Sie sind auf Seite 1von 20

INTISARI ANALISIS PERSIAPAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI

RUANG RAWAT INAP


(STUDY KASUS DI RSUD KABUPATEN BIMA)

Erwin Santosa
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Email: santosaerwin@yahoo.com
Arif Budi Wibowo
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Email: arif.budiwibowo@yahoo.co.id

ABSTRACT

The era of globalization impact very rapidly, in the development of advanced


medical technology. These conditions have an impact on medical services is very
complex and it is potentially causing the error, so that the necessary improvement of
health care quality. Patient safety is one important component in the quality of health
care. Improved patient safety is a necessary step to prevent and minimize unwanted
incident (KTD). Nurses are one of the health workers who are at the forefront of health
care and have a very important role in improving patient safety. To determine attitudes
on the analysis of patient safety in the inpatient unit nurse Bima district hospital and in
particular to identify the components of patient safety attitudes include climate of team
work, working conditions, employment decisions, and some factors that support and
hinder patient safety attitudes.
The research is descriptive qualitative. Subjects were 3 nurses and 3 patients
with interview techniques. Data collection techniques in this study used the analysis of
qualitative data. A qualitative data analysis technique is using descriptive analysis
techniques to describe the data in the field which were analyzed and concluded.
Components of the patient safety attitudes is climate of teamwork that showed
lower patient safety attitudes, job satisfaction showed high patient safety attitudes,
working conditions showed lower patient safety attitudes, for logistical support in the
form of medical equipment are laboratory equipments that still lacking.
Components of the patient safety attitudes were high that consist job
satisfaction, and the low patient safety attitudes components were the teamwork climate
and conditions of employment, because they needed additional medical equipment such
as laboratory equipments.

Keywords: Patient safety attitudes, nurses, patient safety component.


ABSTRAK

Era globalisasi membawa dampak yang sangat pesat dalam perkembangan


teknologi mutakhir kesehatan. Kondisi tersebut berdampak terhadap pelayanan medis
yang sangat kompleks dan sangat berpotensi menimbulakn kesalahan, sehingga
diperlukan perbaikan kualitas pelayanan kesehatan. Patient safety merupan salah satu
komponen penting dalam kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan patient safety
langkah yang diperlukan untuk mencegah dan meminimalkan kejadian tidak diharapkan
(KTD). Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang berada paling depan pelayanan
kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan patient safety.
Untuk mengetahui analisis patient safety attitudes pada perawat di ruang rawat inap
RSUD Kabupaten Bima dan secara khusus untuk mengetahui komponen patient safety
attitudes meliputi ilkim kerja tim, kondisi pekerjaan, keputusan kerja, faktor yang
mendukung dan menghambat patient safety attitudes.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah perawat
sejumlah 3 subjek dan pasien rawat inap 3 subjek dengan wawancara. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Teknik analisis data
kualitatif yaitu menggunakan teknik deskriptif analisis dengan mendiskripsikan data di
lapangan dianalisis dan disimpulkan.
Komponen patient safety attitudes yaitu iklim kerja tim menunjukkan patient
safety attitudes rendah, kepuasan kerja menunjukkan patient safety attitudes tinggi,
kondisi pekerjaan menunjukkan patient safety attitudes rendah, karena dukungan
logistik yang berupa alat kesehatan yaitu alat-alat laboratorium yang masih kurang.
Komponen patient safety attitudes tinggi yaiu kepuasan kerja, komponen
patient safety attitudes rendah yaitu iklim kerja tim dan kondisi pekerjaan karena masih
diperlukan penambahan alat kesehatan yang berupa alat-alat laboratorium.

Kunci : Patient safety attitudes, perawat, komponen patient safety.


PENDAHULUAN tangible (berwujud nyata atau tampak)
Era global membawa dampak meliputi penampilan fisik dari fasilitas,
yang sangat pesat dalam perkembangan peralatan, karyawan dan sarana
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi; (2) realibility (keandalan)
mutakhir kesehatan.Berbagai peralatan yaitu kemampuan memberikan
medis banyak ditemukan.Kondisi pelayanan segera dan memuaskan; (3)
tersebut diatas berdampak terhadap responsiveness (sikap tanggap) yaitu
pelayanan medis, dimana pada masa petugas tanggap dan peduli terhadap
lalu pelayanan medis dianggap cukup pasien;(4)assurance (jaminan)
sederhana,kurang efektif tetapi relative mencakup kompetensi yang dimiliki
lebih aman.Pelayanan medis di era sehingga memberikan rasa aman, bebas
sekarang ini sangat kompleks.(1) dari bahaya dan kepastian yang
Upaya kesehatan adalah setiap mencakup pengetahuan,kesopanan, dan
kegiatan untuk memelihara kesehatan, sifat yang dapat dipercaya; dan (5)
bertujuan untuk mewujudkan derajat empathy yaitu sifat dan kemampuan
kesehatan optimal bagi memberikan perhatian penuh kepada
masyarakat.Upaya kesehatan pasien, kemudahan dalam melakukan
diselenggarakan dengan pendekatan kontak, komunikasi yang baik dan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan memahami kebutuhan pasiensecara
(3)
(promotif) pencegahan penyakit individual
(preventif), penyembuhan penyakit Patient safety merupakan inti
(kuratif) dan pemulihan kesehatan dari pelayanan kesehatan terutama
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara dalam lingkup manajemen rumah sakit.
menyeluruh, terpadu dan Tujuan patient safety adalah
berkesinambungan.Konsep kesatuan mengurangi risiko kerugian pasien dari
upaya kesehatan ini menjadi pedoman kesalahan. (4)
dan pegangan bagi semua fasilitas Peningkatan patient safety
kesehatan di Indonesiatermasuk Rumah semakin banyak dan berhubungan jelas
Sakit. (2) pada setiap level pelayanan kesehatan
Ada 5 dimensi (ukuran) kualitas mulai dari sistem, organisasi, unit, tim,
pelayanan rumah Sakit, yaitu (1) sampai individu tenaga kesehatan.
Beberapa penelitian setuju bahwa dapat memberikan wawasan tentang
patient safety merupakan faktor kunci fungsi sistem dan peningkatannya.
dalam menurunkan dan mencegah Rumah Sakit Umum Daerah
kejadian error. (5) Kabupaten Bima adalah salah satu
Menurut Institute of Medicine rumah sakit negri yang terletak di
(1999), medical error didefinisikan daerah Raba Bima, kabupaten Bima
sebagai: The failure of a planned action yang bergerak dibidang jasa pelayanan
to be completed as intended (i.e., error kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah
of execusion) or the use of a wrong plan Kabupaten Bima merupakan salah satu
to achieve an aim (i.e., error of dari dua rumah sakit yang ada di
planning). Artinya kesalahan medis Kabupaten Bima. Satu-satunya Rumah
didefinisikan sebagai: suatu kegagalan Sakit pesaing bagi RSUD Kabupaten
tindakan medis yang telah direncanakan Bima adalah Rumah Sakit PKU
untuk diselesaikan tidak seperti yang Muhammadiyah yang baru berdiri 4
diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) tahun belakangan ini.
atau perencanaan yang salah untuk Melalui studi pendahuluan,
mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan peneliti melakukan wawancara tidak
perencanaan). Kesalahan yang terjadi terstruktur dengan perawat diruang
dalam proses asuhan medis ini rawat inap RSUD Kabupaten Bima
akanmengakibatkan atau berpotensi menyatakan beberapa komponen patient
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa safety seperti kerjasama tim dalam hal
berupa Near Miss atau Adverse Event ini kolaborasi perawat dengan dokter
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). sudah berjalan baik, kepuasan kerja juga
Pasien safety attitudes (sikap dinilai baik tetapi, kondisi pekerjaan
keselamatan pasien) merupakan suasana kurang mendukung karena alat
atau sifat, dimana perilaku yang kesehatan yang masih kurang.
ditujukan kepada orang, objek, kondisi Dari hasil studi pendahuluan
atau situasi, baik secara tradisional tersebut dapat ditarik gambaran bahwa
maupun nilai atau keyakinan yang pelayanan public oleh aparatur
menimbulkan komitmen, pola dan pemerintah dewasa ini masih banyak
keahlian individu terhadap keselamatan dijumpai kelemahan sehingga belum
pasien. Sikap individu dalam organisasi dapat memenuhi kualitas yang
diharapkan oleh masyarakat. Hal ini Jenis Penelitian ini adalah
ditandai dengan masih adanya berbagai penelitian deskriptif dengan
keluhan masyarakat yang disampaikan menggunakan metode kualitatif.Metode
melalui media massa sehingga kualitatif digunakan dalam penelitian ini
menimbulkan citra yang kurang baik karena secara langsung hakikatnya
terhadap aparatur pemerintah dalam hal hubungan antara penelitian dengan
ini adalah pelayanan yang diberikan responden.Penelitian kualitatif ini
oleh pihak Rumah Sakit. digunakan untuk meneliti sesuatu secara
Pelayanan untuk pasien rawat mendalam dan dimanfaatkan oleh
inap RSUD Kabupaten Bima masih penelitian yang ingin meneliti yang
perlu diperhatikan, kurang bertujuan memperoleh informasi.
mendapatkannya tanggapan dari Subyek Penelitian
perawat terkait dengan keluhan pasien Subjek dalam penelitian ini
saat menerima pelayanan yang kurang adalah perawat ruang rawat inap,
sesuai dengan standar keselamatan pasien yang dirawat di RSUD
pasien belum mendapatkan perhatian Kabupaten Bima. Dalam penelitian
tersendiri dari pihak manajemen rumah kualitatif ini teknik sampling yang
sakit. Berdasarkan fenomena-fenomena digunakan adalah purposive sampling,
tersebut, penulis tertarik untuk meneliti yaitu teknik pengambilan sampel
dengan tema “Analisis Pelaksanaan sumber data dengan pertimbangan
Persiapan Patient Safety di Ruang tertentu yaitu orang tersebut yang
Rawat Inap RSUD Kabupaten Bima”. dianggap paling mengetahui tentang apa
Pemilihan RSUD Kabupaten Bima yang peneliti harapkan sehingga
menjadi lokasi penelitian adalah karena memudahkan peneliti menjelajahi
RSUD Kabupaten Bima merupakan obyek atau situasi sosial yang diteliti.(6)
satu-satunya rumah sakit pemerintah Dalam penelitian ini peneliti
yang ada di Kabupaten Bima dimana memilih tiga bangsal perawatan yaitu
semua pelayanan kesehatan masyarakat bangsal bedah, bangsal penyakit dalam,
Bima berpusat di RSUD Kabupaten dan bangsal anak. Bangsal-bangsal
Bima. tersebut dipilih oleh peneliti karena
BAHAN DAN CARA ketiga bangsal tersebut merupakan
Jenis Penelitian pengunjung yang paling banyak di
RSUD Kabupaten Bima Sedangkan selama ini, dengan demikian dalam
untuk subyek penelitiannya sendiri, menganalisis permasalahan nantinya
peneliti memilih para kepala ruang dari tidak menutup kemungkinan akan
ketiga bangsal yang dipilih dengan menggunakan teknik wawancara yang
pertimbangan antara lain Menjabat lebih baik oleh penyusun sehingga
kepala ruang dari bangsal yang diteliti, dalam menganalisisnya lebih mudah.(2)
telah bekerja sebagai perawat selama
minimal 10 tahun, serta telah mengikuti Analisis data
pelatihan yang berhubungan dengan Analisis data dilakukan pada
patient safety. saat pengumpulan data berlangsung
Alat Penelitian setelah selesai pengumpulan data dalam
Sampel penelitian dalam periode tertentu.Pada saat wawancara,
kualitatif bukan dinamakan responden, peneliti sudah melakukan analisis
tetapi sebagai narasumber atau sebagai terhadap jawaban yang
partisipan yang memberikan informasi. diwawancara.Data diperoleh terdiri dari
Peralatan yang digunakan dalam data primer dan data sekunder.
penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Untuk menjamin validitas data,
tape recorder yang digunakan untuk dalam penelitian ini dilakukan teknik
merekam hasil wawancara secara triangulasi yaitu (Sugiyono, 2009)
mendalam dari responden, (2) daftar untuk menguji keabsahan data dengan
pertanyaan atau panduan wawancara, cara membandingkan keadaan dan
(3) check list perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang yaitu
Cara Pengumpulan Data dari kepala perawat ruang rawat inap,
Data penelitian diperoleh perawat ruang rawat inap rumah sakit
langsung dari kuesioner, pengamatan umum Daeah Kabupaten Bima.
(observasi) dan hasil wawancara yang
mendalam dari narasumber. Pada HASIL
dasarnya data diperoleh secara bertahap, 1. Standar keselamatan pasien
pengamatan tidak mudah dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah
karena keterbatasan pengamat dalam Kabupaten Bima
mengamati fenomena yang terjadi a. Hak pasien
Hak pasien yang diperoleh di Untuk melakukan evaluasi dan
rumah sakit Umum Kabupaten program peningkatan
Bima (dalam lampiran check keselamatan pasien yaitu rumah
list) yaitu pasien dan sakit Umum Kabupaten Bima
keluarganya sudah mendapatkan (dalam lampiran check list) telah
haknya sesuai dengan standar merancang proses baru atau
keselamatan pasien rumah sakit, memperbaiki proses yang ada,
pasien yang dirawat sudah memonitor dan mengevaluasi
mendapatkan informasi tentang kinerja melalui pengumpulan
rencana hasil pelayanan data, menganalisis secara
termasuk kemungkinan intensif setiap KTD, dan
terjadinya adverse event. melakukan perubahan untuk
b. Mendidik pasien dan keluarga meningkatkan kinerja serta
Yaitu rumah sakit Umum keselamatan pasien.
Kabupaten Bima (dalam e. Peran kepemimpinan dalam
lampiran check list ) telah meningkatkan kselamatan pasien
mendidik pasien dan Yaitu rumah sakit Umum
keluarganya tentang kewajiban Kabupaten Bima (dalam
dan tanggung jawab pasien lampiran check list ) direktur
dalam asuhan pasien. rumah sakit Umum Kabupaten
c. Keselamatan pasien dan Bima ikut serta andil dalam
kesinambungan pelayanan meningkatkan keselamatan
Yaitu rumah sakit Umum pasien dengan selalu
Kabupaten Bima (dalam memonitoring pelayanan yang
lampiran check list ) telah diberikan oleh pasien.
menjamin kesinambungan f. Mendidik staf tentang
pelayanan dan menjamin keselamatan pasien
koordinasi antar tenaga di unit Yaitu rumah sakit Umum
pelayanan. Kabupaten Bima (dalam
d. Penggunaan metode-metode lampiran check list)
peningkatan kinerja menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk untuk mencapai keselamatan
meningkatkan dan memelihara pasien, komunikasi yang
kompetensi staf serta dilakukan antar perawat,
mendukung pendekatan perawat dengan dokter dalam
interdisiplin dalam pelayanan menangani pasien merupakan
pasien kunci untuk mencapai
g. Komunikasi merupakan kunci keselamatan pasien.(4)
bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien 2. Iklim kerja tim dalam patient
Rumah Sakit Umum Kabupaten safety attitudes pada perawat di
Bima (dalam lampiran check list ruang rawat inap RSUD
) telah melakukan komunikasi Kabupaten Bima.
antar staf dan menjadikan kunci a. Pelayanan Rumah Sakit

Tabel 1 Pelayanan Rumah Sakit


KATEGORI KATA KUNCI
Pelayanan Rumah Sakit R1 :“Belum maksimal...”
R2 :“Ada yg suka ada yang tidak...”
R3 :“Masih dirasa kurang...”
(kotak 1)

Berdasarkan hasil tersebut terlihat dari pernyataan


wawancara didapatkan bahwa responden 1, responden 2, dan
pelayanan di Rumah Sakit responden 3 yang mengatakan
belum sesuai dengan harapan sudah puas dengan pelayanan
dikarenakan fasilitas RS masih rumah sakit.
kurang, bangunannya belum b. Kinerja tim perawat di
sesuai harapan, dan disesuaikan Rumah Sakit
dengan masalah yang ada. Hal

Tabel 2 Kinerja tim perawat di Rumah Sakit

KATEGORI KATA KUNCI


Kinerja Perawat R1 :“Masih dirasakan kurang...”
R2 : “Ia sudah”
R3 :“Masih kurang...”
Berdasarkan hasil perawat masih kurang
wawancara didapatkan bahwa sedangkan responden 2
responden 1, dan responden 3, mengatakan bahwa kinerja
berpendapat bahwa kinerja perawat sudah baik.

c. Fasilitas Rumah Sakit


Tabel 3 Fasilitas Rumah Sakit

KATEGORI KATA KUNCI


Fasilitas Rumah Sakit R1 : “Masih belum sesuai standar”
R2 : “Fasilitas masih kurang”
R3 : “Masih kurang”

Berdasarkan hasil
wawancara dapat dilihat bahwa d. Kemampuan manajerial
menurut responden 1, responden dalam mendukung
2, dan responden 3, berpendapat tercapainya program
bahwa fasilitas yang ada di keselamatan pasien
Rumah Sakit masih kurang.
Tabel 4
Kemampuan manajerial dalam mendukung tercapainya program keselamatan pasien

KATEGORI KATA KUNCI


Kemampuan manajerial R1 :“Tetap disosialisasikan.”
R2 : “...Sudah disampaikan”
R3 :“Sudah bagus...”

Berdasarkan hasil sudah dilaksanakan dengan


wawancara dapat dilihat bahwa baik.
kemampuan manajerial perawat e. Ketanggapan perawat dalam
dalam mendukung tercapainya memberikan pelayanan
program keselamatan pasien

Tabel 1.5. Ketanggapan perawat dalam memberikan pelayanan

KATEGORI KATA KUNCI


Ketanggapan perawat R1 : “Masih belum maksimal”
R2 : “Sudah Cukup Tangga”
R3 : Sudah Cukup Bagus”
Berdasarkan hasil memberikan pelayanan sudah
wawancara dapat dilihat cukup bagus.
bahwa responden 1
berpendapat bahwa 3. Kepuasan kerja dalam
ketanggapan perawat dalam patient safety attitudes pada
memberikan pelayanan perawat di ruang rawat
terhadap pasien masih belum inap RSUD Kabupaten
maksimal karena SDM yang Bima.
masih kurang sedangkan a. Rumah Sakit adalah
responden 2, dan responden tempat yang baik untuk
3, berpendapat bahwa bekerja.
ketanggapan perawat dalam
Tabel 6
Rumah Sakit adalah tempat yang baik untuk bekerja
KATEGORI KATA KUNCI
Rumah sakit tempat kerja yang R1 :“Insya allah tempat yang baik...”
baik
R2 : “kurang nyaman karna banyak intervensi dari
keluarga pasien”

R3 : “tempat kerja yg baik dari segi financial tetapi masih


kurang dari segi fasilitas”

Berdasarkan hasil responden 3 setuju bahwa


wawancara didapatkan bahwa rumah sakit merupakan
responden 1 beranggapan tempat kerja yg baik dari segi
bahwa rumah sakit financial tetapi masih kurang
merupakan tempat yg baik dari segi fasilitas.
untuk bekerja, responden 2 b. Kerja di Rumah Sakit
merasa kurang nyaman merupakan suatu
karena banyak intervensi dari kebanggaan.
keluarga pasien, sementara
Tabel 7 Kerja di Rumah Sakit merupakan suatu kebanggaan

KATEGORI KATA KUNCI


Kebanggaan kerja di Rumah R1 :“Bangga...”
Sakit
R2 :“Bangga...”

R3 : “...saya bangga”

Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan bahwa c. Bekerja di rumah sakit
perawat merasa bangga menjadikan perawat
karena bisa bekerja di Rumah sebagai bagian dari
Sakit. sebuah keluarga besar
Tabel 1.8
Bekerja di rumah sakit menjadikan perawat sebagai bagian dari sebuah keluarga besar

KATEGORI KATA KUNCI


Bagian dari sebuah keluarga R1 :“Insya allah tetap merasa satu keluarga...”
besar R2 : “Ia sudah menjadi keluarga”
R3 : “Ia sudah menjadi keluarga”

Berdasarkan hasil menjadikan perawat sebagai


wawancara didapatkan bahwa bagian dari sebuah keluarga
dengan bekerja di rumah sakit besar.

d. Moral sangat dijunjung tinggi kedudukannnya


Tabel. 9 Moral sangat dijunjung tinggi kedudukannnya

KATEGORI KATA KUNCI


Moral dijunjung tinggi R1 : “...kalo ada yang melanggar akan diberikan teguran
secara lisan maupun secara tertulis”
R2 : “Moral tetap dijunjung tinggi”
R3 : “Sudah sangat dijunjung tinggi”
Berdasarkan hasil tanggung jawabnya, perawat
wawancara didapatkan bahwa sangat menjunjung tinggi moral.
dalam melaksanakan tugas dan e. Perawat menyukai
pekerjaannya saat ini
Tabel 1.10 Perawat menyukai pekerjaannya saat ini

KATEGORI KATA KUNCI


Menyukai profesi sebagai R1 :“Insya allah menyukai...”
perawat R2 : “...Menyukai pekerjaan saya”
R3 : “...saya harus menyukai pekerjaan ini“
Berdasarkan hasil perawat di ruang rawat inap
wawancara didapatkan bahwa RSUD Kabupaten Bima.
perawat menyukai profesinya a. Rumah Sakit memberikan
saat ini. pelatihan (INOS, dll) bagi
perawat
4. Kondisi pekerjaan dalam
patient safety attitudes pada
Tabel 11 Rumah Sakit memberikan pelatihan (INOS, dll) bagi perawat

KATEGORI KATA KUNCI


Pelatihan bagi perawat R1 :“Baik sekali...”
R2 :“Sudah pernah...”
R3 :“Sudah ada...”

Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan bahwa b. Jumlah perawat di
Rumah Sakit memberikan ruangan cukup untuk
pelatihan (INOS, dll) yang menangani jumlah pasien
baik bagi perawat yang dirawat
Tabel 12
Jumlah perawat di ruangan cukup untuk menangani jumlah pasien yang dirawat

KATEGORI KATA KUNCI


Jumlah perawat sudah cukup R1 :“Cukup...”
R2 : “Dirasa cukup..”
R3 :“Sudah cukup...”

Berdasarkan hasil tidaknya tergantung jumlah


wawancara didapatkan bahwa pasien yang ada.
Responden 1 dan 3
berpendapat bahwa jumlah c. Informasi untuk
perawat tiap ruangan sudah pengambilan keputusan
cukup dengan jumlah pasien diagnosis dan teraupetik
sedangkan responden 2 selalu didapatkan.
mengatakan cukup atau

Tabel 1.13
Informasi untuk pengambilan keputusan diagnosis dan teraupetik selalu didapatkan

KATEGORI KATA KUNCI


Informasi pengambilan R1 : “Diselesaikan diruangan”
keputusan diagnosis dan R2 : “Rutin didapatkan”
teraupetik R3 :“Selalu didapatkan...”

Berdasarkan hasil secara rutin selalu


wawancara didapatkan bahwa didapatkan.
informasi yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan d. Bimbingan untuk perawat
diagnosis dan teraupetik itu magang
Tabel 14 Bimbingan untuk perawat magang

KATEGORI KATA KUNCI


Bimbingan untuk perawat R1 :“Ada...”
magang R2 : “...Selalu mendapatkan bimbingan”
R3 : “Selalu mendapat bimbingan dan arahan”

Berdasarkan hasil keselamatan pasien yang


wawancara didapatkan bahwa termasuk patient safety
apabila ada perawat magang attitudes tinggi atau faktor
selalu mendapat bimbingan yang mendorong patient
dan arahan dari perawat di safety attitudes yaitu semua
ruangan dari tujuh standar
keselamatan pasien hal
5. Faktor pendukung dan tersebut dapat disimpulkan
penghambat patient safety bahwa ruang rawat inap
attitudes pada perawat di RSUD Kabupaten Bima
ruang rawat inap RSUD sudah memenuhi standar
Kabupaten Bima. keselamatan pasien yang
a. Faktor Pendukung patient dibuat oleh dinas kesehatan.
safety di Ruang rawat
inap RSUD Kabupaten b. Faktor penghambat
Bima patient safety di ruang
Berdasarkan hasil rawat inap RSUD
dummy tabel analisis standar Kabupaten Bima
Berdasarkan hasil logistik rumah sakit yang
check list standar masih kurang menyebabkan
keselamatan pasien yang kondisi pekerjaan perawat
termasuk patient safety juga kurang baik.
attitudes rendah atau faktor 6. Kejadian tidak diinginkan
yang menghambat patient (KTD) dan kejadian nyaris
safety attitudes yaitu pada cidera (KNC) di ruang
iklim kerja tim peningkatan rawat inap RSUD
produktivitas kerja masih Kabupaten Bima.
kurang, dukungan logistik a. Program patient safety
menjadi faktor penghambat sudah ada dan berjalan
patient safety attitudes pada dengan baik di RSUD
perawat di ruang rawat inap Kabupaten Bima
sebab dengan keadaan
Tabel. 15
Program patient safety sudah ada dan berjalan dengan baik di RSUD Kabupaten Bima

KATEGORI KATA KUNCI


Program patient safety R1 : “Pernah dilakukan pelatihan”
R2 : “Sudah berjalan”
R3 : “Ia kita sudah punya semacam laporan insiden”

Berdasarkan hasil b. Mendiskusikan masalah


wawancara didapatkan bahwa yang dialami terkait
Program patient safety sudah dengan perawatan pasien
ada dan berjalan dengan baik kepada teman sejawat
di RSUD Kabupaten Bima. atau atasan

Tabel. 16
Mendiskusikan masalah yang dialami terkait dengan perawatan pasien kepada teman
sejawat atau atasan

KATEGORI KATA KUNCI


Diskusi masalah keperawatan R1 :“Tetap ada...”.
pasien R2 : “Jelas karna berada dalam satu tim”
R3 :“Ada...”

Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan bahwa c. Perawat dapat
perawat selalu mendiskusikan bekerjasama dengan
masalah yang dialami terkait dokter sebagai tim yang
dengan perawatan pasien terkoordinir dengan baik
kepada teman sejawat atau
atasan.

Tabel. 17
Perawat dapat bekerjasama dengan dokter sebagai tim yang terkoordinir dengan baik

KATEGORI KATA KUNCI


Perawat bekerja sama dengan R1 :“Selalu bekerjasama...”
dokter R2 :“Selalu bekerjasama...”
R3 :“Sudah...”

Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan bahwa d. Terjalin hubungan kerja
Perawat dapat bekerjasama yang baik dan pemecahan
dengan dokter sebagai tim masalah yang baik bagi
yang terkoordinir dengan semua pihak
baik.

Tabel. 18
Terjalin hubungan kerja yang baik dan pemecahan masalah yang baik bagi semua pihak

KATEGORI KATA KUNCI


Hubungan kerja dan pemecahan R1 :“Insya allah sudah terjadi...”
masalah R2 :“Sudah berjalan...”
R3 : “...Apabila ada masalah dilaporkan keperawat primer,
klo tidak bisa diselesaikan baru dilaporkan kekepala
ruangan”

Berdasarkan hasil telah terjalin hubungan kerja


wawancara didapatkan bahwa yang baik dan pemecahan
masalah yang baik bagi e. Dukungan dari rekan
semua pihak. kerja dalam upaya
perawatan pasien.
Tabel. 19 Dukungan dari rekan kerja dalam upaya perawatan pasien

KATEGORI KATA KUNCI


Dukungan rekan kerja R1 : “Tetap ada kerja sama karna kerja per TIM”
R2 :“...Mendukung...”
R3 :“Sudah mendapatkan dukungan...”

Berdasarkan hasil f. Pengajuan pertanyaan


wawancara didapatkan bahwa kepada rekan sesama atau
perawat mendapat dukungan beda profesi sehubungan
dari rekan kerja dalam upaya dengan perawatan pasien
perawatan pasien. di unit kerja.

Tabel. 20
Pengajuan pertanyaan kepada rekan sesama atau beda profesi sehubungan dengan
perawatan pasien di unit kerja.
KATEGORI KATA KUNCI
Pengajuan pertanyaan kepada R1 :”...Dikonsultasikan...”
rekan sesama atau beda profesi R2 : “Ada dan selalu dikomunikasikan dengan baik”
sehubungan dengan perawatan R3 :“Selalu mengkomunikasikan...”
pasien

Berdasarkan hasil suasana atau sifat, dimana


wawancara didapatkan bahwa perilaku yang ditujukan kepada
perawat melakukan orang, obyek, kondisi atau
pengajuan pertanyaan kepada situasi, baik secara tradisional
rekan sesama atau beda maupun nilai atau keyakinan
profesi sehubungan dengan yang menimbulkan komitmen,
perawatan pasien di unit kerja pola dan keahlian individu
terhadap keselamatan
PEMBAHASAN pasien.Sikap individu dalam
1. Patient Safety Attitudes organisasi dapat memberikan
Patient safety attitudes (sikap wawasan tentang fungsi sistem
keselamatan pasien) merupakan dan peningkatannya. (7)
Logistik yang masih kurang berkurang atau menurun apabila
adalah alat- alat kesehatan yang tidak didukung oleh fasilitas
seharusnya dimiliki oleh RSUD penunjang yang baik dan
Kabupaten Bima sebagai rumah bermutu dan secara tidak
sakit tipe C, tetapi sesuai dengan langsung akan berpengaruh pada
penelitian yang telah dilakukan di jumlah kunjungan pasien ke
RSUD Kabupaten Bima bahwa Rumah Sakit itu sendiri.
fasilitas laboratorium yang Menurut penelitian ( Sexton et
dimiliki oleh RSUD Kabupaten al., 2006) iklim kerja tim
Bima masih sangat terbatas merupakan persepsi kualitas
ketersediaannya, hal tersebut kolaborasi antar personal dalam
menyebabkan kurang nyamannya memberikan yang terbaik untuk
pasien karena harus melakukan pasien Untuk meningkatkan
tes laboratorium keluar rumah produktivitas kerja maka
sakit. Untuk dapat dukungan logistik terkait dengan
mempertahankan tipe rumah fasilitas rumah sakit harus segera
sakit agar tidak turun, RSUD dilengkapi agar iklim kerja tim
Kabupaten Bima harus segera perawat akan semakin baik. (8)
mengadakan peralatan logistik 3. Kepuasan kerja perawatdi Ruang
yang lebih lengkap terutama alat rawat inap RSUD Kabupaten
pemeriksaan laboratorium dan Bima
peralatan logistik dan kesehatan Kepuasan kerja di ruang rawat
yang sesuai dengan standar inap RSUD Kabupaten Bima
rumah sakit tipe C. dibuktikan dengan hasil checklist
2. Iklim kerja tim ruang rawat inap dan wawancara yang tidak
RSUD Kabupaten Bima terdapat masalah tentang
Iklim kerja tim yang juga kepuasan kerja perawat ruang
membutuhkan peningkatan yaitu rawat inap.
pelayanan rumah sakit serta 4. Kondisi pekerjaan perawat di
peningkatan fasilitas layanan. Ruang rawat inap RSUD
Pelayanan rumah sakit akan Kabupaten Bima
Kondisi pekerjaan yang masih Bima sudah baik hanya
membutuhkan perhatian untuk produktivitas kerja harus
ditingkatkan adalah kelengkapan ditingkatkan agar terbentuk tim
logistik rumah sakit, masih kerja yang lebih baik dan
kurangnya fasilitas seperti alat- mendukung patient safety
alat laboratorium dan yang lain attitudes tinggi.
harus segera diadakan agar tidak Terkait dengan dukungan logistik,
menurunkan kondisi pekerjaan fasilitas yang ada di RSUD
perawat dan semangat perawat di Kabupaten Bima masih kurang
RSUD Kabupaten Bima, perawat sehingga menyebabkan kondisi
tidak perlu mengantar keluar RS pekerjaan kurang baik dan
lain untuk melayani pasien yang menjadi penghambat patient
membutuhkan pelayanan yang safety attitudes pada perawat
lebih lengkap. khususnya, pihak manajemen
5. Kategori Patient Safety (tinggi rumah sakit sebaiknya melengkapi
dan rendah) fasilitas yang ada agar kondisi
Komponen iklim kerja tim pekerjaan akan berjalan secara
memuat pertanyaan tentang maksimal.
komunikasi, kolaborasi perawat Menurut penelitian yang
dengan dokter, hubungan kerja dilakukan oleh ( Vincent, et al .,
dan diskusi pemecahan masalah, 1997) bahwa berat beban kerja
dukungan rekan kerja, menyebabakan bahaya laten
produktivitas kerja dan dalam melakukan pekerjaan di
keterbukaan. Subjek penelitian suatu unit. Terkait dengan
memberikan jawaban yang baik dukungan logistik, fasilitas yang
terhadap komponen tersebut ada di RSUD Kabupaten Bima
kecuali produktivitas kerja yang masih kurang sehingga
masih perlu ditingkatkan sehingga menyebabkan kondisi pekerjaan
dapat dinyatakan bahwa iklim kurang baik dan menjadi
kerja tim pada perawat di ruang penghambat patient safety
rawat inap RSUD Kabupaten attitudes pada perawat khususnya,
pihak manajemen rumah sakit attitudes rendah ada pada
sebaiknya melengkapi fasilitas komponen ini.
yang ada agar kondisi pekerjaan 4. Faktor pendukung patient safety
akan berjalan secara maksimal. (9) attitudes pada perawat di RSUD
KESIMPULAN Kabupaten Bima yaitu kepuasan
1. Komponen iklim kerja tim pada kerja, faktor penghambat patient
perawat di ruang rawat inap safety attitudes pada perawat di
RSUD Kabupaten Bima RSUD Kabupaten Bima yaitu
menunjukkan patient safety iklim kerja tim dan kondisi
attitudes rendah sehingga pekerjaan
menjadi penghambat
kelengkapan patient safety DAFTAR PUSTAKA
attitudes tinggi pada iklim kerja 1. Departemen Kesehatan,R.I.,2006.
tim. Panduan nasional keselamatan
pasien rumah sakit(patient
2. Komponen kepuasan kerja pada safety),Jakarta.
perawat di ruang rawat inap http://www.inapsafety-
persi.or.id/data/panduan.pdf
RSUD Kabupaten Bima 2. Arsyad, A.S.2010. Gambaran
menunjukkan patient safety Penerapan Sistem Informasi
manajemen Logistik di Instalasi
attitudes tinggi, tidak terdapat Farmasi RSU PKU
penghambat patient safety Muhammadiyah Bantul 2010.
Skripsi. Studi Ilmu Kesehatan
attitudes pada komponen Masyarakat Universitas Ahmad
kepuasan kerja Dahlan Yogyakarta.
3. Mukti,A.G., 2007.Strategi Terkini
3. Komponen kondisi pekerjaan Peningkatan Mutu Pelayanan
pada perawat di ruang rawat inap Kesehatan (Konsep dan
Implementasi). Universitas Gajah
RSUD Kabupaten Bima Mada, Yogyakarta.
menunjukkan patient safety 4. Cahyono,B.S.2008. Membangun
Budaya Keselamatan Pasien
attitudes rendah, adanya (dalam praktik kedokteran),
dukungan logistik yang masih Kanisius, Yogyakarta.
5. Kline, T.J.B., Willness, C., Ghali,
kurang berupa alat rontgen W.A. 2008.”Determinants of
menyebabkan patient safety adverse events in hospital the
potential role of patient safety
culture”, Journal for Healthcare 8. Sexton, J.B., Helmreich, R.L.,
Quality. 30(1). Neilands, T.B., Rowan, K., Vella,
6. Sugiyono, 2009.Memahami K., Boyden, J., 2006. “The safety
Penelitian attitudes questionnaire:
Kualitatif,Alfabeta,Bandung. psychometric properties,
7. Modak, I., Sexton, B., Lux, T.R., bencmarking data, and emerging
Helmreich, research”, BMC Health Services
R.L.,2007.“Measuaring safety Research , 6(44).
culture in the ambulatory setting: 9. Vincent, Charles, Adams, S.T.,
the safety attitudes Stanhope, N. 1998. “Framework
questionnaireambulatory version”, for analising risk safety in clinical
Journal of General Internal medicine”, British Medical
Medicine, 22,1-5. Journal , 316.

Das könnte Ihnen auch gefallen