Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 07 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehesif atas mahasiswa:
2. Ismawati Haribowo, SE ( )
NIP.19800909 201411 2 003 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 25 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fadhilah Rahmi Karim
2. Tempat, Tanggal Lahir : Guntung, 22 Agustus 1995
3. Alamat : Jl. Legoso Raya No. 44 RT 03/07,
Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan
15419
4. No.Telp : 0878-1884-4323
5. Alamat e-mail : fadhilahrahmi.karim@gmail.com
III. PENDIDIKAN
Tahun 2001 – 2007 : SD Negeri 014721 Empat Negeri,
Batu Bara, Sumatera Utara
Tahun 2007 – 2010 : MTs Negeri Lima Puluh, Batu Bara,
Sumatera Utara
Tahun 2010 – 2013 : SMA Negeri 1 Lima Puluh, Batu Bara,
Sumatera Utara
Tahun 2013 – 2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
4. Anggota Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(2015-2016).
5. Anggota LDK KOMDA Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2014-2015).
6. Bendahara di Gerakan Banten Mengajar (2015-2016).
7. Volunteer di Program AKSI 2.0 Sayap Dewantara (SADEWA) Indonesia,
Pameungpeuk, Garut, Januari 2014.
8. Volunteer di acara JURNALISTEEN Komunitas Untuk Negeri, Oktober
2015.
V. PENGHARGAAN
1. Juara 2, Olimpiade Siswa Nasional (OSN) Bidang Ekonomi Tingkat
Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara (2011)
2. Juara 1, Olimpiade Siswa Nasional (OSN) Bidang Ekonomi Tingkat
Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara (2012)
3. Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2016)
vii
6. Peserta pada kegiatan “Sosialisasi Perkembangan Terkini Profesi Di
Bidang Akuntansi dan Ujian Sertifikasi Akuntan (CA) dan Akuntan
Publik (CPA), Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan dan FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 29 September 2015.
7. Koordinator Konsumsi Economy Expo 2015, Dewan Eksekutif
Mahasiswa FEB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Oktober – 1
November 2015.
8. Peserta pada kegiatan Company Visit Goes to PT. Deloitte Consulting,
HMJ Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 14 September 2016.
9. Peserta pada kegiatan ATV ke-16 “Forensic Audit to Enhance
Accountability in the Public Sector”, FEB Universitas Indonesia, 17-18
November 2016.
10. Master of Ceremony (MC) pada kegiatan Compliance Integrity
Leadership Program (CLEAR) – Seri Pelatihan Bisnis Bersih Tanpa
Korupsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 26 April 2017.
viii
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)
KOTA TANGERANG SELATAN
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the health level of Sharia Savings
and Loans Cooperative (KSPPS) in South Tangerang City during 2015. This
research uses descriptive method with health assessment analysis refers to
Regulation of Supervision Deputy of Ministry of Cooperatives and Small and
Medium Enterprises of Republic Indonesia 07 / Per / Dep.6 / IV / 2016 on
Guidelines for the Health Assessment of Savings and Loans Cooperatives and
Sharia Financing.
This research uses purposive sampling method in conducting sample
selection. There are 8 of 12 Shariah cooperatives / Baitul Maal Wat Tamwil
recorded in the Office of Cooperatives and SMEs South Tangerang City that can
be used as sample in this research. This research analyzes the aspects of the
assessment that can be analyzed from the financial statements of Sharia Savings
and Loans Cooperative (KSPPS), such as capital aspects, productive asset quality
aspects, management aspects, efficiency aspects, liquidity aspects, cooperative
identity aspects, aspects of independence and growth, and aspects of Sharia
Compliance.
The results of this research indicate that from 8 samples used as the object of
research, 1 KSPPS / BMT is on the health level of healthy, 6 KSPPS / BMT is on
the health level of quite healthy and 1 KSPPS / BMT is on the health level in
supervision.
ix
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)
KOTA TANGERANG SELATAN
ABSTRAK
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dan tak lupa pula,
shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi
wa Sallam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN
PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) KOTA TANGERANG
SELATAN”. Penulis begitu sangat bersyukur atas selesainya penulisan dan
penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu,
mendukung dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Papa Abdul Karim Hasbah dan Mama Zuraidah,
yang selalu memberikan semangat, dukungan dan do’a yang tiada henti-
hentinya kepada penulis. Thank you for your love, your pray, your support for
me, thank you for everything. Penulis sulit untuk membalas seluruh apa yang
telah diberikan kepada penulis, semoga penulis bisa menjadi kebanggaan
kalian.
2. Seluruh keluarga yang telah menyemangati, memberikan banyak dukungan
dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk Abang dan
Kakakku tersayang, Abang Fazrul Rahman Karim dan Ayuk Anggia Puspita
Sari, Kakak Fauziah Rahmah Karim dan Abang Irwansyah, semoga adikmu
ini bisa menjadi kebanggaan bagi keluarga.
3. Ibu Dr. Rini., Ak., C.A selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen
Pembimbing Skripsi penulis, yang telah bersedia memberikan waktunya yang
sangat berharga untuk membimbing dan memberikan dukungan kepada
xi
penulis selama menjadi mahasiswi di Jurusan Akuntansi hingga membimbing
penulis sampai penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk segala ilmu dan
pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, S.E., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah
diajarkan kepada penulis. Semoga kedepannya ilmu yang telah diberikan
bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kemudahan kepada penulis disetiap urusan
yang penulis butuhkan.
9. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan,
yang telah mengizinkan penulis untuk menggunakan data untuk keperluan
penelitian ini.
10. Teman-teman terbaikku, Astriana, Sapta, Laksmita, Dyah Reza, Lia, Meli,
Agias dan Dinda. Terima kasih atas semangat dan dukungan yang telah
diberikan. Terima kasih juga telah memberikan pengalaman pertemanan yang
penuh lika-liku yang indah. Semoga kita sukses bersama ya.
11. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013, kalian yang terbaik. See you on top.
12. Teman-teman di HMJ Akuntansi dan DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
terima kasih atas pengalaman organisasi yang diberikan kepada penulis.
13. Adik-adik di Tax Center, Ratu, Fifi, Tammi, Nola, Ben, Ami, Siska dan semua
yang tidak bisa dituliskan satu per satu, pengalaman kalian juga merupakan
pembelajaran bagi penulis, jadi pioneer pajak yang membanggakan!!
14. Teman-teman diseluruh komunitas yang penulis ikuti, Abangda Fauzan, Bang
Angger, Bang Muammar, Kak Hasna dan teman-teman lainnya di Gerakan
xii
Banten Mengajar, Komunitas Untuk Negeri, Turun Tangan Banten, Kaki
Langit, terima kasih atas pengalaman dan pembelajaran yang tak ternilai
harganya, semoga penulis dapat terus aktif pada dunia kerelawanan.
15. Teman-teman VAIRA NEFA, Adam, Al, Ihsan, Ridion, Andre, Neza, Ema,
Alen, Hani, Dimas Satria, terima kasih untuk selalu menghibur penulis dan
memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan dikala penulis telah
lelah selama masa perkuliahan ini hehehe, ngetrip lagi yuk!!!
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur...................................................................................... 12
1. Koperasi Secara Umum....................................................................... 12
a. Landasan dan Asas Koperasi Indonesia ........................................ 13
b. Tujuan Koperasi Indonesia ........................................................... 14
c. Prinsip Koperasi Indonesia ........................................................... 15
2. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah ............................ 17
a. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah .... 17
b. Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah ....... 19
c. Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah .. 20
3. Penilaian Kesehatan Koperasi ............................................................. 22
a. Aspek Permodalan .............................................................................. 23
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ........................................................ 28
c. Aspek Manajemen ............................................................................... 42
xiv
d. Aspek Efisiensi ................................................................................... 49
e. Aspek Likuiditas ................................................................................. 51
f. Aspek Jati Diri Koperasi ..................................................................... 53
g. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan................................................ 55
h. Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ....................................................... 58
B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 59
C. Kerangka Penelitian .................................................................................. 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 65
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 65
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 66
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 67
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 72
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 72
B. Hasil dan Pembahasan............................................................................... 74
1. Analisis Aspek Permodalan ................................................................ 74
2. Analisis Aspek Kualitas Aktiva Produktif .......................................... 83
3. Analisis Aspek Manajemen................................................................. 92
4. Analisis Aspek Efisiensi ..................................................................... 95
5. Analisis Aspek Likuiditas ................................................................. 104
6. Analisis Aspek Jati Diri Koperasi ..................................................... 113
7. Analisis Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan ............................... 118
8. Analisis Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah ...................................... 123
9. Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah Kota Tangerang Selatan .................................. 125
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 131
A. Kesimpulan ............................................................................................. 131
B. Implikasi dan Saran ................................................................................. 134
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 136
LAMPIRAN ........................................................................................................ 139
xv
DAFTAR TABEL
xvi
Tabel 3.2 Predikat Tingkat Kesehatan KSPPS Koperasi .......................................71
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria ..................................................73
Tabel 4.2 Profil Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Kota Tangerang
Selatan ...................................................................................................74
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset dan Rasio
CAR .......................................................................................................75
Tabel 4.4 Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek Permodalan ..................77
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Piutang dan Pembiayaan Bermasalah
terhadap Jumlah Piutang dan Pembiayaan, Rasio Portofolio Berisiko dan
Rasio PPAP ...........................................................................................84
Tabel 4.6 Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek Kualitas Aktiva
Produktif ................................................................................................86
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan dan Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek
Manajemen ............................................................................................93
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Aspek Efisiensi ...................................96
Tabel 4.9 Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek Efisiensi .......................97
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rasio Kas dan Rasio Pembiayaan ........................105
Tabel 4.11 Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek Likuiditas .................106
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) dan Rasio
Partisipasi Bruto ................................................................................113
Tabel 4.13 Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek Jati Diri Koperasi ....115
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset, Rasio Rentabilitas Ekuitas
dan Rasio Kemandirian Operasional ...................................................118
Tabel 4.15 Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS – Aspek Kemandirian dan
Pertumbuhan ........................................................................................120
Tabel 4.16 Hasil Penilaian Aspek Kepatuhan Syariah.........................................124
Tabel 4.17 Peringkat Kesehatan KSPPS Kota Tangerang Selatan ......................126
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan
(politik) yang cukup kuat karena memiliki dasar konstitusional, yaitu berpegang
(Hatta, 2015). Dalam penjelasan UUD 1945 tersebut dikatakan bahwa bangun
usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi. Tafsiran ini
lah yang sering dikemukakan oleh Bapak Koperasi Indonesia, yaitu Bapak Dr. H.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah koperasi yang
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi adalah unit koperasi yang
1
prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf sebagai
sehat, baik dan halal. Perintah untuk bekerja sama dalam usaha yang baik ini dapat
dilihat dalam Al-Qur’an pada potongan surat Al Maidah ayat 2, yang artinya:
Syariah cukup berkembang, dapat dilihat dari banyaknya koperasi syariah yang
muncul yang mampu membantu usaha dari pengusaha kelas mikro, kecil dan
menengah. Dikutip dari laman Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
baik di Indonesia (UKM, 2016). Sesuai data yang didapat dari laman Badan Pusat
dengan jumlah koperasi hingga tahun 2016 sebanyak 212.135 unit. Jumlah anggota
koperasi aktif sebanyak 37.783.160 orang dan volume usaha sebanyak Rp.
266.134.619.000.000. Dimana dari 150.223 unit usaha yang aktif, sebanyak 1,5%
jumlah KSPPS sebanyak 2.253 unit dengan angggota 1,4 juta orang. Modal sendiri
mencapai Rp 968 Miliar dan modal luar Rp 3,9 triliun.dengan volume usaha Rp 5,2
2
Tabel 1.1
Perkembangan Koperasi di Indonesia Tahun 2013 – 2016
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut Puan Maharani, Menteri
3
pemberdayaan sektor koperasi dan UMKM sesuai dengan ideologi bangsa dan
yang dibuktikan dengan ekonomi kerakyatan yang menjadi penyelamat pada krisis
untuk mewujudkan ekonomi berdikasi. Hal itu mengingat masih ada koperasi yang
kesulitan permodalan dan persoalan organisasi (Melani, 2016). Sudah sejak lama,
produk domestik bruto (PDB) nasional kurang dari 2% (Nurmayanti, 2016). Sejak
dulu, koperasi telah menjadi salah satu dari tiga pilar perekonomian di Indonesia,
selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Namun peran koperasi
semakin mengecil dalam perekonomian Indonesia. Hal ini lah yang mendorong
Indonesia. Agar fungsi Koperasi sebagai salah satu dari tiga pilar perekonomian di
Sudah sewajarnya jika setiap Dinas Koperasi dan UKM di seluruh daerah-daerah
4
koperasi simpan pinjam konvensional maupuan koperasi yang berlandaskan prinsip
syariah. Karena penilaian tingkat kesehatan ini dapat membantu dinas setempat
tersebut, dan tentu akan mempermudah Dinas Koperasi dan UKM dalam
menentukan dan memantau koperasi yang berada di tingkatan sehat, cukup sehat,
dalam pengawasan, serta dalam pengawasan khusus yang ada di daerahnya masing-
masing.
dengan tingkat kesehatan dari sebuah koperasi itu sendiri. Dengan demikian
pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi yang sesuai dengan peraturan
kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi yang semakin
berkembang, sesuai dengan dinamika dan perubahan tatanan ekonomi dan sosial
ini Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Usaha pembiayaan
syariah oleh koperasi sebagai suatu lembaga keuangan harus melaksanakan fungsi
intermediasi yang memiliki ciri, bentuk dan sistem tersendiri, harus diatur, diawasi
5
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam
pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi semakin berkembang, sesuai dengan
dinamika dan perubahan tatanan ekonomi dan sosial masyarakat. Aturan mengenai
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi
penelitian untuk mengetahui kualitas dari koperasi itu sendiri. Hingga saat ini
penelitian mengenai tingkat kesehatan koperasi syariah terbatas hanya pada sebuah
entitas saja. Untuk melihat perkembangan dan kemampuan koperasi simpan pinjam
harus dapat diketahui melalui tingkat kesehatan koperasi syariah itu sendiri. Lucky
keuangan syariah yang langsung mengambil BMT Bina Ihsanul Fikri sebagai objek
BMT Bina Ihsanul Fikri dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara
penilaian tingkat kesehatan BMT Bina Ihsanul Fikri berdasarkan standar pedoman
penilaian tingkat kesehatan BMT dari PINBUK dan penilaian tingkat kesehatan
yang dilakukan dari pihak BMT. Temuan dari penelitian ini terdapat perbedaan
antara penilaian kesehatan BMT Bina Ihsanul Fikri berdasarkan standar pedoman
6
penilaian tingkat kesehatan dari PINBUK dan penilaian kesehatan dari pihak BMT
Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta. Dalam hasil penelitian ini juga diketahui bahwa
tingkat kesehatan BMT Bina Ihsanul Fikri aspek jasadiyah dari segi kinerja
tahun 2000 – 2011 mendapatkan predikat kurang sehat. Berdasarkan aspek ruhiyah
berdasarkan aspek ruhiyah dengan menggunakan indikator kepekaan sosial dan rasa
dilakukan dengan metode yang berbeda. Seperti yang dilakukan oleh Burhanuddin
pedoman penilaian kesehatan KJKS dan UJKS. Objek pada penelitian ini adalah
tersebut dikategorikan sebagai koperasi yang cukup sehat dengan skor sebesar
keadaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang berada di Kota Bandar
Lampung dalam predikat cukup sehat. Penelitian ini masih menggunakan Peraturan
kesehatan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Kota Bandar Lampung ini
7
menggunakan tiga sampel, yaitu KJKS Baitut Tamwil Muhammadiyah, KJKS
BMT El-Hanif dan KJKS BMT Syariah Makmur yang ketiganya memperoleh
sudah tidak digunakan lagi karena adanya sebuah peraturan baru yang dikeluarkan
oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah. Perbedaan peraturan ini dengan peraturan yang
dikeluarkan pada tahun 2007 adalah adanya perubahan nama entitas koperasi yang
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS). Selain itu, dalam peraturan baru
yang dikeluarkan pada tahun 2016 ini terdapat perbedaan penamaan dalam
tingkat kesehatan suatu koperasi dibagi dalam 4 (empat) golongan, yaitu sehat,
cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Sementara dalam peraturan pedoman
(empat) golongan, yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan, dan dalam
pengawasan khusus.
8
Karena adanya peraturuan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah ini, maka penelitian ini berbeda dari penelitian
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
kesehatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam
simpan pinjam dan pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan
syariah koperasi ini dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu aspek permodalan,
pertumbuhan, jati diri koperasi dan prinsip syariah. Hasil dari penilaian tersebut
akan dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawsan
diketahui secara terpusat, agar Kementerian Koperasi dan UKM yang dibantu oleh
fungsi pengawasan dan pemantauan secara tepat. Tangerang Selatan sebagai kota
yang masih terbilang muda telah menunjukkan prestasi yang tidak bisa diremehkan
(Jamaludin, 2015). Kota Tangerang selatan sebagai kota strategis yang memiliki
9
Dimulai dengan melakukan penilaian tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam
dan pembiayaan syariah, agar Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
dan pembiayaan syariah yang berada di tingkat kesehatan yang berada dalam
Syariah (KSPPS) di Kota Tangerang Selatan”. Fokus pada penelitian ini adalah
Syariah (KSPPS) di Kota Tangerang Selatan. Perbedaan pada penelitian ini adalah
peneliti adalah Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang
memberikan laporan keuangan dan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dari tahun
2014-2015.
B. Perumusan Masalah
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
2. Manfaat Penelitian
adalah:
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu Dinas Koperasi dan UKM
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
Ko-operasi berasal dari kata-kata “ko”, yang artinya “bersama” dan “operasi”
yaitu “bekerja”. Jadi koperasi artinya sama-sama bekerja. Perkumpulan yang diberi
nama koperasi ialah perkumpulan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam
koperasi tak ada sebagian anggota bekerja sebagian memeluk tangan. Semuanya
“Sebuah koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang yang bersatu secara
sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya bersama dan
aspirasi melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara
demokratis”.
yang dijelaskan bahwa “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
12
Menurut Jochen Ropke (dalam Tyas, 2014:9) menjelaskan bahwa koperasi
adalah suatu organisasi usaha yang para pemilik/anggotanya adalah juga pelanggan
prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha lainnya.
Prinsip identitas dari suatu koperasi adalah para pemilik dan pengguna jasa dari
pelayanan suatu unit usaha adalah orang yang sama (Tyas, 2014).
yang disebut sebagai landasan dan asas Koperasi. Landasan dan asas ini diperlukan
oleh koperasi sebagai tempat berpijak yang kuat guna menopang pertumbuhannya
(Tyas, 2014). Dinyatakan dalam UU No. 17 Tahun 2012 pada Pasal 2 bahwa
Landasan idiil dapat disebut sebagai landasan cita-cita yang menentukan arah
tata tertib dasar yang mengatur agar falsafah bangsa, sebagai jiwa dan cita-cita
13
moral bangsa, benar-benar dihayati (Tyas, 2014). Menurut UU No. 17 Tahun 2012
kekeluargaan. Hal ini sejalan dengan Pasar 33 UUD 1945 yang merupakan salah
pemanfaatan SDA, dan Prinsip perekonomian Nasional. Pada Pasal 33 UUD 1945
atas azas kekeluargaan.” Artinya semangat usaha bersama berdasar atas asas
pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
kekeluargaan hanyalah koperasi (Hatta, 2015). Dan hanya koperasilah yang dapat
merintis jalan yang aman dan sehat untuk mencapai kemakmuran rakyat, rohani dan
14
c. Prinsip Koperasi Indonesia
Menurut Baswir (Dalam Tyas, 2014:12), “Prinsip Koperasi atau bisa juga
disebut sebagai sendi dasar koperasi adalah pedoman pokok yang menjiwai setiap
gerak langkah Koperasi”. Peranan prinsip koperasi dalam garis besarnya adalah
lainnya.
anggota memiliki hak suara yang sama (Satu anggota, satu suara) dan
15
bersama dari koperasi. Anggota koperasi biasanya menerima kompensasi
yang terbatas, jika jasa, terhadap modal sebagai syarat keanggotaan. Anggota
16
Koperasi berkerja untuk pembangunan berkelanjutan dari komunitas koperasi
dalam UU No. 25 Tahun 1992 dalam Pasal 5. Dalam Pasal 5 disebutkan Koperasi
c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
e) Kemandirian.
f) Pendidikan perkoperasian;
KSPPS adalah koperasi yang kegiatan usahanya hanya simpan pinjam dan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah, dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan
17
selanjutnya disebut KSPPS adalah koperasi yang kegiatan usahanya meliputi
Koperasi tidak terlepas dari unit operasi yang dimilikinya. Unit Simpan
Koperasi adalah unit Koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam dan
dijelaskan bahwa Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi adalah
unit koperasi yang bergerak di bidang usaha meliputi simpanan, pinjaman dan
pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq /sedekah, dan
Prinsip syariah yang dimaksud adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan
usaha koperasi berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional
Koperasi syariah sering juga disebut Baitul Maal wa Tamwil (BMT). BMT
adalah salah satu institusi keuangan mikro islam yang menghimpun dan
mendistribusikan dana untuk pengusaha mikro. Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
berkembang dari kegiatan Baitul Maal yang bertugas menghimpun, mengelola dan
menyalurkan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) dari muzzaki untuk diberikan kepada
18
Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu (1) Baitul Maal untuk
mengumpulkan dan mendistribusikan dana amal seperti Infaq dan Sedekah (2)
ekonomi pengusaha kecil (Hosen & Sa'roni, Determinant Factors of the Successful
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) sebagai salah satu lembaga keuangan mikro
yang sangat miskin sebagai modal mereka untuk membuat sebuah usaha yang
mengurus diri mereka dan keluarga mereka (Microcredit Summit dalam (Rahman,
2010). World Bank telah mengakui program keuangan mikro ini sebagai sebuah
2010).
anggota dan koperasi lain dan atau anggotanya dalam bentuk pinjaman
19
wakalah, kafalah dan hiwalah, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan syariah;
pembiayaan syariah.
berasal dari pendanaan dengan prinsip syariah. Selain itu kegiatan usaha simpan
pinjam dan pembiayaan syariah dengan koperasi lain dilakukan melalui kemitraan
yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dengan akad sesuai prinsip syariah.
prinsip syariah dengan tata kelola yang baik, menerapkan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko, serta mematuhi peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha
simpan pinjam dan pembiayaan syariah. Usaha simpan pinjam dan pembiayaan
keuangannya.
Pembiayaan Syariah, dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi,
dijelaskan bahwa: “Pengawasan usaha KSPPS dan USPPS Koperasi adalah upaya
20
yang dilakukan oleh pengawas koperasi, dewan pengawas syariah, pemerintah,
gerakan koperasi, dan masyarakat, agar usaha KSPPS dan USPPS Koperasi
dan mengolah data dan atau keterangan lain yang dilakukan oleh Pengawas KSPPS
dan USPPS Koperasi untuk membuktikan ada atau tidak adanya pelanggaran atas
Pengawas koperasi adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam
rapat anggota untuk mengurus organisasi dan usaha koperasi. Dewan Pengawas
Syariah adalah dewan yang dipilih oleh koperasi yang bersangkutan berdasarkan
keputusan rapat anggota dan beranggotakan alim ula yang ahli dalam syariah yang
menjalankan fungsi dan tugas sebagai pengawas syaraiah pada koperasi yang
pembiayaan syariah wajib memiliki dewan pengawas syariah yang ditetapkan oleh
Rapat Anggota. Dalam sebuah KSPPS, jumlah Dewan Pengawas Syariah paling
Pengawas Syariah diutamakan dari anggota koperasi dan dapat diangkat dari luar
21
Dalam pelaksanaannya, Dewan Pengawas Syariah KSPPS dan USPPS
bertugas untuk:
d. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada
fatwanya;
pembiayaan syariah.
mengukur tingkat KSPPS dan USPPS Koperasi serta setiap kantor cabang.
simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi, bahwa kesehatan KSPPS
dan USPPS Koperasi adalah kondisi kinerja usaha, keuangan dan manajemen
koperasi yang dinyatakan Sehat, Cukup Sehat, Dalam Pengawasan dan Dalam
Pengawasan Khusus.
22
Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara profesional dan
penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit
a. Aspek Permodalan
mempunyai kontribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup,
koperasi tidak akan berjalan lancar (Ganitri, Suwendra, & Yulianthini, 2014).
Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota, modal anggota bersumber
dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini mencerminkan bahwa koperasi
sebagai badan usaha yang ingin berkembang dengan kekuatan sendiri. (Sari &
Susanti, 2012).
Faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang ikut
menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal, suatu usaha yang
penting dalam menjalankan usaha koperasi, karena pada dasarnya modal adalah hal
23
akan mempermudah koperasi dalam mengembangkan setiap usaha yang
menyatakan bahwa:
1) Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi
2) Selain modal tersebut, modal Koperasi dapat berasal dari hibah, modal
Daerah, dan/atau sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan
yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio kecukupan modal
(CAR). Dalam Peraturan Menteri KUKM No.16 Tahun 2015 menjelaskan bahwa
modal sendiri KSPPS adalah jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan
yang disisihkan dari sisa hasil usaha, hibah dan simpanan lain yang memiliki
24
Rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan untuk mengukur
dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Pada KSPPS/USPPS koperasi rasio ini
dana pada KSPPS/USPPS koperasi. Rasio modal sendiri terhadap total aset dapat
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap total aset ditetapkan sebagai
berikut:
a. Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0 diberikan nilai kredit
0.
Tabel 2.1
Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan
Rasio Bobot
Nilai
Permodalan Skor Skor Kriteria
Kredit
(%) (%)
0 0 5 0 0 – 1,25 Tidak Sehat
5 25 5 1,25 1,26–2,50 Kurang sehat
10 50 5 1,50 2,51–3,75 Cukup sehat
15 75 5 3,75 3,76–50 Sehat
20 100 5 5,0
25
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada lembaga
menanggung risiko kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat diantisipasi oleh
modal yang ada. Menurut surat Edaran Bank Indonesia yang berlaku saat ini sebuah
lembaga keuangan dikatakan sehat apabila nilai CAR mencapai 8% atau lebih.
Artinya Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dijamin oleh modal sendiri
(modal inti) dan modal lain yang memiliki karakteristik sama dengan modal sendiri
(modal pelengkap) sebesar 8%. Untuk nilai CAR lebih tinggi dari 8%,
a. Menghitung nilai modal sendiri (modal inti) dan modal pelengkap yang
26
Tabel 2.2
Modal inti dan modal pelengkap KSPPS
Bobot
Nilai Modal Yang
No Komponen Modal Pengakuan
(Rp) diakui (Rp)
(%)
(1) (2) (3) (4) (3) x (4)
MODAL INTI DAN MODAL
PELENGKAP:
1. Modal anggota
a. Simpanan Pokok 100
b. Simpanan Wajib 100
2. Modal Penyetaraan 100
3. Modal Penyertaan 50
4. Cadangan Umum 100
5. Cadangantujuan risiko 50
6. Modal sumbangan 100
7. SHU belum dibagi 50
JUMLAH
perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko
Tabel 2.3
Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Bobot Modal
Nilai
No Komponen Aktiva Risiko tertimbang
(Rp)
(%) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (3) x (4)
1. Kas 0
2. Simpanan/rekening di bank syariah 20
3. Simpanan/rekening di KJKS lain 50
4. Pembiayaan 100
5. Penyertaan pada koperasi, anggota 50
dan pihak lain
6. Aktiva tetap dan inventaris 70
7. Aktiva lain-lain 70
JUMLAH
27
c. Rasio CAR dihitung dengan cara membandingkan nilai modal yang diakui
dengan nilai ATMR dikalikan dengan 100% maka diperoleh rasio CAR.
d. Untuk rasio CAR lebih kecil dari 6% diberi nilai kredit 25, untuk kenaikan
rasio CAR 1% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan nilai CAR 8%
Tabel 2.4
Perhitungan Kriteria Rasio CAR
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang
Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning asset (aktiva yang
dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva
pada tiga rasio, yaitu Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah terhadap
jumlah piutang dan pembiayaan, Rasio Portofolio terhadap piutang berisiko dan
28
pembiayaan berisiko PAR (Portfolio Asset Risk), dan Rasio Penyisihan
1. Pembiayaan Lancar
lancar jika pembayaran pokok dan pelunasan pokok tepat waktu dan atau
tempo.
angsuran pokok atau pelunasan pokok sampai dengan 3 (tiga) bulan dan
29
atau penerimaan pendapatan (bagi hasil) dimana RP di atas 30% PP
angsuran pokok atau pelunasan pokok sampai dengan 3 (tiga) hari dan
6 (enam) bulan dan atau pembiayaan telah jatuh tempo dari 1 bulan
dan atau pembiayaan telah jatuh tempo sampai dengan 1 (satu) bulan.
30
b) Akad dengan pembayaran harian
(enam) hari dan atau pembiayaan telah jatuh tempo dari 1 hari
dan atau pembiayaan telah jatuh tempo sampai dengan 1 (satu) hari.
dengan 6 (enam) minggu dan atau pembiayaan telah jstuh tempo dari 1
(tiga) minggu dan atau pembiayaan telah jatuh tempo sampai dengan 1
(satu minggu).
3. Pembiayaan Diragukan
bulan sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan dan atau pembayaran
31
b. Akad dengan pembayaran harian
hari sampai dengan 24 (dua puluh empat) hari dan atau pembayaran
12 (dua belas) bulan dan atau pembiayaan jatuh tempo telah melewati
32
6 (enam) bulan dan atau pembiayaan jatuh tempo telah melewati 1
12 (dua belas) hari dan atau pembiayaan jatuh tempo telah melewati 1
(satu hari) sampai dengan 2 (dua) hari. Untuk masa angsuran kurang
angsuran yang telah melewati 3 (tiga) hari sampai dengan 6 (enam) hari
dan atau pembiayaan jatuh tempo telah melewati 1 (satu) hari sampai
dengan 12 (dua belas) minggu dan atau pembiayaan jatuh tempo telah
33
4. Pembiayaan Macet
bulan dan atau pembayaran pendapatan (bagi hasil) terdapat RP < 30%
pokok atau pelunasan yang telah melampaui 24 (dua puluh empat) hari
34
Pembiayaan untuk akad tersebut dikatakan macet jika masa angsuran
yang telah melewati 6 (enam) bulan dan atau pembiayaan jatuh tempo
angsuran yang telah melewati 12 (dua belas) hari dan atau pembiayaan
jatuh tempo telah melewati 2 (dua) hari atau telah diserahkan kepada
35
angsuran yang telah melewati 12 (dua belas) minggu dan atau
yang telah melewati 6 (enam) minggu dan atau pembiayaan jatuh tempo
a. Lancar
a. Pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan serta sesuai
kondisinya akurat.
b. Kurang Lancar
margin yang telah melewwati 7 (tujuh) hari sampai dengan 14 (empat belas)
hari.
36
2. Akad murabahah dengan angsuran pokok/margin mingguan digolongkan
atau margin yang telah melewati 14 (empat belas) hari sampai dengan 30 (tiga
puluh) hari.
atau margin yang telah melewati 60 (enam puluh) hari sampai dengan 150
meragukan.
keuangan.
c. Diragukan
atau margin yang telah melewati 14 (empat belas) hari sampai dengan 30 (tiga
puluh) hari.
37
2. Akad murabahah dengan angsuran pokok/margin mingguan digolongkan
margin yang telah melewati 30 (tiga puluh) hari sampai dengan 90 (sembilan
puluh) hari.
margin yang telah melewati 150 (seratus lima puluh) hari sampai 210 (dua
piutang.
d. Macet
yang telah melewati 30 (tiga puluh) hari dan tidak ada dokumentasi perjanjian
margin yang telah melewati 90 (sembilan puluh) hari dan tidak ada
38
3. Akad murabahah dengan angsuran pokok/margin bulanan digolongkan macet
yang telah melewati 210 (dua ratus sepuluh) hari dan tidak ada dokumentasi
piutang dan pembiayaan yang disalurkan, untuk rasio lebih besar dari 12% sampai
dengan 100% diberi nilai skor 25 dan untuk setiap penurunan rasio 3% nilai kredit
ditambah dengan 5 sampai dengan maksimum 100 dan nilai kredit dikalikan bobot
Tabel 2.5
Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Piutang
dan Pembiayaan yang Disalurkan
Rasio Piutang
Bermasalah dan
Pembiayaan
Bermasalah Nilai Bobot
Skor Kriteria
terhadap Piutang Kredit (%)
dan Pembiayaan
yang disalurkan
(%)
>12 25 10 2,50 0 - < 2,5 Tidak Lancar
Kurang
9 – 12 50 10 5,00 2,5 - < 5,00
Lancar
5 -8 75 10 7,50 5,00 - < 7,50 Cukup Lancar
<5 100 10 10,00 7,50 – 10,00 Lancar
39
1) Lambat 1 – 30 hari (portofilio berisiko 1)
Total PAR (Total Portofolio piutang dan pembiayaan berisiko) = (1) + (2) +
Untuk rasio lebih besar dari 30% sampai dengan 100% diberi nilai kredit 25,
untuk setiap penurunan rasio 1% nilai kredit ditambah dengan 5 sampai dengan
maksimum 100 dan nilai kredit dikalikan bobot 5% maka diperoleh skor penilaian.
Tabel 2.6
Perhitungan Rasio PAR
40
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap
pembiayaan.
PPAPWD
100%/
41
e. Untuk rasio PPAP sebesar 0% nilai kredit sama dengan 0. Untuk setiap
100.
f. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5%, diperoleh skor tingkat rasio PPAP.
Tabel 2.7
Perhitungan Rasio PPAP
c. Aspek Manajemen
komponen yaitu:
a) Manajemen umum
b) Kelembagaan
c) Manajemen permodalan
d) Manajemen aktiva
e) Manajemen likuiditas
42
Perhitungan nilai kredit didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban
a) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai kredit untuk setiap
berikut:
1. Apakah KSPPS/ USPPS Koperasi memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas?
jangka panjang?
5. Apakah visi, misi, tujuan, dan rencana kerja diketahui dan dipahami oleh
43
8. KSPPS/USPPS koperasi memiliki tata tertib kerja SDM, yang meliputi
melaksanakan pekerjaan?
Perhitungan atas setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.8
Perhitungan Kriteria Manajemen Umum
44
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
12 3,00
b) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai kredit untuk setiap jawaban
perangkapan jabatan?
masing karyawannya?
Perhitungan atas setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat dilihat pada tabel
berikut:
45
Tabel 2.9
Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan
Nilai Kredit
Positif Kriteria
Bobot
1 0,50
2 1,00 0 – 0,75 Tidak baik
3 1,50 0,76 – 1,50 Kurang baik
4 2,00 1,51 – 2,25 Cukup baik
5 2,50 2,26 – 3,00 Baik
6 3,00
c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit untuk setiap
sebagai berikut:
1. Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat
pertumbuhan aset?
3. Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari seperempat
Perhitungan atas setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat dilihat pada tabel
berikut:
46
Tabel 2.10
Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan
d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit untuk setiap
berikut:
sama atau lebih besar dari pembiayaan yang diberikan, kecuali pembiayaan
3. Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari jumlah
sepertiganya?
dengan efektif?
bermasalah?
47
8. Keputusan pemberian pembiayaan dan atau penempatan dana dilakukan
melalui komite?
terhadap agunannya?
Perhitungan atas setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.11
Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva
e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit untuk setiap
sebagai berikut:
2. Memiliki fasilitas pembiayaan yang akan diterima dari lembaga syariah lain
48
3. Memiliki pedoman administrasi yang efektif untuk memantau kewajiban
likuiditas?
Perhitungan atas setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.12
Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas
d. Aspek Efisiensi
yaitu rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva tetap terhadap total
rentabilitas yang untuk badan usaha koperasi dinilai kurang tepat. Karena koperasi
49
penggunaan modal. Rentabilitas koperasi hanya untuk mengukur keberhasilan
berikut:
a. Untuk rasio lebih besar dari 100 diperoleh nilai kredit 25 dan unutk setiap
Tabel 2.13
Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan
Rasio Biaya
Nilai Bobot
Operasional terhadap Skor Kriteria
Kredit (%)
Pelayanan (%)
>100 25 4 1 Tidak efisien
85 – 100 50 4 2 Kurang efisien
69 – 84 75 4 3 Cukup efisien
0 – 68 100 4 4 Efisien
a. Untuk rasio lebih besar dari 76% diperoleh nilai kredit 25 dan untuk setiap
50
Contoh perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2.14
Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Modal
a. Untuk rasio kurang dari 50 orang diberi nilai kredit 25 dan untuk setiap
Tabel 2.15
Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan
e. Aspek Likuiditas
simpanan anggota koperasi maupun kewajiban jangka pendek lainnya (Sudarma &
51
Yasa, 2013). Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSPPS/USPPS koperasi
dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu rasio kas dan rasio pembiayaan. Kas dan
bank adalah alat likuid yang segera dapat digunakan, seperti uang tunai dan uang
Pengukuran rasio kas terhadap dana yang diterima ditetapkan sebagai berikut:
a. Untuk rasio kas lebih kecil dari 14% dan lebih bedar dari 56% diberi nilai
kredit 25, untuk rasio antara 14% sampai dengan 20% dan antara 46% sampai
dengan 56% diberi nilai kredit 50, rasio antara 21% sampai dengan 25% dan
35% sampai dengan 45% diberi nilai kredit 75, dan untuk rasio 26% sampai
Tabel 2.16
Perhitungan Kriteria Rasio Kas
Nilai Bobot
Rasio kas (%) Skor Kriteria
Kredit (%)
< 14 dan > 56 25 10 2,5 Tidak likuid
(14 – 20) dan (46 – 56) 50 10 5 Kurang likuid
(21 – 25) dan (35 – 45) 75 10 7,5 Cukup likuid
(26 – 34) 100 10 10 Likuid
sebagai berikut:
a. Untuk rasio kas lebih kecil dari 50% diberi nilai kredit 25, untuk setiap
maksimum 100.
52
b. Nilai kredit dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian
Tabel 2.17
Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan
biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi
sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok
53
a. Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai kredit 25 dan untuk setiap
kenaikan rasio 3% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan rasio lebih
Tabel 2.18
Perhitungan Kriteria Rasio PEA
Nilai Bobot
Rasio PEA (%) Skor Kriteria
Kredit (%)
<5 25 5 1,25 Tidak bermanfaat
5 – 7,99 50 5 2,50 Kurang bermanfaat
8 – 11,99 75 5 3,75 Cukup bermanfaat
>12 100 5 5 Bermanfaat
a. Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai kredit 25 dan untuk setiap
kenaikan rasio 25% nilai kredit ditambah dengan 25 sampai dengan rasio
Tabel 2.19
Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto
54
g. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum zakat dan pajak dibandingkan
a. Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai kredit 25, untuk
maksimum 100.
Tabel 2.20
Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas
a. Untuk rasio rentabilitas ekuitas lebih kecil dari 5% diberi nilai kredit 25,
untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai kredit ditambah 25 sampai dengan
maksimum 100.
55
Tabel 2.21
Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Ekuitas
a. Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil dari 100% diberi nilai kredit
25. Untuk setiap kenaikan rasio 25% nilai kredit ditambah 25 sampai dengan
maksimum 100.
Tabel 2.22
Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional
prinsip syariah dilakukan dengan perhitungan nilai kredit yang didasarkan pada
56
hasil kepada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan sebanyak 10 buah dengan
bobot 10% berarti untuk setiap jawaban positif 1 memperoleh nilai kredit bobot 1.
syariah?
berkala?
kompeten?
waktu ke waktu?
57
Dari pertanyaan-pertanyaan diatas, pembobotan penilaian pada aspek
kepatuhan prinsip syariah ini dapat dilihat pada tabel contoh perhitungan di bawah
ini:
Tabel 2.23
Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah
golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan, dan dalam pengawasan
Tabel 2.24
Predikat Tingkat Kesehatan
SKOR PREDIKAT
80,00 ≤ x ≤ 100 Sehat
66,00 ≤ x ≤ 80,00 Cukup Sehat
51,00 ≤ x ≤ 66,00 Dalam Pengawasan
0 < x < 51,00 Dalam Pengawasan Khusus
58
B. Penelitian Terdahulu
terbatas pada studi kasus pada sebuah KSPPS atau BMT saja dengan aturan yang
sudah tidak berlaku lagi. Penelitian sebelumnya juga belum ada ditemukan untuk
59
Tabel 2.25
Penelitian Terdahulu
60
Penelitian Hasil Penelitian
Judul Penelitian Metode Penelitian
(Tahun) (Kesimpulan)
4. Metode Analisis: Metode ini
menggunakan analisis laporan
keuangan, analisis
karakteristik, analisis risiko,
analisis nilai dan sikap dari
pelanggan dan analisis
dukungan sistem bisnis BMT.
Alif Rohmaning Tyas Analisis Tingkat 1. Jenis Penelitian: Evaluatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
(2014) Kesehatan Koperasi Deskriptif kesehatan KSP Mukti Bina Usaha tahun 2011
Simpan Pinjam Mukti 2. Sumber Data: Wawancara dan – 2013 berada dalam kategori cukup sehat
Bina Usaha Kelurahan Laporan Keuangan KSP Mukti dengan mendapatkan skor sebesar 68,02
Muktisari Kota Banjar Bina Usaha.
Jawa Barat Tahun 3. Sampel: KSP Mukti Bina
2011 – 2013 Usaha Kelurahan Muktisari
Kota Banjar Jawa Barat.
4. Metode Analisis: Analisis
deskriptif dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri
Koperasi dan UKM No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Fauzia Ratih Ismaya, Analisis Kesehatan 1. Jenis Penelitian: Kuantitatif Hasil penelitian ini menemukan bahwa BMT
Hari Susanta dan Koperasi Jasa 2. Sumber Data: Laporan Tamzis Wonosobo pada semua faktor
Rodhiyah Keuangan Syariah Keuangan. CAMEL dalam kategori sehat kecuali pada
Menggunakan Motode 3. Sampel: BMT Tamzis faktor rentabilitas, karena pertumbuhan aktiva
CAMEL Pada Wonosobo yang terlalu tinggi yang menunnjukkan
banyaknya dana yang digunakan untuk
61
Penelitian Hasil Penelitian
Judul Penelitian Metode Penelitian
(Tahun) (Kesimpulan)
Jurnal Ilmu Baituttamwil Tamzis 4. Metode Analisis: Metode menambah aktiva dari tahun ke tahun
Administrasi Bisnis, Wonosobo analisis menggunakan CAMEL dibandingkan dengan dana yang disalurkan ke
Volume 3, No 1, 2014 yang menganalisis 5 aspek, masyarakat untuk pembiayaan bagi hasil.
yaitu aspek permodalan, aspek
kualitas aktiva produktif, aspek
manajemen, aspek rentabilitas
dan aspek likuiditas yang
berpedoman pada Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan
UKM Republik Indonesia
No.96/Kep/M.KUKM/IX/2004.
Muhammad Akhyar The Effectiveness of 1. Jenis Penelitian: Kuantitatif Hasil penelitian ini menemukan bahwa BMT
Adnan dan Shochrul Baitul Maal wat 2. Sumber Data: Interview secara efektif dapat mengurangi kemiskinan,
Rohmatul Ajija Tamwil in Reducing 3. Sampel: 200 nasabah BMT karena pembiayaan yang diberikan oleh BMT
Poverty: The Case of MMU Sidogiri dapat mengurangi kemiskinan melalui
Humanomics Vol.31 Indonesian Islamic 4. Metode Analisis: Analisis peningkatan pendapatan rumah tangga
No. 2, 2015 Pp. 160- Microfinance deskriptif statistik dengan pelanggan. Tingkat kemiskinan yang diukur
182 Institution beberapa pengukuran yaitu dengan beberapa indeks, yaitu headcount
headcount ratio (HC), ratio (HC), Kesenjangan Kemiskinan, Sen
Kesenjangan Kemiskinan, Sen Indeks dan Foster, Greer dan Thorbecke
Indeks dan Foster, Greer dan (FGT) Indeks juga menemukan bahwa
Thorbecke (FGT) Indeks pembiayaan yang disalurkan oleh BMT dapat
mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat.
Hasmayati Analisis Penilaian 1. Jenis Penelitian: Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Kesehatan Koperasi Kuantitatif tingkat kesehatan KJKJ BMT At Taqwa
Jasa Keuangan melalui perhitungan delapan aspek
62
Penelitian Hasil Penelitian
Judul Penelitian Metode Penelitian
(Tahun) (Kesimpulan)
Jurnal Riset Syariah Berbasis 2. Sumber Data: Kuesioner dan menunjukkan KJKS BMT At Taqwa berada
Manajemen dan Masjid (Studi Kasus wawancara dan Laporan pada level cukup segat dan dengan
Bisnis, Vol.1, No.2, Koperasi Jasa Keuangan KJKS BMT At- dipengaruhi oleh faktor-faktor dari tujuh rasio
Oktober 2016: Keuangan Syariah Taqwa keuangan yang memberikan pengaruh
163:170 Baitul Mal Tamwil 3. Sampel: BMT At Taqwa terhadap tingkat kesehatan koperasi tersebut
At-Taqwa – Masjid 4. Metode Analisis: Analisis yaitu rasio NPF, rasio portofolio pembiayaan
At-Taqwa dalam penelitian ini berisiko, rasio kelembagaan, rasio aktiva tetap
Kemanggisan Jakarta) menggunakan deskriptif terhadap total asset, rasio ROE, rasio
kuantitatif dengan analisis partisipasi bruto dan rasio partisipas anggota.
penilaian kesehatan dan
deskriptif kualitatif melalui
survey kepuasan konsumen.
63
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Kualitas
Permodalan Aktiva Manajemen Efisiensi Likuiditas
Produktif
Kemandirian
Jati Diri Prinsip
dan
Koperasi Syariah
Pertumbuhan
Hasil Analisis
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
suatu situasi (Sekaran, 2014). Pada penelitian ini, penelitian deskriptif ini bertujuan
untuk mengetahui keadaan kesehatan dari koperasi simpan pinjam dan pembiayaan
Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah yang terdapat di Kota Tangerang Selatan. Dalam
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No. 07/Per/Dep.6/IV/2016.
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk melakukan perbaikan dan
penelitian ini, pengambil kebijakan dalam hal ini Dinas Koperasi dan UKM Kota
Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan jenis data sekunder
65
Anggota Tahunan (RAT) dan laporan keuangan KSPPS tahun 2015. Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data Sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak di publikasikan. Data
memuat kejadian masa lalu (historis) (Indrianto, Nur, & Supomo, 2002). Data
sekunder dapat diperoleh melalui sumber yang ada dan data tidak perlu dikumpulan
Koperasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota
sampel yang kecil. Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti
1. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wat
Tamwil yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
66
2. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wat
3. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wat
Tamwil yang menyajikan data laporan keuangan tahun 2015 dan 2014 pada
metode studi dokumentasi, karena data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
merupakan jenis data sekunder. Kajian atau studi dokumentasi ini membantu
penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-
pengurus yang disampaikan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Laporan
Keuangan KSPPS Tahun 2015. Data diperoleh melalui perizinan kepada Dinas
67
D. Metode Analisis Data
dilakukan dengan menggunakan sistem nilai kredit atau reward system yang
dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai dengan 100. Bobot penilaian terhadap aspek
Tabel 3.1
Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah (KSPPS)
Bobot
Aspek yang Penilaian
No. Komponen
dinilai dalam
(%)
a. Rasio modal sendiri terhadap total aset
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 5
1. Permodalan × 100% 10
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
68
Bobot
Aspek yang Penilaian
No. Komponen
dinilai dalam
(%)
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
× 100%
𝐴𝑇𝑀𝑅
a.Rasio tingkat pembiayaan dan putang bermasalah
terhadap jumlah piutang dan pembiayaan
a.Manajemen Umum 3
b. Kelembagaan 3
3. Manajemen c. Manajemen permodalan 3 15
d. Manajemen Aktiva 3
e. Manajemen Likuiditas 3
a.Rasio biaya operasional pelayanan terhadap
partisipasi bruto
69
Bobot
Aspek yang Penilaian
No. Komponen
dinilai dalam
(%)
𝐾𝑎𝑠 + 𝐵𝑎𝑛𝑘
× 100%
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
b.Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 5
× 100%
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
a.Rasio partisipasi bruto
a. Rentabilitas Aset
𝑆𝐻𝑈 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑎ℎ, 𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑥 100% 3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
70
2. Penilaian Tingkat Kesehatan KSPPS
KSPPS/USPPS koperasi yang dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu sehat, cukup
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Predikat Tingkat Kesehatan KSPPS Koperasi
SKOR PREDIKAT
80,00 ≤ x ≤ 100 Sehat
66,00 ≤ x ≤ 80,00 Cukup Sehat
51,00 ≤ x ≤ 66,00 Dalam Pengawasan
0 ≤ x ≤ 51,00 Dalam Pengawasan Khusus
Sumber: (Permen KUKM No. 07/Per/Dep.6/IV/2016)
71
BAB IV
penelitian terdahulu yang sama dengan penelitian ini. Namun berbeda dengan
keluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yaitu
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini hanya dibatasi pada Koperasi
menyerahkan Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2015 yang juga
mencantumkan posisi keuangan pada tahun 2014. Objek penelitian dipilih dengan
1. Koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah (KSPPS) / Baitul Maal wat
Tamwil yang terdata di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
tahun buku 2015 ke Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
72
3. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wat
Tamwil yang menyajikan data laporan keuangan tahun 2015 dan 2014 pada
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Kriteria Jumlah
Total koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah 13
(KSPPS) / Baitul Maal wat Tamwil yang terdata di Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Koperasi yang tidak menyerahkan laporan rapat anggota (3)
tahunan tahun buku 2015
Koperasi yang tidak mencantumkan laporan keuangan tahun (2)
2014 pada laporan rapat anggota tahunan tahun buku 2015
Jumlah koperasi yang digunakan untuk penelitian 8
Jumlah keseluruhan sampel (hanya 1 tahun) 8
Sumber: Data diolah sendiri
Adapun KSPPS Koperasi / BMT yang menjadi objek dalam penelitian ini
yaitu BMT Syahida IKALUIN, BMT Al Jibaal, BMT Al Fath IKMI, BMT Al
Bayan, BMT Al Ittihad, BMT Al Munawwarah, dan BMT Bumi Syariah. Informasi
mengenai profil dari koperasi yang menjadi objek penelitian pada penelitian ini
73
Tabel 4.2
Profil Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Kota Tangerang
Selatan
Tahun
No Nama KSPPS Akta Pendirian
Pendirian
1. BMT Syahida Ikaluin 518/163/BH/XI.08/Kop.UKM 13 Mei 2014
9 Desember
2. BMT Al Jibaal 243/BH/KDK.10.4/XII/1998
1998
3. BMT Al Fath IKMI 650/BH/KWK.10/VI/1998 29 Juni 1998
4. BMT Al Bayan 2/BH/KDK.10.4/I/1999 4 Januari 1999
5. BMT Al Ittihad 518/23/BH/Koperasi 2 Mei 2006
BMT Al
6. 518/26/BH/DisKUK -
Munawwarah
7. BMT Bumi Syariah 518/119/BH/XI.08/KOP.UKM -
12 Februari
8. BMT Mekar Da’wah 01/KSU-SMD/II/2004
2004
permodalan yaitu rasio perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio
kecukupan modal (CAR). Rasio perbandingan modal sendiri terhadap total aset
Kecukupan Modal atau capital adequacy ratio (CAR) diliakukan agar KSPPS
Koperasi melakukan pengembangan usaha yang sehat dan dapat menanggung risiko
Dari data-data sekunder yang telah didapatkan, maka dapat dilihat hasil dari
74
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset dan Rasio CAR
Rasio (%)
No. Nama KSPPS/BMT Rasio Modal Sendiri
CAR
terhadap Total Aset
1. BMT Syahida Ikaluin 34,07 36,37
2. BMT Al Jibaal 21,13 32,58
3. BMT Al Fath IKMI 9,77 8,53
4. BMT Al Bayan 24,14 25,98
5. BMT Al Ittihad 15,78 14,75
6. BMT Al Munawwarah 11,54 10,39
7. BMT Bumi Syariah 29,54 30,76
8. BMT Mekar Da’wah 7,86 8,02
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan rasio yang terjadi
pada setiap KSPPS/BMT. Pada KSPPS Koperasi, rasio modal sendiri terhadap total
asset dianggap sehat apabila nilainya maksimal 20% yang artinya koperasi tersebut
koperasi tersebut. Selain itu sebuah lembaga keuangan dikatakan sehat apabila nilai
CAR mencapai 8% atau lebih yang artinya Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) dijamin oleh modal sendiri sebesar 8%, dan apabila sebuah koperasi
memiliki nilai CAR di atas 8% maka menunjukkan koperasi tersebut semakin sehat.
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat BMT Syahida IKALUIN pada Rasio modal
sendiri terhadap total asset memiliki nilai rasio sebesar 34,07% dan pada rasio
kecukupan modal (CAR) memiliki rasio 36,37%. Lalu, BMT Al Jibaal pada rasio
modal sendiri terhadap total aset memiliki nilai sebesar 21,13% dan pada rasio
kecukupan modal memiliki nilai rasio sebesar 32,58%. Kemudian, BMT Al Fath
IKMI memiliki nilai 9,77% pada rasio modal sendiri terhadap total aset dan
memiliki nilai sebesar 8,53%. Selanjutnya, BMT Al Bayan memiliki nilai 24,14%
75
pada rasio modal sendiri terhadap total aset dan memiliki nilai 25,98% pada rasio
kecukupan modal. Selanjutnya, BMT Al Ittihad memiliki nilai rasio sebesar 15,78%
pada rasio modal sendiri terhadap total aset dan pada rasio kecukupan modal (CAR)
terhadap total aset memiliki nilai rasio sebesar 11,54% dan pada rasio kecukupan
modal (CAR) memiliki nilai 10,39%. Selanjutnya, BMT Bumi Syariah memiliki
nilai sebesar 29,54% pada rasio modal sendiri terhadap total aset dan sebesar
30,76% pada rasio kecukupan modal. Terakhir, BMT Mekar Da’wah memiliki nilai
7,86% pada rasio modal sendiri terhadap total aset dan 8,02% pada rasio kecukupan
modal.
Dari 8 koperasi yang menjadi objek pada penelitian ini, terdapat 4 koperasi
yang memiliki nilai rasio modal sendiri terhadap total aset lebih dari 20% yang
berarti koperasi-koperasi ini telah dipercaya oleh nasabah dalam menyimpan dana
di koperasi tersebut, dan pada rasio kecukupan modal (CAR) seluruh koperasi yang
menjadi objek dalam penelitian ini memiliki nilai di atas 8% yang artinya koperasi
tersebut semakin sehat. Perhitungan ini menjadi langkah awal dalam melakukan
penilaian kesehatan terhadap setiap koperasi. Penilaian kesehatan atas setiap rasio
76
Tabel 4.4
Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS - Aspek Permodalan
No. Nama KSPPS Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
1. BMT Syahida IKALUIN
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 34,07 100 5% 5 Sehat
b. CAR 36,37 100 5% 5 Sehat
Total 10
2. BMT Al Jibaal
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 21,13 100 5% 5 Sehat
b. CAR 32,58 100 5% 5 Sehat
Total 10
3. BMT Al Fath IKMI
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 9,77 25 5% 1,25 Tidak Sehat
b. CAR 8,53 100 5% 5 Sehat
Total 6,25
4. BMT Al Bayan
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 24,14 100 5% 5 Sehat
b. CAR 25,98 100 5% 5 Sehat
Total 10
5. BMT Al Ittihad
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 15,78 75 5% 3,75 Cukup Sehat
b. CAR 14,75 100 5% 5 Sehat
Total 8,75
6. BMT Al Munawwarah
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 11,54 50 5% 2,5 Kurang Sehat
b. CAR 10,39 100 5% 5 Sehat
77
No. Nama KSPPS Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
Total 7,5
7. BMT Bumi Syariah
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 29,54 100 5% 5 Sehat
b. CAR 30,76 100 5% 5 Sehat
Total 10
8. BMT Mekar Da’wah
a. Rasio Modal Sendiri : Total Aset 7,86 50 5% 2,5 Kurang Sehat
b. CAR 8,02 100 5% 5 Sehat
Total 7,5
Sumber: Data Sekunder yang diolah.
78
Analisis pada tabel 4.4 menunjukkan penilaian kesehatan KSPPS Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2015 pada Aspek Permodalan. Pada aspek
permodalan ini, skor maksimal yang mampu didapatkan oleh setiap KSPPS/BMT
BMT Syahida Ikaluin, BMT Al Jibaal, BMT Al Bayan, dan BMT Bumi Syariah.
BMT Syahida Ikaluin mendapatkan skor sebesar 5 pada rasio modal sendiri
terhadap total aset yang berarti mendapatkan predikat sehat, dan pada rasio CAR
mendapatkan skor 5 yang berarti mendapatkan predikat sehat. Sehingga pada aspek
permodalan ini BMT Syahida Ikaluin mendapatkan skor sebesar 10. Berdasarkan
laporan keuangan dan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang selatan, BMT Syahida Ikaluin mengalami peningkatan pada sisi modal
sendiri yaitu dari Rp. 117.500.000 pada tahun 2014, menjadi Rp. 153.706.288 pada
tahun 2015. Peningkatan modal ini berasal dari naiknya simpanan pokok dan
terhadap total aset dan skor 5 untuk rasio CAR, yang berarti mendapatkan predikat
sehat untuk kedua rasio Sehingga pada aspek permodalan ini BMT Al Jibaal
mendapatkan total skor sebesar 10. Berdasarkan laporan keuangan dan data yang
diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, BMT Al Jibaal
mengalami kenaikan yang signifikan pada sisi modal sendiri. Modal BMT Al Jibaal
pada tahun 2014 sebesar Rp. 168.213.848 dan pada tahun 2015 naik hingga senilai
Rp. 396.674.298. Kenaikan modal dari BMT Al Jibaal ini karena adanya modal
penyertaan sebesar Rp. 154.130.000 yang diterima BMT Al Jibaal dari Program
79
Dompetku Indosat. Modal penyertaan ini adalah salah satu komponen penting jika
sendiri, karena modal penyertaan ini didapatkan dari pemodal diluar anggota
koperasi. Selain itu sisi simpanan wajib juga mengalami peningkatan yaitu Rp.
59.880.000 pada tahun 2014 menjadi Rp. 115.180.000 pada tahun 2015, hal ini
Pada aspek ini BMT Al Fath IKMI mendapatkan skor sebesar 1,25 pada rasio
modal sendiri terhadap total aset yang berarti memiliki predikat tidak sehat dan
pada rasio kecukupan modal (CAR) mendapatkan skor sebesar 5 yang berarti sehat,
sehingga pada aspek permodalan ini BMT Al Fath IKMI mendapatkan skor sebesar
6,25. Dilihat dari Laporan Keuangan BMT Al Fath yang diperoleh dari Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, permodalan BMT Al Fath IKMI
mengalami peningkatan, yaitu dari Rp. 2.279.520.445 pada tahun 2014 menjadi Rp.
2.622.030.013 pada tahun 2015, begitu pula pada sisi aset juga mengalami
peningkatan, yaitu sebesar Rp. 21.875.834.074 pada tahun 2014 menjadi Rp.
26.833.342.866 pada tahun 2015. Namun peningkatan aset ini tidak sebanding
dengan peningkatan modal, sehingga nilai rasio permodalan pada BMT ini masih
BMT Al Bayan mendapatkan skor sebesar 5 untuk kedua rasio pada aspek
permodalan ini, yang berarti mendapatkan predikat sehat untuk kedua rasio
tersebut. Sehingga pada aspek permodalan ini mendapatkan total skor sebesar 10.
Dari Laporan Keuangan yang diperoleh, dapat dilihat sisi permodalan BMT Al
80
Bayan mengalami peningkatan, khususnya di komponen simpanan wajib, cadangan
umum dan SHU tahun berjalan. Simpanan wajib naik sebesar Rp. 3.000.000,
cadangan umum naik sebesar Rp. 26.446.702, dan SHU tahun berjalan naik sebesar
Rp. 24.146.039.
BMT Al Ittihad mendapatkan skor sebesar 3,75 pada rasio modal sendiri
terhadap total aset yang berarti memiliki predikat cukup sehat dan pada rasio
sehat. Meskipun belum mampu mendapatkan skor maksimal pada rasio modal
sendiri terhadap total aset, namun secara umum pada aspek permodalan ini BMT
diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, pertumbuhan
modal BMT Al Ittihad baik, dapat dilihat dari kenaikan modal sendiri yang dimiliki,
yaitu dari Rp. 694.154.613 pada tahun 2014 menjadi Rp. 717.804.353 pada tahun
2015. Namun pada sisi aset, BMT Al Ittihad mengalami penurunan yaitu dari Rp.
terhadap total aset, yang berarti pada rasio ini mendapatkan predikat kurang sehat
dan pada rasio kecukupan modal mendapatkan skor sebesar 5, yang berarti
Keuangan yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,
Hal ini terjadi dikarenakan menurunnya saldo modal penyertaan. Modal penyertaan
81
ini merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dalam permodalan BMT.
Pada BMT Al Munawwarah ini, modal penyertaan turun hingga 47% dari Rp.
573.000.000 pada tahun 2014 menjadi Rp. 302.500.001 pada tahun 2015.
BMT Bumi Syariah, mendapatkan skor sebesar 5 untuk kedua rasio pada
aspek ini, yang berarti mendapatkan predikat sehat untuk kedua rasio tersebut.
Sehingga pada aspek permodalan ini BMT Bumi Syariah mendapatkan skor sebesar
10. Dari laporan keuangan yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota
tahun 2014 modal BMT Bumi Syariah sebesar Rp. 139.912.000 dan pada tahun
2015 sebesar Rp 79.633.800. Meskipun modal yang dimiliki turun, namun sisi
permodalan BMT Bumi Syariah ini masih baik karena modal yang dimiliki
memiliki nilai yang lebih besar dari piutang macet yang diberikan.
BMT Mekar Da’wah mendapatkan skor sebesar 2,5 pada rasio modal sendiri
terhadap total aset, yang berarti mendapatkan predikat kurang sehat dan
mendapatkan predikat sehat, sehingga secara umum pada aspek permodalan ini
BMT Mekar Da’wah mendapatkan predikat cukup sehat. Dari data laporan
keuangan yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,
dapat dilihat sisi permodalan BMT Mekar Da’wah cukup memiliki risiko, karena
aktiva produktif yang dimiliki lebih besar bersumber dari kewajiban yang dimiliki,
anggota koperasi. Meskipun pertumbuhan modal dari tahun 2014 ke tahun 2015
82
cukup baik yaitu naik 17,23%, namun tingkat modal ini harus terus dinaikkan agar
Hal yang perlu menjadi perhatian pada aspek permodalan ini adalah terdapat
beberapa koperasi yang belum mampu mendapatkan predikat sehat pada rasio
modal sendiri terhadap total aset. Aset yang dimiliki oleh KSPPS/BMT lebih
banyak disokong dari sisi kewajiban dimana dalam hal ini adalah simpanan diluar
simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini tentunya menjadi sebuah hal yang
memiliki risiko tinggi ketika dana simpanan (kewajiban bagi KSPPS) ditarik oleh
pemilik dana atau nasabah. Pada saat yang sama pembiayaan yang diberikan oleh
KSPPS koperasi sulit untuk ditagih. Dengan demikian disarankan kepada KSPPS
Koperasi/BMT yang memiliki rasio modal sendiri terhadap total aset yang kecil
menghindari hal yang tidak diinginkan. Peningkatan modal sendiri ini dapat
simpanan wajib anggota koperasi ataupun menyisihkan sebagian besar Selisih Hasil
Usaha (SHU) Koperasi sebagai dana cadangan umum koperasi. Selain dari
menaikkan jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggota, modal sendiri
juga dapat dinaikkan dengan pencarian modal penyetaraan dari pemodal. Hal ini
dapat dilakukan agar struktur modal dari koperasi semakin kuat sehingga dapat
Penilaian pada aspek kualitas aktiva produktif berdasarkan pada tiga rasio,
yaitu Rasio Tingkat Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Jumlah Piutang
83
dan Pembiayaan, Rasio Portofolio terhadap Piutang dan Pembiayaan Berisiko, dan
Hasil perhitungan rasio-rasio pada kualitas aktiva produktif ini dapat dilihat
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Rasio Tingkat Piutang dan Pembiayaan Bermasalah
terhadap Jumlah Piutang dan Pembiayaan, Rasio Portofolio Berisiko dan
Rasio PPAP
Dari tabel 4.5 di atas, dapat dilihat hasil perhitungan yang didapatkan oleh
setiap KSPPS Koperasi pada aspek kualitas aktiva produktif. BMT Syahida Ikaluin
mendapatkan nilai sebesar 20% pada rasio tingkat pembiayaan dan piutang
bermasalah, 8,13% pada rasio portofolio berisiko dan 5,98% pada rasio penyisihan
hasil 4% untuk rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah, 0,66% untuk
rasio portofolio berisiko, dan 1,10% untuk rasio PPAP. Kemudian, BMT Al Fath
IKMI mendapatkan hasil 7,23% untuk rasio tingkat pembiayaan dan piutang
bermasalah, 1,86% untuk rasio aktiva produktif, dan 74,21% untuk rasio PPAP.
84
Selanjutnya, BMT Al Bayan mendapatkan hasil 3,83% pada rasio tingkat
pembiayaan dan piutang bermasalah, 4,5% pada rasio portofolio berisiko dan 75%
pada rasio PPAP. Selanjutnya, BMT Al Ittihad mendapatkan hasil 10% pada rasio
tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah, 4,25% pada rasio portofolio berisiko,
dan 144,53% pada rasio PPAP. Lalu, BMT Al Munawwarah mendapatkan hasil
20% pada rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah, 8,13% pada rasio
portofolio berisiko, dan 16,17% untuk rasio PPAP. Selanjutnya, BMT Bumi
Syariah mendapatkan hasil 23,60% pada rasio tingkat pembiayaan dan piutang
bermasalah, 8,13% pada rasio portofolio berisiko dan 9,73% pada rasio PPAP.
pembiayaan dan piutang bermasalah, 12% pada rasio portofolio berisiko dan
Hasil perhitungan atas setiap rasio dalam aspek kualitas aktiva produktif ini
pada aspek kualitas aktiva produktif. Perhitungan terhadap aspek ini dapat dilihat
85
Tabel 4.6
Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS - Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Hasil Nilai
No Nama Entitas Bobot Skor Predikat
Perhitungan Kredit
1. BMT Syahida Ikaluin
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 20,00 25 10% 2,5 Tidak Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 8,13 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 5,98 0 5% 0 Macet
Total 7,5
2. BMT Al Jibaal
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 4,00 100 10% 10 Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 0,66 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 1,10 0 5% 0 Macet
Total 15
3. BMT Al Fath IKMI
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 7,23 75 10% 7,5 Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 1,86 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 74,21 70 5% 3,5 Kurang Lancar
Total 16
4. BMT Al Bayan
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 3,83 100 10% 10 Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 4,50 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 75,00 70 5% 3,5 Kurang Lancar
Total 18,5
5. BMT Al Ittihad
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 10,00 50 10% 5 Cukup Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 4,25 100 5% 5 Tidak Berisiko
86
Hasil Nilai
No Nama Entitas Bobot Skor Predikat
Perhitungan Kredit
c. Rasio PPAP 144,53 100 5% 5 Lancar
Total 15
6. BMT Al Munawwarah
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 20,00 25 10% 2,5 Kurang Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 8,13 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 16,17 10 5% 0,5 Macet
Total 8
7. BMT Bumi Syariah
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 23,60 25 10% 2,5 Kurang Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 8,13 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 9,73 0 5% 0 Macet
Total 7,5
8. BMT Mekar Da’wah
a. Rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah 4,00 50 10% 10 Lancar
b. Rasio portofolio berisiko 12,00 100 5% 5 Tidak Berisiko
c. Rasio PPAP 7,02 0 5% 0 Macet
Total 15
Sumber: Data sekunder yang diolah
87
Dari tabel 4.6 dapat dilihat hasil penilaian kesehatan pada hasil perhitungan
setiap rasio dalam aspek kualitas aktiva produktif. Hasil yang didapatkan oleh
setiap KSPPS Koperasi sangat bervariasi. Pada aspek kualitas aktiva produktif ini,
BMT Syahida Ikaluin mendapatkan skor 2,5 pada rasio tingkat pembiayaan
dan piutang bermasalah yang berarti tidak lancar, pada rasio portofolio berisiko
mendapatkan skor 5, yang berarti tidak berisiko dan pada rasio PPAP mendapatkan
skor 0, yang berarti macet, sehingga secara keseluruhan pada aspek ini BMT
Syahida Ikaluin memperoleh skor sebesar 7,5. Nilai PPAP BMT Syahida Ikaluin
mengalami peningkatan menjadi Rp. 11.000.000 pada tahun 2015, dimana pada
tahun 2014 belum terdapat nilai PPAP dikarenakan BMT Syahida Ikaluin ini baru
terbentuk. Nilai PPAP ini wajib dibentuk oleh setiap BMT/Koperasi agar dapat
mendapatkan skor senilai 10 yang berarti lancar, pada rasio portofolio berisiko
mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko, dan pada rasio PPAP
mendapatkan skor senilai 0 yang berarti macet. Sehingga secara keseluruhan BMT
Al Jibaal memperoleh skor 15. BMT Al Jibaal memiliki kekurangan pada rasio
PPAP, karena nilai PPAP yang dibentuk oleh BMT Al Jibaal hanya sebesar Rp.
4.169.161. Nilai ini tentunya masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan
pembiayaan yang disalurkan, yaitu sebesari Rp. 759.845.091 pada tahun 2015.
Untuk itu disarankan kepada BMT Al Jibaal untuk meningkatkan nilai PPAPnya.
88
BMT Al Fath IKMI pada rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah
mendapatkan skor senilai 7,5 yang berarti lancar, lalu pada rasio portofolio berisiko
mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko, dan pada rasio PPAP
mendapatkan skor 3,5 yang berarti kurang lancar. Sehingga total skor yang dapat
diperoleh BMT Al Fath IKMI adalah 16. Kekurangan BMT Al Fath IKMI pada
aspek kualitas aktiva produktif ini terletak pada rasio PPAP. Dana yang
dicadangkan untuk penyisihan penghapusan aktiva produktif ini hanya 3,32%, yaitu
Rp. 610.677.358 dari keseluruhan piutang dan pembiayaan yang disalurkan yaitu
Rp. 18.363.206.259. Untuk itu disarankan kepada BMT Al Fath IKMI untuk
mendapatkan skor senilai 10 yang berarti lancar, kemudian pada rasio portofolio
berisiko mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko dan pada rasio
PPAP mendapatkan skor senilai 3,5 yang berarti kurang lancar. Sehingga secara
keseluruhan BMT Al Bayan mendapatkan skor sebesar 18,5. Dari 8 koperasi yang
diteliti, BMT Al Bayan memiliki skor paling tinggi diantara semua koperasi pada
mendapatkan skor senilai 5 yang berarti cukup lancar, kemudian pada rasio
portofolio berisiko mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko, dan pada
rasio PPAP mendapatkan skor senilai 5 yang berarti lancar. Sehingga secara
memiliki rasio yang baik pada rasio PPAP. Nilai penyisihan penghapusan aktiva
89
produktif ini dicadangkan dari distribusi SHU setiap tahunnya sebesar 25%.
Sehingga BMT Al Ittihad memiliki cadangan PPAP yang baik. Saldo penyisihan
aktiva produktif BMT Al Ittihad juga meningkat dari tahun 2014. Pada tahun 2014
saldo PPAP sebesar Rp. 161.143.018 dan pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.
204.229.449.
bermasalah mendapatkan skor senilai 2,5 yang berarti kurang lancar, pada rasio
portofolio berisiko mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko dan pada
rasio PPAP mendapatkan skor senilai 0,5 yang berarti macet. Sehingga secara
Munawwarah yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 3.227.950.505 pada tahun 2014 menjadi Rp.
mendapatkan skor senilai 2,5 yang berarti kurang lancar, kemudian pada rasio
portofolio berisiko mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko dan pada
rasio PPAP mendapatkan skor senilai 0 yang berarti macet. Sehingga secara
keseluruhan BMT Bumi Syariah mendapatkan skor sebesar 7,5. Dilihat dari laporan
keuangan BMT Bumi Syariah yang diperoleh, piutang dan pembiayaan macet
meningkat yaitu Rp. 32.050.500 pada tahun 2014 menjadi Rp. 57.044.250 pada
tahun 2015, sementara itu nilai penyisihan piutang tak tertagih (PPAP) memiliki
90
nilai yang tetap dari tahun 2014 hingga tahun 2015 yaitu Rp. 5.553.000. Sehingga
pada rasio tingkat piutang bermasalah dan rasio PPAP masih sangat kecil.
BMT Mekar Da’wah, pada rasio tingkat piutang dan pembiayaan bermasalah
mendapatkan skor senilai 10 yang berarti lancar, kemudian pada rasio portofolio
berisiko mendapatkan skor senilai 5 yang berarti tidak berisiko dan pada rasio
PPAP mendapatkan skor senilai 0 yang berati macet. Sehingga secara keseluruhan
BMT Mekar Da’wah mendapatkan skor sebesar 15. Kekurangan BMT Mekar
Da’wah pada aspek ini terletak pada rasio PPAP. Meskipun masih memperoleh skor
yang tidak baik, namun dilihar dari Laporan Keuangan BMT Mekar Da’wah, nilai
PPAP sudah meningkat dari tahun 2014 sebesar Rp. 70.000.000 menjadi Rp.
memiliki peran sentral dalam keberlangsungan usaha bank. Selain itu, kualitas
aktiva produktif juga merupakan suatu langkah antisipasi bank dalam mengurangi
kerugian yang akan terjadi dengan cara melakukan penyisihan kerugian aktiva
dengan menggunakan dana yang diambil dari bagian keuntungan yang menjadi hak
unsur perhitungan distribusi hasil usaha (Hernanto, Fauziyah, & Senjiati, 2016).
Hal yang serupa juga berlaku dalam kegiatan koperasi, koperasi yang ada
perbedaan pada setiap kualitas aktiva produktifnya, mulai dari kurang lancar, cukup
lancar hingga lancar. Namun yang perlu menjadi fokus perhatian adalah pada Rasio
91
PPAP di mana kebanyakan KSPPS Koperasi mendapatkan predikat macet, yang
berarti nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif yang telah disisihkan oleh
aktiva produktif yang wajib dibentuk. Jika nilai PPAP yang dicadangkan oleh
KSPPS Koperasi terlampau kecil, maka kemungkinan kerugian akan muncul jika
pembiayaan yang disalurkan oleh KSPPS Koperasi sulit untuk ditagih. Untuk itu
disarankan kepada KSPPS Koperasi yang memiliki skor yang kecil pada rasio
yang bisa didapatkan dari penyihan atas sisa hasil usaha yang didapatkan oleh
berwatak sosial, yang berarti koperasi harus bekerja menurut prinsip ekonomi
(Hendrojogi, 2004).
92
Permodalan, 4) Manajemen Aset dan 5) Manajemen Likuiditas. Penilaian pada
aspek manajemen ini berdasarkan hasil analisis atas poin-poin yang telah disusun
oleh Kementerian Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Hasil dari
Hasil Nilai
No Nama KSPPS Skor Predikat
Perhitungan Kredit
1 BMT Syahida Ikaluin
a. Manajamen Umum 10 2,50 2,50 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 4 2,40 2,40 Baik
d. Manajemen Aset 8 2,40 2,40 Baik
e. Manajemen Likuiditas 3 1,80 1,80 Cukup baik
Total 11,6
2 BMT Al Jibaal
a. Manajamen Umum 11 2,75 2,75 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 4 2,40 2,40 Baik
d. Manajemen Aset 9 2,70 2,70 Baik
e. Manajemen Likuiditas 4 2,40 2,40 Baik
Total 12,8
3 BMT Al Fath IKMI
a. Manajamen Umum 11 2,75 2,75 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 4 2,40 2,40 Baik
d. Manajemen Aset 9 2,70 2,70 Baik
e. Manajemen Likuiditas 4 2,40 2,40 Baik
Total 12,8
4 BMT Al Bayan
a. Manajamen Umum 10 2,50 2,50 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 4 2,40 2,40 Baik
d. Manajemen Aset 8 2,40 2,40 Baik
e. Manajemen Likuiditas 4 2,40 2,40 Baik
Total 12,2
5 BMT Al Ittihad
a. Manajamen Umum 11 2,75 2,75 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 4 2,40 2,40 Baik
93
Hasil Nilai
No Nama KSPPS Skor Predikat
Perhitungan Kredit
d. Manajemen Aset 9 2,70 2,70 Baik
e. Manajemen Likuiditas 4 2,40 2,40 Baik
Total 12,75
6 BMT Al Munawwarah
a. Manajamen Umum 11 2,75 2,75 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 3 1,80 1,80 Baik
d. Manajemen Aset 9 2,70 2,70 Baik
e. Manajemen Likuiditas 5 3,00 3,00 Baik
Total 12,75
7 BMT Bumi Syariah
a. Manajemen Umum 11 2,75 2,75 Baik
b. Kelembagaan 5 2,50 2,50 Baik
c. Manajemen Permodalan 3 1,80 1,80 CukupBaik
d. Manajemen Aset 8 2,40 2,40 Baik
e. Manajemen Likuditias 4 2,40 2,40 Baik
Total 11,85
8 BMT Mekar Da’wah
a. Manajemen Umum 9 2,25 2,25 Cukup Baik
b. Kelembagaan 4 2,00 2,00 Cukup Baik
c. Manajemen Permodalan 2 1,80 1,80 Cukup Baik
d. Manajemen Aset 8 2,40 2,40 Baik
e. Manajemen Likuiditas 3 1,80 1,80 Cukup Baik
Total 10,25
Sumber: Data dari Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan dan Data Sekunder
yang di analisa.
maksimal sebesar 15. Secara umum KSPPS Koperasi / BMT Kota Tangerang
Selatan berada pada predikat baik, dengan perolehan skor tertinggi sebesar 12,8.
Dari 8 KSPPS Koperasi, hanya 1 KSPPS yang berada pada predikat cukup baik,
yaitu BMT Mekar Da’wah yang memperoleh skor sebesar 10,25. BMT Mekar
Da’wah mendapatkan predikat cukup baik pada aspek manajemen ini karena
94
menjadi tugas yang banyak bagi tim manajemen BMT Mekar Da’wah dalam
operasionalnya dengan baik. Dari segi manajemen keuangan dalam hal ini
baik itu yang langsung dari anggota koperasi maupun dengan mencari pemodal
untuk melakukan modal penyertaan dan dari segi manajemen likuditas, hendaknya
Penilaian efisiensi KSPPS Koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu Rasio
Biaya Operasional Terhadap Pelayanan, Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset,
perbedaan antara harapan para pelanggan dan kenyataan yang ada atas pelayanan
yang mereka terima (Guspul & Ahmad, 2014). Dalam hal ini pelanggan yang
Dari data-data sekunder yang telah diolah, maka didapatkan hasil dari
rasio-rasio penilaian aspek efisiensi KSPPS Koperasi Kota Tangerang Selatan pada
tabel berikut:
95
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Aspek Efisiensi
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat hasil dari perhitungan atas setiap rasio
pada aspek efisiensi ini. Dari hasil perhitungan yang telah didapat, maka dapat
Tangerang Selatan. Hasil penilaian kesehatan pada aspek efisiensi, dapat dilihat
96
Tabel 4.9
Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS - Aspek Efisiensi
No. Nama KSPPS/BMT Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
1. BMT Syahida Ikaluin
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 24,45 100 4% 4 Efisien
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 3,82 100 4% 4 Baik
c. Rasio Efisiensi pelayanan 18,55 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 8,5
2. BMT Al Jibaal
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 88,15 50 4% 2 Kurang Efisien
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 2,27 100 4% 4 Baik
c. Rasio Efisiensi pelayanan 21,71 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 6,5
3. BMT Al Fath IKMI
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 84,15 75 4% 3 Cukup Efisien
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 11,73 100 4% 4 Baik
c. Rasio efisiensi pelayanan 17,07 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 7,5
4. BMT Al Bayan
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 83,46 75 4% 3 Cukup Efisien
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 1,81 100 4% 4 Baik
c. Rasio efisiensi pelayanan 16,51 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 7,5
5. BMT Al Ittihad
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 98,41 50 4% 2 Kurang Baik
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 1,52 100 4% 4 Baik
97
No. Nama KSPPS/BMT Rasio (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
c. Rasio efisiensi pelayanan 8,80 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 6,5
6. BMT Al Munawwarah
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 84,44 75 4% 3 Cukup Baik
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 8,76 100 4% 4 Baik
c. Rasio efisiensi pelayanan 11,98 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 7,5
7. BMT Al Bumi Syariah
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 96,87 50 4% 2 Kurang Efisien
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 1,94 100 4% 4 Baik
c. Rasio efisiensi pelayanan 30,52 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 6,5
8. BMT Mekar Da’wah
a. Rasio biaya operasional terhadap pelayanan 146,95 25 4% 1 Tidak Efisien
b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset 12,53 100 4% 4 Baik
c. Rasio efisiensi pelayanan 10,51 25 2% 0,5 Tidak Baik
Total 5,5
Sumber: Data sekuder yang diolah.
98
Analisa dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat tingkat kesehatan KSPPS Koperasi
Kota Tangerang Selatan pada aspek efisiensi. Pada aspek efisiensi ini,
koperasi/BMT dapat memperoleh skor maksimal sebesar 10. BMT Syahida Ikaluin
mendapatkan predikat cukup efisien. BMT Syahida Ikaluin pada rasio biaya
predikat efisien, untuk rasio aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor
senilai 4 yang mendapatkan predikat baik, dan pada rasio efisiensi pelayanan
mendapatkan skor senilai 0,5 sehingga mendapatkan predikat tidak baik. Sehingga
total keseluruhan skor yang didapatkan BMT Syahida Ikaluin adalah 8,5.
Kekurangan BMT Syahida Ikaluin ini terdapat pada rasio efisiensi pelayanan,
untuk pengelolaan operasional, sehingga dengan jumlah SDM yang ada dinilai
rasio aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor senilai 4, sehingga
mendapatkan predikat baik dan pada rasio efisiensi pelayanan mendapatkan skor
senilai 0,5 yang berarti mendapatkan predikat tidak baik.Sehingga total keseluruhan
skor yang didaparkan BMT Al Jibaal adalah 6,5. Kekurangan BMT Al Jibaal ini
terdapat pada rasio biaya operasional terhadap pelayanan dan rasio efisiensi
99
5 orang untuk pengelolaan operasional, sehingga dengan jumlah SDM yang ada
mendapatkan skor senilai 3, yang berarti mendapatkan predikat cukup efisien. Pada
rasio aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor senilai 4 yang berarti
mendapatkan predikat baik dan pada rasio efisiensi pelayanan mendapatkan skor
senilai 0,5 yang berarti mendapatkan predikat tidak baik. Sehingga total
keseluruhan skor yang didapatkan BMT Al Fath IKMI sebesar 7,5. Dilihat dari
laporan rapat anggota tahunan (RAT) BMT Al Fath IKMI, BMT ini telah
menambah sumber daya manusia (SDM) menjadi 51 orang yang tersebar di BMT
utama dan 3 cabang lainnya. Meskipun sudah memiliki SDM yang terbilang cukup
banyak, namun jumlah SDM ini masih terbilang sedikit jika dibandingkan dengan
Sehingga dengan jumlah SDM yang telah ada, dinilai kurang mampu memberikan
kemudian pada rasio aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor senilai 4
yang berarti mendapatkan skor baik, dan pada rasio efisiensi pelayanan
mendapatkan skor senilai 0,5 yang berarti tidak baik. Sehingga total keseluruhan
skor yang diperoleh BMT Al Bayan adalah 7,5. Kekurangan BMT Al Bayan pada
aspek ini terdapat pada rasio efisiensi pelayanan. Dilihat dari laporan RAT BMT
100
orang. Dengan SDM yang ada ini, BMT Al Bayan dinilai kurang mampu
mendapatkan skor senilai 2 yang berarti mendapatkan predikat kurang efisien. Pada
rasio aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor senilai 4 yang berarti
mendapatkan predikat baik, dan pada rasio efisiensi pelayanan mendapatkan skor
senilai 0,5 yang berarti mendapatkan predikat tidak baik. Sehingga total
keseluruhan skor yang diperoleh BMT Al Ittihad adalah 6,5. Dilihat dari Laporan
Keuangan yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,
BMT Al Ittihad mengalami penurunan pendapatan dari Rp. 985.227.345 pada tahun
2014 menjadi Rp. 759.319.574 pada tahun 2015. Namun juga mengalami
penurunan pada biaya operasional pelayanan yaitu Rp. 778.163.752 pada tahun
2014 menjadi 747247607 pada tahun 2015. Namun penurunan biaya operasional
Kemudian pada rasio aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor senilai 4
yang berarti mendapatkan predikat baik dan pada rasio efisiensi pelayanan
mendapatkan skor senilai 0,5 yang berarti mendapatkan predikat tidak baik.
101
akhir tahun 2015, karyawan BMT Al Munawwarah sebanyak 33 orang dimana pada
tahun 2015 ini terdapat 1 karyawan yang keluar. Jumlah karyawan ini tersebar di
BMT Pusat dan 3 Cabang BMT Al Munawwarah. Dengan ukuran koperasi yang
terbilang sudah cukup besar, karena telah memiliki karyawan yang cukup banyak,
jumla karyawan agar pelayanan yang diberikan kepada anggota dan bukan anggota
BMT Bumi Syariah mendapatkan skor senilai 2 untuk rasio biaya operasional
aktiva tetap terhadap total aset mendapatkan skor senilai 4 yang berarti
mendapatkan predikat baik dan pada rasio efisiensi pelayanan mendapatkan skor
senilai 0,5 yang berarti mendapatkan predikat tidak baik. Sehingga total
keseluruhan skor yang didapatkan BMT Bumi Syariah sebesar 6,5. BMT Bumi
rasio efisiensi pelayanan. Dilihat dari laporan RAT BMT Bumi Syariah, BMT ini
memiliki SDM sebanyak 5 orang, dimana terdapat beberapa orang yang memiliki
double job. Selain itu pendapatan BMT Bumi Syariah mengalami penurunan dari
tahun 2014 sebesar Rp. 111.071.000 menjadi Rp. 110.852.500 pada tahun 2015,
namun pada sisi biaya yang dikeluarkan mengalami peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp. 78.973.000 menjadi Rp. 107.384.000 pada tahun 2015. Dapat dilihat
ketika pendapatan BMT Bumi Syariah ini menurun, namun sisi pembiayaannya
102
meningkat, sehingga dinilai biaya operasional yang cukup besar ini kurang mampu
mendapatkan nilai skor 1, yang berarti mendapatkan predikat tidak efisien. Pada
rasio aktiva tetap terhadap total aset, mendapatkan skor senilai 4 yang berarti
mendapatkan predikat baik dan pada rasio efisiensi pelayanan mendapatkan skor
senilai 0,5 yang berarti mendapatkan predikat tidak baik. Sehingga secara
keseluruhan BMT Mekar Da’wah mendapatkan skor sebesar 5,5. Kekurangan BMT
Mekar Da’wah pada aspek ini, terdapat pada rasio biaya operasional dan rasio
efisiensi pelayanan. Dilihat dari laporan RAT, BMT Mekar Da’wah memiliki SDM
Mekar Da’wah yang diperoleh, dapat dilihat pendapatan atas partisipasi bruto naik,
yaitu dari Rp. 288.979.724 pada tahun 2014 menjadi Rp. 316.619.993 pada tahun
2015. Namun dengan beban operasional yang dikeluarkan lebih dari pendapatan
partisipasi bruto yang diperoleh, sehingga pelayanan yang diberikan BMT Mekar
Pada penilaian aspek efisiensi ini, dari 8 KSPPS Kota Tangerang Selatan,
BMT Syahida Ikaluin merupakan KSPPS Koperasi yang memiliki predikat efisien.
Namun dapat dilihat pada Rasio Efisiensi Pelayanan seluruh KSPPS Koperasi /
BMT mendapatkan predikat tidak baik, hal ini dikarenakan seluruh KSPPS
bawah 50%. Berbeda dari peraturan sebelumnya, salah satu rasio perhitungan pada
aspek efisiensi adalah rasio efieinsi staf yang membandingkan jumlah mitra
103
pembiayaan dengan jumlah staf. Pada peraturan baru, rasio ini diubah menjadi rasio
efisiensi pelayanan yang membandingkan biaya gaji dan honor karyawan dengan
jumlah piutang dan pembiayaan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa KSPPS
Koperasi / BMT di Kota Tangerang Selatan memiliki SDM yang masih sedikit
minimnya SDM tersebut. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi KSPPS Koperasi /
BMT Kota Tangerang Selatan untuk meningkatkan jumlah SDM yang dimiliki
karena ini akan mempengaruhi pelayanan kepada nasabah dalam hal ini anggota
koperasi maupun mitra koperasi, karena apabila kualitas pelayanan kepada nasabah
semakin baik maka akan meningkatkan kepercayaan nasabah kepada suatu KSPPS
/ BMT. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Guspul dan
koperasi.
jangka pendeknya. Kewajiban yang dimiliki oleh KSPPS Koperasi berasal dari
104
Analisis aspek likuiditas KSPPS Koperasi dilakukan terhadap 2 rasio, yaitu
Rasio Kas dan Rasio Pembiayaan. Hasil dari perhitungan rasio-rasio pada Aspek
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Rasio Kas dan Rasio Pembiayaan
Rasio (%)
No. Nama KSPPS/BMT Rasio
Rasio Kas
Pembiayaan
1. BMT Syahida Ikaluin 33,94 125,01
2. BMT Al Jibaal 42,24 69,89
3. BMT Al Fath IKMI 24,60 79,63
4. BMT Al Bayan 20,28 116,23
5. BMT Al Ittihad 17,24 102,52
6. BMT Al Munawwarah 15,27 112,68
7. BMT Bumi Syariah 6,55 97,22
8. BMT Mekar Da’wah 30,84 77,48
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat hasil dari perhitungan atas rasio-rasio
yang terdapat pada aspek likuiditas. Hasil perhitungan ini menjadi awal penilaian
kesehatan KSPPS Koperasi. Untuk mengetahui predikat yang didapat oleh setiap
KSPPS Koperasi Kota Tangerang Selatan pada aspek likuiditas ini, dapat dilihat
105
Tabel 4.11
Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS - Aspek Likuiditas
Hasil
No Nama KSPPS Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
Perhitungan (%)
1 BMT Syahida Ikaluin
a. Rasio Kas 33,94 100 10% 10 Likuid
b. Rasio Pembiayaan 125,01 100 5% 5 Likuid
Total 15
2 BMT Al Jibaal
a. Rasio Kas 42,24 75 10% 7,5 Cukup Likuid
b. Rasio Pembiayaan 69,89 50 5% 2,5 Kurang Likuid
10
3 BMT Al Fath IKMI
a. Rasio Kas 24,60 75 10% 7,5 Cukup Likuid
b. Rasio Pembiayaan 79,63 75 5% 3,75 Cukup Likuid
Total 11,3
4 BMT Al Bayan
a. Rasio Kas 20,28 50 10% 5 Kurang Likuid
b. Rasio Pembiayaan 116,23 100 5% 5 Likuid
Total 10
5 BMT Al Ittihad
a. Rasio Kas 17,24 50 10% 5 Kurang Likuid
b. Rasio Pembiayaan 102,52 100 5% 5 Likuid
Total 10
6 BMT Al Munawwarah
a. Rasio Kas 15,27 50 10% 5 Kurang Likuid
b. Rasio Pembiayaan 112,68 100 5% 5 Likuid
106
Hasil
No Nama KSPPS Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
Perhitungan (%)
Total 10
7 BMT Bumi Syariah
a. Rasio Kas 6,55 25 10% 2,5 Tidak Likuid
b. Rasio Pembiayaan 97,22 75 5% 3,75 Cukup Likuid
Total 6,25
8 BMT Mekar Da’wah
a. Rasio Kas 30,84 100 10% 10 Likuid
b. Rasio Pembiayaan 77,48 75 5% 3,75 Cukup Likuid
Total 13,75
Sumber: Data sekunder yang diolah.
107
Dari tabel 4.11, dapat dilihat hasil dari penilaian yang dilakukan pada
aspek likuiditas pada setiap KSPPS Koperasi di Kota Tangerang Selatan. Total
maksimal skor yang dapat diperoleh oleh koperasi/BMT pada askep likuiditas ini
adalah 15.
sehingga BMT Syahida Ikaluin mendapatkan predikat likuid pada aspek likuiditas
ini. Dilihat dari Laporan Keuangan BMT Syahida Ikaluin yang didapatkan dari
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, saldo kas dan bank BMT
Syahida Ikaluin mengalami penurunan yaitu Rp. 92.572.756 pada tahun 2014
menjadi Rp. 45.733.300 pada tahun 2015, sementara itu disisi kewajiban lancar
mengalami peningkatan yaitu Rp. 46.716.250 pada tahun 2014 menjadi Rp.
134.732.550. Namun likuiditas BMT Syahida Ikaluin masih terjaga dengan baik.
Begitu juga pada pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan dari Rp.
189.109.056 pada tahun 2014 menjadi Rp. 368.024.499 pada tahun 2015, dan dana
yang diterima juga mengalami peningkatan dari Rp, 185.162.900 pada tahun 2014
BMT Al Jibaal mendapatkan skor senilai 7,5 yang berarti cukup likuid
pada rasio kas dan skor 2,5 yang berarti kurang likuid pada rasio pembiayaan.
Sehingga secara keseluruhan total skor yang diperoleh oleh BMT Al Jibaal adalah
10. Kekurangan BMT Al Jibaal pada aspek likuiditas ini terdapat pada rasio
sementara ini dana yang diterima meningkat. Total pembiayaan yang disalurkan
pada tahun 2014 sebesari Rp. 851.601.559 menurun menjadi Rp. 759.845.091 pada
108
tahun 2015 dan dana yang diterima pada tahun 2014 sebesar Rp. 849.079.673
BMT Al Fath IKMI, pada rasio kas mendapatkan skor senilai 7,5 yang
mendapatkan skor 3,75 yang berarti mendapatkan skor cukup likuid juga. Sehingga
secara keseluruhan BMT Al Fath IKMI memperoleh skor sebesar 11,3. Dari laporan
keuangan BMT Al Fath IKMI, dapar dilihat bahwa nilai saldo kas, bank, kewajiban
lancar, total pembiayaan dan dana yang diterima mengalami peningkatan dari tahun
2014 ke tahun 2015. Namun peningkatan yang ada belum mampu meningkatkan
mendapatkan predikat kurang likuid dan pada rasio pembiayaan mendapatkan skor
Bayan mendapatkan skor sebesar 10. Kekurangan BMT Al Bayan terdapat pada
rasio kas, dimana saldo dana BMT Al Bayan yang ditempatkan di bank mengalami
penurunan dari Rp. 757.900.803 pada tahun 2014 menjadi Rp. 291.106.820 pada
tahun 2015, dan kewajiban lancar BMT Al Bayan mengalami penurunan dari Rp
1.855.247.213 pada tahun 2014 menjadi Rp. 1.764.406.907 pada tahun 2015.
BMT Al Ittihad, pada rasio kas mendapatkan skor senilai 5 yang berarti
mendapatkan predikat kurang likuid dan pada rasio pembiayaan mendapatkan skor
BMT Al Ittihad mendapatkan skor sebesar 10. Kekurangan BMT Al Ittihad terdapat
pada rasio kas, dimana saldo kas yang dimiliki oleh BMT Al Ittihad menurun dari
109
Rp. 1.520.042.878 pada tahun 2014 menjadi Rp. 214.613.600 pada tahun 2015.
Namun kewajiban lancar yang dimiliki BMT Al Ittihad juga mengalami penurunan
dari Rp. 4.169.930.368 pada tahun 2014 menjadi Rp. 3.651.481.040, yang berarti
bahwa kas yang dimiliki oleh BMT Al Ittihad ini digunakan untuk membayar
kewajiban lancarnya.
mendapatkan predikat kurang likuid dan pada rasio pembiayaan mendapatkan skor
Munawwarah pada aspek ini terdapat pada rasio kas, dimana dana BMT Al
2.418.690.275 pada tahun 2014 menjadi Rp. 2.091.620.882 pada tahun 2015.
Namun disisi lain kewajiban mengalami peningkatan dari Rp. 15.872.208.845 pada
BMT Bumi Syariah, mendapatkan skor senilai 2,5 pada rasio kas yang
berarti mendapatkan predikat tidak likuid dan pada rasio pembiayaan mendapatkan
skor senilai 3,75 yang berarti cukup likuid. Sehingga secara keseluruhan BMT
Bumi Syariah mendapatkan skor sebesar 6,25. Kekurangan BMT Bumi Syariah
terdapat pada kedua rasio. Dilihat dari laporan keuangan BMT Bumi Syariah, saldo
dana BMT Bumi Syariah mengalami penurunan dari Rp. 33.620.000 pada tahun
2014 menjadi Rp. 0 pada tahun 2015, namun disisi lain kewajiban lancar BMT
Bumi Syariah meningkat, yaitu dari Rp. 110.095.000 pada tahun 2014 menjadi Rp.
110
BMT Mekar Da’wah mendapatkan skor senilai 10 untuk rasio kas yang
berarti mendapatkan predikat likuid dan pada rasio pembiayaan mendapatkan skor
senilai 3,75 yang berarti mendapatkan predikat cukup likuid. Sehingga secara
keseluruhan BMT Mekar Da’wah mendapatkan skor sebesar 13,75. Dilihat dari
laporan keuangan BMT Mekar Da’wah, dapat dilihat bahwa pembiayaan yang
disalurkan oleh BMT Mekar Da’wah mengalami peningkatan yaitu dari Rp.
1.944.965.554 pada tahun 2014 menjadi Rp. 2.080.806.478 pada tahun 2015,
namun jumlah dana yang diterima mengalami penurunan dari Rp. 2.723.077.529
Sebuah koperasi secara tidak langsung dituntut untuk selalu menjaga tingkat
pertumbuhan koperasi lainnya dan tentunya persaingan yang sangat ketat. Ketika
sebuah koperasi memiliki nilai likuiditas yang baik, maka dapat dipastikan bahwa
koperasi tersebut dapat membayar kewajiban jangka pendeknya, baik itu penarikan
dana simpanan oleh para nasabah atau kewajiban jangka pendek lainnya. Dalam
Sudarma dan IGW Murjana Yasa (2013) menemukan bahwa likuiditas menjadi
salah satu faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan
Secara umum KSPPS Koperasi / Baitul Maal wat Tamwil Kota Tangerang
Selatan berada pada predikat cukup likuid. Dari 8 koperasi, terdapat 3 KSPSS
Koperasi / BMT yang mendapatkan predikat likuid, yaitu BMT Syahida Ikaluin,
111
BMT Al Fath IKMI dan BMT Mekar Da’wah. Sementara itu terdapat 1 KSPPS
Koperasi / BMT yang mendapatkan predikat kurang likuid, yaitu BMT Bumi
Koperasi tetap terjaga dengan baik. Selain itu, peningkatan likuiditas sangat
ditentukan oleh kinerja sistem yang diterapkan dalam koperasi. Seperti yang
sistem yang optimal, mampu membuat BMT UGT Sidogiri Capem Bulak dapat
Seperti pada sistem pengoperasian jasa, upaya yang dilakukan oleh BMT UGT
Sidogiri Capem Bulak adalah dengan melakukan inovasi produk, perbaikan kualitas
sumber daya manusia, dan mematuhi prosedur yang dijalankan. Sedangakan pada
Selatan untuk dapat mengaplikasikan suatu sistem yang tepat guna, agar mampu
112
6. Analisis Aspek Jati Diri Koperasi
Penilaian pada aspek jati diri koperasi ini menggunakan dua rasio, yaitu Rasio
Promosi Ekonomi Anggota (PEA) dan Rasio Partisipasi Bruto. Penilaian ini untuk
ekonomi anggota. Hasil perhitungan dari rasio-rasio ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) dan Rasio
Partisipasi Bruto
Rasio (%)
Rasio Rasio Promosi
No Nama KSPPS
Partisipasi Ekonomi Anggota
Bruto (PEA)
1. BMT Syahida Ikaluin 62,60 1,27
2. BMT Al Jibaal 98,78 16,72
3. BMT Al Fath IKMI 96,78 72,68
4. BMT Al Bayan 98,64 30,85
5. BMT Al Ittihad 92,97 9,16
6. BMT Al Munawwarah 89,03 28,76
7. BMT Bumi Syariah 100,00 8,80
8. BMT Mekar Da’wah 47,62 14,56
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Dari tabel 4.12 di atas, dapat dilihat hasil perhitungan atas rasio partisipasi
bruto dan rasio promosi ekonomi anggota. Rasio partisipasi bruto digunakan untuk
presentasi yang dihasilkan, maka semakin baik. Secara umum persentase rasio
partisipasi bruto KSPPS Koperasi Kota Tangerang Selatan terlihat baik, karena nilai
yang dihasilkan lebih dari 75%. Namun dari 8 KSPPS Koperasi, 2 di antaranya
memiliki nilai persentase di bawah 75%, yaitu BMT Syahida Ikaluin dan BMT
Mekar Da’wah.
113
Rasio Promosi Ekonomi anggota digunakan untuk mengukur kemampuan
biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib. Semakin tinggi nilai
persentasenya maka semakin baik. Secara umum, KSPPS Koperasi Kota Tangerang
Selatan memiliki nilai persentase yang tinggi yaitu di atas 12%, namun dari 8
koperasi yang ada, terdapat 3 koperasi yang memiliki persentase di bawah 12%,
yaitu BMT Syahida Ikaluin, BMT Al Ittihad, dan BMT Bumi Syariah.
kepada KSPPS Koperasi atas kesehatannya pada aspek jati diri koperasi, yang dapat
114
Tabel 4.13
Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS - Aspek Jati Diri Koperasi
No. Nama KSPPS Hasil Perhitungan (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
1. BMT Syahida Ikaluin
a. Rasio Partisipasi Bruto 62,60 75 5% 3,75 Cukup
b. Rasio PEA 1,27 25 5% 1,25 Tidak Bermanfaat
Total 5
2. BMT Al Jibaal
a. Rasio Partisipasi Bruto 98,78 100 5% 5 Tinggi
b. Rasio PEA 16,72 100 5% 5 Bermanfaat
Total 10
3. BMT Al Fath IKMI
a. Rasio Partisipasi Bruto 96,78 100 5% 5 Tinggi
b. Rasio PEA 72,68 100 5% 5 Bermanfaat
Total 10
4. BMT Al Bayan
a. Rasio Partisipasi Bruto 98,64 100 5% 5 Tinggi
b. Rasio PEA 30,85 100 5% 5 Bermanfaat
Total 10
5. BMT Al Ittihad
a. Rasio Partisipasi Bruto 92,97 100 5% 5 Tinggi
b. Rasio PEA 9,16 75 5% 3,75 Cukup Bermanfaat
Total 8,75
6. BMT Al Munawwarah
a. Rasio Partisipasi Bruto 89,03 100 5% 5 Tingii
b. Rasio PEA 28,76 100 5% 5 Bermanfaat
Total 10
115
No. Nama KSPPS Hasil Perhitungan (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
7. BMT Bumi Syariah
a. Rasio Partisipasi Bruto 100 100 5% 5 Tinggi
b. Rasio PEA 8,80 50 5% 2,5 Kurang Berhasil
Total 7,5
8. BMT Mekar Da’wah
a. Rastio Partisipasi Bruto 47,62 50 5% 2,5 Kurang
b. Rasio PEA 14,56 100 5% 5 Bermanfaat
Total 7,5
Sumber: Data Sekunder yang diolah.
116
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat koperasi yang berhasil mencapai
diperoleh oleh koperasi/BMT dari Aspek Jati Diri Koperasi ini adalah 10. Dari 8
dinilai cukup berhasil dalam mempromosikan ekonomi anggota yaitu BMT Bumi
Syariah dan BMT Mekar Da’wah. Sementara itu, BMT Syahida Ikaluin dinilai
anggotanya dapat dilihat dari nilai SHU bagian anggota yang terbilang masih kecil
jika dibandingkan dengan simpanan pokok dan simpanan wajib yang diberikan oleh
anggota koperasi. SHU yang diperoleh oleh BMT Syahida Ikaluin pada tahun 2015
sebesar Rp. 18.936.388. Hal ini tentunya dapat dikatakan baik, karena pada tahun
2014, nilai SHU BMT Syahida Ikaluin memperoleh nilai minus, yaitu minus Rp.
3.351.474).
Terbilang sebagai koperasi yang masih muda, dapat menjadi salah satu faktor
agar Selisih Hasil Usaha (SHU) yang dimiliki semakin tinggi dan Selisih Hasil
117
7. Analisis Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
rasio yaitu Rasio Rentabilitas Aset, Rasio Rentabilitas Ekuitas dan Rasio
Kemandirian Operasional. Hasil dari perhitungan atas ketiga rasio tersebut dari
KSPPS Koperasi Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset, Rasio Rentabilitas Ekuitas dan
Rasio Kemandirian Operasional
Rasio (%)
Dari tabel 4.14 di atas dapat dilihat hasil perhitungan atas rasio-rasio pada
aspek kemandirian dan pertumbuhan koperasi. Pada rasio rentabilitas aset, semakin
tinggi nilai rasio yang dihasilkan maka semakin baik. Jika persentase yang
untuk menghasilkan SHU semakin baik. Namun KSPPS Koperasi Kota Tangerang
Selatan pada rasio ini belum menunjukkan nilai yang tinggi/baik, dikarenakan nilai
118
Rasio rentabilitas ekuitas untuk melihat kemampuan koperasi dalam
aset, semakin tinggi persentase yang dihasilkan, maka akan semakin baik. Jika
memanfaatkan modal untuk mencapai SHU dinilai tinggi. Dari 8 KSPPS Koperasi,
Munawwarah.
usaha dengan biaya usaha. Semakin besar persentase yang dihasilkan, maka
semakin tinggi. Jika persentase yang dihasilkan diatas 150% maka koperasi tersebut
antarnya memiliki persentase di atas 150%, yaitu BMT Syahida Ikaluin dan BMT
Al Munawwarah.
aspek kemandirian dan pertumbuhan koperasi, yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
119
Tabel 4.15
Analisis Penilaian Kesehatan KSPPS - Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
No. Nama KSPPS Hasil Perhitungan (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
1. BMT Syahida Ikaluin
a. Rasio Rentabilitas Aset 4,20 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 1,12 25 3% 0,75 Rendah
c. Rasio Kemandirian Operasional 408,97 100 4% 4 Tinggi
Total 5,5
2. BMT Al Jibaal
a. Rasio Rentabilitas Aset 2,91 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 5,66 50 3% 1,5 Kurang
c. Rasio Kemandirian Operasional 113,45 50 4% 2 Kurang
Total 4,25
3. BMT Al Fath IKMI
a. Rasio Rentabilitas Aset 2,62 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 4,60 25 3% 0,75 Rendah
c. Rasio Kemandirian Operasional 118,83 50 4% 2 Kurang
Total 3,5
4. BMT Al Bayan
a. Rasio Rentabilitas Aset 3,14 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 3,25 25 3% 0,75 Rendah
c. Rasio Kemandirian Operasional 119,80 50 4% 2 Kurang
Total 3,5
5. BMT Al Ittihad
a. Rasio Rentabilitas Aset 1,53 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 1,64 25 3% 0,75 Rendah
120
No. Nama KSPPS Hasil Perhitungan (%) Nilai Kredit Bobot Skor Predikat
c. Rasio Kemandirian Operasional 123,46 50 4% 2 Kurang
Total 3,5
6. BMT Al Munawwarah
a. Rasio Rentabilitas Aset 3,04 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 12,52 100 3% 3 Tinggi
c. Rasio Kemandirian Operasional 175,07 100 4% 4 Tinggi
Total 7,75
7. BMT Bumi Syariah
a. Rasio Rentabilitas Aset 1,29 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 1,29 25 3% 0,75 Rendah
c. Rasio Kemandirian Operasional 103,23 50 4% 2 Kurang
Total 3,5
8. BMT Mekar Da’wah
a. Rasio Rentabilitas Aset 4,37 25 3% 0,75 Rendah
b. Rasio Rentabilitas Ekuitas 5,19 50 3% 1,5 Kurang
c. Rasio Kemandirian Operasional 142,92 75 4% 3 Cukup
Total 5,25
Sumber: Data sekunder yang diolah.
121
Dari tabel 4.15 dapat dilihat hasil yang didapatkan oleh setiap koperasi pada
aspek kemandirian dan operasional ini. Dari 8 KSPPS Koperasi yang dinilai, hanya
kemandirian ini terdapat pada rasio rentabilitas aset. Dilihat dari laporan keuangan
dari Rp. 560.784.615 pada tahun 2014 menjadi Rp. 645.096.438 pada tahun 2015.
Namun disisi aset juga mengalami peningkatan sebesar 1,62%, yaitu dari Rp.
20.856.636.413 pada tahun 2014 menjadi Rp. 21.192.857.868 pada tahun 2015.
kemandirian dan pertumbuhan koperasi, yaitu BMT Syahida Ikaluin dan BMT
Mekar Da’wah. Pertumbuhan koperasi BMT Syahida Ikaluin cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari laporan keuangan BMT Syahida Ikaluin, yang menunjukkan
adanya peningkatan SHU yang diperoleh dibandingkan tahun 2014. Pada tahun
2015 BMT Syahida Ikaluin memperoleh SHU sebesar Rp. 18.936.388, sementara
itu pada tahun 2014, SHU BMT Syahida Ikaluin mengalami kondisi minus, yaitu
Rp. 3.351.474. Begitu juga pertumbuhan BMT Mekar Da’wah, dengan aset yang
diperoleh, yaitu dari Rp. 108.170.128 pada tahun 2014, menjadi Rp. 151.716.783
pada tahun 2015. Namun hal ini masih terbilang cukup rendah, oleh karena itu
122
diharapkan BMT Syahida Ikaluin dan BMT Mekar Da’wah untuk dapat
mengoptimalkan aset yang dimiliki untuk memperoleh SHU yang akan diterima
nantinya.
tersebut dalam memanfaatkan aset atau modal yang dimiliki kurang optimal. Selain
yang mendapatkan predikat kurang dalam aspek ini untuk dapat lebih
nilai kredit yang didasari pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan sebanyak 10
untuk setiap jawaban positif 1 memperoleh nilai kredit bobot 1. Dari pertanyaan-
pertanyaan pada aspek kepatuhan syariah ini, didapat nilai dari setiap KSPPS
123
Tabel 4.16
Hasil Penilaian Aspek Kepatuhan Syariah
seluruh aspek kepatuhan syariah. Namun BMT Syahida Ikaluin belum dapat
memberikan nilai positif atas seluruh poin pertanyaan. BMT Syahida Ikaluin belum
memiliki modal penyertaan dan pembiayaan yang berasal dari lembaga keuangan
kompeten. Untuk itu disarankan kepada BMT Syahida Ikaluin untuk dapat mencari
lembaga keuangan syariah untuk dapat mencari modal penyertaan, agar dapat
koperasi. Selain itu, SDM BMT Syahida Ikaluin dapat mengikuti pendidikan dalan
semakin baik.
124
9. Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan
koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah pada koperasi syariah / baitul maal
wat tamwil Kota Tangerang Selatan tahun 2015, yaitu aspek permodalan, kualitas
dan pertumbuhan dan kepatuhan prinsip syariah, maka diperoleh skor secara
(empat) golongan, yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam
syariah Kota Tangerang Selatan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
125
Tabel 4.17
Peringkat Kesehatan KSPPS Kota Tangerang Selatan
Aspek Penilaian
No Nama KSPPS Total Predikat
MDL KAP MNJ EFI LIK JDK KP KPS
1 BMT Syahida Ikaluin 10 7,5 11,6 8,5 15 5 5,5 8 71,1 Cukup Sehat
2 BMT Al Jibaal 10 15 12,8 6,5 10 10 4,25 10 78,5 Cukup Sehat
3 BMT Al Fath IKMI 6,25 16 12,8 7,5 11,3 10 3,5 10 77,3 Cukup Sehat
4 BMT Al Bayan 10 18,5 12,2 7,5 10 10 3,5 10 81,7 Sehat
5 BMT Al Ittihad 8,75 15 12,75 6,5 10 8,75 3,5 10 75,25 Cukup Sehat
6 BMT Al Munawwarah 7,5 8 12,75 7,5 10 10 7,75 10 73,5 Cukup Sehat
7 BMT Bumi Syariah 10 7,5 11,85 6,5 6,25 7,5 3,5 10 63,1 Dalam Pengawasan
8 BMT Mekar Da’wah 7,5 15 10,25 5,5 13,75 7,5 5,25 10 74,75 Cukup Sehat
Sumber: Data sekunder yang diolah.
126
Setelah melakukan perhitungan terhadap 8 aspek penilaian, didapatkan hasil
mengenai tingkat kesehatan KSPPS Koperasi Kota Tangerang Selatan pada tahun
2015. Dari 8 KSPPS yang dinilai, 1 diantaranya berada pada golongan sehat yaitu
BMT Al Bayan, 6 KSPPS/BMT berada pada golongan cukup sehat, yaitu BMT
Syahida Ikaluin, BMT Al Jibaal, BMT Al Fath IKMI, BMT Al Iittihad, BMT Al
Munawwarah, dan BMT Mekar Da’wah. BMT Bumi Syariah berada pada golongan
dalam pengawasan.
Dapat dilihat pada tabel 4.17, BMT Al Bayan berada pada golongan sehat
memiliki nilai yang cukup tinggi pada aspek kualitas aktiva produktif. Selain dari
aspek kualitas aktiva produktif, pada aspek permodalan juga BMT Al Bayan
memiliki nilai maksimal. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan yang tersedia
bahwa permodalan BMT Al Bayan tumbuh sebesar 8,15% dimana pertumbuhan ini
meningkat dari sisi simpanan wajib anggota. Pertumuhan modal ini dikarenakan
banyaknya jumlah anggota baru yang masuk pada BMT Al Bayan, yaitu 196 orang,
sehingga total anggota BMT Al Bayan hingga tahun 2015 adalah 1.353 orang. Dari
sisi lain, perkembangan dana cadangan yang ditahan dari Sisa Hasil Usaha (SHU)
yang dimiliki oleh BMT Al Bayan meningkat sebesar Rp. 26.446.702, sehingga
Dapat dilihat dari tabel 4.17, BMT Bumi Syariah berada pada golongan
kesehatan dalam pengawasan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa aspek penilaian
BMT Bumi Syariah memiliki nilai yang kurang baik. Sebagai salah satu BMT yang
127
baru didirikan, yaitu pada tahun 2013, kemandirian dan pertumbuhan BMT Bumi
Syariah kurang baik, hal ini dapat dilihat pada hasil akhir nilai pada aspek penilaian
mengoptimalkan ekuitas yang mereka miliki dan hanya mampu menghasilkan sisa
hasil usaha (SHU) yang cukup kecil. Selain itu biaya atau beban yang dikeluarkan
oleh BMT Bumi Syariah cukup besar, yaitu 97% dari pendapatan yang mereka
miliki. Di mana dilain sisi, permodalan yang BMT Bumi Syariah miliki sangat
menurun, yaitu menurun sebesar 57% atau senilai Rp. 60.278.200. Penurunan dari
segi permodalan ini diakibatkan menurunnya jumlah simpanan pokok yang dimiliki
oleh BMT Bumi Syariah, yaitu turun sebesar Rp. 32.575.000, hal ini dapat terjadi
dikarenakan anggota dari sebuah koperasi keluar dari koperasi tersebut, sehingga
mengakibatkan jumlah simpanan pokok menurun. Selain itu pada sisi permodalan,
BMT Bumi Syariah belum memiliki dana cadangan dan nilai penyisihan untuk
piutang tak tertagih terbilang kecil dari piutang macet yang dimiliki BMT Bumi
Syariah. BMT Bumi Syariah memiliki nilai penyisihan piutang tak tertagih (PPAP)
sebesar Rp. 5.553.000, sementara piutang macet yang dimiliki BMT Bumi Syariah
sebesar Rp. 57.044.250 sehingga BMT Bumi Syariah akan sulit menghindari risiko
yang terjadi dari piutang macet yang sulit ditagih tersebut dengan nilai penyisihan
cukup sehat, secara umum memiliki nilai yang kurang baik pada aspek kualitas
aktiva produktif, aspek likuditas dan aspek kemandirian dan pertumbuhan. Pada
perhitungan yang telah dilakukan dan dilihat dari laporan keuangan, secara umum
128
koperasi-koperasi di Kota Tangerang Selatan ini belum mencadangkan dana yang
menghindari risiko yang akan terjadi atas pembiayaan atau piutang yang sulit
dana yang cukup kecil untuk PPAP, agar meningkatkan dana untuk penyisihan
penghapusan piutang aktiva produktif dalam kisaran 60-80% dari total piutang atau
pembiayaan kurang lancar atau macet, agar mampu menghindari risiko yang tidak
diinginkan saat piutang atau pembiayaan yang sulit tertagih. Pada aspek likuiditas
menunjukkan nilai yang kurang baik dikarenakan dana yang diterima oleh koperasi-
koperasi ini masih terbilang kecil untuk dapat memberikan pembiayaan kepada
meningkatkan dana yang diterima oleh koperasi dengan cara melakukan promosi
agar anggota koperasi bertambah sehingga dana yang diterima oleh koperasi juga
mengoptimalkan aset dan ekuitas yang dimiliki untuk menghasilkan SHU yang
cukup besar. Karena ketika sebuah koperasi memiliki SHU yang cukup besar,
sehingga koperasi tersebut mampu untuk menyisihkan dana dari SHU untuk
kesehatan setiap koperasi atas kegiatan operasional, kinerja kuangan, dan kinerja
manajemennya. Atas hasil penilaian kesehatan ini diharapkan Dinas Koperasi dan
129
UKM Kota Tangerang Selatan untuk dapat membuat kebijakan-kebijakan yang
akuntansi kepada para pengurus koperasi agar dapat membuat laporan keuangan
2015, dimana item laporan keuangan yang disajikan oleh BMT/Koperasi Syariah
dalam laporan RAT tahun buku 2015 belum sesuai dan masih terdapat banyak
kekurangan.
agar dapat membuat program-program dan kebijakan internal yang baik untuk
dapat meningkatkan tingkat kesehatan koperasinya, baik itu dari segi kinerja
sehat, maka akan meningkatkan brand koperasi tersebut dimata masyarakat luas,
pada koperasi yang telah memiliki predikat kesehatan yang tinggi. Yang pada
tersebut pada khususnya dan masyarakat sekitar yang terkena dampak dari adanya
130
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selatan pada tahun 2015. Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu kalangan
Baitul Maal wat Tamwil untuk mengetahui kesehatan koperasi yang dikelola.
Jumlah KSPPS Koperasi / Baitul Maal wat Tamwil yang menjadi objek penelitian
adalah sebanyak 8 KSPPS Koperasi, yaitu BMT Syahida Ikaluin, BMT Al Jibaal,
BMT Al Fath IKMI, BMT Al Bayan, BMT Al Ittihad, BMT Al Munawwarah, BMT
terhadap total aset dan rasio kecukupan modal, dari 8 KSPPS Koperasi
terdapat 2 KSPPS Koperasi / BMT yang berada pada prediakt cukup sehat,
yaitu BMT Al Fath IKMI dan BMT Mekar Da’wah. Selebihnya KSPPS
131
Jumlah Piutang dan Pembiayaan, Rasio Portofolio terhadap Piutang dan
yang berada pada predikat lancar yaitu BMT Al Fath IKMI dan BMT Al
Bayan. 3 koperasi /BMT berada pada prediakt cukup lancar, yaitu BMT Al
Jibaal, BMT Al Ittihad, dan BMT Mekar Da’wah, dan 3 koperasi / BMT yang
berada pada prediakt kurang lancar, yaitu BMT Syahida Ikaluin, BMT Al
predikat cukup baik, yaitu BMT Mekar Da’wah. Selebihnya KSPPS Koperasi
4. Pada aspek efisiensi yang dihitung menggunakan 3 rasio, yaitu Rasio Biaya
5. Pada aspek likuiditas dihitung dengan menggunakan 2 rasio yaitu rasi kas dan
predikat likuid, yaitu BMT Syahida Ikaluin, BMT Al Fath IKMI, dan BMT
132
Mekar Da’wah. 1 koperasi berada pada predikat kurang likuid, yaitu BMT
6. Pada aspek jati diri koperasi dihitung dengan menggunakan 2 rasio, yaitu
rasio partisipasi bruto dan rasio promosi ekonomi anggota (PEA). Dari 8
yaitu BMT Syahida Ikaluin, 2 koperasi berada pada predikat cukup berhasil
yaitu BMT Bumi Syariah dan BMT Mekar Da’wah, dan 5 koperasi lainnya
rasio, yaitu rasio rentabilitas aset, rasio rentabilitas ekuitas, dan rasio
predikat cukup yaitu BMT Syahida Ikaluin dan BMT Mekar Da’wah, dan 5
8. Pada aspek kepatuhan syariah yang dinilai berdasarkan analisa pada 10 poin
133
diantaranya berada pada golongan “cukup sehat” dan 1 koperasi berada pada
keterbatasan dari penelitian ini adalah karena hanya terbatas pada analisis deskriptif
saja, sehingga tidak dapat diketahui fakto-faktor apa saja yang mempengaruhi
kesehatan KSPPS Koperasi / Baitul Maal wat Tamwil Kota Tangerang Selatan.
Untuk itu, beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
koperasi.
tersebut.
role model dalam pembinaan koperasi di wilayah lain jika terdapat koperasi
134
Selain itu, disarankan juga kepada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan untuk dapat melakukan pembinaan dan pelatihan kepada SDM pengelola
keuangan yang disajikan belum sesuai peraturan menteri koperasi dan usaha kecil
135
DAFTAR PUSTAKA
136
Prodi Keuangan dan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam
Bandung.
137
Sari, A. R., & Susanti, B. (2012). Pengaruh Modal Sendiri, Modal Luar, dan
Volume Usaha Pada Sisa Hasil Usaha Koperasi di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Diambil kembali dari eprints.unisbank.ac.id/169/1/artikel-9.pdf
Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyak
arta: Graha Ilmu
Sekaran, U. (2014). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sudarma, I. W., & Yasa, I. M. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Gianyar. E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Supardi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII
Press.
Taufiqurrohman. (2016). Menko Puan: Pemerintah Mendorong Masyarakat Lebih
Produktif. Jakarta: Liputan6.com.
138
LAMPIRAN
139
Lampiran I. Perhitungan atas setiap rasio-rasio dalam aspek penilaian
Aspek Penilaian
Permodalan
No Entitas
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset Rasio Kecukupan Modal (Car)
Modal Sendiri Total Aset Hasil Modal Tertimbang ATMR Hasil
1 BMT Syahida Rp. 153.706.388 Rp. 451.111.195 34,07 Rp. 144.238.194 Rp. 396.589.010 36,37
2 BMT Al-Jibaal Rp. 396.674.298 Rp. 1.877.378.972 21,13 Rp. 292.262.573 Rp. 897.166.903 32,58
3 BMT Al Fath IKMI Rp. 2.622.030.014 Rp. 26.833.342.866 9,77 Rp. 1.867.908.841 Rp. 21.889.414.687 8,53
4 BMT Al Bayan Rp. 657.529.173 Rp. 2.723.698.494 24,14 Rp. 602.828.053 Rp. 2.320.484.873 25,98
5 BMT Al Ittihad Rp. 717.804.353 Rp. 4.548.595.969 15,78 Rp. 585.573.959 Rp. 3.970.620.577 14,75
6 BMT Al Munawwarah Rp. 2.446.323.612 Rp. 21.192.857.868 11,54 Rp. 1.994.429.469 Rp. 19.188.424.432 10,39
7 BMT Bumi Syariah Rp. 79.633.800 Rp. 269.611.300 29,54 Rp. 77.916.900 Rp. 253.275.675 30,76
8 BMT Mekar Da’wah Rp. 272.724.621 Rp. 3.470.088.899 7,86 Rp. 207.618.258 Rp. 2.589.065.715 8,02
140
a. Perhitungan modal tertimbang
141
Modal Sumbangan 104.150.000 100% 104.150.000
SHU belum dibagi 618.425.705 50% 309.212.852
JUMLAH 1.867.908.841
142
Modal penyertaan 302.500.001 50% 151.250.001
Cadangan Umum 402.247.583 100% 402.247.583
Cadangan Tujuan risiko - 50% -
Modal Sumbangan 75.374.100 100% 75.374.100
SHU belum dibagi 601.288.286 50% 300.644.143
JUMLAH 1.994.429.469
143
b. Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
(Rp)
Kas 4.164.506 0% -
Simpanan / rekening di
12.085.666 2.417.133
bank syariah 20%
Simpanan / rekening di
BMT - -
KSPPS/USPPS lain 50%
Syahida
Pembiayaan 368.024.499 100% 368.024.499
Penyertaan pada
koperasi, anggota dan - -
pihak lain 50%
Aktiva tetap dan
17.249.987 12.074.991
inventaris 70%
Aktiva lain-lain 20.103.409 70% 14.072.386
Jumlah 396.589.010
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
(Rp)
Kas 43.474.560 0% -
Simpanan / rekening di
383.756.479 76.751.296
bank syariah 20%
Simpanan / rekening di
67.400.000 33.700.000
BMT Al KSPPS/USPPS lain 50%
Jibaal Pembiayaan 756.825.091 100% 756.825.091
Penyertaan pada
koperasi, anggota dan - -
pihak lain 50%
Aktiva tetap dan
42.700.738 29.890.517
inventaris 70%
Aktiva lain-lain - 70% -
Jumlah 897.166.903
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
(Rp)
BMT Al Fath Kas 382.344.600 0% -
IKMI Simpanan / rekening
5.269.148.736 1.053.829.747
di bank syariah 20%
Simpanan / rekening
4.802.172 2.401.086
di KSPPS/USPPS lain 50%
144
Pembiayaan 18.363.206.259 100% 18.363.206.259
Penyertaan pada
koperasi, anggota dan 14.717.354 7.358.677
pihak lain 50%
Aktiva tetap dan
3.147.917.628 2.203.542.340
inventaris 70%
Aktiva lain-lain 370.109.397 70% 259.076.578
Jumlah 21.889.414.687
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
(Rp)
Kas 66.790.900 0%
Simpanan / rekening
291.106.820 58.221.364
di bank syariah 20%
Simpanan / rekening
di KSPPS/USPPS - -
BMT Al lain 50%
Bayan
Pembiayaan 2.052.840.170 100% 2.052.840.170
Penyertaan pada
koperasi, anggota dan - -
pihak lain 50%
Aktiva tetap dan
49.176.198 34.423.339
inventaris 70%
Aktiva lain-lain 250.000.000 70% 175.000.000
Jumlah 2.320.484.873
Modal
Bobot tertimbang
Komponen Aktiva Nilai (Rp) Risiko (%) (Rp)
Kas 214.613.600 0% -
Simpanan / rekening
415.063.321 20% 83.012.664
di bank syariah
Simpanan / rekening
di KSPPS/USPPS - 50%
BMT Al lain
Ittihad
Pembiayaan 3.814.548.598 100% 3.814.548.598
Penyertaan pada
koperasi, anggota - 50% -
dan pihak lain
Aktiva tetap dan
68.937.129 70% 48.255.990
inventaris
Aktiva lain-lain 35.433.320 70% 24.803.324
Jumlah 3.970.620.577
145
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
(Rp)
Kas 559.632.750 0%
Simpanan / rekening
866.199.684 173.239.937
di bank syariah 20%
Simpanan / rekening
di KSPPS/USPPS 496.069.592 248.034.796
BMT Al lain 50%
Munawwarah
Pembiayaan 16.781.070.871 100% 16.781.070.871
Penyertaan pada
koperasi, anggota 496.069.592 248.034.796
dan pihak lain 50%
Aktiva tetap dan
1.856.433.756 1.299.503.629
inventaris 70%
Aktiva lain-lain 626.486.290 70% 438.540.403
Jumlah 19.188.424.432
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
(Rp)
Kas 12.440.500 0% -
Simpanan / rekening
- -
di bank syariah 20%
Simpanan / rekening
di KSPPS/USPPS 15.762.300 7.881.150
BMT Bumi lain 50%
Syariah
Pembiayaan 241.738.250 100% 241.738.250
Penyertaan pada
koperasi, anggota -
dan pihak lain 50%
Aktiva tetap dan
5.223.250 3.656.275
inventaris 70%
Aktiva lain-lain 70%
Jumlah 253.275.675
Modal
Bobot
Komponen Aktiva Nilai (Rp) tertimbang
Risiko (%)
BMT Mekar (Rp)
Da'wah Kas 79.925.919 0% -
Simpanan / rekening
734.458.534 20% 146.891.707
di bank syariah
146
Simpanan / rekening
114.225.062 50% 57.112.531
di KSPPS/USPPS lain
Pembiayaan 2.080.806.478 100% 2.080.806.478
Penyertaan pada
koperasi, anggota dan - 50% -
pihak lain
Aktiva tetap dan
434.650.000 70% 304.255.000
inventaris
Aktiva lain-lain - 70% -
Jumlah 2.589.065.715
147
2. Perhitungan Aspek Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio Tingkat Pembiayaan dan Piutang Bermasalah terhadap Jumlah
Piutang dan Pembiayaan
148
c. Rasio PPAP
RASIO PPAP
149
3. Perhitungan Aspek Manajemen
150
Pengurus dan atau pengelola KSPPS/USPPS
Koperasi memiliki komitmen untuk menangani
7 1 1 1 1 1 1 1 1
permasalah yang dihadapi serta melakukan
tindakan perbaikan yang diperlukan
KSPPS/USPPS koperasi memiliki tata tertib
kerja SDM, yang meliputi disiplin kerja, serta
8 1 1 1 1 1 1 1 0
didukung sarana kerja yang memadai dalam
melaksanakan pekerjaan
Pengurus KSPPS/USPPS koperasi yang
mengangkat pengelola, tidak mencampuri
kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung
9 1 1 1 1 1 1 1 1
menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga
atau kelompoknya, sehingga dapat merugikan
KSPPS/USPPS Koperasi
Anggota KSPPS/USPPS Koperasi sebagai
pemilik mempunyai kernampuan untuk
10 0 1 1 1 1 1 1 0
meningkatkan perModalan KSPPS/ USPPS
Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Pengurus, Pengawas, dan Pengelola
KSPPS/USPPS Koperasi di dalarn melaksanakan
kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal
11 1 1 1 1 1 1 1 1
yang cenderung menguntungkan diri sendiri,
keluarga dan kelompoknya, atau berpotensi
merugikan KSPPS/USPPS Koperasi
Pengurus melaksanakan fungsi pengawasan
12 terhadap pelaksanaan tugas bengelola sesuai 1 0 0 1 1 0 0 1
dengan tugas dan wewenangnya secara efektif
Jumlah MANAGEMEN UMUM 10 11 11 10 11 11 11 9
151
KELEMBAGAAN
Bagan Organisasi yang ada telah mencerminkan
seluruh kegiatan KSPPS/USPPS Koperasi dan
1 1 1 1 0 1 1 0 1
tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan
jabatan
KSPPS/USPPS Koperasi memiliki rincian tugas
2 1 1 1 1 1 1 1 1
yang jelas untuk masing-masing karyawannya
Di dalam struktur kelembagaan KSPPS/USPPS
3 Koperasi terdapat struktur yang melakukan 1 1 1 1 1 1 1 1
fungsi sebagai dewan pengawas syariah
KSPPS / USPPS Koperasi terbukti mempunyai
4 standar Operasional dan Manejemen (SOM) dan 1 1 1 1 1 1 1 1
Standar Operasional Prosedur (SOP)
KSPPS/USPPS Koperasi telah menjalankan
5 kegiatannya sesuai SOM dan SOP 1 1 1 1 1 1 1 0
KSPPS/USPPS Koperasi
KSPPS/USPPS Koperasi mempunyai sistem
6 pengamanan yang baik terhadap semua dokumen 0 0 0 1 0 0 1 0
penting
2 Jumlah KELEMBAGAAN 5 5 5 5 5 5 5 4
PERMODALAN
Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau
1 0 1 0 1 1 0 0 0
lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset
Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal
2 dari anggota sekurang kurangnya sebesar 10% 1 1 1 1 1 0 0 1
dibandingkan tahun sebelumnya
152
Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih
3 besar dari seperempat bagian SHU tahun 1 0 1 1 1 1 1 1
berjalan
Simpanan wadi'ah, simpanan mudharabah,
4 simpanan mudharabah berjangka koperasi 1 1 1 0 0 1 1 1
meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya
Investasi harta tetap dari inventaris serta
5 pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan 1 1 1 1 1 1 1 0
modal sendiri
Jumlah PERMODALAN 4 4 4 4 4 3 3 3
AKTIVA
Pembiayaan dengan kolektibilitas lancar minimal
1 1 1 0 1 0 1 1
sebesar 90% dari pembiayaan yang diberikan
Setiap pembiayaan yang diberikan didukung
dengan agunan yang nilainya sama atau lebih
2 besar dari pembiayaan yang diberikan, kecuali 1 1 1 1 1 1 1 1
pembiayaan bagi anggota sampai dengan 1 juta
rupiah
Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama
3 atau lebih besar dari jumlah pembiayaan macet 0 0 1 1 0 1 0 0
tahunan
Pembiayaan macet tahun lalu dapat ditagih
4 1 1 1 1 1 0 0
sekurang-kurangnya sepertiganya
KSPPS/USPPS Koperasi menerapkan prosedur
5 1 1 1 1 1 1 1 1
pembiayaan dilaksanakan dengan efektif
Memiliki kebijakan cadangan penghapusan
6 0 1 1 1 1 1 1 1
pembiayaan dan piutang bermasalah
153
Dalam memberikan pembiayaan KSPPS/USPPS
7 Koperasi mengambil keputusan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1
prinsip kehati-hatian
Keputusan pemberian pembiayaan dan atau
8 1 1 1 1 1 1 1 1
penempatan dana dilakukan melalui komite
Setelah pembiayaan diberikan, KSPPS/USPPS
Koperasi melakukan pemantauan terhadap
9 penggunaan pembiayaan serta kemampuan dan 1 1 1 1 1 1 1 1
kepatuhan mudharib dalam memenuhi
kewajibannya
KSPPS/USPPS Koperasi melakukan peninjauan,
10 1 1 1 1 1 1 1 1
penilaian dan pengikatan terhadap agunannya
Jumlah AKTIVA 8 9 9 8 9 9 8 8
LIKUIDITAS
Memiliki kebijakan tertulis mengenai
1 0 1 1 0 1 1 1 0
pengendalian likuiditas
Memiliki fasilitas pembiayaan yang akan
2 diterima dari lembaga syariah lain untuk 0 1 1 1 1 1 0 1
menjaga likuiditasnya
Memiliki pedoman administrasi yang efektif
3 1 1 1 1 1 1 1 1
untuk memantau kewajiban yang jatuh tempo
Memiliki kebijakan pembiayaan dan piutang
4 sesuai dengan kondisi keuangan KSPPS/USPPS 1 1 1 1 1 1 1 1
Koperasi
Memiliki sistem informasi manajemen yang
5 1 0 0 1 0 1 1 0
memadai untuk pemantauan likuiditas
Jumlah LIKUIDITAS 3 4 4 4 4 5 4 3
154
4. Perhitungan Aspek Efisiensi
a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan terhadap Partisipasi Bruto
Jumlah
Biaya Gaji Dan
No. Entitas Piutang Dan Jumlah
Honor Karyawan
Pembiayaan
1 Bmt Syahida 68.264.000 368.024.499 18,55
2 Bmt Al Jibaal 164.947.410 759.845.091 21,71
3 Bmt Al Fath Ikmi 3.135.465.129 18.363.206.259 17,07
4 Bmt Al Bayan 338.844.450 2.052.840.170 16,51
5 Bmt Al Ittihad 335.615.200 3.814.548.598 8,80
6 Bmt Al Munawwarah 1.841.496.128 15.370.593.782 11,98
7 Bmt Bumi Syariah 73.785.500 241.738.250 30,52
8 Bmt Mekar Da'wah 218.620.000 2.080.806.478 10,51
155
5. Perhitungan Aspek Likuiditas
a. Rasio Kas
Cash Ratio
No. Nama KSPPS Kewajiban
Kas Bank Lancar Jumlah
1 Bmt Syahida 4.164.506 41.568.794 134.732.550 33,94
2 Bmt Al Jibaal 43.474.560 383.756.479 1.011.360.439 42,24
3 Bmt Al Fath Ikmi 382.344.600 5.269.148.736 22.978.104.035 24,60
4 Bmt Al Bayan 66.790.900 291.106.820 1.764.406.907 20,28
5 Bmt Al Ittihad 214.613.600 415.063.321 3.651.481.040 17,24
6 Bmt Al Munawwarah 559.632.750 2.091.620.882 17.362.642.650 15,27
7 Bmt Bumi Syariah 12.440.500 - 189.977.500 6,55
8 Bmt Mekar Da'wah 79.925.919 747.949.480 2.684.850.500 30,84
Dana Yang
No. Nama KSPPS Total Pembiayaan Jumlah
Diterima
1 Bmt Syahida 368.024.499 294.400.216 125,01
2 Bmt Al Jibaal 759.845.091 1.087.158.288 69,89
3 Bmt Al Fath Ikmi 18.363.206.259 23.060.366.022 79,63
4 Bmt Al Bayan 2.052.840.170 1.766.169.321 116,23
5 Bmt Al Ittihad 3.814.548.598 3.720.872.252 102,52
6 Bmt Al Munawwarah 16.781.070.871 14.892.062.390 112,68
7 Bmt Bumi Syariah 184.694.000 189.977.500 97,22
8 Bmt Mekar Da'wah 2.080.806.478 2.685.537.254 77,48
156
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggita (PEA)
Total
Shu Bagian Simpanan
No Nama KSPPS Simpanan Jumlah
Anggota Wajib
Pokok
1 Bmt Syahida 1.716.900 125.200.000 9.570.000 1,27
2 Al Jibaal 22.437.000 19.050.000 115.180.000 16,72
3 Bmt Al Fath Ikmi 120.580.000 122.125.000 43.790.000 72,68
4 Bmt Al Bayan 21.375.560 20.000.000 49.289.000 30,85
5 Bmt Al Ittihad 11.745.112 71.780.000 56.447.300 9,16
6 Bmt Al Munawwarah 306.288.286 1.027.525.385 37.388.257 28,76
7 Bmt Bumi Syariah 1.030.140 8.770.000 2.930.000 8,80
8 Bmt Mekar Da'wah 14.154.000 90.000.000 7.200.000 14,56
Shu Sebelum
No. Nama KSPPS Nisbah, Zakat Dan Total Aset Jumlah
Pajak
1 Bmt Syahida 18.936.388 451.111.195 4,20
2 Al Jibaal 54.693.450 1.877.378.972 2,91
3 Bmt Al Fath Ikmi 703.482.197 26.833.342.866 2,62
4 Bmt Al Bayan 85.502.241 2.723.698.494 3,14
5 Bmt Al Ittihad 69.457.037 4.548.595.969 1,53
6 Bmt Al Munawwarah 645.096.438 21.192.857.868 3,04
7 Bmt Bumi Syariah 3.468.500 269.611.300 1,29
8 Bmt Mekar Da'wah 151.716.783 3.470.088.899 4,37
Shu Bagian
No. Nama KSPPS Total Ekuitas Jumlah
Anggota
157
c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Biaya
Pendapatan
No, Nama KSPPS Operasional Jumlah
Usaha
Pelayanan
1 Bmt Syahida 109.331.950 26.733.500 408,97
2 Al Jibaal 417.846.996 368.316.722 113,45
3 Bmt Al Fath Ikmi 5.366.838.371 4.516.407.774 118,83
4 Bmt Al Bayan 544.932.163 454.864.621 119,80
5 Bmt Al Ittihad 922.569.574 747.247.607 123,46
6 Bmt Al Munawwarah 4.779.404.565 2.730.009.274 175,07
7 Bmt Bumi Syariah 110.852.500 107.384.000 103,23
8 Bmt Mekar Da'wah 664.957.710 465.281.434 142,92
158
8. Perhitungan Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah
ENTITAS
159
pola pembiayaan yang dijalankan
pengelola dalam 1 tahun
Dalam mengatasi pembiayaan
8 bermasalah digunakan pendekatan 1 1 1 1 1 1 1 1
syariah
9 Meningkatnya titipan ZIS dari anggota 1 1 1 1 1 1 1 1
Meningkatnya pemahaman anggota
10 terhadap keunggulan sistem syariah dari 1 1 1 1 1 1 1 1
waktu ke waktu
8 10 10 10 10 10 10 10
160