Sie sind auf Seite 1von 29
Maintenance Basic Lom 1. Fungsi Oli Pelumas Secara Umum Pelumas, penyekat, pendingin, bantalan, anti karat, pembersih, pemindah tenaga (Dijelaskan masing-masing fungsi diatas) 2. Jenis dan Klasifikasi Oli > Klasifikasi —® CA, CB, CC, CD, CE, CF, CG, CH ( Api = American Petroleum institute) > Kekentalan —> ( SAE 10 - 50) = Society Automotive Engineer Example Example Shell Rimula X Shell Sirius X Shell RimulaX | 10W | 15W40 Shell RimulaXx | 10W 40 SAE Viscosity Grade| 10W | 15W-40 SAE Viscosity Grade | 10 W 40 Kinematics Viscosity Kinematics Viscosity 435 | 1001 @avc, ost 101 130 70 | 145 1000, ST " 14 [Viscosity index [100 | 135 Density @ 190, kg | 0885 | 0,890 Density @ 18°C, kg | 0,885 | 0,890 Flash Point, °C 218 230 Flash Point, °C 219 228 Pour Point, “C 219 28 “33 | 27 TBN-E,mgKOH'g | 18 “8 CF All Grades ‘Api service ora > Hydraulic Oil —» SO - VG (Intemational Standards Organization - Viscosity Grade ) Example Kekentalan (viscosity) Hydraulic Oil [Shett Tellus OW 22 2 | 7 | 4 68 100 ISO Oil Type hw [uM [HM [HM HM KM ISO Viscosity Grade | 22 a [awl « 68 100 kinematic Viscosity l@ fc, cst 180 338 440 580 1040 1790 l@.40'c, est 2 32 | 37 | 46 68 100 J@ 100°C, est 43 sa | 59 | 67 86 144 Viscosity Index (1P226)| 100 oo | 9 | 9 7 6 Density @ 15¢. kal | 866 | 0875 | 0875] 0879 | 088s | 06s Flash Point, c | 204 | 209 | 212 | 218 23 234 Pour Point, © Maintenance Basic > Gear Oil ——> AGMA, GLI sid GL-8A (SAE 60 ~ 250) Example Shell Spirax A sow | 80-90 [esw-140] 90 140 SAE Viscosity Grade| sow | sow-90 [@sw-140| 90 140 Kinematics Viscosity @40c, sT 73.5 | 1540 | 4320 185.0 55,0 400C, cST 9.0 158 29172 327 Viscosity Index 85, 85 98 99, 89 [Density @ 15°C, ko] 0,885 | 0,900 | 0,908 | 0.909 | o9t8 Flash Point, °C 154 166 212 4170 199 Pour Point, °C -36 27 =15 “18 9 ‘Api Service Class 2 Automatic Transmission Oil ( ATF ). Example ‘Shell Donax TX Kinematics Viscosity @40C, cst 10°C, cST Viscosity Index Density @ 15° C, kg/l Flash Point, °C Pour Point, °C > Brake Example ‘Shell Donax YB Specific Limit Typical data Colour ‘Amber jematics Viscosity @ 100°C, cST AIL4,5 min. 2.3 Density @ 15° C, kgf 4,075 Minimum Boiling Point, °C 270 Equilibrium Reflux Boiling Point ERBP, °C 23,0 (SAE205 min) 275 Wet ERBP, °C 155 (SAE140 min.) 175 pH 70-115 92 ‘Vapour Lock Temperature 260 Mechanic Development Wara - Adaro FMVMvss —No.116 DOT3,4— SAE J1703 Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro 3. Standard Kekentalan Hydraulic Oil ISO VG ( International Standards Organization ). 4. Standard Kekentalan Engine Oil SAE ( Society Automotive Engineers ) 5. Multi Grade Oil Oli yang mempunyai sifat kekentalan, dapat menyesuaikan dengan perubahan temperatur. Contoh : 1SW40, ( Untuk ambeient temp -10 °C oll tsb mempunyal kekentalan SAE 15 W - dan pada suhu 100 ©, kekentalannya SAE 50, 6. Pengertian Kontaminasi dan Deteriorasi > Kontaminasi adalah peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar. > Detirorasi adalah peristiva rusaknya oli Karena pengaruh didalam oll itu sendir. > Internal Contamination... Wearing in part of engine component. > External Contamination, Water, fuel, dts, ashs etc > Deterioration,...degrade of quality of oil cause oxidation, high temp, high load - low temp, nitration ete 7. Aplikasi Oli terhadap pengaruh temperature. > Lihat dan pelajari pada OMM ( Operation and Maintenance Manual). 8. Pengertian Oxidation dan Demulsibility > Oxidation adalah peristiwa kimia yang terjadi pada suhu >50 ©, yang menyebabkan - reaksi antara, Oli + Oksigen — Karbondioksida + Air (xt +02 ——> C02 + H20) > Demutsibilty adatah sifat kemampuan oll untuk memisehkan dari air. 9. Viscosity Index ( VI) > Adalah suatu angka yang menunjukkan kesetabilan viscosity oli thd perubahan suhu ove ~ 29 —> Rendah >VI=30 ~ 79 —e Sedang >VI=80 ~ 100 Tinggi >wi 00 ~ UP» Sangat balk (Standard Industri yang disarankan adalah VI antara 90 ~ 100 ). Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro 10. Mengapa oli harus diganti ? > Karena sifat-sifat yang dibutunkan oleh standard pelumasan sudah habis atau turun. > Adanya Oxidation yang tidak dapat dihindari > Adanya Contamination dan Deterioration, > Angka TBN ( Total Base Number )turun, 11. Cara Penanganan Oli > Storage, .....keep out off from direct sun shines and rains. > Filling Methode,.. Jangan membiarkan pipa isap pump menyentuh bagian dasar - dari drum, harus dijaga kebersinan pipa outlet. Pipa dan pompa harus selalu bersih, jangan sampal bercampur - «dengan pemompaan oli fain jenis ataupun solar. 12. Pengertian dan fungsi additive ( additive asii dari oli) dan tambahan > Additive adalah zat campuran yang ditambahkan pada base oil untuk mempertinggi - ketahanan dan kemapuan oli > Fungsi additive diantaranya adalah > Detergent (pembersih), membersihkan engine dari hasil reaks! - ‘oksidasi dan menghentikan pembentukan kerak dari material - yang tidak dapat dilarutkan, Bahan detergent yang digunaken - diantaranya, sulfonates, phenats, phosponates atau salycilates > Penetral asam ( neutralize acid ) Penetral asam yang dihasiikan oleh proses pembakaran akibat, kandungan sulfur didalam fuel, Bahan yang digunakan adalah - Basa Alkali (KOH). > Pencegah oksidasi, membantu mencegah naiknya viscosity ( pnenates sulfide, aromatic amines, sulturid esters, hindered phenols ) > Pencegah terbentuknya endapan lumpur. { polyisobuteny! succinimides and polyisobutenyl succinic esters) > Pencegah keausan (alkaline detergents, zinc dithiophosphates, - alkaline dithicarbamates) > Pencegah oli menjadi kental (pour point dispersants). { polymetnacrylates, styrene based polysters, alky! naphthalenes) > Viscosity Index (pencegah menurunnya viscosity pada high temp). Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro 13. Arti dan Tujuan TBN > Atti TBN (Total Base Number), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kandungan - Basa di dalam oll > Tujuan dimasukkanya basa di dalam oli adalah untuk menetralkan asam yang timbul - Reaksi kimianya adalah sb CxtixS + 02 + N2 pada proses pembakaran, diantaranya akan menjadi sbb: H20, CO2, S02, CO, Nox, dan S02 yang sempat turun ke oil pan akibat - kebocoran ring piston, akan bereaksi dengan ap air yang ada di oll pan, - ssehingga akan terjadi reaksi sebagal berikut : SO2 + H20 —W2S04 H2S04, merupakan asam dan akan merusak daya lumas oli dan menimbulkan, korosi, maka harus dinetralkan dengan basa, dan basa yang dipakai adalah - KOH,....sehingga reaksi berikutnya adalah H2S04+2KOH —_K2S04 + 2H20, sehingga akan dihasilkan lagi bentuk - Uap air dan endapan K2S04, pada oil pan. Lama-kelamaan kandungan basa akan habis di dalam oli, dan dikatakan angke - ‘TBN-nya sudah turun, dan angka minimal yang dijinkan di indonesia adalah 12 14. Pengertian Synthetic Oil > Synthetic Oil adalah base stock oil yang dihasilkan dari proses reaksi bahan kimia - dengan komposisi spesifix sehingga menghasilkan base stock oil dengan kualitas - yang terencana dan ter-prediksi Kehandalannya. Sehingga oll ini sangat bermutu tinggi, dan mempunyai Viscosity Index yang lebih tinggi dari Mineral Base Stocks Oil yang - HV--nya paling tinggi sekalipun Contoh : Top One, Power Up, Omega, bahkan beberapa produsen oli besar di dunia juga- memproduksi oil synthetic, seperti Shell, Bp, Esso Maintenance Basic > Example Grease Classification > Shell Albida Grease HOX2 THORENER) [ACG] TER] [aE a ware] (so rane | | vacosry reserarce | { ware | urna ‘z0e} | «xe | ooo cowptex || 2 wo] | ao [20] | V/| | ee |] Mose sol [est [esr Shel Albida Grease [HOE Colour Black NLGI Consistency 2 Cita Kinematics Viscosity @40'c, cst 460 todo, est wo Cone Penetration . zes205 Worked @ 25°C, 0,1 mm Dropping Point, °C 260 Pumpablity, Long Distance | Poor 3. Aplikasi Grease > Pada dasarnya aplikasi grease, adalah berbeda didalam penggunaanya, dan - ‘mengacu standard spesifikasinya, serta menurut petunjuk factory grease tersebut Misainya, grease bagiann dalam, luar, untuk bearing, gear, terbuke, tertutup dl Contoh : Shell Albida HD2, adalah grease untuk aplikasi high performance high - temperature - extreme pressure Contoh : Shell Albida HDX2, adalah grease untuk apilkasi high performance - extreme pressure muti purpose. Contoh : Shell Maleaus GL, adalah grease untuk aplikas, free extreme pressure - open gear lubrication, Contoh - Shell Retinax Grease LX, adalah grease untuk aplikasi, high temp ‘whee! bearing grease. Maintenance Basic 4. Handling Grease > Simpan ditempat yang terlindung dari panas matahari dan hujan. > Gunakan grease sesuai spesifikasi yang direkomendasikan. > Grease drum harus tertutup rapat WL, FUEL, 1, Jenis fuel yang digunakan pada Diesel Engine > Untuk daerah tropis / panas adalah Fuel Light Oil ASTM D 975 No. 2 > Untuk daerah dingin / Eropa adalah Fuel Light Oil ASTM D 975 No.1 2. Kadar Sulfur pada Fuel > Berpengaruh pada jadwal penggentian oli > Apabila kadar sulfur didalam fuel 0,6 ~1 96, maka jadwal penggantia oli- ‘adalah 1/2 X jadwal regulernya > Apabila kadar sulfur didalam fuel >1%, maka jadwal penggantian oll adalah - 4/4 X Jadwal regulernya 3. Fuel tercampur dengan Kerosene > Kerosene tidak mempunyai kemampuan untuk melumasi sehingga, efek gesekan akan - lebih besa fuel bercampur dengan kerosene, dan merusak Komponen fuel system. > Kerosene mempunyai kadar sulfur yang tinggi, sehingga pembentukan asam didalam - {uel akan meningkat, dan akan mempercepat proses koros! 4. Fuel Handling > Penyimpanan harus terlindung dari panas matahari dan hujan > Main tank harus dllengkapi dengan water drain cock > vika fuel didalam drum, pemasangan pompa isap tidak boleh menyentuh dasar drum - kira-kira 20 cm dari dasar drum. IV. WATER 1. Syarat penggunean air Radiator > Bersih, bening dan pH = 7 > Gunakan City Water. Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro 2. Alat untuk mengukur tingkat keasaman air > pH Tester / pH Meter > Kertas Lakmus 3. Fungsi Anti Freeze > Mencegah air menjadi beku ketika ambeient temperatur < 0 €. > Anti freeze pada unit-unit Komatsu yang di-rekomendasi adalah Ethylene Glycol Base. Contoh : AF-ACL dan AF-PTL dari Komatsu, AF engine Coolant dari Caltex, 4. Pengertian Radiator Penetran > Adalah suatu chemical agent yang dicampurkan ke dalam air radiator untuk mencegah - timbulnya karat pada system pendingin. > Sebelum dicampurkan ke dalam air radiator, terlebih dahulu harus diketahui pH air - radiator dan jenis dari radiator penetran tersebut V. FILTER 1. Fungsi > Sebagai penyaring 2. Klasifikasi 130 _> Platted Paper Element > Wire Mesh Filter > Metal Edge Filter. SAE > Fine Fier & Coarse fier. > Screen. > Strainer, 3. Filtering Area > Luas bidang penyaringan fier 4. Mesh dan Micron > Mesh : Jumlah por-pori pertuasan inchi dari sebuah fier. > Micron : Besarnya diameter porl-pori 5. Model Fitter > Catridge dan Element, 6. Jenis-jenis Air Filter > Wet Type dan Dry Type 7. Filter Handling > Tidak disimpan di daerah yang lemibab, tidak penyok dan jatuh, > Terbungkus rapi dan tidak terbuka packing-nya. Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro Vi. DIESEL FUEL, > INTRODUCTION > Fuel banyak menimbulkan efek pada engine dari sekedar menghasilkan power. > Juga menimbulkan cost operating yang sangat besar. > Ketidak-beruntungan kadang terjadi ketika fuel cost naik tetapi kualitas yang - ‘memadai dari fuel tersebut tidak tersedia atau bermutu rendah. > Fuel yang tidak balk kualitasnya sering membuat premature engine fallure. > UNDERSTANDING FUEL > Fuel di dalam engine adalah memproduksi power , dengan cara dikabutkan talu bercampur dengan udara yang bertemperatur tinggi, hasil kompresi piston di dalam silinder, sehingga terjadi pembakaran yang bertekanan tinggi dan mendorong piston menuju ke bawah, dan menghasilkan power yang di transfer Crankshaft ke Power- train.— > Fuel yang sempuma akan terbakar secara komplit, tanpa meninggalkan residu dan asap. Tetapi tidak fuel yang sesempuma itu. > GET THE FACTS FUEL > Harga bukan hanya factor ketika kita menentukan jenis fuel pada engine. > Pengetahuan yang mendalam akan fuel, akan lebih mudah mengetahui konsekwensi menggunakan fuel yang bermutu rendah / jelek.- > FUEL PROPERTIES LISTED BY THEIR FUNCTIONAL EFFECTS. > Specific Gravity ‘Yang dimaksud specific gravity ini adalah, volume fuel dibandingkan dengan berat fuel, dimana jika specific gravity-nya tinggi dikatakan heavy fuel, kalau rendah adalah light fuel.-- Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro > Heavy Fuels > Heavy fuel akan menghasilkan banyak energy pada pembakaran, tetapi akan meninggalkan - pembentukan deposit, pada ruang bakar, ring piston dan slinder liner, tentunya hal ini - ‘akan memperpendek umur engine, maka heavy fuel juga harus dihindari > Viscosity > Viscosity berarti hambatan zat cair untuk mengalir, high viscosity pada fuel berarti fuel - berat untuk mengalir > Contoh rekomendasi mengenai viscosity fuel pada engine Caterpillar, yaitu 1,4 s/d 20 cST - dengan kenaikkan temperature 20 derajat celcius dar feed pump sampal nozzle / injector > Cloud Point > Cloud point adalah tik dimana, ada asap timbul pada fuel yang disebabkan Karena ~ temperature drop. Dimana hal ini akan menyebabkan iin didalam kandungan fuel akan - tetbentuk secara alami sehingga menyebabkan fiter buntu dan fuel terhent! mengalir - ke Engine. > Pour Point > Pour point adalah titk dimana, fuel menjadi beku, pour point juga ditentukan oleh - kandungan ilin (wax or paraffin )didalam fuel ketika proses penyulingan (refine ) minyak - mentah (crude oll). Dengan bekunya fuel berarti suply fuel ke Engine berhent. > Water > Air didalam fue, dapat terjadi ketika proses pengiriman ataupun Kondensasi ketika fst = ‘Ar garam dapat tejadterutama pada engine - Sediment > Sediment di dalam fuel, dapat terri dari karat endapan, terak welding, gram, lumpur- yang sering didapatkan di fuel tanks atau masuk melalui fuel tank Sediment menyebabkan - beberapa problem , seperti iter buntu, fiter cepat rusak > Sludge and Fibers > Kontaminasi dengan sludge dan fibers dapat terjadi ketika proses distribusi dan penyimpanan - tranportasi lewat tongkang, distribus! melalui pipa-pipa penyalur. Kesemuanya ini adalah - faktor-faktor penyebab adalanya sludge dan fiber di dalam fuel. Hal ini akan menyebabkan - life time filter menurun, strainer buntu, fer cepat kotor. 10 Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro > Vapour Pressure > Semua zat cair termasuk fuel dapat menjadi berasap, beruap atau menjadi gas ketika terkena panas, dengan adanya gas ini maka di dalam fuel tank akan terjadi tekanan, tekanan ini akan mengakibatkan terputusnya suply fuel ke fuel pump, Karena dalam hal i kadang-kadang gas menggantikan fuel yang menuju fuel pump. Untuk mencegah hal ini, ventilasi yang baik sangat di butunkan pada fuel tank. > Asphaltenes > Asphaltenes adalah komponen dari bahan asphalt yang merupakan bahan yang tidak bisa larut di dalam diesel fuel tetapi larut pada gasoline (bensin). Asphalt menyebabkan filter buntu, kadang-kadang juga asphalt banyak mengandung partikel metal seperti nickel, iron, vanadium. Pembersihan turbin side pada turbocharger adalah perlu untuk membersihkan deposit partikel-partikel tersebut. Asphlatenes atau komponen bahan asphalt tidak terdapat pada fuel yang dihasilkan dari proses refine (penyulingan minyak mentah), > Microorganism in Fuel > Air dan fuel adalah merupakan media untuk pertumbuhan bakteri. Sebuah bentuk kehidupan yang sederhana pada air dan masuk ke dalam fuel. Mikroorganisma, fungi ataupun bakteri di dalam fuel akan menyebabkan filter buntu dan korosi. Untuk ‘menghindari pertumbuhan bakteri di dalam fuel disamping jangan sampai menyimpan fuel dalam waktu yang terialu lama dan me-minimize kontak fuel dengan air, adalah dengan mencampurkan semacam bahan aditive untuk membunuh atau menghambat perturnbuhan bakteri tersebut. > Hydrogen Sulphide > Hydrogen sulphide merupakan gas beracun yang terdapat pada crude oll dan residual fuels. Kandungan hydrogen sulphide yang terlalu tinggi dapat_mengurangi lifetime engine, di tambah lagi jika bereaksi dengan uap air yang timbul ketika proses pembakaran, maka akan menghasikan Asam Sulphat yang semakin mempercepat proses kerusakan intemal component engine dan periodical engine service akan lebih pendek. > Fuel Sulfur > Sulfur adalah sebuah element yang terjadi secara naturally pada minyak mentah Heavy fuels biasanya kandungan sulfumya tinggi. Harus dipertatikan dengan baik akan kandungan sulfur pada fuel, Karena kandungan yang melebihi 0,5 % akan memperpendek umur engine dari yang seharusnya. Seperti halnya dengan kandungan Hydrogen Disulphide, maka kandungan sulfurpun kan menyebabkan kerusakan yang sama yaitu menyebabkan pembentukan asam sulfate (H2S04), yang sangat berbahaya agi internal component engine, yaitu menyebabkan korosi yang sangat hebat, apalagi jika pada oil engine tidak terdapat atau hanya sedikit kandungan Basa Alkalin-nya, yaitu bahan penetral asam sulfate, maka intemal component engine akan lebih cepat kerusakannya " Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro > Vanadium > Vanadium adalah metal yang biasanya terdapat pada heavy fuels. Vanadium menyebabkan korosi yang tinggi sewaktu proses pembakaran, atau pada logam-iogam yang panas misainya kalau di dalam komponen engine adalah terdapat pada exhaust seat valve, exhaust valve, turbin turbocharger. Bahan vanadium yang panas ketika pembakaran akan meleleh dan larut menempel pada exhaust valve (contoh), dan mengambil lapisan oxide, sehingga akan mempercepat Korosi pada valve. Korosi bahan vanadium pada Komponen engine dapat dicegah dengan cara membatasi exhaust temperature, atau jangan sampai terjadi excessive exhaust temperature. > Sodium / Sodium Chloride > Sodium adalah, alkaline element metal. Ini adalah bahan kimia yang sangat aktit Sodium adalah termasuk juga kelompok garam. Material ini timbul ketika proses handling fuel dan penyimpanannya, sodium dapat juga langsung dari air laut atau kondensasi dari storage tank. Seperti hanya dengan vanadium sodium akan menyebabkan korosi pada intemal komponen engine pada temperature yang tinngi, terutama pada valve juga turbin turbocharger. > Carbon Residue > Endapan carbon terbentuk dari hasil pembakaran yang kurang sempuma, juga tergantung dari speed engine, semakin tinggi rpm, semakin pendek waktu pembakaran, semakin banyak endapan carbon terjadi. Pembentukan carbon yang tinggi sewaktu pembakaran Kurang sempuma menyebabkan Komponen piston group, turbin turbochrager, valve, nozzle terjadi penumpukan carbon yang berlebihan sehingga mempercepat kerusakan pada komponen-komponen tersebut, >Ash > Ash adalah metal atau Kontaminasi lain didalam fuel yang tidak bisa terbakar. Penumpukan ash dapat menyebabkan over heat lokal pada permukaan logam seperti, valve seat. Ash di dalam fuel dan ash deposits dapat menyebabkan abrasive wear pada cylinder liner, piston rings, valve seats, injection pump, injector dan turbocharger. > Aromatics > Aromatics adalah perputaran structure kimia yang besar di dalam fuel dan sangat sukar untuk terbakar. Fuel dengan aromatics yang tinggi akan memproduksi exhaust smoke yang tinggi, dan biasanya angka cetane natural-nya rendah. > Cetane Number or Index > Angka Cetane Index adalah ukuran, tik nyala fuel. Angka cetane yang rendah mengakibatkan engine sukar start. Untuk engine precombustion chamber minimum angka cetane-nya adalah 35 dan 40 untuk engine direct injection. Angka cetane yang terlau rendah disamping mengakibatkan susah start, juga menyebabkan adanya knocking karena waktu pembakaran yang terlambat. 2 Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro > Flash Point > Flash point adalah, suhu terendah fuel di mana jika tekena api akan terbakar. Minimum Flash point untuk diesel fuel adalah 38 C / 100 F. Untuk penyimpanan suhu yang direkomendasikan adalah 10 C/ 18 F di Bawah flash point. > Air > Kandungan udara bisa terjadi di dalam fuel, bisa juga karena fuel lines bocor, terutama suction lines. Udara di dalam fuel menyebabkan susah start, low power, smokes problem, > Catalytic “Fines” > Catalytic "Fines" adalah partikel kecil yang Keras yang terbentuk ketika proses refinery. Biasanya terdiri dari aluminum dan siikon. Catalytic menyebabkan abrasive wear yang cepat. Partikel catalytic yang lebih besar dari 2 microns akan menyebakan kerusakan pada Komponen engine terutama pada, fuel pump, injectors, piston rings dan cylinder liners. Centrifugal treatmens adalah baik untuk mengatasi hal in. > Gums and Resins > Gums and resins, adalah kandungan semacam lem dan damar yang ada di dalam fuel yang terjadi karena adanya proses oxidation. Juga terjadi akibat penyimpanan yang terlau lama. Kandungan gums dan resins akan menyebabkan kebuntuan pada fuel injection lines dan mempercepat filter buntu. > Fuel Separation > Fuel separation adalah, proses perubahan quality fuel setelah fuel tersebut dibuat. Dalam hal ini adalah soal penyimpanan yang kurang tepat, terkena panas berlebihan, disimpan terialu lama, ini akan menimbulkan apa yang dinamakan fuel degradation, atau Penurunan quality fuel. Jangan sampai menyimpan fuel lebih dari satu tahun, Untuk mencegah ke-stabilan fuel agar tetap berkualitas selama penyimpan kadang ditambahkan Stability Additives untuk mencegah oxidation, gums dan polymeric sediment, > Methode of Fuel Treatment > Setting > Centrituging > Primary Fitering > Secondary Fittering or Final Fittering > Heating > Venting > Additives: 2B Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro CRUDE OIL CHART Fuel Properties and Character Permissible Fuels As Delivered To The Fuel System [Cetane Number or Celane Index, (ASTM D813 Jesteaiated inden) (PC Engines) Me. * Diet injection Engines Min 40 Weter and Seinen % Volume (ASTM 01736) | Max 05% Pour Paint (ASTM 097) Min % c (1D F) Below Ambeient Temperature [ Cloud Point (ASTM 087) ‘Not Higher than Ambelent Temperature Suur (ASTM 02768 o 03605 001552) | Max. 05% Viscosity at 38°C (100°) (ASTM D445) Min: ST, Max 20ST 'AP Gravy (ASTM D287) Wax: 45, Min =30 ‘Specie Gravy (ASTM D287) Min: 0.017, Max: 0875 Saxaine and Naha Fraction (Fractions baled eon 200 0) ma Max 3% Kerosene and Datlsle Fracton (Facion Balad a Jbetween 200 C) ° Min. 30% Carbon Rese (Ramsbottom) (ASTM D528) | _ Mx 35% Destliaion ——10% Wax TEC GAOT) -90% Max 380°C (716 F) cracking % in oom, = Rese ASTM 026 0158 0 0285, Max 0% Reid Vapour Pressure (ASTM D323) Max. 20 psi (kPa) Sat (ASTM 03230) Max 100'b pe 1000 Bares (Gums and Resins (ASTM D384) Ma 101mg per 100 mt appar Seip Conasions 5 His @ AOS ASTM — Nod 130) Freahpoin °C (ASTM 085) Must be Lega Limit ‘Ash 96 Wt (ASTM D482) Wax o1% ‘Aromatics % (ASTM D139) Max 5% Vanadium PPM (ASTM 02788 orD9605) | Max 40pm ‘Socium PPM (ASTM 02786 or 03605) Max 10 PPM Nickel PPM (ASTM 02788 or D3606) Max PP ‘Akinum PPM (ASTM 02788 or D9605) 7PM icon PPM (ASTM D278 or 03605) Max 1 PPM “4 Maintenance Basic ‘Mechanic Development Wara - Adaro VLOIL, 1. Understanding Oil > Function > Oli berfungsi nsebagai penyedia pelumasan yang cukup memadai untuk engine, sebagai pembersih engine, menghindarkan dari karat dan korosi, sebagai pendingin dan penyekat, sebagai pembentuk oil film sebagai bantalan "metal to metal contact” pada komponen engine juga untuk mengurangi gesekan dan keausan. 2.Base Stocks > Base Stocks adalah bahan dasar oli, disini di bedakan atas 2 jenis, yaitu Base Mineral yaitu dari minyak bumi dan Base Synthetic Oil berasal dari proses kimia dan vegetable ‘stocks. Bahan dasar oli ini menyediakan bahan basic lubrication, tetapi tanpa diberi addtive, maka oli akan cepat rusak dan ter-detirioras dengan cepat pula, > Mineral stocks oil berasal dari refinery minyak mentah atau minyak bumi. Pemilinan dari bahan dasar minyak mentah dan proses refinery akan menentukan base stocks oil characteristic. Dengan memperbanyak kandungan parafine wax (lin) atau Parafine crudes, maka akan didapatkan HVI alau High Viscosity Index. Untuk MVI atau Medium Viscosity Index adalah napthenic crudes dan untuk LVI atau Low Viscosity index adalah kandungan wax-nya yang sedikit. Mineral Stocks oil adalah oil pelumas yang umum digunakan, disamping baik dalam penyedian juga sangat ekonomis dipertimbangkan dari segi biaya. > Synthetic Oils > Synthetics base stocks oil, terbentuk dari reaksi bahan kimia yang merupakan komposisi bahan kimia yang spesifik untuk menghasilkan sebuah bahan pelumas yang sifatnya dapat terprediksi dan terencana. Viscosity Index synthetic oil ini lebih tinggi daripada mineral oil. Base synthetic oil ini sangat berkualitas, ada beberapa jenis engine yang menggunakan oli ini untuk daerah operasi yang sangat rendah temperatur-nya > Additives atau bahan tambah yang dicampurkan kedalam base oil adalah untuk memodifikasi base oil agar mempunyai kemampuan atau performance sesuai dengan yang dibutuhkan. Dibawah ini adalah additives yang biasa di gunakan Detergent Detergents adalah additive untuk pembersin engine mencegah terjadinya deposits, dari material-material yang tidak bisa dilarutkan. Bahan detergents yang banyak diguanakan sekarang ini adalah metallic salts, yang antara {ain jenisnya adalah sulfonats, phenats, phosphonats atau salycylates. 6 Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro Detergent Detergents adalah additive untuk pembersin engine mencegah terjadinya deposits, dari material-material yang tidak bisa dilarutkan. Bahan detergents yang banyak diguanakan sekarang ini adalah metallic salts, yang antara {ain jenisnya adalah sutfonats, phenats, phosphonats atau salycyiates. Alkalinity Untuk menetralisir asam pada oli, yang terjadi pada proses pembakaran dan oksidasi untuk dinetralkan menjadi material yang tidak berbahaya bagi system pelumas, Oxidation Inhibitors Mencegah meningkataya viscosity akibat terbentuknya asam organic dari proses oksidasi dan terbentuknya material carbon. Dispersant ‘Adalah pencegah terbentuknya endapan jumpur, dengan cara membuat material kontaminasi tetap tersebar di dalam oli, atau dengan kata lain tetap terbentuk suspensi oli dengan bahan kontaminasi. Dispersant agents antara iain adalah, zinc dithiphosphates, phenates sulfides, aromatics amines, sulfurid esters, dan hindered phenols. Anti-wear Mengurangi gesekan, dengan membentuk oil film, di permukaan metal, dan metindungi dari korosi. Anti-wear agent antara lain adalah, alkaline detergents, zinc dithiphosphates, dan dithicarbamates Pour-point Dipersant Menjaga oli tetap berbentuk fluid pada suhu rendah, dengan mencegah terbentuknya gumpalan wax atau iilin, Pour-point dispersant agents antara lain adalah, polymethacrylates, styrene based polysters, crosslinked, alkyl phenols, dan alkyl napthanienes, Viscosity Index Improvers Mencegah penurunan viscosity pada suhu yang tinggi. Material agent viscosity index impropers antara lain,polysobutenes, polymethacrylates, styrene based polysters, styrene based copolymers dan ethylene propylene copalymers. > Total Base Number ( TBN Pengetahuan tentang TEN, memerlukan pengetahuan tentang kandungan sulfur di dalam fuel. Kebanyakan diesel fuel mengandung sulfur. Berapa banyak sulfur yang terkandung didalam fuel tergantung dari proses refinery untuk melepaskan sulfur tersebut dari fuel. Salah satu fungsi dari lubrication adalah menetralkan asam sufat, yang terjadi akibat reaksi sulfur dengan uap air. Karena asam sulfat ini penyebab korosif yang sangat kuat pada engine. TBN adalam basa alkali yang menetralkan asam sulfat yang terjadi pada oll. Dengan demikian angka TEN yang tinggi berarti Kandungan basa alkali pada oli adalah tinggi 16 Maintenance Basic Mechanic Development Ware - Adaro > Ash or Sulfated Ash ‘Ash adalah material sisa atau endapan di dalam oil yang tidak bisa terbakar. Ash terdiei dari kandungan-kandungan additive oli, atau kandungan fogam-logam yang lain sebagai sumber terbentuknya ash, Terlalu banyak kandungan ash di dalam olf akan menyebabkan terganggunya efisiensi dan power engine. > Viscosi iscosity adalah salah satu hal yang terpenting di dalam oli. Viscosity dapat berarti juga hambatan oli untuk mengalir. Viscosity berhubungan langsung tentang baik tidaknya pembentukan oil film di metal surface yang langsung kontak dengan metal yang tain. Viscosity yang terlau rendah menyebabkan pembentukan oil film yang kurang sempuma, sebaliknya viscosity yang terlalu tinggi menyebabkan beralnya oli untuk mengalir dan kurang cepat sampai ke Komponen-komponen bergerak yang segera membutuhkan pelumasan 1. Contamination and Degradation of Oil > Contamination Contamination adalah kandungan material asing yang ada di dalam oli. Ada 6 macam, kontaminasi yang sering terdapat di dalam oli, sebagai berikut 4. Wear Elements: adalah material-material yang ada di dalam oli akibat keausan moving part engine, Material-material tersebuat antara lain adalah, copper. iron, aluminum, leaditin, nickel, molybdenum, dan magnesium. Trend analysis sangat dipertukan untuk memonitor kondisi engine. Kotoran yang masuk di dalam oli dapat diindikasikan dengan adanya kandungan silicon yang meningkat di datam oli 2. Dirt: Dirt atau debwkotoran dapat datang dari hembusan udara kompresi atau carbon bekas pembakaran, yang turun melalul oil film yang di scrap oleh piston ring menuju oi pan. Dirt dapat juga masuk melalui gasket-gasket yang rusak di engine. 3. Soot : Soot adalah termasuk bagian dari fuel yang terbakar. Asap hitam dan air filter yang kotor adalah indikasi adanya fuel soot. Combustion system design juga merupakan kontribusi adanya fuel soot ini. Soot menyebabkan oli berwama hitam, dan dijaga tetap sebagai suspensi oleh dispersant additive. Oli akan terdegradasi dengan cepat jika fuel ‘soot ini meningkat dan juga mempercepat keausan. 4. Fuel : Fuel di dalam ofi dikenal dengan “fuel dilution”, adalah adanya kontaminasi fuel secara langsung di dalam oli, hal ini disebabkan oleh fuel system yang tidak ‘sempurna, misalnya over fuel melalui nozzle, kerusakan pada plunger fuel injection pump. 5. Water : Air di dalam oli dapat dihasilkan dari uap air hasii pembakaran, juga melalui kondensasi uap air di data crankcase, terutama ketika operasi di suhu lingkungan yang rendah. 6. Ethylene glycol / anti freeze : Kontaminasi ini menunjukkan adanya kebocoran coolant / air pendingin ke dalam oli dan problem ini harus ditangani dengan segera, Kontaminasi ini dapat menyebakan pembentukan lumpur dan filter buntu. 7 Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro > Degradation Hal lain yang membuat oli menurun kualitasnya adalah degradation, tidak seperti kontaminasi yaitu- material yang secara langsung dapat dilihat di dalam oli melalui laboratorium: Degradation disebabkan oleh low Jacket water temperature, high humidity, oi! consumption engine load, dan pemilihan fuel yang kurang tepat serta poor maintenance, Ada 3 hal yang menunjukkan oli ter-degradation, yailu oxidation products, sulfur products, dan nitration products, > Diagnostics Test 4, Wear Analysis : Diagnostic test yang didesign, untuk mengidentiikasi dan mengukur contamination dan degradation. Pada wear analysis ini terdeteksi juga jenis-jenis ‘material kontaminasi dan selanjutnya dapat diprediksi Kamponen-komponen engine yang ‘mengalami keausaan 2. Chemical and Physical Test : Mendeteksi adanya water, fuel dan antifreeze di dalam oli, dan menentukan apakah kandungan tersebut melebihi batas atau tidak. 3. Oil Condition Analysis : Test ini disebut juga infrared analysis, untuk mendeteksi dan mengukur kandungan fuel soot dan sulfur, oxidation dan nitration products. infrared analysis juga dapat digunakan untuk menentukan reduce, maintain or extend oil change intervals dalam kondisi aplikasi yang khusus (operation). 8 Maintenance VIT. COOLANT Understanding of Cooling System +>» Function : Remove the proper amount of heat to keep the engine ruming ot correct operating temperatures, >>» Proper cooling system design and maintenance isan importance port of the satisfactory operation and service of ‘on engine, Understanding how the cooling system works can help reduce owing and operating cos. .»» The others component of the machine thet remove heat from cooling system...fter coolers, transmission oil cooler, hydraulic oil cooler, torque eanverter / retarder oll cooler.ete Maintenance Basic Understanding of Cooling System Mechanic Development Ware - Adaro Coolant Boils Depends on Three Factors, Altitude, Pressure and Anti Freeze Contents Altitude Cooling System Pressure fect meters] 02 4 6 8 © eM ps econ 300] 0 2 55 te 12000 3700, —_\ it 1000 3000 ~ ~ 000 2400 000 1800 40001200 a 2000 0 X wale! 0 16 ie ~ we 8 93 8 eB ey Bolling Point of Water ( Without Anti Freeze } Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro Understanding of Cooling System Cooling System Temperature >>> Must remain high to cllow the engine to operate efficiently >>» Must stay low enough to prevent the coolant froom baling o> A cooling system regulates temperature by transfering heat from the engine to the coolant and , eventually inte the air. +» A major factor of heat transfer isthe difference between the temperature of caolant inside the radiator and the temperature of surrounding air. High difference means increase the rate of het transfer. >» Tf it starts, to boil or steam, coolant is phused out of the radiator’s pressure relief valve Higher ethylene glycol concentrations is higher boiling point temperature. However ethylene ‘alycol is less effective at transfering heat than water, Correct concentration of ethylene glycol ‘s crucial. a i Glew ‘5 Ata vel with tyiene yal (Aeifoeze Ager) Maintenance Basic Coolant Properties __Mechanie Development Wara Adare. >>» Generally, coolent mixture consist of wter combined with suplemental coolant adlitive. >» Actually water source contains contaminant levels to verious degrees, and this contaminants form acids or scale deposits ‘that can reduce cooling system service life. ‘ima Acre Weer Charter ore mE Colng Spon 85-90 State (608), se Gon 59 0o0)noe “bee, bsed 027 “otal Hardness, 9/04 bpm) 10 (170) max ns ‘903 Gon) 1888s Dies >> High chloride contents are usually found in coastal areas. >> High sulfate contents are usuelly found in oreas around cool mining eperation. >>» Water can be used in ¢ coolant mixture if contaminant levels are not excessive Maintenance Basic ‘Coolant Properties Mechonic Development Wera - Adare. >» Antifreeze , include anti foom, protection against metal corrosion ( Additive). RecA Even when an over concetnation does occur, inhibitor con drop out of solution. “This over concentration can causethe following problems in cooling system? >» reduction inheat transfer due to chemical deposits, chemical precipitates and silica gel > prematuce water pump seal leakage or filure due to precipitates and chemical deposits onthe seal face. Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adero Functional Effects of Cooling System Coolant mixtures must be formulated to minimize the possibility of problems like : >>> Pitting and cavitation erosion >>> Rust >» Acidity-alkalinity imbalance »» Galvanic and electrolitic corrosion >»> Seale and deposit formation >> Aeration Corrosion is a chemical or electrochemical action that gradually wears away metal surfaces - in the cooling system. >>> Type of corrosion are pitting and cavitation errosion, rust, acidity-alkalinity imbalance, and galvanic and electrolytic corrosion. b> L Ampere of current flowing for thinty hours remove one ounce of iron. >> Covitation....oceur when explosion of air bubbles remove metal oxide of cylinder wall m Maintenance Basic Mechanle Development Wara ~ Adaro Functional Effects ‘Cylinder wal, ‘Cylinder wall 4 nse Cnr Bubble in Cylinder wall Bubble Explosions ‘Metal Oxide Remove Cylinder wall ptting/eavitation Eventually, o pit con become deep to break through the ‘ylinder wall ond allow coolant to leak in te eylinder »»» Condition that create bubbles Low pressure in cooling system (system leaks). Flexing in cylinder wall after combustion pocess. ~ Multiples vibration when engine is run cold ~ Multiples vibration when the engine i luged. Functions Effects Mechanie Development Wara-Adoro Functional Effects of Cooling System Rust +>» Caused by oxidation witih the cooling syetem. > Heot and moist oir accelerate this rust process >> Rusting leaves residual seale deposits that can clag the cooling system. >» Accelerate wear and reduces the efficiency of heat transfer. Acidity- a Alkalinity | raver ‘Imbalance, |Avod Akane Corson ot 10h Fagan Hae 4 | pode carson ot | pie 19) qt Functional Effects Mechanic Development Wora ~ Adaro Functional Effects of Cooling System Galvanic and Electrlity Corrosion Galvanic Corresion Occurs when sy» Electrical current flowing thraugh coolant between different metal >The coolant acts as n electrical conductor between metals that are coupled together. +>» Galvanic corrasion occurs on the least resistont metal. Electrolity Corrosion >>> Occurs when the source of current flow through the coolant is external >>» Cause by bad grounding between engine and chasiss so» Should be 0.3 ohm resitonce between electrical component and battery negative. >>> Aluminum material parts are susceptible to electrolytic corrosion. ete Corson Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adaro ‘Scale and Deposit Formation >>> The general Charateristics of Water Including : >» pH level, calcium and magnesium hardness, total hardness and temperature - that determines scale and deposit formation. >>» Common scale depesits in acooling system include >>» Calcium carbonet, calcium sulfate, iron, copper, silica, lead. o> Seale and deposits reduce heat transfer ( cooling system efficiency), Aeration ‘Aeration become when air leakage into the cooling system. >» Causes foaming/bubbles in cooling system. >>> Foaming and bubbles promotes pitting cooling system component ( water pump ) >>» Bubbles and foam increase significantly if the exhaus gas enter the cooling system. Maintenance Basic Mechanic Development Wara - Adare Coolant-Related Failures >>> Overheating typically causes cracking of cylinder heads and cylinder block, and seizure of pistons. >>> Overcooling typically causes sludge formation and carbon build-up. >» Overheating can be traced to many different source : >>» Low coolant level, plugged radiator core, system leaking, loose fan belts. >>» Engine overload, failure water pump/ thermostat, restriction of inlet / exhaust air flow. >»> Cylinder Head : Warped and cracked because overheating. >>> Cylinder Block : Cavitation and erosion, excessive pitting in the water passage. >> Piston Seizure in piston skirt area, because overheating, >> Valve : Deposit carbon in the valve stem because overcooling >» Crankcase _: Sludge formation because overcooling

Das könnte Ihnen auch gefallen