Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penentuan kadar kolesterol.
2. Mahasiswa dapat melakukan penentuan dan pemeriksaan kadar kolesterol pada
sampel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kolesterol pada sampel.
4. Mahasiswa dapat menentukan kuantitas in vitro dari kolesterol total dalam serum.
V. CARA KERJA
NO Tabung Absorbansi
1 Blanko 0.000 nm
2 Standard 0.659 nm
5 Sampel 0.486 nm
Penetapan kadar kolesterol dalam sampel serum darah D dengan
konsentrasi standar kolesterol 200 mg/dl
5.3 PERHITUNGAN
C. Kolesterol =
Dalam uji kadar kolesterol, nilai yang dikatakan normal pada pemeriksaan
kadar kolesterol berada pada rentang <200 mg/dl dan nilai hasil penetapan kadar
kolesterol dalam serum adalah 147 mg/dl, maka diketahui bahwa tidak terjadi
terjadi peningkatan kolesterol yang menunjukkan kadar kolesterol pasien masih
berada pada rentang desirable cholesterol/kadar kolesterol yang diinginkan.
VI. PEMBAHASA N
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam liver (hati). Kolesterol
terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa
lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi,
antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D,
dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap
lemak. Jadi, bila kadarnya normal, kolesterol adalah lemak yang berperan
penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah
justru berbahaya bagi tubuh (Nilawati, 2008).
Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroids ialah lipid
yang memiliki struktur kimia khusus:
Gambar 3 : Struktur Kimia Steroid
Tubuh manusia dan hewan yang normal akan berusaha memelihara
konsentrasi plasma kolesterol dengan cara mengatur sintesis dan ekskresi
kolesterol. Kolesterol yang melebihi kebutuhan tubuh akan dieliminir melalui
empedu, tetapi walapun begitu jika pasok kolesterol dari makanan berlebih yang
akhirnya melebihi kebutuhan tubuh, maka akan berakibat kurang baik bagi
tubuh dan dapat menimbulkan berbagai gangguan fisiologi seperti
artherosklerosis yang manifestasinya dapat menjadi penyakit jantung koroner
atau stroke.
Kadar kolesterol dapat ditentukan dengan 3 metode, yaitu metode
kolorimetri, enzimatik dan kromatografi. Pada praktikum ini penentuan kadar
kolesterol dilakukan menggunakan metode enzimatik. Dipilih metode enzimatik
karena metode enzimatik memiliki sifat yang spesifik dibandingkan metode
yang lain.
Sampel yang digunakan berupa darah yang disentrifugasi sehingga terbentuk
dua lapisan yaitu serum dan plasma. Serum merupakan suatu cairan darah yang
sudah tidak mengandung faktor pembekuan (fibrinogen). Sedangkan plasma
merupakan cairan darah yang masih mengandung faktor pembekuan. Oleh
karena itu, digunakanlah serum sebagai sampel karena serum merupakan suatu
cairan darah yang menjadi tempat sirkulasi kolesterol. Jadi, secara otomatis
kolesterol pasti terkandung di dalam serum. Selain itu juga komposisi serum
lebih sederhana dibandingkan komposisi plasma.
Pada praktikum patologi kimia klinik pertemuan keempat ini adalah
menentukan kadar kolesterol pada darah. Hal ini dilakukan agar mahasiswa
dapat menyiapkan pasien untuk pemeriksaan kolesterol dalam darah, kemudian
mahasiswa dapat menginterprestasikan hasil laboratorium yang diperoleh. Pada
manusia, 60-70% diangkut oleh LDL, 20-35% oleh HDL dan 5-12% ole VDL.
Maka dari itu, praktikan ingin mengetahui seberapa banyakkah kolesterol di
dalam darah manusia, yakni dengan cara pemeriksaan kolesterol pada sampel
darah tertentu.
Preparasi pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara
mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum ini
diantaranya yaitu sampel darah dengan kode D . Adapun sampel darah yang
akan digunakan disimpan di dalam tabung darah khusus. Dalam pelaksanaannya
harus dengan hati-hati agar darah tidak terkontaminasi oleh zat lain, sehingga
tidak akan mengganggu dalam hal pemeriksaan.
Serum merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel darah merah dan
zat-zat koagulan serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen
merupakan campuran dari beberapa enzim yang dapat mengubah kolesterol
menjadi suatu senyawa berwarna sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri
UV-Vis.
Pada proses pengambilan larutan, yaitu aquadest, reagen, dan sampel
dilakukan dengan menggunakan mikropipet (pipet piston). Hal ini disebabkan
jumlah larutan yang diambil sangat sedikit (10 μL). Sebelum pipet piston
digunakan, bagian atas pipet yang disebut thumb knob sebaiknya ditekan
berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. Setelah itu tip bersih
dimasukkan ke dalam nozzle / ujung pipet piston sampai pas (tidak jatuh).
Thumb knob ditekan sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih
ke dalam lagi karena cairan yang terambil akan lebih besar daripada jumlah
yang sebenarnya. Setelah itu, tip dimasukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm
karena jika kurang dari nilai tersebut dikhawatirkan cairan tidak terambil
sempurna (ada gelembung udara yang terambil), sedangkan jika lebih dari nilai
tersebut dikhawatirkan terdapat kontaminan dari tip pipet. Selanjutnya pipet
ditahan dalam posisi vertikal kemudian tekanan dari thumb knob dilepaskan
sehingga cairan masuk ke tip. Ujung tip dipindahkan ke dalam kuvet. Untuk
mengeluarkan cairannya, thumb knob ditekan sampai hambatan kedua / second
stop atau ditekan semaksimal mungkin sehingga semua cairan keluar dari ujung
tip. Pipet piston digunakan dalam percobaan ini karena memiliki ketelitian,
sensitivitas, dan spesifisitas yang tinggi bila dibandingkan dengan pipet gelas.
Pada kuvet blanko, setelah dimasukkan aquadest dan larutan reagent, kuvet
digoyang agar larutan tercampur secara sempurna. Setelah itu kuvet
diinkubasikan pada suhu ruang yaitu 37oC selama 5 menit. Tujuan dilakukannya
inkubasi pada suhu kamar selama 5 menit adalah agar kerja atau aktivitas enzim
optimal karena reaksi yang terjadi antara sampel dengan reagen adalah reaksi
enzimatik yang berjalan lambat. Apabila inkubasi dilakukan pada suhu yang
lebih rendah (< 25ºC atau < 37ºC) dan waktu inkubasi kurang dari 5 menit kerja
enzim kurang optimal. Sedangkan jika inkubasi dilakukan pada suhu yang lebih
tinggi (> 25ºC atau >37ºC) dan waktu inkubasi lebih dari 5 menit maka akan
terjadi denaturasi protein dan membuat kerja enzim berkurang. Selain itu,
biasanya akan terbentuk substrat lain. Inkubasi ini juga dilakukan untuk kuvet
standar dan kuvet sampel. Pengukuran blanko perlu dilakukan karena
dikhawatirkan terjadi perubahan reagen pada saat inkubasi dan memberikan
serapan pada panjang gelombang pengukuran.
Saat proses inkubasi, terjadi reaksi antara reagen dengan kolesterol yang
terdapat pada larutan standar dan sampel. Setelah diinkubasi, kedua larutan yang
tadinya berwarna bening dalam masing-masing kuvet berubah menjadi warna
merah rosa. Warna merah tersebut menandakan telah terjadinya reaksi antara
enzim dengan kolesterol. Warna merah tersebut berasal dari senyawa
quinoneimine, yang merupakan hasil reaksi antara reagen dan kolesterol. Reaksi
yang terjadi yaitu sebagai berikut :
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran kadar
kolesterol didalam darah mendapatkan hasil yang valid yaitu 147 mg/dl karena
kadar yang didapatkan berada pada rentang normal dibawah 200 mg/dl, berarti
pasien mengalami gangguan kolesterol seperti hiperkolesterolemia. Pada
pemeriksaan kolesterol serum dipengaruhi banyak faktor diantaranya persiapan
pasien, pengumpulan sampel, persiapan sampel, penanganan sampel (sampel dapat
terhemolisis) dan metode yang digunakan seperti metode CHOD-PAP. Penundaan
yang tidak sesuai dengan prosedur dapat mempengaruhi pemeriksaan kadar
kolesterol darah. Penundaan pemeriksaan juga beresiko terjadinya kontaminasi
mikroorganisme pada sampel. Waktu inkubasi pemeriksaan kolesterol serum
dengan waktu yang tidak sesuai prosedur dapat mempengaruhi hasil karena
perubahan dari zat-zat terlarut didalamnya. Adapun pengaruh hasil laboratorium
adalah pemipetan sampel, kuvet, alat spektofotometer, dan waktu pemanasan pada
water bath yang tidak tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Fridrickson.1967. Hyperlipidemia.http://medicastore.com/nutracare/isi_choles
s.php?isi_choless=hiperlipid (akses tanggal 30 maret 2013).
Nilawati, S. 2008. Care Yourself Kolesterol. Jakarta: Penerbit Penebar Plus.
(Akses : 18 Oktober 2014).
Ridwanaz. 2010. Pengertian kolesterol. http://ridwanaz.com/http://
ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-kolesterol/akses tanggal (30
Maret 2013).
Satriaperwira. 2008. Patofisiologi Pembentukan Plaque from various sources.
http://satriaperwira.wordpress.com/2008/12/26/patofisiologi-
pembentukan-plaque/ (akses tanggal 31 maret 2012)
Soeharto, I. 2004.Serangan Jantung dan Stoke Hubungannya Dengan Lemak dan
Kolesterol. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
TTD MAHASISWA
TTD DOSEN
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penentuan kadar trigliserida.
2. Mahasiswa dapat melakukan penentuan dan pemeriksaan kadar trigliserida pada
sampel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kadar trigliserida pada sampel.
4. Mahasiswa mampu menentukan kuantitas in vitro dari trigliserida dalam serum.
Reaksinya :
Reaksi hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam lemak.
Reaksi ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau dapat pula dengan
bantuan enzim. Reaksi hidrolisis dari trigliserida dapat dilihat pada persamaan di
bawah ini (Zulfikar,2010) :
Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap usus
dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh
jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density lipoprotein)
(Ayu, 2011).
Trigliserida dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah
konsumsi makanan berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati
dengan bantuan insulin dari dalam tubuh (Ayu, 2011).
Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam jaringan
misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hati
menjadi kolesterol LDL (Ayu, 2011).
Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan
langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk trigliserida
dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan tubuh
(Ayu, 2011).
Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat
meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida
meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula (Ayu, 2011).
Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol juga
menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap oleh
tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam
darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian makanan yang
mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar kolesterol
berlebihan juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius,
terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini
dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke (Wijayakusuma,
Hembing, 2003).
Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan kulit
sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida yang
terlalu berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan (Ayu, 2011).
Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan tubuh.
Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain itu,
trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-organ
penting lainnya dalam tubuh dari cedera (Ayu, 2011).
Trigliserida dikelompokkan menjadi (Putri, 2011):
a. Lemak Jenuh (lemak jahat)
Berbentuk padat pada suhu ruangan dan dikenal sebagai lemak jahat.
Umumnya lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semakin banyak
konsumsi lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar koleseterol
dalam darah. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh : susu
murni, keju berlemak, cokelat, daging, kelapa, mentega, babi, hati, ayam.
Sebaiknya jangan terlalu banyak mengkonsumsi jenis lemak jenuh ini.
b. Lemak Tidak Jenuh (lemak baik)
Berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak ini
dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh
ini merupakan jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu lemak tidak
jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Contoh makanan yang
mengandung lemak tidak jenuh tunggal adalah zaitun, minyak kacang
tanah, beberapa margarine yang non-dihidrogenasi, almond, kacang
mete.
Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan yang
mengandung omega 3 (contoh: ikan salmon, makarel, dan sarden, biji
rami, walnut, dan minyak dan margarin yang non-hidrogenasi dibuat dari
kanola, biji rami dan kedelai. Konsumsi setidaknya 2 porsi ikan per
minggu) dan omega 6 (bunga matahari, kedelai dan minyak jagung,
walnut, almond, biji wijen dan beberapa margarine non-dihidrogenasi).
Jenis lemak trans akan meningkatkan kolesterol. Lemak ini
terbentuk selama proses kimiawi (misalnya proses pemasakan) yang
disebut hidrogenasi. Hidrogenasi adalah ketika sebuah lemak cair
berubah menjadi lemak yang lebih padat. Kebanyakan margarine
mengandung lemak trans. Untuk itu, pilih margarine yang tidak
mengandung lemak trans (Anda bisa melihat label yang tertera pada
kemasannya).
Lemak trans berbahaya dan sebaiknya dihindari karena jenis lemak
trans bertindak seperti lemak jenuh di dalam tubuh manusia yang
akhirnya dapat meningkatkan kolesterol.
Menurut the National Cholesterol Education Program, kadar
trigliserida yang normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Kadar yang
termasuk perbatasan tinggi adalah 150-199, dan 200-499 termasuk dalam
tinggi (Budi, 2011).
Penentuan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan metode
enzimatik. Dimana reaksi yang terjadi pada penetapan kadar trigliserida
adalah dengan terbentuknya senyawa kompleks 4-(p-benzokinon-
monoimino)-fenazon yang berwarna kuning kecoklatan, yang kemudian
diukur serapannya pada panjang gelombang 500 nm. Mekanisme
reaksinya adalah sebagai berikut: trigliserida dengan adanya
enzim lipoprotein lipase akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak. Gliserol dengan adanya adenosine trifosfat (ATP) oleh enzim
gliserol kinase dirubah menjadi gliserol-3-fosfat. Selanjutnya gliserol-3-
fosfat dioksidasi oleh enzim gliserol fosfat oksidase menjadi
dihidroksiasetonfosfat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang
terbentuk bereaksi dengan 4-aminofenazon dan 4-klorofenol membentuk
senyawa 4-(p-benzokuinon-monoimino)-fenazon yang berwarna kuning
kecoklatan (Dachriyanus, et al., 2007).
Ambang batas kadar trigliserida dalam darah adalah sebagai berikut
(Budi, 2011):
a. Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
b. Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
c. Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
d. Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau
lebih
Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang
berperan sebagai hormon. Hormon yang dikenal sebagai adiponektin,
berperan penting dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin
merupakan salah satu dari banyak faktor spesifik jaringan adipose.
Pengaruh adiponektin pada metabolisme trigliserida adalah dengan
melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme lemak di otot skelet
dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di otot skelet dan
adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumulasi trigliserida di otot
skelet dengan meningkatkan oksidasi asam lemak melalui aktivasi acetyl
coA oxidase, Carnitine Palmytoyl Transferase-1 (CPT-1) dan AMP
kinase. Adiponektin juga dapat menstimulasi Lipoprotein Lipase (LPL),
yang merupakan enzim lipolitik yang dapat
mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi Peroxisome
Proliferators Activator Receptor γ (PPARγ) di hati dan adiposit. Pada
tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan suplai Non Esterified
Fatty Acid (NEFA) ke hati pada proses glukoneogenesis, sehingga terjadi
penurunan sintesis trigliserida. Kadar adiponektin yang rendah dan
dislipidemia pada penderita diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan
kadar LPL (Renaldi, Olly, 2009).
Untuk diet menurunkan kadar trigliserida mulailah dengan (Budi,2011):
a) Perbanyak makanan tinggi protein tak berlemak
b) Ganti karbohidrat dengan nilai glikemik tinggi dengan
karbohidrat
berglikemik rendah.
c) Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang
mengandung serat tinggi.
d) Ganti konsumsi lemak jenuh dan trans dengan lemak yang
baik.
e) Turunkan total lemak makanan sampai 20%-30% dari kalori.
f) Kurangi intake kalori untuk menurunkan berat badan dan
pertahankan
berat badan yang ideal.
g) Berolah raga minimal 30 menit per hari.
h) Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 ALAT
a. Tabung reaksi
b. Mikropipet
c. Tissue
d. Kuvet
e. Spektrofotometer
f. Beaker glass
g. Yellow tip dan blue tip
h. Timer/Stopwatch
i. Water bath
4.2 BAHAN
a. Serum (sampel)
d. Aquadest
d. Larutan Standar
V. CARA KERJA
NO Tabung Absorbansi
1 Blanko 0.000 nm
2 Standard 0.098 nm
3 Sampel 0.035 nm
5.3 PERHITUNGAN
C.Trigliserida =
Dalam uji kadar trigliserida, nilai yang dikatakan normal berada pada
rentang 40-160 mg/dl untuk laki-laki sedangkan untuk perempuan 35-135
mg/dl dan nilai hasil penetapan kadar trigliserida dalam serum adalah 71.42
mg/dl maka diketahui bahwa tidak terjadi peningkatan kadar trigliserida yang
menunjukkan adanya disfungsi pada hati.
VI. PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan kali ini adalah menyiapkan pasien untuk
pemeriksaan trigliserida dalam darah dan menginterpretasikan hasil
laboratorium yang diperoleh. Prinsip pengukurannya adalah trigliserida diukur
setelah melalui proses oksidasi dan hidrolisis enzimatik.
Indikator kuinonimin dibentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminofenanzon
yang berasal dari fenol dan peroksidase.
d. Spektrofotometer
Pada praktikum, spektrofotometer yang digunakan diletakkan
diatas meja kayu dan disampingnya terdapat incubator. Hal tersebut
juga dapat mempengaruhi kualitas dari uji spektrofotometer.
Spektrofotometer merupakan alat yang sebaiknya ditempatkan diatas
meja beton agar hasil yang didapatkan menjadi lebih stabil. Jika
ditaruh diatas meja kayu, cahaya yang dikeluarkan oleh
spektrofotometer dapat terganggu jika adanya getaran pada meja
tersebut, sehingga pemeriksaan yang dilakukan juga menjadi tidak
maksimal.
e. Waktu pendiaman sampel dalam waktu tertentu
Pada prosedur kerja, larutan sampel dan standar yang tidak
dipanaskan didiamkan selama 5 menit. Pada saat praktikum, waktu
pendiaman larutan standar dan sampel lebih dari 5 menit. Hal tersebut
dikarenakan proses pembuatan larutan standar dan sampel
membutuhkan waktu yang lama sehingga larutan sampel dan standar
yang sudah dibuat akan didiamkan dalam waktu yang lama sehingga
dapat mempengaruhi hasil dari kadar trigliserida didalam darah.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran
kadar trigliserida didalam darah mendapatkan hasil yang valid yaitu 71,42
mg/dl karena kadar yang didapatkan berada pada rentang normal yaitu 40-160
mg/dl untuk interpretasi hasil laki-laki dan untuk interpretasi hasil wanita yaitu
35-135 mg/dl. Kadar trigliserida yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit
seperti hipertrigliseridemia akibat belum sempurnanya fungsi hati. Hasil
pemeriksaan ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya terkait
dengan pasein atau pengujian. Faktor yang terkait dengan pasien antara lain :
umur, jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik,
status nutrisi, konsumsi makanan yang tinggi purin dan penggunaan obat.
Sedangkan yang terkait dengan pengujian : cara pengambilan spesimen,
penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode analisis, kualitas spesimen,
jenis alat dan teknik pengukuran serta karena larutan uji yang digunakan
merupakan suspensi yang mempunyai viskositas lebih tinggi sehingga lebih
baik dilakukan proses pencampuran menggunakan vortex
DAFTAR PUSTAKA
TTD MAHASISWA TTD DOSEN