Sie sind auf Seite 1von 12

ANALISA JURNAL

Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi


di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo
Kabupaten Mojokerto

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Gerontik

Disusun oleh:
Ni Putu Ika Purnamawati
(170070301111032)
Kelompok 2

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesai perkembangan penduduknya menuju proses penuaan yang ditandai


dengan peningatan jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia (lansia). Menurut
Komnas Lansia tahun (2010), pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia
akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Namun pada tahun
2015, jumlah lansia meningkat yaitu mendekati angka 30 juta jiwa. Diprediksikan pada
sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia
mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun. Peningkatan jumlah
penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan hidup sebagai dampak
dari peningkatan kualitas kesehatan. UHH (Usia Harapan Hidup) (Kementerian
Kooridinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 2010).
Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 55 tahun ke
atas. Pada lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Menua
(menjadi tua atau aging) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi. Proses ini terjadi secara perlahan-lahan seiring dengan
bertambahnya usia seseorang. Sehinnga secara signifikan akan menyebabkan
kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan makin banyak terjadi distorsi
metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif.
Salah satu contoh kemunduran fisik pada lansia adalah rentannya lansia
terhadap penyakit, khususnya penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang umum
di derita lansia salah satunya adalah hipertensi (Nugroho, 2008). Hipertensi
merupakan masalah besar dan serius di seluruh dunia karena prevalensinya tinggi dan
cenderung meningkat di masa yang akan datang. Hipertensi dapat menyerang hampir
semua golongan masyarakat di dunia. Jumlah lansia yang menderita hipertensi terus
bertambah dari tahun ke tahun.
Di Indonesia sendiri hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah
stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur (Arora,
2008). Berdasarkan Chobanian dkk (2004), hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
tekanan darah sitolik yang melebihi 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik yang
lebih dari 90 mmHg. Dari tahun ketahun didapatkan peningkatan prevalensi penderita
hipertensi seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup. Ada beberaapa hal yang
harus dipatuhi oleh lansia dengan hipertensi diantaranya adalah kepatuhan diet dan
olah raga fisik serta kepatuhan terhadap pengobatan. Ketiga aspek ini memegang
peran penting untuk mengontrol tekanan darah klien dengan hipertensi. Dengan
melakukan olahraga seperti jalan-jalan pagi, makan makananan rendah garam, rendah
lemak, menghindari konsumsi alkohol dan kopi dapat memperbaiki outcome klien
(Darmojo, 2004). Selain menggunakan terapi farmakologi, manajemen hipertensi akan
memberikan hasil yang maksimal jika didukung oleh terapi nonfarmakologi yang
adekuat. Beberapaterapi nonfarmakologi yang dapat diguanakan adalah senam
ergonomik.
Senam ergonomik merupakan senam yang gerakan dasarnya terdiri atas lima
gerak yang masing-masing memiliki kandungan manfaat berbeda, tetapi saling terkait
satu dan lainnya. Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk mengembalikan
atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah,
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat,
sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asal
laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem kekebalan tubuh.
Pelayanan Sosial Tresna Wreda Pasuruan merupakan pelayanan sosial
masyarakat yang terletak di Kecamatan Pasuruan dan merupakan fasilitas yang di
sediakan oleh Negara untuk lansia yang tidak mempunyai keluarga ataupun tempat
tinggal. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui pengkajian fisik dan wawancara
pada lansia di yang dilakukan di empat wisma yang ada di pelayanan sosial Tresna
Werdha yakni wisma seruni yang terdiri dari 10 orang didapatkan data 2 orang dengan
hipertensi. Wisma anggrek yang terdiri dari 9 orang didapatkan data 4 orang dengan
hipertensi. Wisma kenanga terdiri dari 9 orang didapatkan data 4 orang dengan
hipertensi. Wisma cendana, terdiri dari 8 orang didapatkan data 3 orang dengan
hipertensi. Sehingga dari total 37 orang dari empat wisma, didapatkan 10 orang
dengan hipertensi
1.2 Rumusan Masalah

1. Topik apa yang diangkat oleh penulis untuk diteliti?


2. Bagaimanakah metode penelitian yang telah dilakukan oleh penulis?
3. Bagaimanakah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis?
4. Bagaimanakah aplikasi hasil penelitian ini di Indonesia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten

Mojokerto.

1.4 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi topik jurnal yang diangkat oleh penulis.


2. Mengidentifikasi metode penelitian yang dilakukan oleh penulis.
3. Mengidentifikasi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
4. Mengetahui aplikasi hasil penelitian di Indonesia.
BAB II
ANALISA JURNAL

2.1 Jurnal Relaksasi Otot Progresif


2.1.1 Judul
Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto
2.1.2 Peneliti
Heri Triwibowo, Heni Frilasari, Yustika Widya Hapsari
2.1.3 Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di
masyarakat dan beberapa tahun belakangan ini terjadi peningkatan prevalensi
kejadian hipertensi. Tidak hanya menurunkan kualitas hidup, namun dapat
mengancam jiwa penderita (Indrayani,2009). Kasus hipertensi semakin banyak
ditemukan, tidak hanya dikota besar namun didaerah pinggiran pun juga
meningkat. Pergeseran pola hidup masyarakat yang semakin sering
mengkonsumsi makanan yang berbahan kimia, tingginya tingkat polusi yang
mengandung radikal bebas menyebabkan terjadinyaatherosklerosis menjadi
meningkat bahkan beban kerja yang tinggi juga dapat berperan, dan ini
mengakibatkan stres berkepanjangan (Ardiansyah, 2012). Pola hidup seperti ini
yang tidak diimbangi dengan olah raga dapat menurunkan kualitas hidup
manusia.
Adapun prevalensi hipertensi di seluruh dunia berdasarkan WHO pada
tahun 2011 diperkirakan 40% negara berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan pada negara maju 35% dan pada Asia Tenggara diperkirakan 36%
penduduk menderita hipertensi (Widiyani, 2013). Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT), 26,4% dan 27,5% padatahun 2001 dan 2004. Selanjutnya,
diperkirakan meningkat lagi menjadi 37% padatahun 2015 dan menjadi 42%
pada tahun 2025. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang dilakukan
di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian tertinggi adalah
penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskuleber (31,9%) termasuk
hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%) Data dinkes Jawa Timur 2011 menunjukkan
287.724 pasien menderita hipertensi dari 37.687.622 penduduk jatim.
Sedangkantahun 2012 data Dinkeskab.Mojokerto total hipertensi 34.529
pasiendari 1.123.239 penduduk Mojokerto, sedangkan angka tertinggi kejadian
hipertensi tahun 2014 yaitu 1494 pasien, di kecamatan Jatirejo, kabupaten
Mojokerto. Ini merupakan tantangan utama masalah kesehatan dimasa yang
akan datang yang mana prevalensi penderita hipertensi di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Bagi penderita hipertensi perlu berfikir secara tepat untuk menentukan
program olahraga (Beveers,2002). Salah satunya ialah senam/ latihan
ergonomik. Senam ergonomik ini bisa diaplikasikan kapan dan dimana saja.
Senam ini dapat membantumengurangi rasa kurang nyaman pada seorang
pekerja, karena melalui latihan ini dapat mengurangi sakit kepala, strain pada
mata, leher, punggung dan pinggang, bahu dan nyeri pada pergelangan tangan.
Salah satu tujuan latihan ergonomik adalah tercapainya “pain-freemovement”
melalui pembebasan iritasi saraf dan perbaikan fleksibilitas saraf, mencegah
pembebanan statik, normalisasi mikrosirkulasi saraf, koreksi postural, mobilisasi
sendi, jaringan lunak. Selain itu dengan melakukan senam ergonomik maka
suplai oksigen keseluruh tubuh menjadi lancar sehingga tekanan darahpun dapat
terkontrol (Madyo W., 2010). Untuk mendapatkan hasil memuaskan, akan lebih
baik jika senam ini dilakukan secara berkelanjutan, sekurang – kurangnya 2-3
kali seminggu ± 20 menit jika semua gerakan dilakukan sempurna.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi”
2.1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam ergonomik

terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Sumber Agung

Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.

2.1.5 Metode Penelitian


1. Desain Penelitian
Pre experimental design dengan rancangan pretest posttest design.
2. Populasi dan Jumlah Sampel
Populasinya yaitu seluruh penderita hipertensi di desa Sumber Agung
Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokertosebanyak 56 responden. Jumlah
sampel pada penelitian ini yaitu sejumlah 20 orang.
3. Teknik Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara non-
probabilitas menggunakan teknik purposive sampling atau biasa juga disebut
judgemental sampling, yang merupakan suatu teknik penetapan sampel dengan
cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(tujuan/ masalah dalam penelitian)
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di desa Sumber Agung yang merupakan
Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2014 – Juni 2015. Pengambilan data tanggal 26 - 28 Juni 2015
2.1.6 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian didapatkan data, sebagai berikut :

Berdasarkan tabel.6 diketahui bahwa sebelum diberikan perlakuan, sebagian


besar responden memiliki tekanan darah normal tinggi yaitu sebanyak 2 orang
(10%), kategori hipertensi ringan yaitu sebanyak 13 responden (65%), Hipertensi
sedang 5 orang (25%).
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa sesudah diberikan perlakuan, tekanan
darah normal tinggi yaitu sebanyak 10 orang (50%), kategori hipertensi ringan yaitu
sebanyak 8 responden (40%), Hipertensi sedang 2 orang (10%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi penurunan


Kategori pada tekanan darah. Sebelum perlakuan hipertensi sedang sebanyak 5
responden (25%) menjadi 2 responden (10%),hipertensi ringan 13 responden(65%)
menjadi 8 responden (40%) setelah perlakuan dan kategori normal tinggi sebelum
perlakuan sebanyak 2 responden (10%) menjadi 10 responden (50%). Dari dari
penyajian tabel diatas diketahui bahwa terdapat pengaruh setelah melakukan
senam ergonomik terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa
Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto

2.1.7 Pembahasan
1. Tekanan Darah Sebelum Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita
Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa sebelum diberikan perlakuan, sebagian
besar responden yaitu 13 responden (65%) mengalami tekanan darah
kategori hipertensi ringan yaitu antara yaitu 140/90 – 159/99 mmHg.
Hipertensi tidak hanya diakibatkan oleh satu faktor saja namun berbagai faktor
dapat menjadi sebagai pencetus terjadinya hipertensi seperti, komplikasi
penyakit, gaya hidup, keturunan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Data yang diperoleh tiap responden berbeda-beda hal ini disebabkan karena
faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan penyebab terjadinya hipertensi
antar individu yang berbeda faktor ini memastikan interpretasi yang lebih
akurat dari pengukuran tekanan darah (Marliani, 2007)
2. Tekanan Darah Sesudah Melakukan Senam Ergonomik Pada Penderita
Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan JatirejoKabupaten Mojokerto
Hasil penelitian setelah diberikan perlakuan, sebanyak 10 responden
(50%) mengalami penurunan tekanan darah menjadi kategori normal tinggi.
Berdasarkan teori yang ada terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
tekanan darah, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dan tindakan untuk
menurunkan tekanan darah yaitu farmakologi dan non farmakologi. Salah
satu terapi non farmakologi ini adalah dengan exercise seperti senam
ergonomik. Senam ergonomik ini dapat melancarkan sirkulasi darah, suplai
oksigen keseluruh tubuh dan dapat mencapai relaksasi yang maksimal
sehingga dapat berpengaruh terhadap tekanan darah (Madyo W., 2010).
Senam ergonomik ini terdiri dari 5 gerakan dasar yaitu gerakan lapang
dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran dan berbaring
pasrah. Masingmasing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam
menjaga kebugaran tubuh, dapat melancarkan aliran darah karena seluruh
pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi. Oleh sebab itu setelah
melakukan senam ergonomik dengan tepat dan dilakukan secara rutin setiap
responden akan memiliki daya tahan tubuh yang baik dan prima maka dapat
berpengaruh terhadap tekanan darah.Tidak hanya kualitas dan kuantitas
dalam melakukan senam ergonomik, sesudah diberikan perlakuan, perlu
memperbaiki pola hidup sehat agar tetap bisa mengontrol tekanan darahnya,
dari sinilah dapat terjadi penurunan tekanan darah
3. Analisa Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam
Ergonomik Pada Penderita Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan
Jatirejo Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan hasil dari penelitian dan disajikan pada tabel 8, sebelum
perlakuan didapatkan jumlah penderita hipertensi kategori normal tinggi
sebanyak 2 responden (10%), hipertensi ringan sebanyak 13 responden
(65%), dan hipertensi sedang 5
responden (25%). Setelah diberikan perlakuan didapatkan hasil, hipertensi
kategori normal tinggi sebanyak 10 responden (50%), hipertensi ringan
sebanyak 8 responden (40%), dan hipertensi sedang 2 responden (10%).
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan sebagian
besar mengalami hipertensi kategori ringan dan setelah perlakuan sebagian
besar mengalami penurunan menjadi kategori normal tinggi. Hasil penelitian
ini diuji dengan wilcoxon signedranks test menggunakan SPSS versi 16.0
diketahui bahwa nilai P Value (0,001) < α (0,05) artinya Ho ditolak, jadi
melakukan senam ergonomik berpengaruh terhadap tekanan darah pada
penderita Hipertensi di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo kabupaten
Mojokerto. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya dari
Gayatri dan Priyogo (2012) bahwa senam ergonomik berpengaruh terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Kelurahan Bendan
Kota Pekalongan dengan hasil ρ-value tekanan darah sistolik 0,002 dan ρ-
value tekanan darah diastolik 0,009. Namun adapula yang tetap atau tidak
mengalami perubahan tekanan darah, banyak faktor yang mempengaruhi
tekanan darah meskipun diberikan perlakuan senam ergonomik ini misalnya
responden tidak melakukan senam ergonomik secara teratur di rumah,
responden tetap mengkonsumsi makanan tinggi garam, terlebih lagi jika
responden juga memiliki keturunan penyakit hipertensi atau bahkan
responden memiliki stresor yang dapat mempengaruhi tekanan darahnya.
2.1.8 Kekurangan pada Jurnal
1. Di dalam jurnal belum dijelaskan secara jelas terkait kriteria inklusi responden
penelitian.
2. Di dalam jurnal tidak ada kelompok kontrol sehingga tidak diketahui
perbandingan penurunan tekanan darah pada responden yang dengan
perlakuan dan tidak.
BAB III
Penutup

BAB III
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dari analisa jurnal yang dilakukan, Senam ergonomik berpengaruh terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi. sebelum melakukan senam ergonomik
menunjukkan sebagian besar penderita dalam kategori hipertensi ringan dan
sesudah melakukan senam ergonomik menunjukkan sebagian besar penderita
dalam kategori normal tinggi, ini berarti terjadi penurunan tekanan darah setelah
melakukan senam ergonomik.
7.2 Saran
1. Penelitian ini hanya dilakukan 3 kali selama 3 hari, dengan melakukan senam
ergonomik di pagi hari, diharapkan penelitian ini dilaksanakan secara
berkelanjutan, sehingga pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi bisa terlihat lebih jelas.
2. Dalam jurnal sebaiknya dijelaskan kriteria inklusi sehingga memperjelas
responden yang dituju.
3. Dalam jurnal sebaiknya terdapat kelompok kontrol sehingga diketahui
perbandingan penurunan tekanan darah pada responden yang dengan
perlakuan dan tidak.
Daftar Pustaka

Triwibowo, Heri dkk. 2014. Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Desa Sumber Agung Kecamatan Jatirejo
Kabupaten Mojokerto: Mojokerto

Dekker E, dr, 2005. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
Depkes. 2010. Kejadian Hipertensi di Jawa Timur. www.depkesri.co.id.

Wati, etall. 2013. Efektivitas Senam Jantung Sehat Dan Senam Ergonomik Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Desa Tangkil Kulon
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

Das könnte Ihnen auch gefallen