Sie sind auf Seite 1von 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

ISTIRAHAT DAN TIDUR

DI RUANG ALAMANDA RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh :

OKTAVIA RIZKYA PUTRI

P1337420116103

PRODI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2017

1
A. KONSEP DASAR

1. DEFINISI

Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh
atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki
sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat
digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari
suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan
secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang.

Karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan arti tentang


istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam mengkaji dan meningkatkan
istirahat (Potter Perry, 1993).

Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat di definisikan
sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakan dengan atimuli atau
sensori yang sesuai (Guyton, 1986).

Kebutuhan tidur menurut usia (A.Aziz Alimul, 2006):

Umur Kebutuhan tidur


0-1 bulan 14-18 jam/hari
1-18 bulan 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari
3-6 tahun 11 jam/hari
6-12 Tahun 10 jam/hari
12-18 Ahun 8,5 jam/hari
18-40 tahun 7-8 jam/hari
40-60 tahun 7 jam/hari
60 tahun ke atas 6 jam/hari

2
FUNGSI DAN TUJUAN

Tidur mempunyai fungsi “Restorative” selama tahap Non REM tidur, stress pada
polmonary, kardiovaskuler, nervous, endokrin dan sistem eksretori berkurang, energi
disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi diarahkan kembali pada fungsi
celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus dan kegiatan para simpatis meningkat
(Guyton, 1986).

Tidur juga mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang memperoleh energi
untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas sehari-hari, tidur tidak memerlukan
pergantian energi yang hilang dalam sehari, kecuali itu suatu penyakit, maka bangunnya
relatif lama dan tidurnya tetap konstan

Sedangkan Fungsi atau tujuan istirahat adalah:

 Mempercepat relaksasi otot dan mengurangi ketegangan otot dan sendi

 Memberi kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru

 Menambah kesegaran dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan

 Melepaskan rasa lelah

JENIS TIDUR

1. Tidur REM

Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep) Walaupun kadang tidur REM
berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri tersendiri. Pada tidur REM
ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif aktif, sehingga REM ini disebut
juga tidur paradoks atau keadaan yang kontradiksi antara relaksasi otot dan aktifitas
otot yang kuat. Tidur REM bermanfaat sebagai pereda stress dan segala ketegangan
yang terjadi selama waktu bangun. Karakteristik tidur REM :

a. Kedua bola mata bergerak cepat ke belakang horisontal

b. Kadang-kadang timbul twitching (kedutan) pada telinga atau pada tubuh

c. Tonus otot menurun

d. Denyut nadi dan frekuensi napas tidak teratur


3
e. Pergerakan otot tidak teratur

f. Sleeper lebih sulit bangun dari pada selama tidur REM

g. Sistem saraf simpatis mendominasi selama tidur REM

2. Tidur NREM
Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep) yaitu tidur dalam dan
istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau gelombang otaknya lebih
lambat. Karakteristik tidur NREM :

a. Dreamless (tanpa mimpi)

b. Betul-betul istirahat penuh

c. Tekanan darah menurun

d. Freukensi pernafasan menurun

e. Metabolisme rate menurun

f. Pergerakan bola mata melambat

TAHAP-TAHAP TIDUR

 Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam keadaan
sadar (bangun) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan bola mata lambat,
frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan individu akan sering
menolak karena lelah (mengantuk)
 Tahap II : Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien masih
dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh
menurun.
 Tahap III : Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai
mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.
 Tahap IV : Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat memanjang
dan gelombangnya lambat, mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini, denyut jantung dan
frekuensi nafas menurun 20-30%.
(Potter Perry, 1993)

4
MASALAH KEBUTUHAN TIDUR

Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan
gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah gangguan tidur. Masalah-
masalah kebutuhan tidur :

 Insomnia

Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang


adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar
atau susah tidur.insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : initial insomnia, merupakan
ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur ; interminten insomnia,
merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari; dan
terminal insomnia, ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada
malam hari.

 Hipersomnia

Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada


umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan
adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, dll.

 Parasomnia

Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu


pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada
anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV tidur NREM. Somnabulisme ini dapat
menyebabkan cedera.

 Enuresa

Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau
biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu: enuresa
noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol
pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur
NREM.

5
 Apnea Tidur dan Mendengkur

Mendengkur pada umumnya tidak termasuk gangguan tidur, tetapi


mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Terjadinya
apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat mengakibatkan henti
napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka akan dapat menyebabkan kadar
oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.

 Narcolepsi

Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur,


misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau disaat
sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat
yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan
(Carpenito, LJ, 1995).

TANDA DAN GEJALA

a) Pasien menunjukkan perasaan lelah

b) Iritabel dan gelisah

c) Lesu dan apatis

d) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih

e) Perhatian terpecah-pecah

f) Sakit kepala

g) Perubahan tingkah laku dan kepribadian

h) Meningkatkan kegelisahan

i) Gangguan persepsi

j) Bingung dan disorientasi waktu dan tempat

k) Gangguan koordinasi

l) Bicara rancu
6
2. ETIOLOGI

a) Rasa nyeri

b) Psikologis

c) Suhu tubuh

d) Pola aktivitas siang hari

e) Keletihan

f) Ketakutan

g) Depresi

h) Kurangnya privasi

i) Gejala emosi

j) Kondisi yang tidak menunjang tidur

k) Bingung dan disorientasi waktu dan tempat

l) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya

(Guyton, 1986)
3. PATOFISIOLOGI

Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat khusus
di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar SynchconitingRegion
BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan
yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat otak. Rasdihubungkan dengan
pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan menerima impulssensori, seperti stimulus
auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan
bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks
cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah
peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan
RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang otak. (Johnson, 2000)

7
4. PATHWAYS

Rasa tidak nyaman atau nyeri

Aktivasi RAS (Reticularis Activiting System) berlebihan

Menjadi bangun atau waspada terus menerus

Gangguan istirahat dan tidur

5. KOMPLIKASI

Pasien mengeluh lemah, letargi (suatu keadaan di mana terjadi penurunan


kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), lingkaran hitam di sekitar mata,
konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, apnea tidur (henti nafas atau jeda
nafas saat tidur), ndividu yang tidak menerima jumlah yang cukup tidur mungkin
berakhir merasa stres, depresi dan cemas. (Carpenito, LJ, 1995)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer
endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat di
identifikasi atau direkam dengan Electroencephalogram (EEG), untuk aktifitas listrik
otak Electromiogram (EMG), untuk pengukuran tonus otot dan Electroculogram
(EOG) untuk mengukur pergerakan mata. (Dement, 1978)

8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR)

1. Pengkajian Fokus

a. Riwayat tidur meliputi :

 Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur

 Waktu berangkat, jatuh, dan bangun dari tidur

 Jumlah tidur siang, malam, dan lamanya

 Rutinitas menjelang tidur

 Kebiasaan dan lingkungan tidur

 Obat-obat yang digunakan sebelum tidur

 Gejala yang dialami saat terbangun

 Penyakit psikis dan status emosional saat ini

b. Tanda dan gejala klinis :

 Pasien memperlihatkan perasaan lelah

 Intable dan gelisah

 Lesu dan apatis

 Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
perih

c. Tanda atau gejala penyimpangan tidur:

 Perubahan tingkah laku dan kepribadian

 Meningkatnya kegelisahan

 Gangguan presepsi (halusinasi, visual, auditorik)

 Bingung dan disorientasi tempat dan waktu

 Gangguan koordinasi dan bicara rancau

(Potter Perry, 2002)


9
2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Batasan karakteristik :

- Klien melaporkan adanya kesulitan tidur

- Klien mengaku tidak beristirahat dengan baik

- Klien mengatakan merasa kantuk yang berlebihan disiang hari

- Pasien memperlihatkan perasaan lelah

- Lesu, gellisah dan apatis

- Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
perih

(Potter Perry, 2002)

3. Perencanaan Keperawatan

• Tujuan intervensi : membentuk kembali pola tidur dan istirahat pasien


(kebiasaan pasien) yang sesuai dengan kebutuhan

• Kriteria hasil:

- Klien tertidur dalam waktu 30 menit setelah naik tempat tidur

- Klien melaporkan perasaan segar disaat terbangun di pagi hari

- Badan tampak segar dan tidak lesu

• Intervensi:

- Anjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol

Rasional : kafein dan alkohol mengganggu siklus tidur

- Atur posisi klien pada posisi fowler

Rasional : posisi fowler mempermudah pernapasan saat tidur

- Ajarkan klien unyuk relaksasi sebelum tidur

Rasional : relaksasi mengurangi peningkatan tonus simpatik


10
- Kendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan

Rasional : suara bising (keras) dapat mengganggu tidur/istirahat

- Pastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik

Rasional : ventilasi yang baik mempermudah pertukaran udara

- Berikan fasilitas tidur senyaman mungkin (kasur, bantal, selimut)

Rasional : memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kualitas tidur

(Potter Perry, 2002)

4. Implementasi

- menganjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol

- mengatur posisi klien pada posisi fowler

- mengajarkan klien untuk relaksasi sebelum tidur

- mengendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan

- memastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik

- memberikan fasilitas tidur senyaman mungkin (kasur, bantal, selimut)

(Potter Perry, 2002)

5. Fokus Evaluasi

Evaluasi terhadap kebutuhan istirahat dan tidur dapat dinilai dari :

- Terpenuhinya kebutuhan tidur dan istirahat dinilai berdasarkan lama dan


kualitas tidur.

- Meningkatnya kualitas dan kuantitas tidur ditunjukkan dengan penampilan


fisik yang segar dan tidak lesu.

(Potter Perry, 2002)

11
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (1993). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton, A.C. (1986). Textbook of Medical Physiology. 7th ed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company.

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medi

Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Johnson. M. Moorhead. S. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). Philadelpia.


Mosby.

Dement, W.C. (1978). Some must watch while some must sleep. New York: W.W. Norton.

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2002). Fundamental Keperawatan Volume 1 dan 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

12
Laporan Pendahuluan

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur

Nama Mahasiswa : Oktavia Rizkya Putri

NIM : P 1337420116103

Menyetujui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik, Semarang, 13 November 2017

Penyusun,

Oktavia Rizkya Putri


NIM P1337420116103

13

Das könnte Ihnen auch gefallen