Sie sind auf Seite 1von 4

Laporan Pengujian Aktivitas Antidiare Metode Proteksi Oleum Ricini

Hari : Senin

Tanggal : 07 Mei 2018

1. Tujuan
Mengetahui sejauh mana aktivitas obat anti diare dapat menghambat diare yang
disebabkan oleh oleum ricini dengan metode uji antidiare yaitu metode proteksi.
2. Dasar Teori
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari) yang
dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada
perinal, dan rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Daldiyono,
1990).
Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus
menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki
kandungan air yang berlebih dari keadaan normal. Umumnya diare menyerang balita dan
anak-anak. Namun tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis penyakit
diare bergantung pada jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).
Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit perut. Ada lima
jenis klinis penyakit diare, antara lain:
a. Diare akut, bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang datang tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Bila mengalami diare akut, penderita akan
mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak diberika makan dam
minum.
b. Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari yang disebabkan
oleh virus, Bakteri dan parasit, maupun non infeksi.
c. Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besar meningkat, diare ini
dapat menyebabkan kerusakan usus halus,spesis yaitu infeksi bakteri dalam darah,
malnutrisi atau kurang gizi dan dehidrasi.
d. Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Dengan bahaya
utama adalah kekurangan gizi. Infeksi serius tidak hanya dalam usus tetapi menyebar
hingga keluar usus.
e. Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yang lainnya, karena
mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau menyeluruh yang berat, dehidrasi,
kekurangan vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan diare antara lain (National Digestive
Diseases Information Clearinghouse, 2007) :

a. Infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dikonsumsi bersama dengan makanan atau
minuman, contohnya Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli
(E. coli).
b. Infeksi virus
Beberapa virus menyebabkan diare, termasuk rotavirus, Norwalk
virus, cytomegalovirus, herpes simplex virus, and virus hepatitis.
c. Intoleransi makanan
Beberapa orang tidak mampu mencerna semua bahan makanan, misalnya
pemanis buatan dan laktosa.
d. Parasit
Parasit dapat memasuki tubuh melalui makanan atau minuman dan
menetap di dalam system pencernaan. Parasit yang menyebabkan diare
misalnya Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, and Cryptosporidium.
e. Reaksi atau efek samping pengobatan
Antibiotik, penurun tekanan darah, obat kanker dan antasida mengandung
magnesium yang mampu memicu diare.
f. gangguan intestinal
g. kelainan fungsi usus besar

Berbagai mikroba seperi bakteri, parasit, virus dan kapang bisa menyebabkan
diare dan muntah. Keracunan pangan yang menyebabkan diare dan muntah,
disebabkan oleh pangan dan air yang terkontaminasi oleh mikroba. Pada tulisan ini
akan dijelaskan mekanisme diare dan muntah yang disebabkan oleh mikroba melalui
pangan terkontaminasi. Secara klinis, istilah diare digunakan untuk menjelaskan
terjadinya peningkatan likuiditas tinja yang dihubungkan dengan peningkatan berat
atau volume tinja dan frekuensinya. Seseorang dikatakan diare jika secara kuantitatif
berat tinja per-24 jam lebih dari 200 gram atau lebih dari 200 ml dengan frekuensi
lebih dari tiga kali sehari.
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi
penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi
mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan
satu atau lebih mekanisme tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus.
Oleum ricini (minyak jarak) merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai
laksansia. Di dalamusus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan
asam risinoleat yang merangsangmukosa usus, sehingga mempercepat gerak
peristaltiknya dan mengakibatkan pengeluaran isi ususdengan cepat. Dosis oleum
ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 sampai 30 ml), diberikansewaktu perut
kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah pemberian, berupa pengeluaranbuang
air besar berbentuk encer.
Daftar Pustaka
Anne, Ahira. 2011. Penyakit Diare Akut. http://www.anneahira.com/diare-akut.htm. [Diakses
tanggal 10 April 2011]
Daldiyono. 1990. Diare, Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta : Infomedika. Hal : 14-4.
Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007. Farmakologi dan Terapi ed 5. Jakarta :
Penerbit UI Press.

Das könnte Ihnen auch gefallen