Sie sind auf Seite 1von 16

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA SKIZOFRENIA

HEBEFRENIK DENGAN PERILAKU KEKERASAN

A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn.R
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama :
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku Bangsa :
Alamat :
Diagnosa Medis : Schizofrenia Hebefrenik
No RM :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn J
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama :
Alamat :
Hubungan dengan Klien : Ayah kandung

C. Alasan Masuk/Faktor Presipitasi


Pada saat dikaji pada tanggal 18 Mei 2015 klien mengatakan , klien di bawa kerumah
sakit oleh ayahnya karena klien bertengkar dengan temannya yang tidak memberikan
pinjaman motor. Perilaku saat dikaji penampilan rapi, berbicara cepat dan keras, klien sangat
aktif, perasaan gembira berlebihan ketika diberi stimulus sedih klien menangis sambil marah-
marah. interaksi selama wawancara kooperatif. Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan.

D. Faktor Predisposi
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan :
Tidak ada maslah.
1. Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan pernah mengalami pengobatan sebelumnya namun tidak berhasil, putus
obat. Masalah keperawatan: Putus obat.
2. Trauma
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan fisik oleh ayahnya. Masalah keperawatan
: Perilaku kekerasan
3. Keluarga Yang Gangguan Jiwa
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga mengalami penyakit yang serupa dengan klien.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
4. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan pernah di pukul oleh ayahnya ,klien suka berjudi, mabuk-mabukan dan
narkoba. Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan.

E. Pemeriksaan Fisik
Pada saat pengkajian terdapat Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital diantaranya
terdapat Tekanan Darah klien 110/80 mmhg, Nadi 80 kali permenit,respirasi 22 kali
permenit,suhu 36,5 derajat celsius,berat badan 65 kg, tinggi badan 65 kg,tinggi badan 160 cm
dan tidak ada keluhan fisik dari klien. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
1. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien menyukai anggota tubuhnya. Masalah keperawatan: Tidak ada maslah
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa klien merasa puas dengan jenis kelaminnya sebagai laki-laki.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
c. Peran
Klien mengatakan perannya dalam keluarga sebagai anak.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
d. Ideal diri
Klien mengatakan harapannya ingin cepat pulang dan bertemu dengan keluarganya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya sekarang ini. Masalah keperawatan :
Harga diri rendah
.
2. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya yaitu keluarga dan pacarnya.
Peran serta dalm kegiatan keluarga maupun masyarakat klien sebagai anak muda, Klien
mengatakan tidak ada hambatan dalam bergaul baik dalam keluarga, masyarakat, dan teman
sebayah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan, klien beragama islam dan mengakui allah SWT sebagai
Tuhannyah. Masalah keperawatan: tidak ada
masalah.
b. Kegiatan beribadah
Saat dikaji klien mengatakan jarang sholat 5 waktu. Masalah keperawatan : Tidak
ada masalah.

F. Status mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara cepat, bersuara lantang dan keras. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan
3. Aktivitas motorik
Pada saat dikaji klien mondar-mandir berbicara cepat, suara keras dan lantang.
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan.
4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien mengatakan betah berada di sini,tapi klien juga mengatakan
ingin pulang dan bertemu dengan ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
5. Afek
Saat dikaji efek klien masih labil jika diberi stimulus menyenangkan klien tertawa
bahagia, jika diberi stimulus menyedihkan klien menangis sambil marah-marah. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan
6. Interaksi Saat Wawancara
Klien saat di wawancara kooperatif, setiap pertanyaan bisa dijawab dengan suara
lantang serta keras dan bebicara cepat. Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan.
7. Presepsi
Pada saat dikaji selama dirawat klien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah.
8. Proses pikir
Pembicaraan klien tidak berpindah-pindah terfokus pada topik pembicaraan. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Pada saat dikaji, klien tidak berfikiran Waham. masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
10. Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang sekitar. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
11. Memori
a. Jangka panjang
Klien masih mengingat kejadian dimasa lalu, klien pernah mengalami penganiayaan
fisik oleh ayahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
b. Jangka pendek
Klien masih ingat kegiatan yang diakukan dari tadi pagi sampai saat dikaji. Masalah
keperawatan : Tidak ada Masalah
c. Saat ini
Klien dapat menyebutkan nama saya kembali saat berkenalan.Masalah keperawatan:
tidak ada masalah.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien baik,perhatian pasien tertuju pada mata pengkaji. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu memberi keputusan,contohnya klien mencuci tangan sebelum
makan.Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
14. Daya tilik diri
Klien mengakui dirinya sedang sakit jiwa Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

G. Kebutuhan perencanaan pulang


1. Makaan
Klien makan 3X sehari, jenis makanan sesuai yang diberikan, mampu
merapihkan alat makan setelah makan. Masalah keperawatan: tidak ada masalah. BAB/BAK,
Klien mampu mengontrol BAB&BAK dengan pergi ke toilet Masalah keperawatan : Tidak
ada masalah.
2. Mandi
Klien dapat mandi sendiri sesuai jadwal yang di tentukan ruangan, klien
juga mampu menggunakan alat mandi. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
3. Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri, dan pakaian tidak terbalik. Maaslah
keperawatan : Tidak ada masalah.
4. Nafsu makan
Klien mengatakan nafsu makan klien bertambah baik. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
5. Berat badan
Klien mengatakn berat badan klien bertambah dari 65 kg menjadi 67 kg
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
6. Istirahat tidur
Klien mengatakan tidurnya nyenyak, dan sebelum tidur klien suka berdo’a
terlebih dahulu. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
7. Penggunaan obat
Penggunaan obat diberikan oleh perawat. Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
8. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan ketika sakit klien dibawa ke rumah sakit. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
9. Aktivitas di dalam rumah
Klien megatakan suka membantu ibunya di sawah. Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.
10. Aktivitas diluar rumah
Klien mengatakan sering bermain dengan teman-temannya bermain PS.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

H. Mekanisme Koping
 Adaptif , Klien mengatakan apabila klien ada masalah, klien suka bercerita kepada Ibunya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
 Mal adaptif. Klien mengatakan jika klien tersinggung atau sakit hati klien akan marah-marah
dan memukul orangnya. Masalah keperawatan : Perilaku Kekerasan
I. Masalah Psikologi Dan Lingkungan
 Masalah dengan keluarga / lingkungan Klien mengatakan klien selalu berhubungan baik
dengan keluarga maupun masyarakat. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
 Pendidikan
Klien mengatakan putus sekolah sampai smp.
masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
 Pekerjaan
Klien mengatakan, klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya karena klien tidak
bekerja. Masalah Keperawatan : Harga diri Rendah.
 Ekonomi
Klien belum bekerja.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
 Pelayanan kesehatan
Apabila klien sakit,klien dibawa ke rumah sakit.Masalah keperawatan: tidak ada masalah
keperawatan.

J. Pengetahuan Tentang Penyakit


Klien menyadari, klien sakit jiwa. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.

K. Aspek Medis
 Diagnosa medis: Hebephrenic cizofrenia.
 theraphy medic
Tabel 3.1
No Theraphy Dosis Cara pemberian Waktu
1 Cholopomazine 1X1/100mg Oral 18.00 WIB
2 Haloperidol 3x1/5mg Oral 07.00,12.00,
18.00 WIB
3 Trihexyphenidal 3x1/2mg Oral 07.00,12.00,
18.00 WIB

M. Analisa data
Tabel 3.2
Data yang perlu dikaji Masalah Keper

DS: DS:Klien mengatakan mudah tersinggung ,apabila tersinggung klien akan Perilaku kekerasan
memukul orangnya.
DO : - Bicara kasar
- Suara lantang
- Tampak menampar rekannya karena tidak mau mengikuti
suruhannya.
DS: Klien mengatakan, klien malu dan tidak berguna karena klien tidak bekerja.
DO: - Suara Lantang
- Mata Merah dan Melotot
Harga diri rendah

L. Masalah Keperawatan Yang Muncul


1. Perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah
2. Diagnosa keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Tabel 3.3

Rencana tindakan keperawatan

Kriteria Intervensi
Setelah dilakukan 1X pertemuan klien mampu: Sp 1 (tgl .......) 1. Mengetahui p
1. Menyebutkan 1. Identifikasi penyebab tanda gejala serta akibat perilak kekera
2. penyebab tanda dan gejala ,akibat perilaku perilaku kekerasan. 2. Membuat lebi
kekerasan .
kekerasan. 2. Latih cara fisik 1 tarik nafas dalam. perilaku keker
ekerasan yang 3. Memperagakan cara fisik 1 untuk mengontrol 3. masukan dalam jadwal kegiatan. 3. Dengan adany
perilaku kekerasan. terfokus pada
membuat perk
aku kekerasan.
menjadi lebih
ol perilaku kekerasan.
n secara
api psikofarmaka.
o Kegiatan yang la
Setelah dilakukan 1X pertemuan klien mampu: melanjutkan in
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan. Sp 2 (tgl .......) o Mengalihkan pe
2. Memperagakan cara fisik 2 untuk mengontrol 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1). o Dengan adanya
perilaku kekerasan. 2. Latih cara fisik 2, pukul kasur atau bantal. terfokus pada
3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien. membawa per
baik.

 Kegiatan yang lal


melnjutkan int
 Mengajrkan klien
Setelah 1X pertemuan pasien mampu:
berkomunikas
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
 Dengan adanya j
2. melatihsosial/verbal untukmengontrol perilaku Sp (3 tgl ........) erfokus pada m
kekerasan. 1. Evaluasi kegiatan yang lau (sp 1 dan 2). membuat perk
2. Latih cara sosial/verbal.
- Menolak dengan baik.
- Meminta dengan baik.
- Mengungkapkan dengan baik.
3. Masukan dalam jadwal harian.

 Kegiatan yang
melanjutkan in
 Metode distra
 Dengan adany
terfokus pada
membuat perk

Setelah 1X pertemuan.pasien mampu:


1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2. Memperagakan cara spritual. 1. Kegiatan yang
Sp 4 (Tgl ............) melanjutkan in
o Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1,2,3) 2. Memberikan p
o Latih secara spritual dengan cara berdo’a dan sholat. obat yang baik
o Masukan dalam jadwal harian pasien.
Setelah 1X pertemuan pasien mampu:
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2. Memperagakan cara patuh obat.
Sp 5(tgl.........)
 Evaluasi kegiatan lalu (sp 1,2,3,4)
 Latih patuh obat secara teratur dengan 5b
- Susun jadwal minum obat secara teratur.
- Masukan dalam jadwal harian pasien.

Setelah 1 X pertemuan klien mampu: SP 1 gangguan konsep diri harga diri rendah. 1. Pengungkapa
dan aspek positif yang 1. Mengetahui kegiatan yang sudah dilakukan. presepsi diper
2. Melatih berbicara dengan orang lain. 1. Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki. yang akan data
at digunakan a) Diskusikan pada pasien bahwa pasien masih a. Menentukan
giatan sesuai dengan memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif . berkesinambu
b) Aspek positif pada pasien dalam kegiatan sehari- b. Menambah
dipilih sesuai hari. 2. Menambah ke
a. Membantu
udah dilatihnya. 2. Nilai kemampuan pertama yang b. Membantu
telah dipilih. sesuai kemam
a) Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan c. Dengan men
kegiatan yang sudah dipilih yang akan dilatih. semangat dala
b) Bersama pasien memberikan beberapa kegiatan dimilikinya.
yang akan dilakukan pasin. 3. Dengan adany
c) Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai terfokus pada
kemajuan yang di perlihatkan pasien. membuat perk

3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.


.

Setelah dilakukan 1X pertemuan klien mampu: SP 2 gangguan konsep diri harga diri rendah. 1. Kegiatan yang
1. Menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan. 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1) meneruskan in
2. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari yang biasa2. Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan 2. Menambah ak
dilakukan klien 3. Latih kemampuan yang dipilih 3. Meningkatkan
4. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien ketidak percay
4. Dengan adany
terfokus pada
membuat perk
menjafi lebih b
Setelah 1x pertemuan klien mampu: SP 3 gangguan konsep diri: harga diri rendah :. 1. Kegiatan yang
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan. 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1&2). meneruskan in
2. Menyebutkan manfaat dari program pengobatan.2. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan. 2. Menambah ak
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien 3. Dengan adany
terfokus pada
membuat perk
menjadi lebih

4. Implementasi dan Evaluasi


Nama Klien :Tn.R Diagnosa Medis : Skizofrenia hebefrenik
Ruangan :Kemuning No.Cm : A075892
Tabel 3.4
Keperawatan Rencana Keperawatan Tindakan keperawatan
n SP1Perilaku kekerasan Melakukan SP1 perilak kekerasan: S: klien men
- Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. akan menam
- Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan. O:
- Mengidentifikasi perilaku kekerasan. - Klien menam
- -Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan. - pembicaraa
- Membantu latihan caraperilaku kekerasan:Latihan nafas dalam - bicara klien
- Memasukan dalam jadwal harian. - muka tamp
A: mengena
fisik 1 tarik n
SP1P tercap
P:

Perawat:
Lanjutkan SP
Klien:
Motivasi klie
harian.

S: Klien men

Melakukan SP2 Perilaku Kekerasan dalam dan m

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien O:

- Melatih klien mengontrol prilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : - Suara klien

pukul kasur dan bantal. - Pandangan

- Masukan dalam jadwal harian pasien. A: Klien suda


tercapai.
P:
SP2 Perilaku Kekerasan
Perawat:
Lanjutkan SP
K:
Klien:
Motivasi klie
bantal dan k

S: klien men
dalam,mem
mengungkap
O:

Melakukan SP3 perilaku kekerasan – - klien terliha

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. - suara klien

- Melatih klien mengontrol PK secara sosial/verbal.


A:SP3 tercap
P:
Perawat:
Lanjutkan sp
Klien:
Motivasi klie

SP3
Perilaku kekerasan S:klien meng
dengan tarik
sosial/verba
5waktu.
O:
- klien koope
- -kontak ma
SP4 perilaku kekerasan:
- suara klien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan hairan klien.
- Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
A: SP4 terca
spiritual.
P:
- -menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Perawat:
klien.
Lanjutkan SP
Klien:
Motivasi klie

S: klien men
O:
- Kontak mat
SP4 - Klien koope
Perilaku kekerasan. - Klien tenan
Klien memas
siang,dan ja
A: SP5 terca
P:
Melakukan SP5 perilaku kekerasan: Perawat:
- Mengevaluasi jadwal kegiatn harian klien. - evaluasi sp
- Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum Klien:
obat. Motivasi klie
- Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian klien.

S : Klien men
O: klien terli
A: SP 1
P : Lanjutkan

1. Me
2. Me
3. Me

SP 1 klien mampu:
1. mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki. S: Klien men
SP5 perilaku kekerasan. 2. Menilai kemampuan pertama yang telah dipilih. 0: klien tamp
3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien. A: Maslah te
P: lanjut SP 3

1. Me
2. Ma

SP 2 klien mampu: S: Klien men


menyapu da
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1).
O: klien terli
2. Memilih kemampuan yang dapat dilakukan. A: Masalah t
3. Melatih kemampuan yang dipilih. P: Pertahank
4. Memasukan dalam jadwal kegiatan klien.

SP 1 SP 3 gangguan konsep diri harga diri rendah :

1. Mengevaluasi SP yang lalu (SP 1 dan SP 2).


2. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
3. Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
p diri : Harga diri

SP 2

SP 3

B. Pembahasan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. R akibat Skizofrenia Hebefrenik

dengan Perilaku kekerasan akibat yang sudah dilaksanakan pada tanggal 18 Mei sampai

dengan tanggal 22 Mei 2015, penulis menggunakan atau mengaplikasikan beberapa teori dan

pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan tujuan untuk

membantu klien dalam mengatasi masalah yang sedang di hadapinya. Dalam bab ini penulis

akan membahas setiap tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi pada Tn.R dengan perilaku kekerasan

di Ruang XXX Rumah Sakit XXX. Penulis melakukan pengkajian tidak hanya terfokus pada

diagnosa keperawatan perilaku kekerasan saja tetapi semua aspek dikaji sehingga tidak hanya

perilaku kekerasan saja yang muncul tetapi diagnosa yang lainnya ada sesuai yang ditemukan

penulis. Dalam melaksanakan proses keperawatan penulis mendapatkan dukungan dari klien,

dan perawat ruangan.


1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini dalam proses keperawatan merupakan langkah awal yang
dilakukan penulis dalam asuhan keperawatan dan memulainya dengan membina trust dengan
mengunakan komunikasi terapeutik. Satu kali pertemuan klien dapat membina trust terhadap
perawat dikarenakan klien cukup kooperatif. Dalam pengumpulan data didapatkan data dari
klien, perawat ruangan, dan dokumentasi diruangan. selama pengkajian Tn.R Perilaku saat
dikaji penampilan rapi, berbicara cepat dan keras, klien sangat aktif, perasaan gembira
berlebihan ketika diberi stimulus sedih klien menangis sambil marah-marah afek klien labil
pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung rambut sampai
ujung kaki, hubungan klien dengan keluarga, masyarakat dan teman sebayah cukup baik,
topik pembicaraan klien tidak berbelit-belit, dalam diri klien di temukan adanya tanda dan
gejala perilaku kekerasan sesuai dengan teori Yosef Iyus (2010) tanda dan gejala perilaku
kekerasan salah satunya yaitu mata merah dan melotot, pandangan tajam muka merah dan
tegang.
Pada Faktor predisposisi di dalam teori menurut Iyus (2010) yang termasuk dalam
factor predisposisi yaitu, satu teori biologi yang salah satunya terdapat genitik faktor atau
disebut faktor keterunan, sedangkan dalam pengkajian klien mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti klien. Adapun, faktor
presipitasi menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan
sering kali berkaitan dengan adanya riwayat perilaku anti sosial penyalah gunaan obat dan
alkohol. pada saat pengkajian klien mengatakan klien pernah menggunakan obat- obatan
terlarang dan alkohol. Mekanisme koping klien yaitu proyeksi dimana klien akan marah jika
keinginan klien tidak dituruti dan akan menyalahkan orang tersebut sesuai dengan teori
menurut Stuart dan Laria yang di kutif oleh Damaiyanti, Iskandar yaitu mekanisme koping
Proyeksi. Mekanisme Koping Proyeksi adalah menyalahkan orang lain mengenai kesukaran
atau keinginan yang tidak baik.
Respon adaptif klien dalam teori dan pengkajian tidak ada kesenjangan dimana respon adaptif
atau respon positif dalam mengalami masalah klien selalu bercerita kepada ibunya sesuai
dengan teori dimana hubungan sosialnya tidak terganggu, dan respon maladaptif atau respon
negatif yang terdapat padi diri klien, tidak ada kesenjangan dengan teori dimana status
rentang emosi dan ungkapan marah yang di manisfestasikan dengan fisik. Pada saat
pengkajian Klien mengatakan jika klien tersinggung atau sakit hati klien akan marah-marah
dan memukul orangnya.selain diagnosa keperawatan perilaku kekerasan terdapat dari hasil
pengkajian , dalam aspek harga diri , klien mengatakan malu dan merasa tidak berguna bagi
keluarganya, dan klien ingin bekerja.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang digunakan
untuk mengarahkan perencanan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Untuk membuat
diagnose keperawatan apakah actual, resiko atau kesejahteraan dalam keperawatan jiwa maka
ditentukan dengan membuat pohon masalah yang terdiri dari core problem, causa, effect
dimana core problem adalah diagnose keperawatan actual berdasarkan prioritas. (Damaiyanti
Mukhripah, Iskandar 2012:3-4)
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien perilaku kekerasan adalah:
 Risiko mencedrai diri, orang lain, dan lingkungan.
 Perubahan sensori dan presepsi halusinasi
Jadi, diagnosa pada perilaku kekerasan adanya perubahan sensori dan presepsi
halusinasi. Sedangkan pada saat di lapangan penulis tidak menemukan tanda dan gejala
halusinasi pada klien seperti klien berbicara sendiri, klien mendengar suara- suara.
Tetapi penulis menemukan masalah yang lain yaitu Harga diri rendah penulis
menemukan masalah ini pada saat dikaji pada aspek harga diri dimana klien mengatakan
merasa malu dengan keadaannya sekarang, dan pada saat penulis menanyakan
pekerjaannyah, klien mengatakan klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya
karena klien tidak bekerja.
3. Perencanaan Keperawatan
Pada tahap ini penulis menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
masalah klien yaitu perilaku kekerasan dan gangguan konsep diri harga diri rendah .Dalam
hal ini diharapkan klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki,
menilai kemampuan yang dapat digunakan, melatih kegiatan yang sudah dilatih dan
menggunakan obat dengan baik dan benar.
Dalam perencanaan keperawatan penulis tidak mendapatkan kesulitan dikarenakan
klien cukup kooperatif. Pada tahap perencanaan penulis berusaha merumuskan perencanaan
dengan mengarah pada penyelesaian masalah keperawatan berdasarkan teori-teori sebagai
sumber litiatur sesuai dengan kondisi klien. Didalam perencanaan sesuai teori terdapat
rencana tindakan Sp adapun SP pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan sebanyak 5
SP dan pada gangguan konsep diri : harga diri rendah sebanyak 3 SP.
Klien melakukan sp1, yaitu :
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
5. Membantu klien mempraktikan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1:
Latihan nafas dalam.
Klien melakukan sp 2,yaitu :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : Pukul kasur dan bantal.
3. Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien.
Klien melakukan sp 3, yaitu :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Melatih klien Mengontrol cara perilaku kekerasan dengan cara sosial/ verbal.
3. Menganjurkan klien utuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.

Klien melakukan sp 4, yaitu :


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spritual.
3. Menganjurkan klien untuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.
Klien melakukan sp 5, yaitu :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat.
3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam kegiatan harian.
Dalam melaksanakan rencana tindakan keperawatan, klien mampu melakukan Sp1
sampai dengan Sp5 sesuai dengan perencanaan . tidak mengalami kesulitan dalam
menlakukan tindakan keperawatan pada diagnosa perilkau kekerasan. Dan pada diagnosa
Harga diri rendah klien juga mampu melakukan sp1 sampai dengan SP 3. SP 1 gangguan
konsep diri : harga dirirendah Klien mampu :
SP 1 Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
1. Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
a. Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan pasien di rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
b. atau kegiatan sehari – hari pasien.
2. Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
a. Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan yang sudah dipilih yang akan
dilatih
b. Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
c. Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien.
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan
b. Beri pujian atas tindakan yang dapat dilakukan klien setiap hari
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
d. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
e. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien
SP 2 gangguan konsep diri harga diri rendah.
5. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
6. Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
7. Latih kemampuan yang dipilih.
8. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
SP 3 gangguan konsep diri: harga diri rendah :
4. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1&2).
5. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
6. Masukkan dalam jadwal kegiatan klie
4. Implementasi
Dalam tahap implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan dengan

rencana tindakan keperawatan yang telah di susun. pada waktu implementasi penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dengan impelemntasi dilapangan dan tidak banyak

menemukan hambatan karena pada awal pengkajian penulis dan klien sudah membina trust

dengan menerapkan hubungan terapeutik. Sehingga dengan adanya hubungan saling percaya

dapat mempermudah penulis untuk melangkah pada proses keperawatan selanjutnya. Dalam

melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan implementasi perencanaan sesuai dengan

urutan standar asuhan keperawatan. Dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan

diagnosa gangguan konsep diri harga diri rendah, klien mampu melakukan tindakan

keperawatannya sesuai dengan SP 1 klien merasa tidak berguna dan malu karena keadaanya

dan kondisi klien yang tidak bekerja setelah dilakukannya SP 1 sampai dengan SP 3 hanya

saja poada saat dikaji klien terkadang menangis dan marah marah karena klien sedih dan

merasa tidak berguna bagi kedua orang tuanya. Tetapi pada akhir SP klien melakukan SP 1

sampai dengan SP 3. Dan klien mengtakan klien mampu membantu orang tuanya pergi ke

sawah, ini salah satu tanda berhasilnya rencana tindakan atau strategi pelaksanaan pada klien.
adapun yang menunjang dalam pelaksanaan adalah klien bersikap kooperatif. Bukti klien

bersikap kooperatif adalah klien mau mengikuti terapi aktivitas kelompok (TAK) yang

dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 22 Mei 2015 sesuai dengan perencanaan dan selama

kegiatan berlangsung klien cukup kooperatif mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

kegiatan. Penulis mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

keperawatan yang dilakukan yaitu SP 1 sampai dengan SP 5 untuk diagnosa perilaku

kekerasan dan untuk diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah dengan SP1 sampai

dengan SP3.

5. Evaluasi

Dalam tahap evaluasi penulis mendapatkan dukungan dari klien itu sendiri yang mau

bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Evaluasi

dilaksanakan pada tiap tahap proses keperawatan untuk menilai keberhasilan tindakan

keperawatan. Evaluasi yang di dapat setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien

secara terus menerus pada respon klien terhadap tindakan evaluasi selama 5 hari mulai

tanggal 18 Mei sampai dengan 22 Mei 2015 pada Tn.R dengan perilaku kekerasan

implementasi dilakukan Sp1 sampai dengan Sp 5.

Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahap proses keperawatan pada ke dua diagnosa baik

diagnosa perilaku kekerasan dan diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah . untuk

menilai keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi yang dilakukan pada klien dilaksanakan

pada akhir pertemuan dan selanjutnya dievaluasi dalam satu kali pertemuan pun beberapa

rencana tindakan dapat dilakukan dan pada tahap evaluasi menunjukan keberhasilan yang

cukup memuaskan dalam arti setiap kriteria evaluasi dapat tercapai. Pada diagnosa

keperawatan perilaku kekerasan sudah teratasi ditandai dengan klien sudah tenang, bicara

tidak cepat ,suara tidak keras, apabila ingin marah klien beristigfar, dan mengungkapkan

keinginannya dengan baik.dan pada diagnosa gangguan konsep diri: harga diri rendah
ditandai dengan klien optimis akan kemampuan dirinya, percaya diri, dan memiliki pemikiran

dan perilaku positif.

Das könnte Ihnen auch gefallen