Sie sind auf Seite 1von 33

Danang Kumara Hadi FTP 09

UNEJ
Hasil Kerja Beberapa Praktikum FTP UJ. Semoga Bisa
Membantu :) Follow me twitter & Instagram :
@danangkumara
SUNDAY, 29 MAY 2011

Mikrobiologi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan,

penyebaran, dan manfaat jasad hidup termasuk mikroba. Didalam bidang ilmu ini tercakup

satu kelompok besar jasad hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil. Mikroba-

mikrobia tersebut memiliki ukuran sangat kecil sehingga memerlukan alat untuk

mengamatinya, alat ini disebut mikroskop. Selain mikroskop dilaboratorium juga terdapat

alat-alat yang dapat mendukung suatu pengamatan mikrobiologi.

Melancarkan dan memudahkan berlangsungnya praktikum mikrobiologi, maka

pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Peralatan dalam suatu

laboratorium pada dasarnya terdiri dar ipealatan gelas seperti piper, buret, bachker, alat filtrai

dan sebagainya. Peralatan lainnya seperti timbangan, pemanas, mesin sentrifuge.

Peralatan merupakan alat yang sangat penting dalam laboratorium baik laboratorim

sederehana maupun untuk tujuan penelitian. Ada beberapa jenis kaca sebagai bahan baku
peralatan gelas tersebut dan setiap jenisnya mempunyai sifat yang berbeda. Di dalam

melakukan suatu percobaan di laboratorium, kadang- kadang harus dipilih bahan

peralatanyang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenai sifat bahan

peralatan tersebut.

Alat praktikum tersebut digunakan, maka perlu dilakukan sterilisasi agar

peralatan tersebut bebas mikroba atau keadaan menjadi steril. Syarat

utama berhasil tidaknya suatu praktikum mikrobiologi ini adalah keadaan

alat yang steril, sehingga sebelum pelaksanaan praktikum selanjutnya

sangat penting dilakukan sterilisasi alat

Sterilisasi bertujuan untuk mendapatkan keadaan bebas mikroba. Dalam pekerjaan

penelitian atau praktikum bidang mikrobiologi, keadaan steril merupakan syarat utama

berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan di laboratorium.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bentuk dan nama-nama alat yang akan digunakan dalam praktikum

Mikrobiologi, bagian-bagian alat, fungsi alat, dan prinsip kerja dari alat-alat tersebut.

2. Untuk mengetahui cara sterilisasi dari alat-alat tersebut baik sterilisasi dengan

menggunakan autoklaf ataupun dengan oven dan bunsen

C. Manfaat

1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang alat-alat laoratorium, terutama dari segi

fungsi dan prinsip kerjanya, sehingga praktikan mampu melakukan kinerja praktikum secara

baik dan tepat


2. Mahasiwa dapat melakukan proses sterilisasi yang benar, baik menggunakan autoklaf maupun

dengan oven, sehingga mampu membedakan cara sterilisasi tersebut dan mengetahui cara

kerjanya masing-masing.

Bab II TiPus

Mikrobiologi adalah telaah mengenai organisme hidup yang

berukuran mikroskopis. Dua mikroorganisme terdiri dari lima kelompok

organisme; bakteri, protozoa, virus, sera algae dan cendawan

mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi

mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinanamakan mikrobe atau

protista): di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara

sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya,

pengandaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta

kesejahtaraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan

kehidupan kita (Pelczar, 1998).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan

kegunaan alat, prinsip kerja atau proses berlangsungnya ketika alat

digunakan. Beberapa kegunaan dapat dikenali berdasarkan namanya.

Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan

kata meter seperti thermometer, spektometer dan lain-lain (Taiyeb,

2001).

Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum, karena

tidak mungkin semua fungsi diutarakan, dalam melakukan kegiatan di


laboratorium. Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat

laboratorium dapat digunakan dalam waktu relative lama dan dalam

keadaan baik, perlu pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai

(Wirjosoemarto, 2004).

Porselen sebagai bahan pembuat alat laboratorium mempunyai

keunggulantahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada permukaan alat

terbuat dari porselen biasanya diupam (glazir), sehingga bahan porselen

tidak tembus sinar. Selain bahan porselen, masih ada lagi bahan alat

laboratorium yang terbuat dari plastic. Plastik dapat dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok tergantung dari bahan penyusunnya. Coba

perhatikan alat laboratorium, misalnya corong, botol kimia, atau gelas

kimia. Alat-alat tadi dapat bersifat keras atau lentur, atau tembus sinar,

tembus pandang atau tidak tembus sinar. Hal tersebut disebabkan

karena bahannya berbeda. Bahan penyusun plastic berupa Polythene,

Polypropylene, PVC dan Styrene (Wirjosoemarto, 2004).

Melakukan suatu percobaan di laboratorium, kadang-kadang harus dipilih bahan

peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian mengenai sifat bahan

peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci dengan larutan deterjen

yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basa atau asam, lalu dibilas

sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatan gelas tersebut dibilas sekali lagi

dengan larutan yang akan digunakan yang akan di simpan dalam peralatan tersebut. Peralatan

gelas seperti pipet, labu takar dan lain- lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian
dan teknologi yang berkualitas tinggi. Namun demikian ketelitian tidak akan berarti bila

selama analisa, penggunaan alat dan prosedur tidak dikakukan dengan cermat dan tepat

(Hala, 2009).

Menurut Junaidi (2009) Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari

kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan

pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan secara;

1.Fisik di bagi menjadi beberapa bagian antara lain:

a.”Hot air Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium

foil, suhu 170-250°C selama 2 jam.

b.Panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15 menit. Alat yang

digunakan adalah autoclav caranya: alat-alat gelas dibungkus lagi dengan

alumunium foil.

c.Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka

agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C

dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 15 menit. Kemudian buka klep uap hingga

tercapai tekanan nol, dan setelah suhu mencapai suhu kamar, alat dan bahan dikeluarkan.

1.Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia seperti desinfektan, antiseptik

2.Radiasi yaitu dengan menggunakan sinar Ultraviolet, biasanya digunakan pada

ruangan dan alat-alat plastik.

3.Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan Vacum Pump

Pensterilan dengan uap tekanan dilakukan dalam outoklaf. Dalam outoclaf ini uap

berada dalam keadaan jenuh, dan peningkatan tekanan mengakibatkan suhu yang tercaoai

lebuh tinggi, yaitu dibawah tekanan 15 ib (2 ATM). Suhu dapat meningkat mencapai 121oC.
Bila uap itu dicampur dengan udara yang sama banyak, pada tekana yang sama, maka suhu

yang tercapai hanya 110oC. Itu sebabnya udara dalam outoclaf harus dikeluarkan sampai

habis untuk memperoleh suhu yang diinginkan (121oC). Dalam suhu tersebut

mikroorganisme dapat dimusnahkan dalam waktu yang tidak lama yaitu sekitar 15-20 menit

(Irianto, 2006).

B. Pembahasan

Peralatan Laboratorium

1. Coloni counter

Alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah coloni bakteri atau jamur. Cara

menggunakannya yaitu setelah kita on-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri

atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur

alat penghitung pada posisi dan mulia menghitung dengan menggunakan

jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung (Taiyeb, 2001).

Coloni counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba

pada cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan dengan

perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada

cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan

tombol check (Anonim, 2009).

2. Refrigenerator

Refrigerator merupakan tempat untuk memadatkan medium yang akan digunakan

dalam praktikum mikrobiologi. Selain itu, juga digunakan sebagai wadah tempat biakan

organisme (Hala, 2009).


3.Tabung reaksi

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk

media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan

kapas berada tetap di atasnya dan diikat (Anonim, 2009).

Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada di dalam tabung

reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung

jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan di

dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil (Taiyeb, 2001).

4. Tabung durham

Tabung Durham berfungsi untuk menangkap gas O2 yang dihasilkan dari hasil

fermentasi mikroorganisme biasa digunakan dalam medium cair. Cara sterilisasinya

menggunakan alat otoklaf (Anonim, 2009).

Merupakan tabung reaksi yang berukuran kecil. Dalam penggunaannya, maka tabung

durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini

kemudian diisi dengan medium cair. Setelah seluruhnya disterilkan, dan medium sudah

dingin, maka dapat dilakukan inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut

memang menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung

durham (Dwidjoseputro, 1998).

5. Pipa V

Untuk menyebarkan cairan dipermukaan agar bakteri yang

tersuspensi dalam cairan dapat tersebar rata dalam pipa

6. Batang pengaduk
Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk dan menghomogenkan larutan. Batang

pengaduk berbentuk seperti pipa kecil yang terbuat dari kaca. Batang pengaduk yang

digunakan dalam praktikum ini biasanya terbuat dari kaca atau dari pyrex sehingga dapat

dipanaskan dengan autoklaf. Alat ini berfungsi untuk mengaduk bahan kimia atau

menghomogenkan medium yang akan dibuat (Irianto, 2004).

7. Batang penyebar

Alat ini biasa digunakan sebagai alat praktikum mikrobiologi. Batang penyebar

digunakan untuk menyebarkan biakan bakteri yang terdapat di atas wadah pembiakan.

Bentuknya segitiga kecil. Biasanya fungsi alat ini sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat

penyebar mikrobia-mikrobia (Irianto, 2004).

8.Ose bulat

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus untuk

menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag

(Anonim, 2009).

Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang

akan digunakan kembali. Ose bulat juga digunakan untuk menginokulasi bakteri yang

tergolong dalam fakultatif aerob. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian

mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati (Taiyeb, 2001).

9. Pipet mikro

Pipet mikro berfungsi untuk mengambil dan memindahkan zat cair dengan volume

tertentu. Pipet mikro digunakan untuk mengambil larutan atau memindahkan larutan dari

tempat yang satu ke tempat yang lain. Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan ujung
pipet ke dalam wadah yang berisi cairan kemudian menekan kembali untuk mengeluarkan

cairan yang terdapat di dalam pipet pada wadah yang ada (Taiyeb, 2001).

10. Bunsen

Bunsen merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta untuk

mensterilisasikan mikroba. Bunsen juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan

praktikan pada saat melakukan penanaman medium (Anonim, 2009).

Bunsen digunakan untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan

alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose. Cara

menggunakannya yaitu menyalakan Bunsen lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api

sampai pijar. Alat ini juga digunakan dalam pengerjaan secara aseptik yaitu dengan

mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikrobia untuk menghindari terjadinya

kontaminasi (Taiyeb, 2001).

11. Pipet ukur

Pipet ukur adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau

sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan (Anonim, 2009).

12. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan

digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam, mulai dari volume 25 ml sampai dengan

volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan

panas (gelas biasa). Pembuatan larutan sterilisasi eksplan, yaitu chlorox selalu menggunakan

gelas ukur. Pada saat menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan cara membaca skala pada

gelas ukur (Taiyeb, 2001).


13. Gelas kimia

Fungsinya untuk menyimpan atau memanaskan dan mencampurkan senyawa

meskipun skala tidak terlalu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu apabila ingin mencampurkan suatu

senyawa missal 800 ml, maka kita pakai gelas kimia yang skala 800 ml. Kita hanya tinggal

memasukkan senyawa yang akan dicampur (Taiyeb, 2001).

14. Rak tabung

Berfungsi sebagai tempat dudukan tabung, prinsip kerjanya yaitu tabung reaksi

diletakkan sesuai tempat (lubang yang tersedia) dan disimpan ditempat yang aman (Hala,

2009).

15.Cawan petri

Alat ini sejenis dengan gelas kimia yang mutlak dibutuhkan dalam kultur jaringan.

Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di dalamnya. Cawan petri

perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah kering dibungkus dengan kertas putih

cokelat untuk disterilisasi dengan oven. Alat ini berfungsi untuk pembuatan kultur media

(Hala, 2009).

16. Penjepit tabung

Digunakan untuk menjepit tabung yang akan digunakan saat pembakaran. Prinsip

kerjanya yaitu memegang lengan tabung reaksi kemudian memasukkan tabung reaksi ke

mulut penjepit tabung (Taiyeb, 2001).

17. Botol pengencer

Botol pengencer berfungsi sebagi wadah tempat mengencerkan

berbagai macam larutan (Anonim, 2009).


18.Botol sprayer

Berfungsi sebagai tempat alcohol.

19. Sikat tabung

Alat ini digunakan untuk membersihkan tabung reaksi dan alat-alat laboratorium yang

mulut tabungnya kecil. Penggunaannya dengan cara memasukkan seluruh bagian sikat pada

tabung reaksi/alat yang akan dibersihkan lalu menggosoknya/disikat hingga ke bagian

dasarnya (Lahay, 2004).

20. Mikroskop

Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak

dapat dilihat oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan membelakangi bagian

belakang mikroskop. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk melihat objek dengan

bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat

hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip

kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan

hingga lensa objektif (Anonim, 2009)

21. Spektrofotometer

Alat ini dapat mengukur kepekatan sel dalam suspensi dalam % T atau

OD (jumlah cahaya yang diabsorbsi dan disebarkan). Dalam

penggunaannya yaitu spektrofotometer dikalibrasikan mempunyai daya

absorbsi 0 bila tidak ada sel. Ini dilakukan dengan memasukkan cuvet

yang berisi larutan. Kerapatan suatu suspensi tidak langsung

menunjukkan jumlah sel dalam suatu populasi, namun jumlah cahaya

yang disebarkan oleh populasi tersebut. Untuk memperoleh jumlah


mikroorganisme maka nilai kerapatan optik harus disetarakan dulu

dengan jumlah mikroorganisme (Dwidjoseputro, 1998).


22. Autoklaf

Berfungsi untuk sterilisasi media, maupun alat-alat seperti pipet, scalpel, pinset,

cawan petri, botol mutlak dibutuhkan autoklaf. Cara penggunaannya yaitu mengisi air sampai

dasar yang berlubang, kemudian alat dinyalakan. Materi yang akan disterilkan dimasukkan.

Selanjutnya penutup autoklaf dipasang dan skerup dikencangkan. Kran pengatur tempat

keluar uap dibiarkan terbuka dan ditutup hingga tekanan uap naik 2 atm dan suhu 1210C

selama 15-30 menit. Apabila sterilisasi telah selesai, autoklaf dibiarkan sampai tekanan turun

hingga 00C. Kran uap air dibuka secara perlahan-lahan (Ali dan Hala, 2008).

23. Oven

Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi

misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain- lain. Alat ini umumnya

dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu alat- alat yang ingin disterilkan dibungkus

dalam kertas kemudian dimasukkan dalam oven lalu ditutup. Setelah itu mengaktifkan

tombol power dan mengatur suhu yang diinginkan. Temperatur yang digunakan untuk alat ini

umumnya 1800 C selama 2 jam (Ali dan Hala, 2008).

24. Inkubator

Inkubator adalah suatu unit/suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk

menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Di dalam laboratorium mikrobiologi digunakan

untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan

biakan murni mikroorganisme I pada suhu rendah. Inkubator biasanya hanya dapat diatur di
atas suhu kamar, sedangkan cooled inkubator dapat diatur baik pada suhu di bawah maupun

diatas suhu kamar. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas.

Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan

peningkatan suhu kawat (Taiyeb, 2001).

25. Engkas

Merupakan sebuah kotak tertutup, terbuat dari kaca/playwood yang dibagian

depannya terdapat dua lubang untuk memasukkan tangan pemakai. Untuk mensterilkan

bagian dalamnya bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 95% atau formalin cair.

Fungsinya sebagai tempat untuk mengambil bakteri (menghindari kontaminasi langsung).

Dapat juga digunakan sebagai tempat menanam eksplan dan sub kultur (pengganti laminar air

flow) pada kultur jaringan (Taiyeb, 2001).

26. VortexVortex merupakan peralatan elektronik yang berfungsi untuk

mengaduk senyawa kimia yang ada dalam suatu tabung reaksi atau wadah. Prinsip kerjanya

yaitu dengan adanya tegangan yang diberikan, maka tabung reaksi yang berisi larutan akan

tercampur rata (Dwidjoseputro, 1998).

27. Shaker

Shaker digunakan untuk menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya yaitu tabung

reaksi yang berisi larutan ditaruh di lubang pada shaker kemudian menekan tombol ON

dengan mengatur kecepatannya (Lahay, 2004).

28. Waterbath

Alat ini berfungsi untuk memanaskan dan menginkubasi serta sebagai tempat

pengujian aktivitas enzim. Penggunaannya dihubungkan dengan arus listrik dan mengisi
bagian dalam dengan air. Setelah itu mengatur suhunya sampai sesuai dengan yang

diinginkan (Taiyeb, 2001).

29. Centrifuge

Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam cairan yang

diduga dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan

pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuaan yang

digunakan pada centrifuge adalah Rpm (Rotation per meter). Perinsip kerja dari alat ini

adalah zat yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada centrifuge,

kemudian menutup lubang pada centrifuge agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat

yang akan dipisah. Setelah itu tentukan waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan

memutar tombol Timer dan Rotation (Anonim, 2009)

30. Hot plate

Alat ini digunakan untuk mengocok media cair sambil dipanasi. Alat ini juga dapat

dipakai untuk melarutkan ferri tartrat yang tidak mudah dilarutkan. Dilakukan dengan cara

menambah air pada ferri tartrat lalu meletakkannya di atas hot plate. Setelah dihubungkan

dengan arus listik, alat ini akan menghomogenkan sekaligus memanaskannya (Lahay, 2004).

31. Desikator

Alat ini berfungsi untuk memanaskan dan menginkubasi serta sebagai tempat

pengujian aktivitas enzim. Penggunaannya dihubungkan dengan arus listrik dan mengisi

bagian dalam dengan air. Setelah itu mengatur suhunya sampai sesuai dengan yang

diinginkan (Taiyeb, 2001).

32. Neraca analitik


Merupakan Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam

praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan bahan

pada timbangan tersebut kemudian melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu

merupakan berat dari bahan yang ditimbang (Ali dan Hala, 2008).

33. Labu erlenmeyer

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan

larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup

terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf

(Anonim, 2009).

34. Kaki tiga

Alat ini digunakan sebagai salah satu alat dalam mensterilkan alat- alat yang terbuat

dari platina dan sebagainya (larutan). Prinsip kerjanya yaitu alat ini sebagai penyangga wadah

dari larutan atau alat yang akan disterilkan sementara alat pembakar (bunsen) berada di

bawah alat ini (Taiyeb, 2001).

35. Kasa

Kasa merupakan salah satu bagian dari rangkaian alat-alat kaki tiga dan Bunsen.

Dalam hal ini, kasa digunakan sebagai tempat meletakkan labu Erlenmeyer pada saat

dipanaskan (disterilisasi) (Taiyeb, 2001).

36. PinsetPinset berfungsi untuk menjepit atau mengambil pencadang,

sterilisasinya dapat dilakukan dengan dibakar menggunakan lampu spiritus. Sedangkan

pencadang berfungsi untuk melihat daerah hambatan atau zona halo yang diisi dengan
antibiotik. Ukurannya yaitu diameter luar = 8 mm, diameter dalam = 6 mm, panjang = 10 mm

(Anonim, 2009).

37. Spoit

Spoit berfungsi untuk mengambil larutan, zat hasil pengukuran, atau zat yang mau

diuji. Alat ini dapat disterilisasikan dengan menggunakan otoklaf (uap air bertekanan) dimana

sebelum disterilisai dibungkus terlebih dahulu (Anonim, 2009).

38. CorongMerupakan alat yang digunakan dalam proses penyaringan dan

memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil

misalnya pada gelas kimia ke labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu meletakkan corong

pada bagian mulut labu dan di pegang lalu cairan dipindahkan (Ali dan Hala, 2008).

STERILISASI

Sterilisasi kering dilakukan dengan alat oven ini, biasanya digunakan suhu 160oC –

165oC selama 2 jam. Cara ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca,

seperti tabung reaksi, cawan petri, labu Erlenmeyer, pipet dan lain- lain.

Menurut Junaidi (2009) Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari

kontaminasi, cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan

pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan secara;

1.Fisik di bagi menjadi beberapa bagian antara lain:

a.”Hot air Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium

foil, suhu 170-250°C selama 2 jam.

b.Panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15 menit. Alat yang

digunakan adalah autoclav caranya: alat-alat gelas dibungkus lagi dengan


alumunium foil.

c.Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka

agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C

dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama 15 menit. Kemudian buka klep uap hingga

tercapai tekanan nol, dan setelah suhu mencapai suhu kamar, alat dan bahan dikeluarkan.

1.Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia seperti desinfektan, antiseptik

2. Radiasi yaitu dengan menggunakan sinar Ultraviolet, biasanya digunakan pada

ruangan dan alat-alat plastik.

3.Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan Vacum Pump

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpula:

Berdasarkan hasil praktikum ini kita dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut;

1. Praktikan melakukan pengamatan langsung, kita dapat mengetahui alat-alat apa saja yang

digunakan pada praktikum mikrobiologi beserta mengetahui bagian- bagiannya, fungsinya

dan prinsip kerjanya.

2. Alat-alat yang digunakan pada praktikum harus steril sehingga perlu dilakukan sterilisasi alat-

alat sebelum digunakan. Adapun alat untuk sterilisasi kering adalah oven dengan suhu

sterilisasi 160oC selama 2 jam

A. Saran

1. Diharapkan kepada praktikan agar tetap menjaga kekompakan antar

kelompok supaya hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan


2.Diharapkan kepada praktikan agar teliti didalam melakukan sterilisasi alat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Makasar: Badan Penerbit

Universitas Negeri Makassar

Anonim. 2009. Pengenalan Alat Laboratorium dan Fungsinya.www.list-

wordpress.com/alat-alat laboratorium-fungsi-prinsip kerja.html . Diakses

pada tanggal 30 Oktober 2009

.Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Bambatang

Hala, Yusminah, Oslan Jumadi. 2009.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar.

Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Irianto, Koes. 2007.Mik robiologi. Bandung: Yrama Widya.

Junaidi, Wawan. 2009. Definisi Sterilisasi.http://w aw an- junaidi.blogs pot.com /2009/

07/definisi-sterilisasi.html . Diakses pada tanggal 3 November 2009.

Lahay, Tutje. 2004. Teknik Laboratorium. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas

Indonesia Press.

Taiyeb, M. 2001. Pengenalan Alat Laboratorium. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA

UNM.

Anonim. 2009. Pengenalan Alat Laboratorium dan Fungsinya.w ww .lis t-

wordpress.com/alat-alat

laboratorium-fungsi-prinsip

kerja.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009

· Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah

mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel


bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada
umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter
lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara
penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk
Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.

Bagian-bagian Mikroskop:

1.Eyepiece / oculars (lensa okuler)

Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif

1.Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)

Untuk memutar objektif sehingga mengubah perbesaran


1.Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler)
2.Stage (meja benda)

Spesimen diletakkan di sini

1.Condenser (condenser)

Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif

1.Objective lense (lensa objektif)

Memperbesar spesimen

1.Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)

Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu


1.Main switch (tombolon-off)
2.Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)

Untuk menyamakan focus antara mata kanan dan kiri


1.Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
2.Specimen holder (penjepit spesimen)
3.Illuminator (sumber cahaya)
4.Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)

Untuk menaikkan atau menurunkan object glass

1.Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)

Untuk menggeser ke kanan / kiri objek glas

1.Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)

Menaik turunkan meja benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat
1.Fine focus knob (sekrup fokus halus)

Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat

1.Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)

2.Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser)

·Autoklaf (Autoclave)

Diagram autoklaf vertical


1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. pengukur tekanan
4. kelep pengaman
5. Tombolon-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. batas penambahan air

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang

digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan


yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC
(250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121oC.

Cara Penggunaan :

1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diaturtim er dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf
dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge
menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi
autoklaf dengan hati-hati.
· Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator
produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC..

· Hot plate stirrerdan Stirrer bar

Hot plate stirrerdan Stirrer bar(magnetic stirrer) berfungsi untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat


dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

· Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.

· Biological Safety Cabinet

Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow(LA F)

adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola
pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV
beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC seri 36212, Purifier™
Biological Safety Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium
mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah
3. Nyalakan lampu neon dan blower
4. Biarkan selama 5 menit
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %
6. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang cocok
dan biarkan menguap
7. masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan
yang berbahan bakar gas.
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas
kerja
11. setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari
BSC
12. Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap lalu
tangan dibasuh dengan desinfektan
13. Matikan lampu neon dan blower

· Mikropipet(M icr opippete) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette)
antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya
tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam
penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

Cara Penggunaan :

1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk


memastikan lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalamNoz z le / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob
maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip
akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar.

· Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium


dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa
berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan
berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

· Pipet Ukur (Measuring Pippete)

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang
diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet
berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan
pipet ukur dengan bantuanfiller sampai dengan volume yang diingini. Volume yang
dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus
tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan

filler dengan udara sekitar.

Pipet tetes (Pasteur Pippete)

Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak
diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat
mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dll.

· Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan


menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants

agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media

yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan
berkisar 10-12 ml tiap tabung.

· Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer
dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi
media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat
beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml,
50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

· Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung
larutan.

· Batang L (L Rod)

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya bakteri

yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut

spreader.
· Mortar danPes tle

Mortar dan penumbuk (pastle) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan

materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.

· Beaker Glass

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi,

dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades dll..

· Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

· Glass Beads

Glass Beads adalah manik-manik gelas kecil yang digunakan untuk meratakan

suspensi biakan dengan menyebarkan beberapa butir di atas permukaan agar dan
digoyang merata. Glass beads digunakan pada teknik spread plate yang fungsinya
sama dengan batang L atauSpr eader.

· Tabung Durham

Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan
berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri
yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna
dalam media (jangan sampai ada sisa udara).

· Jarum Inokulum

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan


ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum
sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk
lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang
berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok
untuk melakukans tr eak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok
digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Jarum
inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasiH einr ich’s

Slide Culture.

· Pin s et
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan

menjepit misalnya saat memindahkan cakram antibiotik.

· pH Indikator Universal

berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam
pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap petumbuhan
mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna
kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan.

· Pipet Filler / Rubber Bulb

Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet

ukur. Karet sebagai bahanfiller merupakan karet yang resisten bahan kimia.Filler
memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S
(suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan
dari pipet ukur.

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/07/definisi-sterilisasi.htm

DEFINISI-STERILISASI

Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang


untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja
untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan
dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat
berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen
antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada
adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan
sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca
tertentuorganisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau
pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu.
Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini
tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya
prinsip dasar digaris bawahi pada umumnya digunakan cara
untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba (Burdon,
1969).
Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi,
cara kerja steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan
kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan secara; (1)
Fisik di bagi menjadi beberapa bagian antara lain (a) dengan ”Hot air
Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium foil,
suhu 170-250°C selama 2 jam. (b) panas basah dengan tekanan, suhu
121°C selama 15 menit. Alat yang digunakan adalah autoclave,
caranya: alat-alat gelas dibungkus lagi dengan alumunium foil. (c)
Pressure Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap
terbuka agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat suhu dan
tekanan, bila suhu telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan
selama 15 menit. Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan
nol, dan setelah suhu mencapai suhu kamar, alat dan bahan

dikeluarkan. (2) Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia seperti


desinfektan, antiseptik. (3) Radiasi yaitu dengan menggunakan sinar
Ultraviolet, biasanya digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik. (4)
Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan Vacum Pump
(Anonim, 2007)

Bab II TIPUS

Bekerja di laboratorium mikrobiologi sebelumnya harus mengetahui

prinsip-prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat serta fungsinya

dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan

alat, kesalahan-kesalahan dalam prosedur kerja, dan diperoleh hasil

yang baik serta tidak terkontaminasi oleh bahan lain (Penn, 1991).

Setiap laboratorium memiliki peralatan standard keselamatan.

Diantaranya peralatan untuk memadamkan kebakaran, pencuci mata,


safety shower, dan peralatan lain yang berfungsi untuk

keselamatan. Hal ini perlu diketahui dan dipelajari agar ketika

melakukan pekerjaan atau percobaan dalam ruang praktikum tiba-tiba

terjadi kecelakaan maka akan mudah diatasi dengan alat keselamatan

tersebut.

Laboratorium mikrobiologi juga demikian, harus memiliki

peralatankeselamatan. Sejak adanya potensi mikroorganisme pathogen

mengenai manusia, maka setiap orang yang bekerja dalam ruang

laboratorium mikrobiologi harus mengenakan pakaian pengaman (jas

laboratorium). Jas laboratorium ini tidak boleh dikenakan di luar

laboratorium. Mengenakan sarung tangan di dalam

laboratorium mikrobiologi tidak terlalu diperlukan, hal ini dikarenakan

kulit kita memiliki kemampuan untuk melawan mikroorganisme tersebut.

Sarung tangan hanya dipakai ketika hendak menangani kultur atau

biakan mikroba. Permukaan meja harus diterilkan dengan desinfektan

sebelum dan sesudah menggunakannya. Tata caratentang bagaimana

cara untuk mensterilkannya harus diketahui dan dipelajari

terlebih dahulu (Duncan, 2005).

Mencuci tangan adalah cara yang paling mudah dan efektif dalam menghindari atau
mencegah terjadinya transmisi mikroba. Dengan menggunakan sabun anti bakteri maka akan
memberikan perlindungan pada tangan, khususnya secara mekanik sabun tersebut berfungsi
untuk menghilangkan kuman yang ada

(Duncan, 2005).
Selain dengan pengenalan terlebih dahulu terhadap peraturan dan cara perlakuan

yang umum, untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam percobaan, seorang

praktikan juga harus memperhatikan keadaan alat-alat yang akan digunakan agar berada

dalam keadaan yang baik dan steril. Apalagi semua peralatan laboratorium dibuat dengan

ketelitian yang sangat tinggi, sehingga tidak semua jenis peralatan dari berbagai pembuat

dapat digunakan (Subroto, 2000).

Mikroskop merupakan salah satu alat utama yang dipergunakan di dalam praktikum

mikrobiologi. Berdasarkan sumber pencahayaannya (iluminasi) yang dipergunakan ada dua

kelompok utama mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop

cahaya menggunakan system lensa dan sinar panjang gelombang tertentu. Tergolong ke

dalam jenis mikroskop ini adalah mikroskop medan terang, medan gelap, kontras fase, dan

pendar flour. Mikroskop electron menggunakan electron sebagai sumber iluminasinya.

Termasuk dalam mikroskop ini yaitu mikroskop electron transmisi (TEM) dan electron

scanning mikroskop ( SEM).

Selain mikroskop, alat-alat di ruang mikrobiologi juga mencakup seperti peralatan di

laboratorium kimia. Alat-alat tabung reaksi, buret, labu ukur, pipet dan lain-lain. Penguasaan

alat dan fungsinya diharapkan mampu menciptakan kerja yang optimal (Rohman, 2002).

Bekerja di ruang laboratorium mikrobiologi sebelumnya harus mengetahui prinsip-

prinsip penggunakan dan pemeliharaan alat serta fungsi. Dengan demikian dalam

pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan alat, kesalahan-kesalahan dalam prosedur

kerja, dan diperoleh hasil yang baik, tidak terkontaminasi oleh bahan lain (Arifin, 1991).

Laminar Flow Cabinet Tempat steril untuk pembuatan mikroba


Sentrifuse adalah alat yang digunakan untuk memisahkan larutan.

Alat ini mengambil konsep gaya sentrifugal dalam pengggunaannya

untuk memisahkan larutan. Destilator adalah alat yang digunakan untuk

mendistilasi air. Untuk membuat aquadest digunakan pula alat ini.

Praktikum mikrobiologi menentukan bahan-bahan yang akan

digunakan. Berapa banyaknya bahan yang digunakan sangat

mempengaruhi hasil akhir yang akan di buat. Untuk mencegah

kesalahan maka keakuratan dalam penghitungan bahan sangatlah

penting. Digunakan lah neraca analitik untuk menimbang bahan secara

tepat dan teliti.

Sterilisasi alat dan bahan dalam praktikum mikrobiologi sangatlah

penting, hal ini agar hasil yang didapatkan akan optimal atau tidak

terkontaminasi oleh lingkungan. Oleh karena itu terdapat pula beberapa

peralatan yang dapat digunakan untuk mensterilisasi alat atau bahan

yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi. Peralatan tersebut antara

lain otoklaf, oven, dan lampu spiritus. Otoklaf merupakan jenis sterilisasi

dengan uap air bertekanan. Dimana biasanya digunakan

tekanan sebesar 1 atm dengan suhu sekitar 121oC dan waktu 15 menit.

Waktu 15 menit tersebut dihitung setelah jarum yang menunjukkan

tekanan tepat berada pada posisi

di tengah. Untuk menempatkan posisinya di tengah tinggal diatur

bagaimanasuhunya agar sesuai. Oven sendiri digunakan dalam


sterilisasi kering. Bersifat kurang efisien karena memakn waktu yang

cukup lama. Temperatur yang biasa digunakan sebesar 170-180oC.

Sangat cocok untuk sterilisasi alat atau bahan yang tidak boleh basah

waktu sterilisasi, akan tetapi tidak rusak pada pemanasan. Untuk lampu

spiritus sendiri merupakan salah satu contoh sterilisasi dengan

pemijaran sesuai dengan fungsinya untuk sterilisasi dengan insinerasi,

dan membuat kondisi di sekitarnya steril. Dalam menggunakan lampu

spiritus sebagai alat untuk sterilisasi hendaknya saat melakukan

sterilisasi berada di belakang lampu spiritus. Hal ini bertujuan untuk

menghindari kontaminasi dari mikroorganisme yang terdapat pada alat

yang disterilisasi. Sehingga sebelum mencapai tubuh, mikroorganisme

tersebut lebih dulu terbakar oleh api yang berasal dari lampu spiritus

tadi.

Peralatan lain juga tidak kalah penting, seperti waterbath atau

penangas air yang biasa dipergunakan untuk mempertahankan suhu air

pada posisi tertentu selama selang waktu tertentu. Cawan Petri

(petridish) yang digunakan sebagai media untuk menumbuhkan

mikroba. Cawan Petri terdapat beraneka macam, tergantung kegunaan

dan ukurannya.

Alat yang dapat digunakan untuk menghomogenkan larrutan

adalah seeker dan vortex mixer. Perbedaannya hanyalah pada seeker

untuk penghomogenan dengan menggunakan Erlenmeyer, sedangkan


vortex mixer digunakan untuk penghomogenan larutan dengan

menggunkan tabung reaksi. Selain itu pula terdapat juga alat yang bisa

digunakan untuk memanaskan larutan sekaligus

untuk menghomogenkan larutan. Alat tersebut adalah hot plate stirer.

Dibantu dengan magnetic stirer dalam proses penghomogeannya.

Dalam laboratorium mikrobiologi, terdapat sebuah ruangan khusus untuk pembuatan

media atau kultur mikroba. Ruang tersebut adalah ruang isolasi. Di dalam ruangan ini

terdapat laminary flow cabinet, yang digunakan untuk mengisolasi mikroba yang ingin

dibiakkan setelah sebelumnya disinari dengan sinar UV. Biasanya setelah dari laminar flow

cabinet, mikroba tersebut dimasukkan ke dalam incubator laminar. Dimana fungsi dari

incubator laminar ini adalah untuk menjaga biakan mikroba pada suhu dingin. Untuk

memindahkan biakan mikroba dari satu tabung reaksi ke media lainnya digunakan pipet

volumetric. Dimana pipet volumetric ini berfungsi meneteskan cairan dengan volume

tertentu. Selain itu juga untuk mengurangi ketidak akuratan volume yang dipindahkan diatasi

dengan pipet ependorf yang biasa digunakan dengan pipet tip. Berfungsi untuk mengambil

cairan dengan volume yang tepat.

Mikroba merupakan makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan

mata telanjang. Untuk mengamati prilaku mikroorganisme/mikroba tersebut digunakan

mikroskop elektrik. Mikroskop ini memiliki beberapa kali pebesaran, tergantung dari

kebutuhan. Mikroorganisme biasanya hidup membentuk koloni- koloni mikroba. Untuk

menghitung koloni mikroba ini digunakan sebuah alat yang disebut colony counter. Satuan

dalam penghitungan koloni mikroba ini adalah Cfu/ml. untuk melakukan penghitungan atau
pengamatan mikroba ini diperlukan suatu alat untuk mengambil sample mikroba. Alat

tersebut adalah jarum ose. Jarum ose digunakan untuk mengambil biakan atau menginokulasi

mikroba. Dengan menggunakan jarum ose selain menjaga agar tidak terkontaminasi juga

menjaga agar biakan tidak rusak.

Alat-alat lain seperti hemocytometer juga dapat digunakan dalam penentuan

kepadatan sel mikroba (sel/ml), dan dalam penentuan laju pertumbuhan sel mikrobia.

Spectronic 20 D adalah alat yang juga digunakan dalam penghitungan mikroba

berdasarkan kekeruhan atau turbidimetri.

Untuk menginkubasi mikroba selama waktu, suhu tertentu, dan suhunya

dipertahankan tetap maka digunakan incubator. Untuk menjaga biakan mikroba atau

peralatan dengan suhu yang dingin sekitar 4oC digunakan refrigerator incubator.

Dalam praktikum ini banyak digunakan peralatan yang terbuat dari gelas. Hal ini

dikarenakan gelas memiliki titik lebur yang tinggi selain itu gelas mudah untuk disterilisasi,

baik menggunakan sterilisasi panas, uap air bertekanan, atau pemijaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 1991. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Laboratorium Dasar Universitas

Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Day, R. A. Jr and A. L. Underwood. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Edisi revisi,

terjemahan R. Soendoro, dkk. Erlangga : Jakarta

Duncan, Frances. 2005. Applied Microbiology laboratory Manual.

http :// itech.pjc.edu/fduncan/mcb1000/labmanual.pdf

diakses tanggal 5 Oktober 2009

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Teknik dan Prosedur Dasar


Laboratorium. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Pelczar, Michael J. Jr dan Chan .E.C.S. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.

Universitas Indonesia-Press : Jakarta.

Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University Press.

Philadelphia

Rohman, T. 2002. Seminar Pembekalan Penanganan Alat-Alat Gelas serta

Instrumentasi Kimia. FK UNLAM. Banjarbaru.

Subroto, Joko. 2000. Alat-Alat Laboratorium. Cv. Aneka.


Posted by Danang Kumara Hadi at 21:08
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Das könnte Ihnen auch gefallen