Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
ADITA TRI ANGELISA
201410206001
Fraktur
Edema Emboli
Laserasi kulit
Penekanan pembuluh darah Menyumbat pembuluh
darah
Resiko infeksi
Kehilangan volume cairan
Diagnosa: Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak,
pemasangan traksi, stress/ansietas.
Tujuan: Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan menunjukkan tindakan santai,
mampu berpartisipasi dalam beraktivitas, tidur, istirahat dengan tepat, menunjukkan penggunaan
keterampilan relaksasi dan aktivitas trapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual
Intervensi
Pertahankan imobilasasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, bebat dan atau traksi
Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.
Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.
Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase, perubahan posisi)
Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasi visual, aktivitas
dipersional)
Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam pertama) sesuai keperluan.
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verval, perubahan tanda-tanda vital)
INTERVENSI
Diagnosa : Gangguan pertukaran gas Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka,
b/d perubahan aliran darah, emboli, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
perubahan membran alveolar/kapiler Tujuan : Klien menyatakan ketidaknyamanan
(interstisial, edema paru, kongesti) hilang, menunjukkan perilaku tekhnik untuk
Tujuan : Klien akan menunjukkan mencegah kerusakan kulit/memudahkan
kebutuhan oksigenasi terpenuhi penyembuhan sesuai indikasi, mencapai
dengan kriteria klien tidak sesak nafas, penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi
tidak cyanosis analisa gas darah dalam terjadi
batas normal Intervensi
Intervensi: Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman
Instruksikan/bantu latihan napas (kering, bersih, alat tenun kencang, bantalan
dalam dan latihan batuk efektif. bawah siku, tumit).
Lakukan dan ajarkan perubahan Masase kulit terutama daerah penonjolan tulang
posisi yang aman sesuai keadaan dan area distal bebat/gips.
klien. Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal
Kolaborasi pemberian obat Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat
antikoagulan (warvarin, heparin) terhadap kulit, insersi pen/traksi.
dan kortikosteroid sesuai indikasi.
Analisa pemeriksaan gas darah, Hb,
kalsium, LED, lemak dan trombosit
Diagnosa : Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan
Evaluasi frekuensi pernapasan dan
rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif
upaya bernapas, perhatikan adanya
(imobilisasi)
stridor, penggunaan otot aksesori
Tujuan : Klien dapat
pernapasan, retraksi sela iga dan
meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada
sianosis sentral.
tingkat paling tinggi yang mungkin dapat
mempertahankan posisi fungsional meningkatkan
kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi
Diagnosa : Risiko infeksi b/d bagian tubuh menunjukkan tekhnik yang
ketidakadekuatan pertahanan primer memampukan melakukan aktivitas
(kerusakan kulit, taruma jaringan lunak, Intervensi :
prosedur invasif/traksi tulang Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi
Tujuan : Klien mencapai penyembuhan terapeutik (radio, koran, kunjungan
luka sesuai waktu, bebas drainase teman/keluarga) sesuai keadaan klien.
purulen atau eritema dan demam Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada
Intervensi : ekstremitas yang sakit maupun yang sehat sesuai
Lakukan perawatan pen steril dan keadaan klien
perawatan luka sesuai protokol Berikan papan penyangga kaki, gulungan
Ajarkan klien untuk mempertahankan trokanter/tangan sesuai indikasi.
sterilitas insersi pen. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000
Kolaborasi pemberian antibiotika dan ml/hari.
toksoid tetanus sesuai indikasi Berikan diet TKTP.
Analisa hasil pemeriksaan Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai
laboratorium (Hitung darah lengkap, indikasi.
LED, Kultur dan sensitivitas
luka/serum/tulang)
Observasi tanda-tanda vital dan
tanda-tanda peradangan lokal pada
luka.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. (2002). Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta
Carpenito, LJ. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Closky & Bulechek. (2004). Nursing Intervention Classification (NIC). United States
of America: Mosby.
Doengoes, M.E., (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Ircham Machfoedz. (2007). Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di
Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
Mansjoer, A dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Meidian, JM. (2004). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. EGC. Jakarta
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). (2011). Diagnosis
Keperawatan 2012-2014. Jakarta : EGC
Smeltzer Suzanne C, Bare Brendo G. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner, Suddart, Edisi 8, vol 2. Jakarta: EGC