Sie sind auf Seite 1von 12

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR BAKU DENGAN PEMODELAN

IHACRES DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TAPUNG KIRI


Mashuri1), Manyuk Fauzi2), Ari Sandhyavitri2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : Mashuri1805@gmail.com

Abstract

The demand of raw water in Kampar Districts is increasing in step with population growth. At
this time, the water supply system is regulated by PDAM Tirta Kampar what still have problem
to service coverage. Especially Tapung Sub-District has not been served. Therefore, the
existence of the Tapung Kiri River is expected to be a solution to overcome these problems. This
study use IHACRES for rainfall - runoff modeling, which in the calibration stage reach Nash-
Sutcliffe effectiveness value of 0.630. Overall, this model provides an understanding that the
success obtained on the calibration stage does not guarantee success in the verification stage.
Analysis of water availability is done to analyze the realable discharge river (Q90%) based on
average annual the discharge resulting realable discharge occurred in 2000. The greatest
realable discharge occured in October amounted to 93.75 m3/sec, and the smallest in Maret
amounted to 43,69 m3/sec. Analysis of water demand is forecasted to the population growth of up
to 22 years and produce raw water demand total with forecasts early of the year (2013) of 0.109
m3/sec and the end forecasts of the year (2035) of 0.264 m3/sec.

Keyword : Tapung Kiri River, IHACRES model, Availability Water, Population Forecasts,
Water Supply

A. PENDAHULUAN
Air bersih merupakan salah satu Sungai Kampar. Jumlah pelanggan PDAM
kebutuhan pokok manusia yang diperoleh ini sebanyak 3.865 rumah. Sedangkan jumlah
dari berbagai sumber, tergantung pada air yang diproduksi yaitu sebanyak 1.464.954
kondisi dan daerah setempat. Kondisi sumber m3, dengan jumlah air yang terjual sebanyak
daya air pada setiap daerah berbeda-beda. 797.106 m3 dan terjadi kehilangan air
Semua itu tergantung pada keadaan alam dan sebanyak 620.159 m3. Unit cakupan
kegiatan masyarakat yang terdapat di daerah pelayanannya hanya meliputi Kota
tersebut. Saat ini, sumber daya air masih Bangkinang, Air Tiris, Kuok, Tambang dan
bertumpu pada aspek kuantitatif dimana air Teratak Buluh (Laporan Tahunan PDAM
terlalu banyak pada musim hujan dan terlalu Tirta Kampar, 2013). Khusus Kecamatan
sedikit pada musim kemarau. Tapung belum terlayani oleh air bersih yang
Saat ini sistem penyediaan air bersih dikelola PDAM.
di Kabupaten Kampar diselenggarakan oleh Berdasarkan Laporan Kajian Dinas
Pemerintah Daerah melalui Perusahaan Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kampar
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar 2013, Kecamatan Tapung dan sekitarnya
yang berdiri sejak tahun 2000. Berdasarkan (termasuk Kecamatan Tapung Hulu dan
data PDAM Kampar pada tahun 2013, Kecamatan Tapung Hilir) memiliki desa-desa
sumber air yang digunakan yaitu berasal dari yang rawan akan air minum. Total

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1


keseluruhan sebanyak 17 Desa (termasuk yang dilakukan oleh Indarto (2006), bahwa
Desa Petapahan dan Desa Pantai Cermin). model IHACRES telah berhasil dalam
Masyarakat setempat masih mengandalkan menyelidiki respon hidrologi di DAS
air sumur untuk keperluan sehari-hari. Bedadung, Jawa Timur. Dengan keberhasilan
Walaupun untuk mendapatkan air bersih, tersebut dirasa perlu untuk mencoba
secara teknis kedalaman sumur mencapai ± keandalan model IHACRES di Sungai
12 meter (Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapung Kiri.
Kampar, 2013).
Program Pemerintah Daerah seperti 1. Kalibrasi Model
Pamsimas (penyediaan air minum dan Kalibrasi merupakan proses pemilihan
sanitasi berbasis masyarakat) sudah pernah kombinasi parameter. Kalibrasi model
dijalankan. Namun hingga saat ini program menurut Vase, et al (2011) merupakan suatu
tersebut sudah tidak berjalan lagi (Dinas proses mengoptimalkan atau secara sistematis
Pekerjaan Umum Kabupaten Kampar, 2013). menyesuaikan nilai parameter yang
Sedangkan Jumlah penduduk pada tahun memberikan estimasi terbaik dari debit
2013 di Kecamatan Tapung sebanyak 85.612 sungai yang diamati.
jiwa dan akan terus bertambah tiap tahunnya Metode kalibrasi yang digunakan
(Arsip Kantor Kecamatan Tapung, 2013). yakni dengan cara coba-coba (trial and
Untuk itu perlu diadakannya peningkatan error). Metode ini paling banyak digunakan
akses pelayanan air bersih kepada masyarakat dan direkomendasikan, khususnya untuk
berupa sistem air perpipaan. model yang komplek. Dimana sebuag grafik
Dalam mengatasi permasalahan itu, yang bagus sudah dianggap mewakili hasil
maka perlu dibuatkannya penyediaan air simulasi.
bersih melalui sistem perpipaan. Hal utama Menurut Littlewood, et al (1999),
yang harus dilakukan yaitu dengan pemilihan periode kalibrasi diawali dan
mengidentifikasi dan menghitung besarnya diakhiri pada keadaan debit relatif kecil
debit sumber air baku (supply) dan membuat sebingga perubahan penyimpanan air di DAS
proyeksi kebutuhannya di masa depan selama periode kalibrasi dapat diasumsikan
(demand). Wilayah yang dilayani meliputi mendekati nol. Warm up adalah periode
seluuruh desa di Kecamatan Tapung dan untuk inisiasi dan dicari dengan coba-coba.
potensi sumber air baku berasal dari Sungai Pemilihan periode warm up bertujuan untuk
Tapung Kiri yang terletak di Kecamatan mengisi kondisi awal DAS. Selama proses
Tapung. kalibrasi dilakukan, perlu adanya pengecekan
Penelitian ini menggunakan kriteria statistik yaitu R2 dan bias sebagai
pemodelan IHACRES (Identification of Unit indikator bagus atau tidaknya hasil kalibrasi
Hydrograph and Component flows from yang dihasilkan.
Rainfall, Evaporation And Stream flow data)
Tabel.1 Kriteria Nilai Nash-Sutcliffe
dalam menganalisis data debit sebelum
Efficiency (NSE)
dihasilkan menjadi debit andalan. Pemodelan
hujan aliran IHACRES ini cukup dikenal dan
banyak diaplikasikan beberapa negara di
belahan dunia oleh praktisi dan peneliti. (Sumber : Motovilov, et al, 1999)
Model IHACRES dikembangkan di Inggris
dengan mendeskripsikan hujan aliran menjadi 2. Verifikasi Model
dua sub proses vertikal dan sub proses lateral Pechlivanidis, et al (2011)
(Indarto, 2010). Berdasarkan hasil penelitian mengemukakan bahwa verifikasi merupakan
suatu proses setelah tahap kalibrasi selesai

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2


dilakukan yang berfungsi untuk menguji 2

kinerja model pada data diluar periode R 2


 1
Q  Q 
o m

Q  Q 
2
kalibrasi. Kinerja model biasanya lebih baik o o
selama periode kalibrasi dibandingkan c. Relatif bias, menggambarkan selisih
dengan verifikasi, fenomena seperti ini antara jumlah selisih debit terukur
disebut dengan divergensi model. Ketika dikurangi debit terhitung dibandingkan
tingkat divergensi tidak dapat diterima, maka jumlah debit terukur
pemodel harus memeriksa struktur model dan ∑( − )
prosedur kalibrasi yang sesuai ataupun =

asumsi yang pantas kemudian merevisinya d. R2sqrt, menunjukkan variasi R2 yang
(Pechlivanidis, et al,2011). terjadi untuk semua debit puncak
3. Simulasi Model ∑ −
=1−
Refsgaard (2000) mengemukakan ∑ −
bahwa simulasi model merupakan upaya
e. R2log, menunjukkan variasi R2 yang
memvalidasi penggunaan model untuk
terjadi untuk semua debit.
memperoleh pengetahuan atau wawasan dari
∑ ( + )− ( + )
suatu realita dan untuk memperoleh perkiraan =1−
yang dapat digunakan oleh para pengelola ∑ ( + )− ( + )
sumberdaya air. f. R2inv, menunjukkan variasi R2 yang
Tahap simulasi merupakan proses terjadi untuk semua debit kecil.
terakhir setelah proses kalibrasi dan verifikasi  1
2
1 
dilaksanakan. Dalam tahap ini keseluruhan   Q     Q   
data hujan dan temperatur digunakan sebagai R 2 inv  1   o m 
2
data masukan untuk menghitung aliran.  1 1 
Ketelitian simulasi tergantung pada tiga   Q     Q   
faktor, yaitu ketelitian data masukannya,  o o 
keefektivitasan dari penilaian parameternya dengan :
dan kesalahan-kesalahan yang melekat pada Qo = debit observasi atau debit terukur (m3/s),
model Qm= debit termodelkan / terhitung (m3/s),
N = jumlah sampel,
4. Evaluasi Ketelitian Model Qo = rerata debit terukur atau observasi,
Evaluasi ketelitian model IHACRES Qm = rerata debit terhitung / termodelkan, dan
dalam Croke et al (2004) menggunakan ε = persentil ke-90 dari debit observasi.
fungsi objektif yang terdiri dari :
a. Bias, menunjukkan tingkat kesalahan 5. Analisis Kebutuhan Air Bersih
dalam perhitungan volume aliran atau Analisis kebutuhan air bersih untuk
selisih antara debit terukur dan terhitung masa mendatang menggunakan standar-
per tahun. Perhitungan bias dirumuskan standar perhitungan yang telah ditetapkan.
sebagai berikut : Kebutuhan air untuk fasilitas-fasilitas sosial
∑( − ) ekonomi harus dibedakan sesuai peraturan
= PDAM dan memperhatikan kapasitas
b. R2, menunjukkan tingkat kesesuaian produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran
antara debit terukur dan terhitung. dan pelayanan. Faktor utama dalam analisis
Perhitungan R2 dirumuskan sebagai kebutuhan air adalah jumlah penduduk pada
berikut : daerah studi. Jumlah penduduk diproyeksi
beberapa tahun mendatang yang diinginkan.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3


Dari proyeksi tersebut kemudian dihitung b. Kebutuhan non domestik
jumlah kebutuhan air dari sektor domestik Kebutuhan non domestik adalah
dan non domestik berdasarkan kriteria Ditjen kebutuhan air baku yang digunakan untuk
Cipta Karya. beberapa kegiatan seperti :
- Kebutuhan institusional,
a. Kebutuhan domestik - Kebutuhan komersial dan industri,
Kebutuhan domestik adalah - Kebutuhan fasilitas umum seperti
kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan tempat-tempat ibadah,
kegiatan sehari-hari atau rumah tangga rekreasi dan terminal.
seperti untuk minum, memasak, kesehatan Untuk menghitung kebutuhan air non
individu (mandi, cuci dan sebagainya), domestik, digunakan standar yang telah
menyiram tanaman, halaman, pengangkutan ditetapkan oleh Dirjen Cipta Karya 1997.
air buangan (buangan dapur dan toilet). Namun karena keterbatasan data jumlah
Besarnya kebutuhan air untuk fasilitas-fasilitas umum yang diperoleh, maka
keperluan domestik dapat dilihat pada Tabel perhitungan kebutuhan air sektor non
2 dibawah ini : domestik menggunakan pendekatan
perhitungan yang dikemukakan oleh
Tabel 2. Pemakaian Air Domestik Arisribowo (2007) dimana untuk perhitungan
Berdasarkan SNI tahun 1997 kebutuhan air non domestik ini ditetapkan
sebesar 10% dari kebutuhan sektor domestik.

6. Proyeksi Jumlah Penduduk


Angka pertumbuhan dalam suatu
persen tersebut digunakan untuk
memproyeksikan jumlah penduduk untuk
beberapa tahun mendatang. Metoda yang
digunakan adalah Metode Aritmetical
Increase :
Pn = Pt [1 +( n x Pp %)]
dimana :
Pn = Jumlah penduduk yang akan datang
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun
data
Pp = Kenaikan jumlah penduduk (%)
n = Periode waktu yang ditinjau

7. Fluktuasi Penggunaan Air Bersih


Fluktuasi penggunaan air bersih
adalah penggunaan air oleh konsumen dari
waktu ke waktu dalam skala jam, hari,
minggu, bulan maupun dari tahun ke tahun
hampir secara terus menerus.
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1997 Sesuai dengan keperluan perencanaan
sistem penyediaan air bersih maka terdapat
dua pengertian yang ada kaitannya dengan
fluktuasi pelayanan air, yaitu:

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4


Lokasi Penelitian,
Sungai Tapung Kiri

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

a. Faktor Hari Maksimum 1. Studi literatur


Faktor perbandingan antara Studi merupakan studi kepustakaan
penggunaan hari maksimum dengan guna mendapatkan dasar - dasar teori serta
penggunaan air rata-rata harian selama langkah-langkah penelitian yang berkaitan
setahun, sehingga akan diperoleh : dengan analisa model yaitu IHACRES
Qhari maks = fhm * Qhari rata-rata beserta referensi tentang analisa ketersediaan
b. Faktor Jam Puncak dan kebutuhan air.
Faktor perbandingan antara
penggunaan air jam terbesar dengan 2. Pengumpulan Data
penggunaan air rata-rata hari maksimum, Data yang diperlukan dalam
sehingga akan diperoleh : penyelesaian Tugas Akhir ini berupa data
Qjam puncak = fjp * Qhari maks sekunder yang diperoleh dari Balai Wilayah
Catatan : fhm = 1,1; fjp = 1,5 Sungai Sumatera III Provinsi Riau dan arsip
Kantor Kecamatan Tapung. Data - data
B. METODOLOGI PENELITIAN tersebut diantaranya:
Penelitian ini dilakukan pada sub- a. data curah hujan dan karakteristik DAS
DAS Sungai Tapung Kiri dengan Stasiun pada Stasiun Petapahan Baru periode 1998-
AWLR Pantai Cermin yang berada pada 2012.
Wilayah Sungai (WS) Siak. Secara b. data klimatologi pada Stasiun Pasar
administrasi, Stasiun Pantai Cermin terletak Kampar periode 1998-2012.
di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar, c. data debit AWLR pada Stasiun AWLR
Kecamatan Tapung. Stasiun ini memiliki luas Pantai Cermin periode 2002-2012.
daerah aliran sebesar 1716 km2. Metoda d. data pertumbuhan penduduk Kecamatan
penelitian Tugas Akhir ini dibagi dalam tiga Tapung periode 2009-2013.
bagian besar yakni pengumpulan data,
pengolahan data (perhitungan data) dan
mendapatkan keluaran yang akan dianalisis.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5


3. Analisis Penelitian verifikasi dan simulasi. Proses verifikasi dan
Untuk menganalisis data yang telah simulasi selanjutnya akan menggunakan
didapat, maka digunakan analisis kebutuhan bantuan Microsoft Excel.
air dari suatu penduduk dan ketersediaan air
yang dapat mencukupi kebutuhan air a. Kalibrasi
tersebut. Setelah dilakukan simulasi secara
berulang/ Trial and Error, maka periode
a. Analisis Hidrologi Ketersediaan Air Bersih kalibrasi yang digunakan yakni 28 Oktober
Analisis hidrologi ketersediaan air 2006 - 21 Juli 2008, dimana parameter dan
bersih ini dapat dihitung setelah mendapatkan variabel dari periode ini dianggap sudah cukup
data-data yang berhubungan dengan mewakili untuk dianalisa.
ketersediaan air tersebut. Dalam penelitian ini
Tabel 3. Nilai R2 dan Bias dengan Variasi
setelah didapat suatu data debit dari sungai
Warm Up
melalui pencatatan stasiun AWLR. Data
tersebut kemudian diolah dengan bantuan
software pemodelan IHACRES. Debit
keluaran model IHACRES ini kemudian Sumber : Hasil Perhitungan (2014)
diolah lagi sehingga didapat debit andalan
sungai yang dapat dipergunakan sebagai Berdasarkan tabel di atas terlihat
penyedia kebutuhan air baku untuk air bersih. bahwa warm up dengan durasi 400
memberikan nilai R2 paling optimal
b. Analisis kebutuhan air bersih dibandingkan dengan durasi lainnya. Hasil
Analisis kebutuhan air bersih pada tabel tersebut memberikan parameter
penduduk digunakan untuk menentukan hasil kalibrasi dan variabel seperti
jumlah kebutuhan air selama beberapa tahun ditampilkan pada Tabel 4 dan 5 berikut :
mendatang. Hal ini dapat dilakukan apabila Tabel 4. Parameter Hasil Kalibrasi
sudah didapatkan data penduduk dalam suatu
wilayah tersebut. Pertama dihitung
pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun
(2009-2013), kemudian direncanakan pula
jumlah penduduk sampai dengan tahun 2035
dengan metode proyeksi Aritmetical
Increase. Dengan menggunakan standar
perencanaan yang ditetapkan oleh Ditjen
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Sumber : Hasil Perhitungan (2014)
dan metode pendekatan Arisribowo (2007),
maka dapat dihitung pula jumlah kebutuhan Tabel 5. Variabel Hasil Kalibrasi
air untuk penduduk pada tahun 2035.

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


1. Pemodelan Hidrologi dengan Metode
IHACRES
Pada penelitian ini, proses kalibrasi
dilakukan dengan program metoda
IHACRES untuk mendapatkan parameter dan
variabel yang akan digunakan pada tahap
Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6


Gambar 2. Grafik Hasil Simulasi
b. Verifikasi Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa
Verifikasi yaitu suatu proses untuk pada tahap kalibrasi memiliki nilai R 2 yang
menguji kinerja model pada data diluar memuaskan/ handal (0,36 < NSE ≤ 0,75) ,
periode kalibrasi. Pada tahap ini digunakan sedangkan pada tahap verifikasi dan tahap
parameter dan variabel yang telah diperoleh. simulasi nilai R2 yang dihasilkan
Pada tahap kalibrasi. Periode 1 Januari 2006 menunjukkan kinerja model yang belum
– 31 Desember 2012 dipilih karena berada di memuaskan / kurang handal (≤ 0,36). Namun
luar periode kalibrasi. dalam hal penggunaannya di lapangan masih
dapat diaplikasikan selama pemodelan hujan
c. Simulasi aliran yang memberikan hasil yang lebih baik
Pada proses simulasi ini, parameter belum ditemukan.
dan variabel yang akan digunakan dalam Nilai korelasi pada tahap verifikasi
perhitungan sama dengan parameter dan dan tahap simulasi sudah cukup bagus dalam
variabel yang digunakan dalam proses memodelkan hujan aliran. Adapun nilai
verifikasi, namun dalam perhitungannya negatif pada bias menunjukkan hasil debit
menggunakan keseluruhan data yang ada. yang dimodelkan cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan debit terukur.
d. Hasil Uji Statistik Perbedaan antara hasil pemodelan dengan
Tabel 6. Hasil Uji Statistik hasil pengukuran mungkin dapat disebabkan
oleh kesalahan acak baik yang berasal dari
data masukan ataupun data pengukuran serta
kesalahan dalam penentuan nilai parameter.

2. Analisa Ketersediaan Air


Analisa ketersediaan air di Sungai
Tapung Kiri dilakukan dengan menganalisis
debit andalan dari sungai. Debit andalan
untuk sungai Tapung Kiri dianalisis untuk
Sumber : Hasil Perhitungan (2014) mengetahui kemampuan Sungai Tapung Kiri

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 7


dalam menyediakan air baku untuk
kebutuhan air Kecamatan Tapung. Untuk Tabel 8. Debit Andalan 90% Sungai Tapung
keperluan ini digunakan data-data yang telah Kiri (Tahun 2000)
diperoleh sebelumnya melalui software
pemodelan IHACRES dengan panjang
periode data 11 tahun, mulai tahun 2002
hingga tahun 2012. Kemudian untuk
menghitung debit andalan dengan peluang
90% dapat dilakukan berdasarkan debit rerata
tahunan.
Pertama, Debit rerata tahunan yang
diperoleh, ditransformasikan untuk dapat Sumber : Hasil Perhitungan (2014)
diterapkan pada Sungai Tapung Kiri, caranya
yaitu dengan menggunakan rasio DAS Gambar 3. menunjukkan bahwa debit
sebesar 1,364. andalan maksimum terjadi pada Bulan
Kemudian untuk menghitung debit Desember. Debit andalan sungai bernilai
andalan, terlebih dahulu dihitung debit rerata besar pada Bulan Oktober sebesar 93,75
tahunan berdasarkan data debit bulanan. Lalu m3/detik sedangkan debit andalan terendah
debit tahunan diurutkan dari nilai tertinggi ke terjadi pada Bulan Maret sebesar 43,69
nilai terendah. Persen Probabilitas keandalan m3/detik.
(P) diperoleh dari perbandingan nilai m/n
yang dinyatakan dalam % dimana m adalah
nomor urut dan n adalah jumlah data.

Tabel 7. Debit Andalan Sungai Tapung Kiri


Berdasarkan Debit Tahunan

Gambar 3. Debit Andalan Sungai Tapung Kiri


3. Analisis Kebutuhan Air
Analisis kebutuhan air bersih untuk
masa yang akan datang menggunakan
standar-standar perhitungan yang telah
ditentukan. Faktor utama dalam analisis
kebutuhan air adalah jumlah penduduk pada
Sumber : Hasil Perhitungan (2014) lokasi penelitian. Untuk menghitung proyeksi
pertumbuhan penduduk 22 tahun kedepan
Untuk keperluan air baku, dicari debit (2013-2035) digunakan metoda aritmatika.
dengan keandalan 90%. Sehingga nilai yang Dari proyeksi ini, kemudian dapat dihitung
ada pada kolom e yang mendekati 90% jumlah kebutuhan air dari sektor domestik
adalah 93%. Pada kolom f, keandalan 90% berdasarkan kriteria Dirjen Cipta Karya 1997.
(≈ 93%) adalah debit tahun 2000. Dengan
demikian debit bulanan dengan keandalan a. Analisis Pertumbuhan Penduduk
90% adalah debit yang terjadi pada tahun Dalam perhitungan proyeksi jumlah
2000. penduduk, diperlukan data-data jumlah

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 8


penduduk pada tahun-tahun sebelumnya kota sedang dengan jumlah penduduk yang
yakni data tahun 2009 hingga tahun 2013. berkisar antara 100.000 – 200.000 jiwa.
Tabel 8. Data Pertumbuhan Kecamatan
Tapung Tahun 2009-2013

Gambar 4. Grafik Proyeksi Penduduk Kecamatan


Tapung Tahun 2013-2035 Metoda Aritmatika
Sumber : Hasil Perhitungan (2014)
Dari analisis di atas, di dapat jumlah
Metoda Aritmatika
penduduk Kecamatan Tapung pada tahun
Dik : Pt = 85612 jiwa
2035 berjumlah 164331 jiwa (proyeksi 22
Pp = + 4,179 % = + 0,04179
tahun). Oleh karena itu, berdasarkan Tabel 2
didapat persamaan forward projection :
Kecamatan Tapung termasuk dalam kategori
Pn = 85612 +[1+ (n*4,179%)]
kota sedang dengan jumlah penduduk yang
Tabel 9. Perhitungan Proyeksi Penduduk berkisar antara 100.000 – 200.000 jiwa.
Tahun 2013-2035 dengan Metoda Aritmatika
b. Analisis Kebutuhan Air Domestik
1. Sambungan Rumah (SR)
Tabel 10. Kebutuhan Air Untuk Sambungan
Rumah (SR)

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

Dari analisis di atas, di dapat jumlah Sumber : Hasil Perhitungan (2014)


penduduk Kecamatan Tapung pada tahun
2035 berjumlah 164331 jiwa (proyeksi 22
tahun). Oleh karena itu, berdasarkan Tabel 1
Kecamatan Tapung termasuk dalam kategori

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 9


2. Hidran Umum (HU) Kebutuhan air non domestik adalah
kebutuhan air untuk memenuhi sarana-sarana
Tabel 11. Kebutuhan Air Untuk Hidran kota, seperti sarana sosial, industri dan niaga.
Umum (SR) Perkiraan kebutuhan air tersebut tergantung
dari jenis kegiatan non domestik tersebut.
karena keterbatasan data jumlah fasilitas-
fasilitas umum yang diperoleh, maka
perhitungan kebutuhan air sektor non
domestik menggunakan pendekatan
perhitungan yang dikemukakan oleh
Arisribowo (2007) dimana untuk perhitungan
kebutuhan air non domestik ini ditetapkan
sebesar 10% dari kebutuhan sektor domestik.
Kemudian dari hasil perhitungan total
kebutuhan air bersih (kebutuhan normal) di
atas, dapat dihitung kebutuhan air bersih pada
hari maksimum dan jam puncak. Kebutuhan
ari bersih pada hari maksimum dengan
mengalikan faktor 1,1 sedangkan kebutuhan
pada jam puncak dengan mengalikan faktor
Sumber : Hasil Perhitungan (2014) 1,5.
Tabel 13. Rekapitulasi Kebutuhan Air di
c. Analisis Kebutuhan Air Non Domestik Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar
Tabel 12. Jumlah Kebutuhan Air Sektor 2013-2035
Domestik dan Non Domestik (m3/dtk)

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

Sumber : Hasil Perhitungan (2014) Gambar 5. Grafik Rekapitulasi Kebutuhan Air di


Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar 2013-2035

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 10


Berdasarkan grafik debit andalan dan dalam hal penggunaannya di lapangan
rekapitulasi kebutuhan air, maka dapat dibuat masih dapat diaplikasikan selama
sebuah grafik baru yang menunjukkan pemodelan hujan aliran yang
hubungan antara jumlah ketersediaan air memberikan hasil yang lebih baik
(supply) di Sungai Tapung Kiri dengan belum ditemukan.
jumlah kebutuhan air (demand) di Kecamatan 2. Keberhasilan yang diperoleh tahap
Tapung Kabupaten Kampar. kalibrasi tidak menjamin keberhasilan
pada tahap verifikasi dan simulasi.
3. Nilai korelasi pada tahap verifikasi
(0,68) dan simulasi (0,73) sudah cukup
bagus dalam pemodelan hujan-aliran
sehingga debit yang dihasilkan
mendekati kenyataan.
4. Debit andalan (Q90%) Sungai Tapung
Kiri diperoleh menggunakan
perhitungan debit rerata tahunan
Gambar 6. Grafik Supply – Demand sehingga didapat tahun andalan pada
tahun 2004. Dimana data debit
Kemudian dapat diambil kesimpulan diperoleh melalui bantuan pemodelan
bahwa debit andalan dari Sungai Tapung Kiri IHACRES. Debit terbesar terjadi pada
yang digunakan sebagai sumber air baku Bulan Oktober sebesar 93,75 m3/detik
dalam sistem penyediaan air bersih dan debit terkecil terjadi pada Bulan
mencukupi, bahkan masih melebihi untuk Maret sebesar 43,69 m3/detik.
memenuhi kebutuhan air bersih dari daerah 5. Total kebutuhan air untuk daerah
layanannya sampai akhir tahun proyeksi layanan Kecamatan Tapung Kiri pada
(2035). Kebutuhan air (FJM tahun 2035) awal tahun proyeksi (2013) sebesar
sebesar 0,395 m3/dtk masih jauh berada di 0,109 m3/detik (109,0 liter/detik),
bawah nilai debit minimum sebesar 43,69 sedangkan total kebutuhan air pada
m3/dtk yang terjadi pada Bulan September. akhir tahun proyeksi (2035) yaitu
Sisa air dapat menjadi bahan pertimbangan sebesar 0,264 m3/detik (264 liter/detik).
dalam penambahan kapasitas penyaluran air 6. Debit andalan dari Sungai Tapung Kiri
bersih dari sungai tersebut di masa yang digunakan sebagai sumber air
mendatang, terutama untuk mengantisipasi baku dalam sistem penyediaan air
pertambahan penduduk dan pertumbuhan bersih Kecamatan Tapung sangat
ekonomi. mencukupi, bahkan masih melebihi
untuk memenuhi kebutuhan air bersih
D. KESIMPULAN daerah layanannya sampai akhir tahun
1. Nilai R 2 pada tahap kalibrasi sudah proyeksi.
sangat memuaskan (0,36 < NSE ≤ 0,75)
tetapi nilai R2 pada tahap verifikasi dan E. SARAN
simulasi belum memuaskan/ kurang a. Besarnya debit andalan yang dimiliki
handal (≤ 0,36). Hal ini terjadi Sungai Tapung Kiri dalam
disebabkan oleh kesalahan acak baik menyediakan sumber air baku dapat
yang berasal dari data masukan ataupun dipergunakan untuk memperluas
data pengukuran serta kesalahan dalam cakupan daerah pelayanan dari sistem
penentuan nilai parameter. Namun penyediaan air bersih.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 11


b. Sebaiknya lebih berhati-hati dalam Ismail, Muhammad., Selintung.M., Putra
proses kalibrasi terutama pada saat Hatta. M. Keseimbangan pelayanan
penentuan durasi warm up. Hal ini air bersih PDAM kota makassar
didasarkan pada adanya perbedaan dengan menggunakan program realm.
durasi warm up yang memberikan nilai Makassar.
R2 optimal untuk masing-masing Kementerian Pekerjaan Umum (PU),. MDGs.
skema. 2013
c. Sebelum menginstal software Littlewood, I.G., Down,.K, Parker, J.R &
pemodelan IHACRES, sebaiknya Post, D.A. 1999. IHACRES V1.0 User
mengubah dahulu system type komputer Guide. Australia : ICAM Centre dan
menjadi 32-bit Operating System The Australian National University.
Motovilov, Y.G., Gottschalk, L., Engeland,
F. DAFTAR PUSTAKA K. & Rodhe, A. 1999. Validation of a
Akhirudin dan Anrizal. 2008. Perencanaan Distributed Hydrolofical Model
Pemenuhan Air Baku di Kabupaten Against Spatial Observations.
Kendal. [online]. Available at:< Elsevier Agricultural and Forest
http://eprints.undip.ac.id/33997>, Meteorology. 98 : 257-277.
diakses 26 Juni 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Anonim. Laporan Tugas Akhir Sumber Daya Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
Air Daerah Aliran Sungai Dolok Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Penggaron Wilayah Sungai Indonesia Nomor 40 Tahun 2012
Iratunseluna. Semarang Timur Peta Rupa Bumi Bakosurtanal dan Keppres
Anonim. Laporan Tugas Akhir oleh Bagus No. 12 Tahun 2012.
Adi Irawan dan AM Dwitjahja Saputra, Wirya. 2013. Kajian Pemenuhan
Widyawan Kebutuhan Air Baku di Kota Pasir
Ardhi Wibowo, Ryan. 2013. Analisis Hujan Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu
Aliran Menggunakan Model Ihacres .Pekanbaru.
(Studi Kasus Das Indragiri). Sinulingga, Budi D. Pembangunan Kota
Pekanbaru. Tinjauan Regional dan Lokal, 1999.
Arisribowo, Hermawan. 2007. Studi Sriwongsitanon, N. & Taesombat, W, 2011.
Perencanaan Sistem Jaringan Estimation of the IHACRES Model
Distribusi Air Bersih PDAM di Parameters for Flood Estimation of
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Ungauged in the Upper Ping River
dengan menggunakan Program Basin. Kasetsart J (nat. Sci) 45. Juni
WaterCAD 4.5. [online]. Available 2011 : 917-913.
at:< Statistik Indonesia. 2013. Pertumbuhan
http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456 penduduk. [online]. Available at:<
789/21740>. Diakses 26 juni 2014. http://www.datastatistik-
Croke, B.F>W., Andrews, F., Spate, J. & indonesia.com/portal/index.php?optio
Cuddy, S. 2005. IHACRES User n=com_content&task=view&id=220
Guide. Australia : ICAM Centre dan &Itemid=220&limit=1&limitstart=1>
The Australian National University. , diakses 26 Juni 2014.
Indarto. 2010. Hidrologi Dasar Teori dan Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi
Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Terapan. Yogyakarta. Maret 2008 :
Jakarta : Bumi Aksara. 316 -317.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 12

Das könnte Ihnen auch gefallen