Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
1. C. Tujuan Penulisan
2. 1. Tujuan umum
1. 2. Tujuan khusus
A. D. Metode Penulisan
1. Wawancara
1. Studi Dokumentasi
1. Studi Kepustakaan
1. E. Sistematika Penulisan
Penulis membangi penulisan makalah ini dalam 5 Bab, yang terdiri dari:
Bab II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar yang terdiri
dari definisi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinik,
patofisiologi, penatalaksanaan medis, dan konsep dasar asuhan
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. A. Definisi
2. 1. Anatomi
A. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
Atas- : pembuluh darah besar
Bawah- : diafragma
Setiap sisi : paru-
Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
1. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah
jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan
tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah
untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah.
1. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi
diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada
jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah
akan meningkat
1. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi
dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah
mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi
melalui ruang jaringan
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk
oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan
secara sempurna satu sama lain.
1. 2. Fisiologi
Kategori
Systole (mmHg) Dan/atau Diastole(mmHg)
Normal
<120 dan <80
Prehipertensi
120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap
1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap
2 >=160 Atau >=100
Hipertensi sistol
terisolasi >=140 Atau <90
Sakit kepala
Epistaksis
Pusing / migrain
Rasa berat ditengkuk
Sukar tidur
Muka pucat
1. D. Etiologi
Stress Lingkungan.
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara
waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
kembali normal.
1. Penyakit Ginjal
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing
Feokromositoma
3. Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
4. Penyebab Lainnya
Koartasio aorta
Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit jantung
koroner, fibrilasi atrium, heterozygote atau homozygote untuk
homositinuria.
1. G. Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan Laborat
1. H. Penatalaksanaan
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu:
2. 1. Proses keperawatan
1. Pengkajian
1) Biodata
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, alamat, no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggal
pengkajian.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
e) Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggi pada
klien, emosi yang labil.
f) Aspek Sosial
g) Aspek spiritual
1. 2. Pemeriksaan fisik
18 /lebih
th
37,0 C
o
70-75x/mnt 15-20x/mnt 120/80 mmHg
65 /lebih
th
36,0 C
o
70-75x/mnt 15-20x/mnt 140/90 mmHg
Respon membuka:
Spontan 4
Respon motorik:
Menurut perintah 6
Respon verbal:
Orientasi baik 5
NILAI:
15 : Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11 : Soporus
3-7 : Coma
1. System penciuman
1. System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar ronki
( aspirasi sekresi)
1. System kardiovaskular
1. System pencernaan
1. System urinaria
1. System persarafan
1. System musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien hipertensi didapat
klien merasa kesulitan untuk melakuakn aktvitas karena kelemahan,
kesemuatan atau kebas.
1. System integument
1. J. Analisa data
No.
Data focus Etiologi Masalah
1. DS: Peningkatan
Medulla tekanan darah
– Riwayat hipertensi
Saraf simpatis
– Ateroskelosis
Ganglia simpatis
– Penyakit jantung
koroner/katup dan Tekanan darah
penyakit serebrovaskular
– Epsodepalpitasi Kontriksi
– Kenaikan TD
2. DS: Intoleransi
Peningkatan CO aktivitas
– Kelemahan
Peningkatan afterload
– Letih
Frekuensi jantung
– Nafas pendek meningkat
– Perubahan irama
jantung
– Takipnea
3. DS: Gangguan
Saraf simpatis rasa nyaman:
– Keluhan nyeri(sakit)
pusing/pening, berdenyut Ach kepala
– Sakit kepala
suboksipital
– Gangguan Saraf pasca ganglion
penglihatan
Aorepinefrine
DO:
Konriksi
– Perubahan
keterjagaan Sakit kepala
– Afek
– Orientasi
– Proses piker
4. DS: Potensial
Ginjal/rennin perubahan
– Gangguan ginjal perfusi
(infeksi/obstruksi atau Angiotention I jaringan
riwayat penyakit gnjal
sebelumnnya)
Angiotension II
DO:
Aldosteron
– Gangguan pola
eliminasi
Retersi Na dan H O 2
Intravascular
Perubahan perfusi
jaringan
1. K. Diagnosa keperawatan
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard,
hipertropi ventricular.
i. L. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard,
hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam
rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan
frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di
inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas
yang dapat diukur.
Intervensi :
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan
tampak nyaman.
Intervensi :
Batasi aktivitas.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak
ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas
normal.
Intervensi :
Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
1. M. Implementasi
1. N. Evaluasi
TINJAUAN KASUS
1. A. Pengkajian
2. a. Identitas klien
Nama : Ny. U
Umur : 60 tahun
Agama : islam
Ruangan : cempaka
Nama : Tn. E
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
1. c. Keluhan utama
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas
seperti biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala,
pada saat yang bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang
dirasakan semakin berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air
dingin. Kemudia pada tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga
klien dibawa ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam
09.00 WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan
pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala yang
dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut. Selama dirawat
klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga untuk memenuhinya dibantu
sebagian oleh keluarga.
1. g. Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar
sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
1. h. Aspek social
1. i. Aspek spiritual
1. B. Pemeriksaan fisik
2. a. Pemeriksaan umum
Nilai GCS : 15
Respon membuka :4
Respon motorik :6
Repon verbal :5
– TD : 180/100 mmHg
– R : 25x/menit
– N : 85x/menit
– S : 36 Co
1. b. System pengindraan
1) Sistem penglihatan
Inspeksi : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik,
saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak
ikterik, gerakan bola mata baik.
2) System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup
baik karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3) System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan
kopi disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk
dengan tepat bau yang dirasakan.
4) System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan
gula disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat
apa yang dirasakan.
5) System integument
6) System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah
gigi sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar
2, gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan
ada, auskultasi pada bising usus 10x/menit.
7) System pernafasan
9) System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada
nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi
tidak terasa nyeri.
N (olfaktorius)
1 : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih
N (optikus)
2 : lapang pandang klien agak berkurang
behubungan dengan penuaan,
N (okulomotorius)
3 : normal (bila terkena cahaya miosis dan
midriasis bila tidak terkena cahaya)
N (trakelis)
4 : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.
N (trigeminus)
5 : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+),
rahang dapat mengatup secara simetris
N (abdusen)
6 : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan
ke kanan.
N (fasialis)
7 : klien dapat menggerakan muka.
N (cochlealis)
8 : pendengaran baik.
N (glosopharingeus)
9 : ada reflek menelan.
N (vagus)
10 : kemampuan menelan baik.
N (accesorius)
11 : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan
dengan cukup baik.
N (hipoglosus)
12 : pergerakan lidah normal.
Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada
nyeri dan tidak ada luka.
1. C. Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
No. Sebelum Masuk RS Di RS
Living)
Nutrisi
1. 3x/hari Kalori
1. Makan
Nasi dan lauk-pauk (sayur, Diet rendah
– Frekuensi ikan, tempe, dll) garam 1.500
kall/hari
– Jenis Tidak Ada
– Makanan
pantangan ± 1.500 – 1.750 ml/hari
1. Minum
– Frekuensi
– Jumlah
Eliminasi
2. 1-2 x/hari 1 x/hari
1. BAB
Lembek Lembek
– Frekuensi
– Frekuensi Jernih
Jernih
– Warna
– Terpasang
kateter
Istirahat Tidur
3. 21.00 – 05.00 WIB 21.00 – 05.00
– Waktu Tidur : WIB
Malam 12.00 – 13.00 WIB
11.30 – 13.30
Siang ± 8 jam WIB
– Lama Tidur :
Malam ± 1 jam ± 8 jam
Personal Hygiene
4. 2x sehari 2x sehari
1. Mandi
Ya Ya
– Frekuensi
Sendiri Sendiri
– Penggunaan
Sabun
2x sehari Tidak
– Cara
Ya Tidak
1. Oral Hygiene
Sendiri –
– Frekuensi
2x Seminggu Belum cuci
– Penggunaan rambut
pasta gigi Ya
–
– Cara Sendiri
melakukan –
Tidak tentu
1. Pemeliharaan Tidak tentu
Rambut sendiri
–
– Frekuensi
– Penggunaan
shampoo
– Cara
melakukan
1. Pemeliharaan
Kuku
– Frekuensi
– Cara
melakukan
Aktivitas
5. Klien mengatakan mulai Klien
beraktivitas pada jam melakukan
05.30 – 16.30 WIB sebagai aktivitasnya
Petani Sendiri
1. D. Pemeriksaan penunjang
2. a. Laboratorium 08-04-2011
L = 5.900/mm 3
(4.500 – 10.000/mm ) 3
T = 155.000/mm 3
(150.000 – 400.000/mm ) 3
Ht = 30 % (40 – 48 %)
Clorotiazid 2×1
Ctm 3×1
Pct 3×1
B1 3×1
1. E. Analisa data
DS: Peningkatan
1. Medulla TD
– Keluarga klien
mengatakan klien Saraf simpatis
mempunyai riwayat
hipertensi
Ganglia simpatis
DO:
Tekanan darah
– TD klien
Kontriksi
meningkat
Peningkatan tekanan
darah
DS: Sakit kepala
2. Saraf simpatis
– Keluarga klien
mengatakan klien Ach
merasa sakit kepala
yang sangat hebat
Saraf pasca ganglion
DO:
– TD: 170/100
mmHg
– ADL klien
sedikit terhambat
DO:
Gangguan pola istirahat
– TD: 170/100
mmHg
insomnia
– Mata klien
tampak cekung
DS: Nyeri
4. Tidak ada makanan masuk abdomenalis
– Keluarga klien ke lambung
mengatakan klien
merasa sakit perut Tidak ada proses
karena klien tidak pencernaan
makan apapun dan
hanya minum saja
Peningakatan asam
sejak sakit kepala
lambung
dirasakan.
Peningkatan peristaltik
DO:
usus
– Peristaltik
Nyeri abdomenalis
usus 12x/menit
– Terpasang
infus
Peningakat Setelah
1. an TD dilakukan 1. Pantau TD klien
berhubuna tindakan
gn dengan keperawat
penurunan an selama
curah 1×24 jam
jantung TD klien
dapat
DS: kembali
normal 1. Adanya
pucat,
–
dingin,
Keluarga
kulit
klien
lembab,
mengataka Tupan:
dan masa
n klien
pengisian
mempunyai Berpartisip kapiler
riwayat asi dalam lambat
hipertensi aktivitas mungkin
yang berkaitan
DO: menurunk dengan
an vasokontri
TD klien TD/beban ksi atau
meningkat kerja mencermi
jantung nkan
deskompe
nsasi /
penurunan
Tupen: 1. Amati warna kulit, CO.
kelembaban , suhu,
dan masa pengisian.
–
Keluarga
klien
mengataka
n sakit
kepala
yang
dirasakna
klien
berkurang
1. Membant
u untuk
menurunk
an
rangsanga
n simpatis;
meningkat
kan
relaksasi.
1. Berikan lingkungan
tenang, nyaman,
kurangi aktivitas/
keributan lingkungan.
Batasi jumlah
pengunjung dan
lamanya tinggal.
1. Pertahankan
pembatasan aktivitas,
spt. Istirahat di
tempat tidur/kursi; 1. Menurunk
jadwal periode an stresss
istirahat tanpa dan
gangguan; bantu klien keteganga
melakukan aktivitas n yang
perawatan diri sesuai mempenga
kebutuhan. ruhi
tekanan
darah dan
perjalanan
1. Lakukan tindakan- penyakit
tindakan yang nyaman hipertensi
seperti pijatan
punggung dan leher,
meninggikan kepla
tempat tidur
1. Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix
/hidroDIURIL)
2. Perbandingan dari
tekanan memberikan
gambaran yang lebih
lengkap tentang
keterlibatan/ bidang
masalah vascular
1. Menguran
gi
ketidaknya
manan dan
dapat
menurunk
an
rangsanga
n simpatis.
1. Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri
atau
dicampur
dengan
obat lain
untuk
menurunk
an TD
pada
pasien
dengan
fungsi
ginjal
relative
normal.
– TD:
170/100
mmHg
– ADL
klien
sedikit
terhambat 1. Menurunk
an/
mengontro
l nyeri dan
menurunk
an
rangsang
system
saraf
simpatis
Insomnia Setelah
3. berhubung dilakukan 1. Batasi jumlah
an dengan tindakan pengunjung dan
ketidakma keperawat lamanya tinggal
mpuan an selam
mengatasi 1×24 jam,
nyeri dengan
1. Vasodilat
criteria: 1. Kolaborasi dalam asi pada
DS: pemberian system
antihistamin saraf
– simpatis
Keluarga Tupan:
klien
mengataka Tidak 1. Membacakan aya
n klien mengalami suci al-quran sebelum
tidak tidur lagi waktu tidur
semalaman gangguan
dan terus 2. Agar klien dapat 1. Memberik
pola
merasakan istirahat an
aktifitas
sakit ketenanga
kepala nya. n batin
pada klien
dan
DO:
Tupen: memperku
at
– TD: keimanan
–
170/100 klien
Keluarga
mmHg sebagai
klien
umat
Mata klien mengataka islam.
tampak n klien
cekung tidak
terbangun
lagi pada
malam
hari.
Nyeri Setelah
4. abdomenali klien 1. Kolaborasi dalam
s diberikan Pemberian antasida 1. Merangsa
berhubung tindakan dan antimual ng
an dengan keperawat peristaltic
tidak an selama usus
terpenuhin 1×24 jam, sehingga
ya dengan 1. Memberikan ko,pres gerakan
kebutuhan criteria: hangat di nagian peristaltik
nutrisi. perut klien nya
kembali
DS: normal
Tupan:
–
Keluarga Nutrisi
klien terpenuhu 1. Memenuh
1. Berikan makanan
mengataka sehingga i
sesuai dengan diet
n klien metabolis kebutuhan
yang disarankan
merasa m tubuh nutrisi
sakit perut kembali klien
2. Menirmalkan kadar
karena normal asam lambung
klien tidak sehingga dapat
makan mengurangi kembung
apapun dan dan mual
hanya
minum saja Tupen:
sejak sakit
kepala –
dirasakan. Keluarga
klien
mengataka
DO: n klien
sudah mau
– makan
Peristaltik kembali
usus sesuai diet
12x/menit yang
disarankan
Terpasang
infuse
1. H. Implementasi
T = mengakaji TTV,
1. Senin, I
TD:170/100 mmHg
08-04-2011
R = klien kooperatif
07.30 WIB
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = klien kooperatif
R = keluarga kooperatif
T = mengkaji TTV klien
2. Selasa, I
TD: 140/80 mmHg
09-04-2011
R = klien kooperatif
07.30 WIB
R = klien kooperatif
1. I. Evaluasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
A : masalah teratasi
P:–
I:–
BAB IV
PEMBAHASAN
1. A. Pengkajian
1. B. Diagnosa Keperawatan
1. C. Perencanaan
1. D. Implementasi
1. E. Evaluasi
Dari hasil diagosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara teori dan
kenyataan di lapangan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara
diagnosa teori dan diagnosa yang ada di lapangan.
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
1. B. Saran
1. Untuk Siswa
www.google.com
http://www.wikipedia.com