Sie sind auf Seite 1von 6

SHISHA

1. Pengertian Shisha
Kata shisha sendiri berasal dari bahasa Persia yang memiliki arti gelas piala.
Gelas piala disini maksudnya adalah gelas yang sering dipakai oleh para
bangsawan Persia untuk menjamu para tamu. Bentuk dari gelas piala ini memang mirip
dengan tabung yang terdapat pada shisha. Definisi shisha di beberapa negara berbeda
satu sama lain, seperti di negara Pakistan dan India menyebutnya huqqa.
Sisha merupakan alat berupa tabung besar yang dilengkapi dengan satu
hingga empat selang menyerupai belalai gajah tetapi lebih kecil dan memiliki
ukuran panjang 50 cm - 1,5 m. Tabungnya atau dikenal bong terbuat dari
Kristal juga logam kuningan dengan tinggi antara 60 cm hingga 70 cm. ada
beberapa jenis shisha yang dibedakan berdasarkan banyaknya selang yang terdapat
pada satu tabung, paling banyak satu tabung bisa me miliki 4 selang. Shisha
biasanya dilengkapai dengan beberapa alat selain selang untuk menikmatinya.
Antara lain terdapat karet keramik, tempat bakar arang, flame coal, hookah foil,
beberapa rasa sisha seperti apel, jeruk, herbal, mint, capucino. Semua alat tersebut
wajib dimiliki ketika ingin menikmati shisha. Setiap alat pembantu tersebut
mempunyai fungsi dan kegunaan masing – masing dalam pemakaiannya dan
memiliki harga yang bervariasi juga tergantung jenis, ukuran dan banyaknya
(Yudhiya, 2010).
Shisha atau hubbly bubbly: jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa
buahbuahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika
Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang
menjamur seperti di kafe-kafe (Sari, 2014).
Pada awalnya saat shisha masuk di kawasan Indonesia, benda tersebut
tidak bisa ditemukan di sembarang tempat. Shisha hanya dapat ditemukan di
tempat-tempat mewah, seperti halnya hotel berbintang sampai restoran bagi kalangan
menengah ke atas, ataupun restoran ala Timur Tengah. Awal mula shisha
digemari hal ini disebabkan dari cara penyajiannya dan juga dari varian rasa
tambahan yang telah dicampurkan untuk menambah kenikmatannya.
Cara penyajian yang cukup unik membuat masyarakat tertarik untuk
mencicipi. Selain itu, shisha juga mengenalkan berbagai aneka rasa demi manambah
daya tarik masyarakat. Aneka rasa yang biasa disajikan adalah rasa stroberi, apel,
cherry, anggur, mint dan berbagai rasa lainnya. Walaupun dari sisi bentuk, shisha
berbeda dengan rokok batang, tetapi dalam cara penggunaannya, shisha serupa
rokok batang yakni melalui proses pembakaran, lalu dihisap oleh konsumen, dan dari
hasil pembakaran tersebut akhirnya mengeluarkan asap.
Perokok shisha dapat menghirup banyak asap selama satu sesi sebagai
perokok padahal kandungan air yang ada dalam shisha tidak dapat menyerap
seluruh nikotin yang terkandung dalam shisha tersebut. Akibatnya, perokok shisha
bisa terkena dosis yang cukup untuk menyebabkan kecanduan. Asupan nikotin
merupakan regulator penting dari asupan tembakau pada umumnya, sebagaimana
dibuktikan oleh fakta bahwa perokok cenderung merokok sampai mendapatkan
cukup nikotin untuk memenuhi kebutuhan dan kecanduan. Perokok shisha juga
bisa menyebarkan polusi asap hasil pembakaran shisha ke sekelilingnya, dan
perokok shisha pasif (orang-orang yang menghirup asap shisha) tetap saja berisiko
memiliki jenis penyakit yang sama, seperti contohnya termasuk kanker, penyakit
jantung, penyakit pernapasan, dan efek samping selama kehamilan (Dara, 2015)

2. Komponen Shisha
a. Gelas Piala
Gelas piala digunakan sebagai inti dari sisha karena semua proses
berlangsung di dalam gelas piala ini, seperti proses pembakaran, penyaringan
dan akhirnya menghasilkan asap putih tebal dan wangi hasil dari
campuran rasa shisha. Gelas piala ini ada beberapa ukuran seperti kecil,
sedang dan besar. Berbeda ukuran berbeda juga harga yang ditawarkan.
Untuk ukuran standar seharga Rp 110.000,-. Perbedaan ukuran dan harga
ini juga mempengaruhi dalam menikmati sisha, semakin besar ukuran
botolnya semakin lama dapat menikmati sisha. Dan membuat asap yang
semakin banyak pula.
b. Selang atau Pipe
Selang atau pipe digunakan untuk menghisap asap yang keluar
dari hasil penyaringan di gelas piala, asap yang keluar disedot melewati
selang ini kedalam mulut penggunanya sehingga memberikan sensasi
seperti merokok pada biasanya, dalam beberapa jenis sisha. Jumlah selang
juga mempengaruhi harga dari sisha itu sendiri. Beberapa jenisnya antara lain
yaitu single pipe, double pipe dan triple pipe. Semakin banyak selang yang
terdapat di gelas piala semakin mahal juga harganya,. Dan juga akan
mempercepat proses pembakaran sehingga sisha akan cepat habis. Selang
pada sisha digunakan secara bergantian dalam pemakaiannya, harga selang
berkisar pada Rp.80.000,- .

c. Karet Keramik
Karet keramik berfungsi sebagai karet penjaga kedap udara antar
tiang dengan claybowl (mangkuk tembakau). Sehingga asap yang datang dari
dasar botol saat dihisap tidak bocor keluar.

d. Tempat Bakar Arang


Tempat untuk membakar arang/briket dan diletakan di atas kompor
sehingga memudahkan tanpa harus menunggu proses pembakaran. Akan
lebih bermanfaat bagi para pemilik kafe terbuat dari stainless steel.

e. Windcover
Windcover yang berguna untuk menutupi claybowl/mangkuk
tembakau.

f. Coal (arang)
Bentuknya kotak, 1 arang digunakan setiap satu kali pemasangan
shisha. Bila dalam kondisi normal, mampu bertahan minimum 60 menit. Arang
sisha tidak mengeluarkan asap dan sangat mudah untuk dinyalakan.
g. Hookah Foil
Foil khusus untuk shisha karena lebih kuat dan tidak ikut terbakar
ketika penggunaan shisha. karena foilnya tidak terbakar sehingga tidak terhisap
ke dalam paru-paru. Bentuk standar foil adalah bulat sehingga mudah
digunakan. Biasanya isi dalam 1 box adalah 30 lembar foil (Yudhiya, 2010).

Gambar.1 Bagian-bagian dari Shisha.


(Yudha, 2014).

Dalam dekade terakhir ini, semakin marak adanya rokok dari India/Timur Tengah
yang dikenal dengan isti lah narghile, hookah, waterpipe -smoke (WPS) atau di Indonesia
sendiri sering disebut dengan. Shisha-Shisha adalah instrumen tunggal atau kelompok untuk
menghi sap tembakau. Asal hookah adalah India, Persia, atau pada titik transisi antara
keduanya. Secara umum bagian dari shisha adalah kepala dengan penutup (bowl and
windscreen), leher/body, guci air (water seal), dan elang/hose penghisap. Bahan utama pada
instrument shisha adalah tembakau padat yang menggunakan pembakaran langsung oleh
pembakar aktif. Umumnya pembakar aktif adalah batu bara. Selain tembakau, shisha dapat
ditambahkan beberapa bahan lainnya sesuai dengan keinginan pengguna. Bahan–bahan yang
biasa ditambahkan di antaranya aromaterapi tertentu, cengkih, sari buah dan marijuana.
Prinsip pengoperasian instrument ini adalah asap dilewatkan melalui cekungan air/water seal
(sering kaca based) sebelum dihisap dapat dilihat di gambar 1 (Yudha, 2014).
Kandungan dalam asap dari shisha mengandung racun yang ternyata sama
berbahaya dengan rokok batangan. Kandungan racun dalam asap shisha yakni nikotin
yang dapat menyebabkan efek ketergantungan bagi setiap penikmatnya, polycyclic
aromatic hydrocarbon yang diduga dapat menyebabkan kanker, penyakit paru-paru,
kandungan aldehida (yang mudah dapat membuat pengguna menguap) dan gangguan
kardiovaskular, serta karbon monoksida yang tentunya juga dapat menyebabkan
keracunan akut pada setiap pengguna shisha
Perbandingam asap yang terkandung dalam shisha jika dibandingkan
dengan rokok batang ialah sebagai berikut: shisha memiliki tiga tipe yakni karbon
ringan berjumlah sedikit, karbon ringan berjumlah banyak, dan karbon alami
bervolume sedikit. Parameter yang digunakan sebagai ukuran perbandingannya ialah
jumlah tar, karbon monoksida, dan nikotin (bahanbahan tersebut terdapat di shisha
dan rokok batangan). Untuk setiap 70 liter asap yang diproduksi oleh shish,tar yang
terkandung pada tipe yang pertama adalah 319 miligram, atau 32 kali melampaui
batas yang ditetapkan oleh Eropa untuk satu rokok (Dara, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Dara, Venda Arfiah. 2015. Gambaran Risk Taking Behaviour Pada Remaja Wanita
Penikmat Shisha. Fakultas Psikologi. Surabaya : Universitas Katolik Widya
Mandala.
Sari, Mareni Puspita. 2014. Perilaku Merokok Di Kalangan Anak Sekolah Dasar.
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.
Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Yudha, Dhimas Nirwana, Yayi Suryo Prabandari dan Purwanta. 2014. Tingkat
Pengetahuan dan Persepsi terhadap Shisha pada Mahasiswa. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 1.
Yudhiya, Ari. 2010. Shisha pop up book. Gramedia Bookstore. Penerbit : NALAR

Das könnte Ihnen auch gefallen