Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
The demand of raw water in Kampar Districts is increasing in step with population growth. At
this time, the water supply system is regulated by PDAM Tirta Kampar what still have problem
to service coverage. Especially Tapung Sub-District has not been served. Therefore, the
existence of the Tapung Kiri River is expected to be a solution to overcome these problems. This
study use IHACRES for rainfall - runoff modeling, which in the calibration stage reach Nash-
Sutcliffe effectiveness value of 0.630. Overall, this model provides an understanding that the
success obtained on the calibration stage does not guarantee success in the verification stage.
Analysis of water availability is done to analyze the realable discharge river (Q90%) based on
average annual the discharge resulting realable discharge occurred in 2000. The greatest
realable discharge occured in October amounted to 93.75 m3/sec, and the smallest in Maret
amounted to 43,69 m3/sec. Analysis of water demand is forecasted to the population growth of up
to 22 years and produce raw water demand total with forecasts early of the year (2013) of 0.109
m3/sec and the end forecasts of the year (2035) of 0.264 m3/sec.
Keyword : Tapung Kiri River, IHACRES model, Availability Water, Population Forecasts,
Water Supply
A. PENDAHULUAN
Air bersih merupakan salah satu Sungai Kampar. Jumlah pelanggan PDAM
kebutuhan pokok manusia yang diperoleh ini sebanyak 3.865 rumah. Sedangkan jumlah
dari berbagai sumber, tergantung pada air yang diproduksi yaitu sebanyak 1.464.954
kondisi dan daerah setempat. Kondisi sumber m3, dengan jumlah air yang terjual sebanyak
daya air pada setiap daerah berbeda-beda. 797.106 m3 dan terjadi kehilangan air
Semua itu tergantung pada keadaan alam dan sebanyak 620.159 m3. Unit cakupan
kegiatan masyarakat yang terdapat di daerah pelayanannya hanya meliputi Kota
tersebut. Saat ini, sumber daya air masih Bangkinang, Air Tiris, Kuok, Tambang dan
bertumpu pada aspek kuantitatif dimana air Teratak Buluh (Laporan Tahunan PDAM
terlalu banyak pada musim hujan dan terlalu Tirta Kampar, 2013). Khusus Kecamatan
sedikit pada musim kemarau. Tapung belum terlayani oleh air bersih yang
Saat ini sistem penyediaan air bersih dikelola PDAM.
di Kabupaten Kampar diselenggarakan oleh Berdasarkan Laporan Kajian Dinas
Pemerintah Daerah melalui Perusahaan Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kampar
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar 2013, Kecamatan Tapung dan sekitarnya
yang berdiri sejak tahun 2000. Berdasarkan (termasuk Kecamatan Tapung Hulu dan
data PDAM Kampar pada tahun 2013, Kecamatan Tapung Hilir) memiliki desa-desa
sumber air yang digunakan yaitu berasal dari yang rawan akan air minum. Total
Q Q
2
kalibrasi. Kinerja model biasanya lebih baik o o
selama periode kalibrasi dibandingkan c. Relatif bias, menggambarkan selisih
dengan verifikasi, fenomena seperti ini antara jumlah selisih debit terukur
disebut dengan divergensi model. Ketika dikurangi debit terhitung dibandingkan
tingkat divergensi tidak dapat diterima, maka jumlah debit terukur
pemodel harus memeriksa struktur model dan ∑( − )
prosedur kalibrasi yang sesuai ataupun =
∑
asumsi yang pantas kemudian merevisinya d. R2sqrt, menunjukkan variasi R2 yang
(Pechlivanidis, et al,2011). terjadi untuk semua debit puncak
3. Simulasi Model ∑ −
=1−
Refsgaard (2000) mengemukakan ∑ −
bahwa simulasi model merupakan upaya
e. R2log, menunjukkan variasi R2 yang
memvalidasi penggunaan model untuk
terjadi untuk semua debit.
memperoleh pengetahuan atau wawasan dari
∑ ( + )− ( + )
suatu realita dan untuk memperoleh perkiraan =1−
yang dapat digunakan oleh para pengelola ∑ ( + )− ( + )
sumberdaya air. f. R2inv, menunjukkan variasi R2 yang
Tahap simulasi merupakan proses terjadi untuk semua debit kecil.
terakhir setelah proses kalibrasi dan verifikasi 1
2
1
dilaksanakan. Dalam tahap ini keseluruhan Q Q
data hujan dan temperatur digunakan sebagai R 2 inv 1 o m
2
data masukan untuk menghitung aliran. 1 1
Ketelitian simulasi tergantung pada tiga Q Q
faktor, yaitu ketelitian data masukannya, o o
keefektivitasan dari penilaian parameternya dengan :
dan kesalahan-kesalahan yang melekat pada Qo = debit observasi atau debit terukur (m3/s),
model Qm= debit termodelkan / terhitung (m3/s),
N = jumlah sampel,
4. Evaluasi Ketelitian Model Qo = rerata debit terukur atau observasi,
Evaluasi ketelitian model IHACRES Qm = rerata debit terhitung / termodelkan, dan
dalam Croke et al (2004) menggunakan ε = persentil ke-90 dari debit observasi.
fungsi objektif yang terdiri dari :
a. Bias, menunjukkan tingkat kesalahan 5. Analisis Kebutuhan Air Bersih
dalam perhitungan volume aliran atau Analisis kebutuhan air bersih untuk
selisih antara debit terukur dan terhitung masa mendatang menggunakan standar-
per tahun. Perhitungan bias dirumuskan standar perhitungan yang telah ditetapkan.
sebagai berikut : Kebutuhan air untuk fasilitas-fasilitas sosial
∑( − ) ekonomi harus dibedakan sesuai peraturan
= PDAM dan memperhatikan kapasitas
b. R2, menunjukkan tingkat kesesuaian produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran
antara debit terukur dan terhitung. dan pelayanan. Faktor utama dalam analisis
Perhitungan R2 dirumuskan sebagai kebutuhan air adalah jumlah penduduk pada
berikut : daerah studi. Jumlah penduduk diproyeksi
beberapa tahun mendatang yang diinginkan.