Sie sind auf Seite 1von 14

ANGKA KEJADIAN FRAKTUR MANDIBULA

BERDASARKAN LOKASI ANATOMIS


DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
PERIODE JANUARI 2011 – DESEMBER 2013
Ratu Astuti Dwi Putri
Kuswan Ambar Pamungkas
Laode Burhanuddin Mursali
dwi.ratu@yahoo.com

ABSTRACT

Face is the part of the body that is uncovered topographically and easy to get
trauma as the result. The high incidence of traffic accident in developing countries is
equal to the increasing of facial bone fracture incidence rate. Anatomy shape and the
opened-position of mandibular lead to be easy to get trauma compared to other facial
bones. This research was aimed to know the incidence rate of mandibular fracture
based on anatomical location in Riau Province General Hospital during January
2011-December 2013 that consists of distribution of mandibular fracture in age, sex,
total of fracture line, and trauma variant. The research was an observational study
using descriptive retrospective design. This study used total sampling method.
Samples of this study were all data of mandibular fracture patient that fulfilled
inclusion criteria. The total samples were 206 cases. This study shows that the age
group of 18-40 years old (59%) and male (80.1%) in sex group were the most
commonly patient with mandibular fracture. Single trauma was the highest trauma
that happened with 57.3% in percentage. The highest fracture line was single
fracture (68.6%) with symphysis parasymphysis region (26.7%). Symphysis
parasymphysis mandibular fracture was found in age group of 18-40 years old
(53.12%), male in sex group (75%), single fracture line (63.38), and single trauma in
trauma variant (57.81%.) .

Keywords: Mandibular Fracture, Anatomical Fracture Location

PENDAHULUAN Penelitian di Rumah Sakit dr. Cipto


Mangunkusumo (RSCM) tahun 2006
Wajah merupakan bagian hingga 2010 menyebutkan terdapat
tubuh yang tidak terlindungi secara sejumlah 404 kasus fraktur tulang
topografis menyebabkannya mudah wajah.1-3
terpapar trauma, sehingga fraktur Tingginya kejadian kecelakaan
tulang wajah merupakan cedera yang lalu lintas setara dengan meningkatnya
sering dijumpai. Fraktur tulang wajah angka kejadian fraktur tulang wajah.
merupakan salah satu penyebab utama Data yang dikeluarkan PBB
kecacatan dan kematian di dunia. (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 1


menyebutkan bahwa setiap tahun angulus mandibula 24% dan daerah
sekitar 1,3 juta orang atau setiap hari simfisis parasimfisis mandibula
sekitar 3.000 orang meninggal dunia 22%.8,9
akibat kecelakaan, 90% terjadi di Penyebab fraktur mandibula
negara berkembang. Indonesia sebagai selain kecelakaan lalu lintas dapat
salah satu negara berkembang juga akibat perkelahian, kecelakaan kerja,
memiliki permasalahan dengan luka tembak, terjatuh, aktifitas fisik,
tingginya kejadian kecelakaan lalu trauma saat pencabutan gigi ataupun
lintas khususnya kecelakaan sepeda akibat proses patologis. Fakta-fakta
motor sebesar 52.2% berdasarkan data diatas menyebutkan bahwa kecelakaan
KORLANTAS POLRI tahun 2011- lalu lintas menjadi faktor penyebab
2013.4 tersering fraktur mandibula
Provinsi Riau masuk dalam 10 dibandingkan faktor-faktor lainnya.7,10
provinsi penduduk terbanyak secara RSUD Arifin Achmad Provinsi
nasional dengan jumlah penduduk Riau adalah rumah sakit umum kelas B
hingga tahun 2013 adalah 6.146.664 pendidikan milik Pemerintah Provinsi
jiwa. Pekanbaru tercatat menjadi Riau dan merupakan rumah sakit
daerah paling rawan kecelakaan lalu rujukan bagi wilayah Provinsi Riau
lintas dibandingkan dengan daerah lain mencatat angka kejadian kasus fraktur
di Provinsi Riau. Menurut data dari mandibula masuk ke dalam lima belas
SATLANTAS POLRESTA Pekanbaru besar penyakit tersering baik di Bedah
terdapat kurang lebih 952 kasus Plastik, Kepala Leher maupun di
selama kurun waktu 2011-2013.5-6 Bedah Mulut hampir setiap bulannya.
Penonjolan, bentuk anatomis Sampai saat ini belum banyak
dan posisi mandibula yang terbuka penelitian maupun data yang mencatat
menyebabkannya lebih sering mengenai angka kejadian fraktur
mengalami trauma dibandingkan mandibula berdasarkan lokasi
dengan tulang wajah lainnya walaupun anatomis begitupun di Provinsi Riau.
mandibula merupakan tulang wajah Berdasarkan uraian diatas, peneliti
yang terpadat dan terkuat. Dari seluruh tertarik untuk menghitung angka
fraktur di daerah wajah sekitar dua per kejadian fraktur mandibula
tiga adalah fraktur mandibula atau berdasarkan lokasi anatomis yang
setara dengan 61% kasus dibandingkan terlibat di RSUD Arifin Achmad
dengan fraktur tulang pipi 27% dan Periode Januari 2011 - Desember
tulang hidung 19.5%.3,4,7 2013.
Mandibula dibagi menjadi
tujuh regio atau daerah anatomis yaitu METODE PENELITIAN
prosesus kondilus, prosesus koroniod,
ramus, angulus, korpus, alveolus, dan Penelitian ini merupakan
simfisis parasimfisis mandibula. penelitian observasional dengan
Daerah mandibula yang lemah adalah menggunakan pendekatan deskriptif
daerah kondilus-subkondilus, angulus retrospektif untuk melihat angka
dan daerah simfisis parasimfisis kejadian fraktur mandibula
mandibula. Frekuensi kejadian fraktur berdasarkan lokasi anatomis yang
di daerah kondilus-subkondilus 29%, terlibat di RSUD Arifin Achmad

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 2


Provinsi Riau periode Januari 2011 tabel, diagram maupun tekstular.
hingga Desember 2013. Penelitian ini Analisis data dari variabel penelitian
dilakukan pada bulan Juni 2014 dilakukan dengan menggunakan SPSS.
sampai dengan November 2014. Penelitian ini telah dinyatakan
Penelitian ini menggunakan metode lulus kaji etik oleh Unit Etik Fakultas
total sampling, sampel penelitian Kedokteran Universitas Riau
adalah seluruh populasi pasien fraktur berdasarkan Surat Keterangan Lolos
mandibula yang memenuhi kriteria Kaji Etik nomor
inklusi yaitu data rekam medik yang 114/UN19.1.28/UEPKK/2014.
lengkap, terdiri dari keterangan ada
atau tidak ada lokasi fraktur HASIL DAN PEMBAHASAN
mandibula, usia, jenis kelamin, jumlah
garis fraktur maupun jenis trauma. Jumlah data yang diperoleh
Data yang dikumpulkan untuk dari penelitian ini yaitu sebanyak 206
variabel penelitian ini diperoleh dari data rekam medik pasien dengan
data sekunder yaitu rekam medik
diagnosis fraktur mandibula di RSUD
pasien ditambah data pasien tambahan
dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Arifin Achmad Provinsi Riau dari
Bedah Sentral dan Radiologi di RSUD Januari 2011 hingga Desember 2013
Arifin Achmad Provinsi Riau periode seperti yang digambarkan pada
Januari 2011 - Desember 2013. Hasil Gambar 1.
penelitian disajikan dalam bentuk

Jumlah Kasus Fraktur Mandibula Tahun 2011-2013


80 76
68
60 62
40
Jumlah
20
0
2011 2012 2013
Gambar 1 Jumlah kasus fraktur mandibula tahun 2011-2013

1. Angka kejadian pasien fraktur usia 18-40 tahun merupakan usia


mandibula berdasarkan usia produktif dimana memiliki mobilitas
dan aktivitas di luar serta kesibukan
Hasil penelitian fraktur yang tinggi menjadi faktor penyebab
mandibula berdasarkan usia pasien banyaknya kecelakaan lalu lintas,
menunjukan bahwa usia dewasa (18- kelompok usia tersebut juga
40 tahun) merupakan kelompok usia merupakan kelompok usia yang
tersering mengalami fraktur mandibula memiliki kendaraan pribadi yang
dengan persentasi 59.2%. kelompok besar.10,11,13

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 3


59.20%
60.00%
40.00% 25.70%
10.70%
20.00% 2.40% 1.90% 0
0.00%
Balita Anak (6- Remaja Dewasa Tua (41- Manula
(<5 11 (12-17 (18-40 65 (>65
tahun) tahun) tahun) tahun) tahun) tahun)

Angka Kejadian Fraktur Mandibula Berdasarkan Usia

Gambar 2 Distribusi kejadian fraktur mandibula berdasarkan usia menurut WHO

Hal ini sesuai dengan penelitian walaupun tulang wajah anak lebih
Sari (2011) yang menyatakan bahwa rentan terhadap patah tulang.12
kelompok usia yang banyak
mengalami fraktur mandibula adalah 2. Angka kejadian pasien fraktur
kelompok usia dewasa dengan mandibula berdasarkan jenis
kecelakaan lalu lintas dan perkelahian kelamin
sebagai penyebab utamanya yaitu
65.15% (433 dari 680 kasus).10 Data penelitian menunjukan
Penelitian di Libya tahun 2009 juga bahwa fraktur mandibula banyak
menyatakan bahwa 48% fraktur terjadi pada laki-laki dari pada
mandibula terjadi pada usia 21-30 perempuan dengan persentasi 80.1%
tahun sama halnya dengan penelitian atau perbandingan angka kejadian
di Brazil oleh Martini (2006) fraktur mandibula antara laki-laki dan
menjelaskan 38% kasus fraktur perempuan yaitu 4:1. Fraktur
mandibula adalah usia produktif mandibula lebih banyak terjadi pada
(dewasa) akibat kurang pengalaman laki-laki karena laki-laki lebih sering
berkendara, pelanggaran lalu lintas dan melakukan aktivitas di luar seperti
ketidaksesuaian keadaan kendaraan berkendara, olahraga ataupun
3,10,13
banyak menyebabkan kecelakaan lalu berkelahi.
lintas.10,11,13 Penelitian Falatehan (2008)
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa perbandingan laki-
menunjukan hanya 1.9% fraktur laki dan perempuan yang mengalami
mandibula yang terjadi pada kelompok fraktur mandibula sama yaitu 4:1 dan
usia anak (6-11 tahun) sama dengan penelitian Sari (2011) sebanyak
Faust (2009) mengatakan dalam 83.32% (566 dari 680 kasus) fraktur
penelitiannya, dibandingkan dengan mandibula terjadi pada laki-laki
orang dewasa fraktur tulang wajah dan dengan asumsi laki-laki banyak
fraktur mandibula jarang terjadi pada melakukan aktivitas di luar dari pada
kelompok usia anak-anak dikarenakan perempuan.3,10 Pada Elgehani (2009)
aktivitas anak-anak masih terbatas laki-laki masih dominan sebagai

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 4


penderita fraktur mandibula dengan perbandingan angka
dibandingkan dengan perempuan kejadiannya yaitu 7:1.13

Perempuan 19.90%

Laki-laki 80.10%

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

Angka Kejadian Fraktur Mandibula Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3Angka kejadian fraktur mandibula berdasarkan jenis kelamin

3. Angka kejadian pasien fraktur hanya 1% yang memiliki lebih dari 2


mandibula berdasarkan jumlah garis fraktur. Oikarinen dan Maistrom
garis fraktur (1969) menjelaskan dalam
penelitiannya dari jumlah total 600
Data hasil penelitian menunjukan fraktur mandibula ditemukan 49.1%
bahwa 68.6% kasus fraktur mandibula fraktur tunggal (1 garis fraktur), 39.9%
yang hanya memiliki 1 garis fraktur, mempunyai 2 garis fraktur dan 11%
32% memiliki 2 garis fraktur dan mempunyai garis fraktur lebih dari 2.10

Jumlah Garis Fraktur


80.00%
68.60%
60.00% Jumlah Garis Fraktur

40.00%
30.50%
20.00%
1%
0.00%
1 garis fraktur 2 garis fraktur >2 garis fraktur

Gambar 4 angka kejadian fraktur mandibula berdasarkan jumlah garis fraktur

Penelitian Falatehan (2008) juga dikaitkan dengan cara terjadinya


memperoleh hasil sebanyak 68.7% trauma pada mandibula, pada
fraktur mandibula dengan jumlah garis kebanyakan kasus disebabkan oleh
fraktur 1, 12.5% dengan jumlah garis 2 kecelakaan langsung yang cukup keras
dan 18.7% jumlah garis fraktur lebih pada daerah frakturnya itu sendiri.14-6
dari 2.10 Jumlah garis fraktur ini dapat

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 5


4. Angka kejadian fraktur tulang wajah dan pada penelitian
mandibula berdasarkan jenis Falatehan (2008) juga menjelaskan
trauma dari seluruh fraktur di daerah wajah
dua per tiga adalah fraktur mandibula
Hasil penelitian menunjukan atau setara dengan 61% kasus
bahwa 57.3% jenis trauma pada fraktur dibandingkan dengan fraktur tulang
mandibula terjadi secara tunggal atau pipi 27% dan tulang hidung 19.5%.3,10
tidak disertai dengan diagnosis
lainnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan Sebanyak 43.7% merupakan
bentuk anatomis dan posisi mandibula jenis trauma multipel dengan diagnosis
yang terbuka menyebabkannya lebih penyerta terbanyak adalah fraktur
sering mengalami trauma maksilofasial dengan zygomatic
dibandingkan dengan tulang wajah complex, seperti dijelaskan dalam
lainnya walaupun mandibula penelitian yang dilakukan Oral
merupakan tulang wajah yang terpadat surgery Team (2006) dari 1339 kasus
dan terkuat.21 fraktur maksilofasial sebanyak 44.2%
Penelitian di Rumah Sakit dr. terjadi pada mandibula kemudian
Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 32.5% merupakan kasus zygomatico
2006 hingga 2010 menyebutkan maxillari complex.24
terdapat sejumlah 404 kasus fraktur

Jenis Trauma
tunggal multipel

43%

57%

Gambar 5 Angka kejadian fraktur mandibula berdasarkan jenis fraktur

5. Angka kejadian pasien fraktur (7.1%), alveolar (5.4%), ramus (1.7%),


mandibula berdasarkan lokasi prosesus koronoid (0%) atau tidak
anatomis ditemukan data kasus fraktur
mandibula yang didiagnosis terjadi
Penelitian ini menunjukan angka pada regio prosesus koronoid. Sisanya
kejadian fraktur mandibula sebanyak 42.1% atau 101 dari 206
berdasarkan lokasi anatomis yaitu kasus tidak terdapat keterangan pada
regio simifisis parasimfisis mandibula data penelitian mengenai lokasi
(26.7%), angulus mandibula (9.2%), anatomis terjadinya fraktur mandibula.
korpus (7.9%), prosesus kondilus

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 6


Alveolar, 5.40%
Angulus, 9.20%

Tidak ada Korpus, 7.90%


keterangan,
42.10% Ramus, 1.70%
kondilus, 7.10%

Simfisis
Parasimfisis,
26.70%

Gambar 6 Angka kejadian fraktur mandibula berdasarkan lokasi anatomis

Ketebalan mandibula pada daerah paling banyak terjadi yaitu 7 dari 16


simfisis dan parasimfisis menjamin kasus.3
bahwa fraktur pada daerah simfisis dan
parasimfisis hanyalah berupa Hal ini berbeda dengan penelitian
keretakan halus. Tetapi posisi yang yang dilakukan di RSUD dr. Saiful
menonjol pada daerah ini Anwar Malang (2011) menunjukan
menyebabkan daerah ini sering bahwa kondilus menempati posisi
mengalami fraktur.1,17-8 Penelitian pertama kasus fraktur mandibula
Zulkarnain (2013) mengungkapkan (35.6% atau 128 dari 689 kasus) yang
bahwa fraktur simfisis parasimfisis disebabkan karena kondilus
mandibula menempati posisi pertama merupakan salah satu tempat terlemah
dengan persentasi angka kejadian mandibula disamping posisi kondilus
43.5% pada pasien fraktur mandibula yang terikat oleh beberapa ligament,
di RSUD dr. Saiful Anwar Malang sedangkan pada penelitian ini regio
tahun 2008-2013 dan penelitian kondilus menepati posisi ke empat
Wijaya (2009) di RSUD dr. Soebandi dengan persentasi (7.1%).10,20-3
Jember menghasilkan 63 kasus fraktur Penyebab perbedaan hasil penelitian
mandibula atau sebanyak 36.51% ini kemungkinan disebabkan oleh
terjadi pada regio simfisis parasimfisis sejumlah 101 sampel dari 206 sampel
mandibula dengan asumsi posisi peniltian ini tidak memiliki keterangan
simfisis parasimfisis yang menonjol mengenai lokasi terjadinya fraktur
menyebabkannya sering mengalami pada mandibula sehingga hasil yang
fraktur.31-2 Penelitian Falatehan (2008) didapatkan untuk pengelompokan
juga menunjukan bahwa fraktur lokasi anatomis terjadinya fraktur
simfisis parasimfisis mandibula yang mandibula menjadi terbatas.

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 7


6. Tabulasi silang lokasi anatomis laki-laki, jumlah garis fraktur 1 garis
fraktur mandibula dengan usia, fraktur dan 2 fraktur menunjukan
jenis kelamin, jumlah garis distribusi yang sama, dan jenis trauma
fraktur, dan jenis trauma tunggal. Regio kondilus paling banyak
terjadi pada kelompok usia dewasa,
Telah disebutkan sebelumnya jenis kelamin laki-laki, berjumlah 1
dalam bab pembahasan mengenai garis fraktur, dan jenis trauma tunggal.
lokasi anatomis fraktur mandibula Berdasarkan kelompok usia
dengan usia, jenis kelamin, jumlah didapatkan kelompok usia dewasa
garis fraktur, dan jenis trauma bahwa merupakan kelompok usia terbanyak
pada penelitian ini didapatkan hanya yang terjadi di setiap regio mandibula
105 kasus dari 206 jumlah sampel kecuali di regio korpus, kelompok usia
yang memiliki keterangan mengenai remaja merupakan kelompok usia yang
lokasi anatomis terjadinya fraktur paling banyak terjadi di daerah ini.
mandibula. Untuk menilai angka Seperti yang dijelaskan sebelumnya
kejadian fraktur mandibula bahwa kelompok usia 18-40 tahun
berdasarkan lokasi anatomis yang (dewasa) merupakan usia produktif
dikaitkan dengan usia, jenis kelamin, dimana memiliki mobilitas dan
jumlah garis fraktur, dan jenis trauma aktivitas di luar serta kesibukan yang
pasien maka jumlah sampel yang tinggi menjadi faktor penyebab
digunakan menjadi 139 sampel. banyaknya kecelakaan lalu lintas,
Berdasarkan tabulasi silang sehingga sangat memungkinkan
tersebut didapatkan hasil antara lokasi kelompok usia dewasa lebih rentan
anatomis fraktur mandibula dengan dengan kejadian fraktur
usia, jenis kelamin, jumlah garis mandibula.10,11,13
fraktur, dan jenis traumanya. Regio Alasan penjelas mengapa pada
alveolus paling banyak terjadi pada regio korpus mandibula kasus yang
kelompok usia dewasa, jenis kelamin banyak terjadi adalah kelompok usia
laki-laki, berjumlah 1 garis fraktur, remaja sejauh ini penulis belum
dan jenis trauma multipel. Regio menemukan data yang mendukung
simfisis parasimfisis distribusi sampel mengenai hubungan fraktur mandibula
terbanyak terjadi pada kelompok usia di regio korpus dengan kelompok usia
dewasa, jenis kelamin laki-laki, remaja. Bila dilihat dari struktur
berjumlah 1 garis fraktur, dan jenis anatomisnya, korpus berada di anterior
trauma tunggal. Regio angulus paling mandibula sehingga korpus merupakan
banyak terjadi pada kelompok usia bagian pertama yang terkena benturan
dewasa, jenis kelamin laki-laki, 2 garis dan menyebabkan daerah ini rawan
fraktur, dan jenis trauma tunggal. dengan trauma ataupun fraktur,
Regio korpus paling banyak terjadi kemudian kelompok usia remaja juga
pada kelompok usia remaja, jenis merupakan kelompok usia kedua yang
kelamin laki-laki, 2 garis fraktur, dan memiliki mobilitas dan aktivitas di
jenis trauma multipel. Regio ramus luar terbanyak setelah kelompok usia
paling banyak terjadi terjadi pada dewasa.7,10,17
kelompok usia dewasa, jenis kelamin

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 8


Tabel 1 distribusi kejadian lokasi anatomis fraktur mandibula berdasarkan usia

Kelompok Lokasi anatomis fraktur mandibula


usia Simpisis Prosesus Prosesus total
alveolar Angulus Korpus Ramus
(tahun) Parasimpisis kondilus koronoid
Balita
- 1 1 2 - - - 4
(< 5 tahun)
Anak
1 1 1 5 - 1 - 9
(6-11 tahun)
Remaja
3 20 3 11 1 4 - 43
(12-17 tahun)
Dewasa
8 34 16 1 2 11 - 71
(18-40 tahun)
Tua
1 8 1 - 1 1 - 12
(41-65 tahun)
Manula
- - - - - - - -
(>65 tahun)
Total 13 64 22 19 4 17 - 139

Seluruh data hasil penelitian dibandingkan dengan perempuan.


menunjukan bahwa tabulasi silang Fraktur mandibula lebih banyak terjadi
hasil antara lokasi anatomis fraktur pada laki-laki karena laki-laki lebih
mandibula dengan jenis kelaminnya, sering melakukan aktivitas di luar
laki-laki merupakan pasien yang seperti berkendara, olahraga ataupun
mengalami fraktur mandibula tertinggi berkelahi.3,10,
di semua regio mandibula

Tabel 2 distribusi kejadian lokasi anatomis fraktur mandibula berdasarkan jenis


kelamin
Lokasi anatomis fraktur mandibula
Jenis kelamin Simpisis Prosesus Prosesus total
alveolar Angulus Korpus Ramus
Parasimpisis kondilus koronoid
Laki-laki 11 48 18 14 3 14 - 108
Perempuan 2 16 4 5 1 3 - 31
Total 13 64 22 19 4 17 - 139

Tabulasi silang antara lokasi garis fraktur. Regio angulus dan


anatomis fraktur mandibula dengan korpus menunjukan bahwa 2 garis
jumlah garis fraktur pada penelitian ini fraktur adalah jumlah garis fraktur
menghasilkan bahwa di regio alveolus yang sering terjadi pada dua daerah ini
(53.85%), simfisis parasimfisis (100% dan 52.63%), sedangkan pada
(63.38%) dan prosesus kondilus regio ramus frekuensi kejadian jumlah
mandibula (52.94%) jumlah garis 1 garis fraktur dan 2 garis fraktur
fraktur yang banyak terjadi adalah 1 memiliki hasil yang sama (50%:50%).

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 9


Alasan penjelas mengenai hubungan hubungan keduanya. Hal ini
jumlah garis fraktur dengan masing- kemungkinan dapat dikaitkan dengan
masing regio sejauh ini penulis juga cara terjadinya trauma pada
13-6
belum menemukan data maupun mandibula.
penelitian yang mendukung mengenai

Tabel 3 distribusi kejadian lokasi anatomis fraktur mandibula berdasarkan jumlah


garis fraktur

Lokasi anatomis fraktur mandibula


Jumlah garis
Simfisis Prosesus Prosesus total
fraktur alveolar Angulus Korpus Ramus
Parasimfisis kondilus koronoid
1 garis fraktur 7 45 - 9 2 9 - 72
2 garis fraktur 5 25 15 10 2 7 - 64
>2 garis fraktur 1 1 - - - 1 - 3
Total 13 71 15 19 4 17 - 139

Hasil penelitian ini didapatkan mandibula banyak mengalami trauma


bahwa pengelompokan untuk jenis tunggal maupun mengapa di regio
trauma per lokasi anatomis distribusi alveolus, korpus dan prosesus
antara jenis trauma tunggal dan trauma mandibula banyak mengalami trauma
multipel sama. Regio simfisis multipel, penulis belum menemukan
parasimfisis, angulus dan ramus data dan penelitian yang mendukung
mandibula jenis trauma yang banyak hubungan antar keduanya, begitupun
terjadi adalah trauma tunggal, keterangan dalam rekam medik
sementara regio alveolus, korpus dan mengenai penyebab trauma tidak
prosesus mandibula jenis trauma yang semuanya tercantum dengan lengkap.
banyak terjadi adalah trauma multipel. Penyebab terjadinya trauma pada
Alasan mengapa regio simfisis pasien mempengaruhi jenis trauma apa
parasimfisis, angulus dan ramus yang terjadi.21

Tabel 4 distribusi kejadian lokasi anatomis fraktur mandibula berdasarkan jumlah


garis fraktur

Lokasi anatomis fraktur mandibula


Jenis trauma Simfisis Prosesus Prosesus total
alveolar Angulus Korpus Ramus
Parasimfisis Kondilus koronoid
Tunggal 6 37 13 6 4 8 - 74
Multipel 7 27 9 13 - 9 - 65
Total 13 64 22 19 4 17 - 139

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 10


SIMPULAN DAN SARAN dengan persentasi kejadian
57.81%.
Dari penelitian yang telah 7. Fraktur alveolus mandibula banyak
dilakukan mengenai angka kejadian terjadi pada kelompok usia dewasa
fraktur mandibula di RSUD Arifin (18-40 tahun) dengan persentasi
Achmad tahun 2011 hingga 2013 kejadian 61.54%, dominan diderita
dengan total sampel berjumlah 206 oleh laki-laki dengan persentasi
sampel dari bagian Instalasi Rekam kejadian 84.61%, terbanyak
Medik, Radiologi, Instalasi Bedah memiliki jumlah garis fraktur 1
Sentral, dan Instalasi Gawat Darurat dengan persentasi 53.85%, dan
ini dapat diambil kesimpulan sebagai kasus trauma multipel merupakan
berikut : jenis trauma tersering yang dengan
1. Kelompok usia dewasa (18-40 persentasi kejadian 53.85%.
tahun) merupakan kelompok usia 8. Fraktur korpus mandibula banyak
yang paling banyak mengalami terjadi pada kelompok usia remaja
fraktur mandibula dengan (12-17 tahun) dengan persentasi
persentasi kejadian 59%. kejadian 57.89%, dominan diderita
2. Penderita fraktur mandibula oleh laki-laki dengan persentasi
banyak terjadi pada laki-laki dari kejadian 81.82%, seluruh kasus
pada perempuan (4:1) dengan memiliki garis fraktur 2 (100%),
persentasi kejadian 80.1%. dan kasus trauma multipel
3. Jumlah garis fraktur yang merupakan jenis trauma tersering
terbanyak pada fraktur mandibula yang terjadi dengan persentasi
adalah satu atau tunggal dengan kejadian 59.09%.
persentasi 68.6%. 9. Fraktur angulus mandibula banyak
4. Fraktur mandibula banyak terjadi terjadi pada kelompok usia dewasa
pada regio simfisis parasimfisis (18-40 tahun) dengan persentasi
mandibula dengan persentasi kejadian 72.73%, dominan diderita
kejadian 26.7%. oleh laki-laki dengan persentasi
5. Fraktur mandibula banyak terjadi kejadian 73.68%, terbanyak
pada regio simfisis parasimfisis memiliki jumlah garis fraktur 2
mandibula dengan persentasi dengan persentasi 52.63%, dan
kejadian 26.7%. kasus trauma tunggal merupakan
6. Fraktur simfisis parasimfisis jenis trauma tersering yang terjadi
mandibula banyak terjadi pada dengan persentasi kejadian
kelompok usia dewasa (18-40 68.42%.
tahun) dengan persentasi kejadian 10. Fraktur ramus mandibula banyak
53.12%, dominan diderita oleh terjadi pada kelompok usia dewasa
laki-laki dengan persentasi (18-40 tahun) dengan persentasi
kejadian 75%, terbanyak memiliki kejadian 50%, dominan diderita
jumlah garis fraktur 1 dengan oleh laki-laki dengan persentasi
persentasi 63.38%, dan kasus kejadian 75%, memiliki persentasi
trauma tunggal merupakan jenis yang sama yaitu 50% : 50% antara
trauma tersering yang terjadi jumlah garis fraktur 1 dan 2 garis

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 11


fraktur, dan semua kasus rekam medik maupun di bagian
merupakan trauma tunggal (100%). instalasi lainnya seperti pada
11. Fraktur prosesus kondilus penelitian ini yaitu di bagian
mandibula banyak terjadi pada radiologi, Instalasi Bedah Sentral
kelompok usia dewasa (18-40 dan Instalasi Gawat Darurat
tahun) dengan persentasi kejadian sehingga informasi mengenai
64.71%, dominan diderita oleh data pasien jelas dan lengkap.
laki-laki dengan persentasi
kejadian 82.35%, terbanyak UCAPAN TERIMA KASIH
memiliki jumlah garis fraktur 1
dengan persentasi 52.94%, dan Penulis mengucapkan terima
kasus trauma multipel merupakan kasih dan penghargaan kepada pihak
jenis trauma tersering yang terjadi Fakultas Universitas Riau, dr. Kuswan
dengan persentasi kejadian Ambar Pamungkas, SpBP dan dr.
52.94%. Laode Burhanudin Mursali, M.Kes
12. Tidak ditemukan kasus fraktur selaku pembimbing, dr. Inzta Arbi,
mandibula di regio prosesus SpB dan dr. Winarto, M.Kes selaku
koronoid. dosen penguji, beserta dr. Fauzia
Andrini, M.Kes selaku supervisi yang
Berdasarkan hasil penelitian, telah memberikan waktu, pikiran,
saran yang dapat penulis berikan bimbingan, ilmu, motivasi, dan
adalah sebagai berikut: dorongan kepada penulis selama
1. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penyusunan skripsi sehingga skripsi ini
penelitian berkelanjutan, dengan dapat diselesaikan.
penelitian ini dijadikan sebagai
penelitian awal atau penelitian DAFTAR PUSTAKA
sejenis untuk dapat
menggambarkan lebih jelas dan 1. Schwartz SI. Trauma in principles
akurat mengenai angka kejadian of surgery. 7th edition. McGraw
fraktur mandibula berdasarkan Hill. 2010;146-7.
lokasi anatomis yang terlibat
khususnya di Indonesia.
2. Bagi pemerintah dan tenaga 2. Ajmal S, Khan AK, Jadoon H,
kesehatan perlu ditingkatkan Malik SA. Management protocol
penyuluhan atau sosialisasi of mandibular fractures.
tindakan preventif untuk Departement of Plastic Surgery.
mengurangi jumlah kasus fraktur Pakistan Institute Of Medical
mandibula baik pagi pengendara, Sciences. Islamabad. Pakistan
olahragawan maupun orang yang 2007.
beresiko mengalami fraktur
mandibula lainnya. 3. Falatehan A. Hubungan antara
3. Bagi RSUD Arifin Achmad perlu keparahan fraktur mandibula dan
dilakukan penataan administrasi keparahan cedera kepala. [skripsi].
kembali mengenai isi dan Universitas Sumatera Utara;2008.
penyimpanan data pasien pada

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 12


4. Polmas.go.id [homepage on the dr. Saiful Anwar Malang Pada
Internet]. Indonesia : Polisi Tahun 2005-2010 [skripsi].
masyarakat indonesia; c2011 [cited Universitas Jember;2011.
2014 Nov 02]. Available from:
http://polmas.go.id/2014/20/21 11. Martin, Takahasi, Olivera,
Calvarito, Curcia, Shiohara.
5. riau.go.id [homepage on the Epidemiology of mandibular
Internet]. Indonesia : Pemerintah fractures treated in a Brazilian
Provinsi Riau; c2011 [cited 2014 level I trauma public hospital in the
Nov 02]. Available from: city of sao paulo, brazil [serial on
http://riau.go.id/riau1/index.php?/d the Internet]. 2006. [cited 2014
etail/67 Des 15]. Available from :
http://www.scielo.br/scielo.php?scr
6. mediacenter.riau.go.id [homepage ipt=sci_arttext&pid=s0103-
on the Internet]. Indonesia : 64402006000300013
MediaCenter Pemerintah Provinsi
Riau; c2012 [cited 2014 Nov 02]. 12. Faust RA. Mandibular fractures in
Available from: children [serial on the Internet].
http://mediacenter.riau.go.id/read/6 2009. [cited 2014 Des 17].
37/satuan-lalu-lintas-gelar-patuh- Available from :
tahun-2.html http://emedicine.medscape.com/me
dline/abstract/872662&rurl
7. Purwanto DK. Buku ajar praktis
bedah nulut. dari Pedersen, G.W. 13. Elgehani RA, Orafi MI. Incidence
Clinical Oral Surgery (1990). of mandibular fractures in eastern
Jakarta : Penerbit Buku part of Libya. Med oral patol oral
Kedokteran EGC. 1996. cir bucal 14.2009

8. Moenadjat Y. Strategi 14. Zulkarnain PYV. Hubungan dan


penatalaksanaan trauma muka. distribusi lokasi fraktur mandibula
Proceeding of The 14th congress of berdasarkan usia, jenis kelamin
Indonesian Surgeon. Bali. dan penyebab terjadinya fraktur
Indonesia. 2002. pada pasien RSUD dr. Saiful
Anwar 2008-2012 [skripsi].
9. Chang GW. Mandibular fractures Universitas Jember;2009.
in general principle and occlusion
[serial on the internet]. 2008. [cited 15. Wijaya R. Prevalensi pasien
2014 Jan 24]. Available from : dengan fraktur mandibula yang
http://emedicine.medscape.com/art dirawat di RSUD dr. Soebandi
icle/148358-meda Jember Tahun 2004-2008 [skripsi].
Universitas Brawijaya;2013.
10. Sari CA. Prevalensi fraktur
mandibula yang dirawat di RSUD

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 13


16. Fonseca RJ, Walker RV. Oral and 21. Navtig P, Dortzbach RK. Facial
maxillofacial trauma. Ed 2. Vol.1. bone fractures at plastic surgery.
USA : W.B. Saunders company. 3rd ed. Grabb WC, Smith JW,
1997. editor. United Stated of America
(USA): Little, Brown and
17. Clark WD. Mandibular Company Boston; 2006;242-62.
symphyseal and parasymphyseal
fractures [serial on the Internet]. 22. Emedicine.medscape.com
2008. [cited 2014 Des 16]. [homepage on the Internet]. New
Available from : York: WebMD Health Professional
http://emedicine.medscape.com/art Network; c1994-2005 [cited 2014
icle/869242-overview May 12]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/art
18. Sciencedirect.com [homepage on icle/870075-overview
the Internet]. New York: American
Association of oral and 23. Goldman KE. Mandibular condylar
maxillofacial surgeon; c2003 [cited and subcondylar fractures [serial
2014 Des 12]. Available from: on the Internet]. 2008. [cited 2014
http://www.sciencedirect.com/scie Jan 25]. Available from :
nce/article/pii/S02789103000181 http://emedicine.medscape.com/art
icle/870075-overview
19. Stierman K. Mandibular fractures
[serial on the Internet]. 2000. [cited 24. Sciencedirect.com [homepage on
2014 Des 17]. Available from : the Internet]. New York: Oral
http://www.utmb.edu/otoref/gmds/ Surgery. Oral medicine, oral
mandible-fx-0006/mandible- pathology, oral radiology, and
fx0006 endodotology; c2006 [cited 2014
Des 12]. Available from:
20. Kamus saku kedokteran Dorland. http://www.sciencedirect.com/scie
Ed.25. Dyah Nuswantari, copy nce/article/pii/S707921040500606
editor edisi Bahasa Indonesia. 2
Jakarta : ECG;1998. Mandibula;
p.231

JOM FK Volume 1 No. 2 Oktober 2015 14

Das könnte Ihnen auch gefallen