Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
P1337420116103
2017
1
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh
atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki
sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat
digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari
suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan
secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang.
Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat di definisikan
sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakan dengan atimuli atau
sensori yang sesuai (Guyton, 1986).
2
FUNGSI DAN TUJUAN
Tidur mempunyai fungsi “Restorative” selama tahap Non REM tidur, stress pada
polmonary, kardiovaskuler, nervous, endokrin dan sistem eksretori berkurang, energi
disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi diarahkan kembali pada fungsi
celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus dan kegiatan para simpatis meningkat
(Guyton, 1986).
Tidur juga mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang memperoleh energi
untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas sehari-hari, tidur tidak memerlukan
pergantian energi yang hilang dalam sehari, kecuali itu suatu penyakit, maka bangunnya
relatif lama dan tidurnya tetap konstan
JENIS TIDUR
1. Tidur REM
Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep) Walaupun kadang tidur REM
berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri tersendiri. Pada tidur REM
ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif aktif, sehingga REM ini disebut
juga tidur paradoks atau keadaan yang kontradiksi antara relaksasi otot dan aktifitas
otot yang kuat. Tidur REM bermanfaat sebagai pereda stress dan segala ketegangan
yang terjadi selama waktu bangun. Karakteristik tidur REM :
2. Tidur NREM
Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep) yaitu tidur dalam dan
istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau gelombang otaknya lebih
lambat. Karakteristik tidur NREM :
TAHAP-TAHAP TIDUR
Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam keadaan
sadar (bangun) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan bola mata lambat,
frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan individu akan sering
menolak karena lelah (mengantuk)
Tahap II : Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien masih
dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh
menurun.
Tahap III : Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai
mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.
Tahap IV : Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat memanjang
dan gelombangnya lambat, mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini, denyut jantung dan
frekuensi nafas menurun 20-30%.
(Potter Perry, 1993)
4
MASALAH KEBUTUHAN TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan
gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah gangguan tidur. Masalah-
masalah kebutuhan tidur :
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau
biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu: enuresa
noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol
pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur
NREM.
5
Apnea Tidur dan Mendengkur
Narcolepsi
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat
yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan
(Carpenito, LJ, 1995).
d) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih
e) Perhatian terpecah-pecah
f) Sakit kepala
h) Meningkatkan kegelisahan
i) Gangguan persepsi
k) Gangguan koordinasi
l) Bicara rancu
6
2. ETIOLOGI
a) Rasa nyeri
b) Psikologis
c) Suhu tubuh
e) Keletihan
f) Ketakutan
g) Depresi
h) Kurangnya privasi
i) Gejala emosi
(Guyton, 1986)
3. PATOFISIOLOGI
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat khusus
di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar SynchconitingRegion
BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan
yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak. Rasdihubungkan dengan
pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan menerima impulssensori, seperti stimulus
auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan
bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks
cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah
peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan
RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang otak. (Johnson, 2000)
7
4. PATHWAYS
5. KOMPLIKASI
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer
endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat di
identifikasi atau direkam dengan Electroencephalogram (EEG), untuk aktifitas listrik
otak Electromiogram (EMG), untuk pengukuran tonus otot dan Electroculogram
(EOG) untuk mengukur pergerakan mata. (Dement, 1978)
8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR)
1. Pengkajian Fokus
Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
perih
Meningkatnya kegelisahan
Batasan karakteristik :
- Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
perih
3. Perencanaan Keperawatan
• Kriteria hasil:
• Intervensi:
4. Implementasi
5. Fokus Evaluasi
11
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (1993). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton, A.C. (1986). Textbook of Medical Physiology. 7th ed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company.
Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medi
Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Dement, W.C. (1978). Some must watch while some must sleep. New York: W.W. Norton.
Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2002). Fundamental Keperawatan Volume 1 dan 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
12
Laporan Pendahuluan
NIM : P 1337420116103
Menyetujui,
Penyusun,
13