Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada
penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker
diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki
mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu
akan sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun
melihat kematian yang dihasilkan oleh larva udang (Artemia salina Leach.)
dan melihat efek toksisitas dari ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina)
B. Rumusan masalah
C. Maksud praktikum
metode BSLT.
D. Tujuan praktikum
metode BSLT.
E. Prinsip praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
yang bersifat toksik dari bahan alam. Metode ini dapat digunakan sebagai
yang memiliki keuntungan dimana hasil yang diperoleh lebih cepat (24
Merupakan Salah satu metode yang murah, mudah dan sederhana untuk
tumor dan anti kanker. Metode BSLT juga digunakan untuk mendeteksi
keberadaan senyawa toksik dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam
(Harmita, 2008).
toksik.
2. Efek toksik kronik, yang pada umumnya zat dalam jumlah sedikit
1986) :
toksikan tertentu.
batas terapeutik dipantau dengan ketat. Jika kadar obat melebihi batas
terapeutik, maka efek toksik kemungkinan besar akan terjadi akibat dosis
bioassay (terdiri dari brine shrimp lethality test, lemna minor bioassay dan
membunuih sel kanker dalam dalam kultur sel . pengujian ini adalah
korelasi yang kuat dengan pengujian anti tumor lainnya seperti uji
test sebagai uji hayati pendahuluan untuk aktifitas anti tumor yang
kurang baik. Oleh karena itu, pengujian ini lebih diarahkan untuk
diudara atau dalam air yang dapat menyebabkan 50% kematian pada
statu populasi hewan uji atau makhluk hidup tertentu. Sedengkan LD50
adalah dosis dari statu senyawa kimia yang dapat menyebabkan 50%
kematian hewan uji yang diberikan pada setiap individu yang telah
ditentukan atau yang lebih tepat ádalah dosis tunggal yang diperoleh
secara statistik dari suatu bahan yang dapat menyebabkan 50% kematian
perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada saat hewan
uji dipaparkan suatu bahan kimia melaluui udara maka hewan uji tersebut
dengan rute pemberian secara oral atau intraperitonial pada hewan uji (
Mayer , 1982).
toksik pada hewan coba setelah pemberian obat ini secara teratur dalam
jangka panjang dan dengan cara pemberian seperti pada pasien lainnya
(Gunawan, 2007).
a. Pada fase G1 ( gap 1), sel secara metabolit sangat aktif. Semua
panjang.
nuklear selanjutnya.
a. Profase
aster.
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
terbentuk kembali.
B. Uraian Bahan
lemah
(Artemia salina)
RM : C2H5OH
Filum : Arthopoda
Divisio : Crustaceae
Subdivisio : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
tetapi secara jelas dapat dilihat dalam tiga bentuk yang sangat
berlainan, yaitu bentuk telur, larva (nauplii) dan artemia dewasa. Telur
yang baru dipanen dari alam berbentuk bulat dengan ukuran 0,2-0,3
mm. Telur yang menetas akan berubah menjadi larva. Telur yang baru
mm. Tubuh terbagi atasl bagian kepala, dada dan perut.Pada bagian
atau telur. Setelah 15-20 jam pada suhu 25°C kista akan
menetas manjadi embrio. Dalam waktu beberapa jam embrio ini masih
akan tetap menempel pada kulit kista. Pada fase ini embrio akan
yang sudah akan bisa berenang bebas. Pada awalnya naupli akan
Artemia yang baru menetas tidak akan makan, karena mulut dan
mereka akan ganti kulit dan memasuki tahap larva kedua. Dalam fase
BAB III
METOLOGI PERCOBAAN
A. Alat
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air laut, ekstrak
C. Hewan Coba
D. Cara kerja
1. Penyiapan Larva
7) Larva yang menetas akan digunakan sebagai hewan uji untuk diuji
aktivitas toksisitasnya.
homogen
3. Perlakuan Pengujian
BAB IV
A. Tabel Pengamatan
B. Pembahasan
efek toksisnya.
Ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina) pada hewan uji larva udang
tubuh yang kecil serta baik dalam pemberian makanan berupa racun bila
larva udang dalam bentuk besar maka efek yang ditimbulkan kurang baik.
larva udang di laut, apabila menggunakan air biasa ditakutkan larva udang
akan mati. Digunakan air laut bebas protozoa agar protozoa tidak
memakan larva udang sehingga hasil dari larva udang tersebut bebas dari
protozoa.
dalam air yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi
berkelompok yaitu pada saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia
percobaan toksisitas dengan media air. Nilai LC50 dapat digunakan untuk
menentukan tingkat efek toksik suatu senyawa sehingga dapat juga untuk
apakah respon kematian dari sampel dan bukan dari laut. digunakan
didapatkan nilai LC50 dari pengujian metode BSLT yaitu 1 x 10-7 µg/mLdan
µg/mL.
BAB V
A. Kesimpulan
nilai LC50 untuk daun afrika (Vernonia amygdalina) yaitu 1 x 10-7 µg/mL
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mc, Lauglin. 1991. A Blind Coparison of Simple Bench – top Bioassay and
Human Tumour Cel Citotoxicities as Antitumor Prescreens.
Natural Product Chemistry, Elsivier. Amsterdam.
Mudjiman, 1989. Udang Renik air Asin (Artemia Salina). Bharta Karya
Aksar: Jakarta.
Sloane Ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. EKG: Jakarta.
LAMPIRAN
Skema Kerja
A. Pembuatan ekstrak
B. Pra perlakuan
C. Perlakuan
dan 100 µg/ml, serta air laut sebagi pengontrol dalam vial
hairdrayer
Dihitung LC50
Perhitungan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑎𝑡𝑖
% Kematian konsentrasi 1 = x 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
27
= 30 x 100% = 90%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑎𝑡𝑖
% Kematian konsentrasi 10 = x 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
28
=30 x 100% = 93,3%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑎𝑡𝑖
% Kematian konsentrasi 100 = x 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
28
= 30 x 100% = 93,3%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑎𝑡𝑖
% Kematian konsentrasi 1000 = x 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
29
= 30 x 100% = 96,6%
Lc50 = antilog x
x = konsentrasi
konsentrasi = antilog x
maka, y= 5
y = a + bx
a). y = 6,26 + 0,18 x
5 = 6,26 + 0,18 x
5 – 6,26 = 0,18 x
5−6,26
=x
0,18
-7 = x
b). Log Lc50 = x
Lc50 = antilog x
= antilog -7
= 1 x 10-7g/mL
1
= 0,18 = 5,55
= 0,987
. SE Lc50 = Lc50 . Log e10 . SE Log Lc50
= 1 x 10-7 x 10-10g/mL . 2,302 . 0,987
= 2,272 x 10-7g/mL