapikal luka.
Namun, telah ditunjukkan bahwa bahkan Kalsium hidroksida gagal secara konsisten
menghasilkan saluran akar steril dan bahkan memungkinkan pertumbuhan kembali mikro
organisme dalam beberapa kasus. Pendekatan lain adalah untuk mendapatkan saluran
sepenuhnya segera setelah persiapan dan irigasi; yaitu, dalam satu kunjungi RCT. Dengan
cara ini, mikro organisme yang tersisa terbunuh oleh aktivitas anti mikroba dari sealer atau
ion Zinchadir di Guttapercha.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kriteria dari keberhasialan perawatan saluran akar.
2. Bagaimana contoh dari keberhasialan perawatan saluran akar.
3. Apa faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan saluran akar.

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Kriteria dari keberhasialan perawatan saluran akar.
2. Mengetahui contoh – contoh keberhasialan perawatan saluran akar.

1
3. mengetahui dan mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasialan
perawatan saluran akar.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari evalusi
keberhasilan perawatan saluran akar, mengetahui kriteria dari keberhasialan perawatan
saluran akar., contoh – contoh keberhasialan perawatan saluran akar., dan mempelajari faktor
– faktor yang mempengaruhi keberhasialan perawatan saluran akar.. Besar harapan agar kami
dapat mempelajari sejumlah faktor pengendali menentukan waktu penyembuhan. Dapat
mempelajari untuk digunakan sebagai tanda-tanda klinis atau radiografi penyembuhan
periapikal sebagai ukuran hasil dari Perawatan Saluran Akar pada pasien kelak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perawatan Saluran Akar
Perawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat
jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian dipadatkan
oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rahang, sehingga
fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap baik Perawatan saluran akar dibagi dalam perawatan
saluran akar vital, perawatan saluran akar devital dan perawatan saluran akar non vital.
Perawatan saluran akar meliputi tiga tahapan yaitu preparasi biomekanis saluran akar,
disenfeksi (sterilisasi), dan obsturasi (pengisian saluran akar). Perbedaan utama adalah
perawatan sebelum dilakukan pengambilan jaringan pulpa.
Pada perawatan saluran akar vital pengambilan jaringan pulpa dilakukan setelah gigi
di anastesi, sedangkan perawatan saluran akar devital dilakukan pada penderita yang menolak
di anastesi, penderita yang alergi terhadap anastetikum atau penderita yang menolak di
anastesi ulang. Dalam hal ini dilakukan devitalisasi dengan devitalizing pastes. Perawatan
saluran akar non vital, dengan melakukan pengeluaran pulpa pada gigi dalam keadaan
nekrosis pulpa dan gangren pulpa. Bila gigi dalam keadaan nekrosis pulpa pengambilan pulpa
seluruhnya dilakukan pada kunjungan pertama. Pada kondisi ganggren pulpa, pengambilan
jaringan pulpa sebagian sampai 1/3 saluran akar dilakukan pada kunjungan pertama
kemudian diberi obat creosote atau ChKM dan di tutup dengan tumpatan sementara.
Perawatan saluran akar (PSA) merupakan perawatan endodontik yang paling banyak
dilakukan. Perawatan saluran akar dianggap berhasil bila dalam waktu observasi minimal
satu tahun tidak ada keluhan dan lesi periapikal yang ada berkurang atau tetap. Keberhasilan
perawatan tergantung banyak faktor anatra lain faktor host, preparasi, mikroorganisme dan
lain lain. Penyebab utama kegagalan perawatan endodontik salah satu nya adalah
mikroorganisme yang tersisa pada saluran akar setelah dipreparasi atau yang tumbuh pasca
obturasi saluran akar.

2.2. Evaluasi Perawatan Saluran Akar


Perawatan saluran akar dianggap sebagai metode terbaik untuk mengobati lesi
periapikal, dan karenanya evaluasi efektivitas pengobatanya sangat diperlukan. Perawatan
saluran akar harus dinilai dengan mengevaluasi penyembuhan periapikal setelah beberapa

3
bulan. Temuan berikut menunjukkan hasil yang menguntungkan: tidak adanya rasa sakit,
bengkak dan gejala lain, tidak ada saluran sinus, tanpa kehilangan fungsi dan bukti radiologis
dari ruang ligamen periodontal yang normal sekitar akar. Nyeri persisten merupakan indikasi
kegagalan pengobatan. Kebanyakan penelitian sebelumnya telah menggunakan tanda-tanda
klinis atau radiografi penyembuhan periapikal sebagai ukuran hasil dari Perawatan saluran
akar.

2.3. Kriteria Keberhasilan Perawatan Saluran Akar


Kriteria keberhasilan perawatan saluran akar menurut Quality Assurance Guidelines
yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics adalah tidak peka 3 terhadap
perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit periodontium, gigi
dapat berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi atau pembengkakan, dan tidak ada
keluhan pasien yang tidak menyenangkan. Berdasarkan gambaran radiografis, suatu
perawatan dianggap berhasil bila ligamen periodontium normal atau sedikit menebal (kurang
dari 1mm), radiolusensi di apeks hilang, lamina dura normal, tidak ada resorbsi, dan
pengisian terbatas pada ruang saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks.
Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain adanya lesi
periradikular sebelum dan sesudah perawatan, kualitas pengisian dan efektifitas penutupan
bagian korona.

2.4. Contoh Kasus I Keberhasilan Perawatan Saluran Akar


Pasien wanita dengan umur 52 tahun datang ke klinik dengan keluhan gigi molar 31
,pasien mempunyai bridge pada gigi 29-31 lebih dari 5 tahun lalu. Adanya riwayat rasa tidak
nyaman pada area gigi 31 tapi tidak ada problem serius sampai 2 bulan lalu saat munculnya
fistul. Pasien mengunjungi dokter giginya dan hasil radiograph menunjukan gigi 31 fraktur
dan nonrestorable. Pasien dirujuk ke periodontik untuk ekstraksi gigi 31 dan implant pada
gigi 30 dan 31

Evaluasi klinis : adanya fistul pada gigi 31 bagian bukal, test endodontic menunjukan gigi 31
tidak merespon dingin, sakit dan perkusi, kedalaman probing 7-8mm di bagian distal, dan
sakit saat palpasi.

Diagnose : nekrosis pulpa dengan periradikular abses kronis

4
Gambar 2.4.a
Sebelum dilakukan perawatan saluran akar

Gambar 2.4.b
Hasil setelah dilakukan perawatan saluran akar

2.5 Contoh Kasus II Keberhasilan Perawatan Saluran Akar


Seorang laki-laki berumur 17 tahun tanpa riwayat medis yang menonjol, OH yang
baik dan memiliki riwayat trauma dirujuk ke bagian endodontik Universitas Islam Azad
dengan keluhan utama nyeri dan bengkak di bagian anterior rahang atas. Pasien sedang dalam

5
perawatan ortodonti tetapi kekuatan ortodonti sedang inaktif saat itu. Pasien mengeluh ngilu
yang konstan dan difus dengan keparahan sedang yang menjadi spontan dan diperparah oleh
mengunyah.
Pemeriksaan ekstra oral menunjukkan tidak ada pembengkakan wajah maupun
kelenjar limfe yang teraba. Pemeriksaan intra oral menunjukkan tidak ada luka pada jaringan
lunak, tidak ada perdarahan, mahkota klinis utuh dan pembengkakan di bukal dan palatal
yang fluktuan. Tes pulpa dingin, panas dan elektrik dilakukan yang memberi respon negatif
Temuan radiografi periapikal dan oklusal dan CBCT menunjukkan radiolusensi luas di
periapikal sekitar akar gigi insisif sentral kanan maksila, ruang saluran pulpa luas dan
mahkota gigi masih utuh (F1). Temuan klinis dan radiografi mengarah kepada patologi
periapikal dalam hubungan gigi insisif sentral kanan dan insisif lateral kanan. Didapat
diagnosa banding berdasarkan hasil tes, yakni kista radicular dan granuloma periapikal.
Rencana perawatan utama adalah terapi perawatan saluran akar nonsurgical, terapi kalsium
hidroksidajangka panjang dan mencegah gaya ortodonti selama perawatan lesi.
Setelah pemberian anestesi local (infiltrasi menggunakan Lidocain2% dengan
epinephrine 1:80000, Darou Paksh, Iran) dan isolasi menggunakan rubber dam, dilakukan
preparasi akses kavitas endodontik. Setelah panjang kerja ditentukan dengan foto radiografi,
pembersihan dan pembentukan saluran dilakukan dengan instrumen rotary (teknik step-down
menggunakan RaCe rotary instrument, FKG Dentaire, La-Chaux-de Fonds, Switzerland) dan
iritasi dengan NaOCl 5.25% (F2A dan B). Campuran creamy dari kalsium hidroksida
(Golchadent, Tehran, Iran) ditempatkan kedalam saluran dengan spiral lentulo (Dentsply
Maillefer, Ballaigues, Switzerland) selama 2 minggu dan kavitas akses ditambal sementara.
Sebelum pasien selesai perawatan, pasien diberi Ibuprofen 400 mg 3 kali sehari selama 2 hari
Setelah 2 minggu, tidak ada tanda dan gejala dan medikasi intra-canal diganti dengan
campuran kalsium hidroksida kental (F 2C).
Kunjungan ketiga dilakukan setelah 6 bulan dan dilakukan pengambilan gambar
periapikal, oklusal dan CBCT. Radiografi menunjukan penyusutan ukuran lesi yang
signifikan (F 2D), namun proses penyumbuhan tulang didapat dengan foto periapikal dan
pembentukan tulang didapat dengan CBCT. Saluran diakses kembali dan panjang kerja
ditentukan dengan radiografi dan dengan menggunakan Root-ZX electronic apex locator (J.
Morita USA, Inc., Irvine, CA, USA). Kemudian preparasi dituntaskan dengan teknik step-
down dengan MAF #80. Saluran akar kemudian diobturasi menggunakan kondensasi lateral
gutta-percha points (Dentsply Maillefer, Ballaigues, Switzerland) dan sealer AH-26
(Dentsply, De Trey, Konstanz, Germany) (F 2 E).

6
Setelah kunjungan pada bulan ke-20, pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak ada
tanda patologi periapikal dan pembentukan tulang yang signifikan dapat dilihat pada region
periapikal pada radiografi saat kunjungan berkala (F 2F). Penyembuhan radiografi dan klinis
pada lesi periapikal diamati (F 3).

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perawatan Saluran Akar


1) Faktor patologis
a. Keadaan patologis jaringan pulpa
Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam keberhasilan
atau kegagalan perawatan saluran akar yang melibatkan jaringan pulpa vital dengan

7
pulpa nekrosis. Sedangkan peneliti lain menemukan bahwa kasus dengan pulpa
nekrosis memiliki prognosis yang lebih baik bila tidak terdapat lesi periapikal.
b. Keadaan patologis periapikal
Secara umum lesi granuloma memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan
dengan kista apikalis. Tetapi teori ini belum dapat dibuktikan karena secara
radiografis belum dapat dibedakan dengan jelas dua lesi ini dan pemeriksaan
histologiskista periapikal sulit dilakukan.
c. Keadaan periodontal
Kerusakan jaringan periodontal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
prognosis perawatan saluran akar. Bila ada hubungan antara rongga mulut dengan
daerah periapikal melalui suatu poket periodontal, akan mencegah terjadinya proses
penyembuhan jaringan lunak di periapikal. Toksin yang dihasilkan oleh plak
dentobakteri dapat menambah bertahannya reaksi inflamasi.
d. Resorpsi eksternal dan internal
Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung pada kemampuan menghentikan
perkembangan resorpsi. Resorpsi internal memiliki prognosi yang sebagian besar
buruk karena sulit menentukan gambaran radiografis.

2) Faktor penderita
a. Motivasi
Pasien harus memiliki motivasi untuk sembuh. Dengan bantuan pengarahan dari
dokter gigi yang menjelaskan
b. Usia penderita
Pasien muda dan pasien tua mengalami penyembuhan yang sama cepatnya dengan
pasien muda tergantung dari kasus dan keparahan pasien tersebut. Tetapi pasien muda
lebih mudah ditangani karena gigi pasien umumnya belum banyak mengalami
kalsifikasi.
c. Keadaan kesehatan umum
Pasien yang sehat tidak ada kelainan sistemik ataupun riwayat penyakit terdahulu
memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan pasien dengan penyakit sistemik.

8
3) Faktor perawatan
a. Perbedaan operator
Dalam perawatan saluran akar dibutuhkan pengetahuan dan aplikasi ilmu biologi serta
pelatihan, kecakapan dan kemampuan dalam manipulasi dan menggunakan
instrumen-instrumen yang dirancanng khusus. Prosedur-prosedur khusus dalam
perawatan saluran akar digunakan untuk memperoleh keberhasilan perawatan.
Menjadi kewajiban dokter gigi untuk menganalisa pengetahuan serta kemampuan
dalam merawat gigi secara benar dan efektif.
b. Teknik-teknik perawatan
Suatu penelitian menunjukan bahwa teknik yang menghasilkan penutupan apikal
yangburuk, akan mengj=hasilkan prognosis yangburuk pula. Keuntungan klinis secara
individual dari masing-masing ukuran keberhasilan secara umum belum dapat
ditetapkan.
c. Perluasan preparasi atau perawatan saluran akar
Tingkat yang disarankan untuk panjang kerja dan pengisian saluran akar ialah 0,5
mm, 1 mm, atau 1-2 mm lebih pendek dari akar radiografis dan disesuaikan dengan
usia penderita. Tingkat keberhasilan yang rendah biasanya berhubungan dengan
pengisian yang berlebih, disebabkan oleh bahan-bahan dan penutupan apikal yang
buruk. Dengan tetap melakukan pengisian saluran akar yang lebih pendek dari apeks
radiografis atau mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan periapikal yang lebih
jauh.

9
BAB III
KESIMPULAN

Perawatan saluran akar (PSA), adalah perawatan yang dilakukan dengan mengangkat
jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian dipadatkan
oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi kelainan lebih lanjut atau infeksi ulang.
Tujuannya, adalah untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rahang, sehingga
fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap baik. PSA merupakan perawatan endodontik yang
paling umum dilakukan. PSA dianggap berhasil bila menurutQuality Assurance Guidelines
yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics,adalah tidak peka terhadap
perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit periodontium, gigi
berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi maupun pembengkakan, serta tidak ada
keluhan dari pasien.Dalam proses healing ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan PSA, yaitu faktor patologis, faktor penderita dan faktor perawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Jochebed R, Raj JD. Periapical Healing After Root Canal Treatment. IJRAMR 2016;
8(3): 1724-1726.
 Moshari A, Vatanpour M, dkk. Nonsurgical Management of an Extensive Endodontic
Periapical Lesion: A Case Report. Iranian Endodontic Journal 2017; 12(1): 116-119.
 Mulyawati E. Peran Bahan Disinfeksi pada Perawatan Saluran Akar. Maj Ked Gi
2011; 18 (2): 205-209.
 Sisthaningsih E, Suprastiwi E. Perawatan Ulang Saluran Akar Akibat Lepasnya
Restorasi. Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG UI: 1-12.
 Diunduh dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/14646/BAB%20II.pdf?seque
nce=6&isAllowed=y, tanggal 12 April 2018.
 Diunduh dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/endang.suprastiwi/publication/kppretreatment.p
df, tanggal 12 April 2018.
 Diunduh dari http://www.dentistryiq.com/articles/2013/08/endodontic-case-study-
healing-of-a-large-lesion-in-a-lower-molar-after-proper-dental-instrumentation-and-
irrigation.html, tanggal 13 April 2018.
 Diunduh dari https://www.scribd.com/document/231465925/Faktor2-Penyebab-
Kegagalan-Perawatan-Saluran-Akar, tanggal 13 April 2018.

11

Das könnte Ihnen auch gefallen