Sie sind auf Seite 1von 3

"MERDEKA ATAU MATI"

Scene 1
Beratus tahun warga indonesia telah memperjuangkan tanah airnya, melawan penjajahan
yg sudah berdiri cukup lama di tanah air ini. Tidak semua perlawanan warga indonesia
berhasil, namun mereka masih berkobar, bermandikan darah pantang menyerah,
mendengarkan suara gemuruh tembakan dan bom, di penuhi jeritan kesakitan yg seakan
menjadi sulutan semangat.
Pulau jawa, 1939 di ceritakan 3 orang yg berbeda keyakinan berbeda latar belakang
bergabung menjadi satu kelompok tentara demi membela tanah air tercinta dari para penjajah
jahat yg telah menduduki dengan paksa tanah air ini.
Imam : tidak bisa di bayangkan sekarang aku duduk di dalammarkas tentara indonesia.
(seraya menatap pakaian pejuangnya) ini akan sangat hebat.
Ika : ya, terlihat seperti orang yg ingin mati.
Imam: hey, kau tak senang yah? Kau tak suka membela tanah airmu sendiri? (melihat ke
arah Ika)
Ika: aku tak berniat untuk membela tanah air ini. Aku hanya ingin membalaskan dendamku
atas meninggalnya ayahku oleh tentara belanda sialan itu! (sambil mengepalkan tangan)
Imam : kau ini, negeri ini adalah tempatmu di lahirkan! Berterimakasihlah! berjuang demi
tanah airmu!
Ika : (diam saja lalu berpaling melihat Danik) kau kenapa diam saja? Kau terlihat ketakutan.
Danik : (sambil menunduk) aku tidak tahu, hanya saja aku belum pernah menggunakan pistol
atau senapan.
Imam : astaga, darimana asalmu? Apakah kau anak dari pejabat? (sambil menatap Danik)
Danik : jakarta, dari kecil aku selalu di kawal oleh dua orang bersenjata. Aku tak perlu
menggunakan senjata.
Ika : pantaslah (memalingkan tatapannya ke arah pajangan foto)
Imam : tenang nanti kau pasti akan bisa (seraya tersenyum) siapa namamu? Namaku Imam
asal bandung.
Danik: (membalas senyum) namaku Danik
Imam : hey kau, nama kau siapa? (melihat kearah Ika)
Ika : Ika (sambil masih menatap pajangan foto-foto tentara itu)

Scene 2
Selama beberapa menit keadaan hening, akhirnya keheningan terpecahkan dengan bunyi
suara kapten dari Talky Walky yang di pegang semua prajurit.
Kapten (fat) : semuanya berkumpul !!
Semua Prajurit: siap !!
Akhirnya mereka berkumpul ditempat yang sudah ditentukan.
Kapten : kalian akan saya beri tugas masing2, saya akan bagi kalian menjadi beberapa tim,
tugas kalian adalah tak lain untuk menghancurkan markas senjata dan kapal udara milik
Belanda. Kalian bertiga (menunjuk ke arah Imam, Ika dan Danik) bergabung dalam satu tim.
Apa ada keluhan ?
Imam : Siap ada. Dengan apa kami bisa kesana ?
Kapten : Didepan markas sudah tersedia mobil untuk membawa kalian menuju markas
Belanda. Saya beri waktu 10 menit untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan kalian
bawa. Ada keluhan lain ?
Semua Prajurit : Siap tidak ada.
Kapten : Baiklah. Silahkan persiapkan mental dan persenjataan kalian. Bubar jalan ..!!
Pejuang(semua): (hormat, balik kanan, bubar)
Sesampainya di asrama, Imam membuka percakapan.
Imam : hey ini tugas pertama kita (sambil mengacungkan selembar kertas sambil tersenyum)
Ika : Benar, apa kalian siap ?
Imam : (dengan rasa percaya diri) Siap lah, namanya prajurit negara, harus siap apapun
resikonya. Bagaimana denganmu, apa kau juga siap ? (tersenyum kearah Danik)
Danik : (agak gugup) yyaa aku juga siap.
Ika : (menepuk pundak Fat) sudahlah kau jangan gugup.
Imam : Iyaa benar, kau ingat salah satu nilai dalam sila ke-3 ? Siap dan bersedia berkorban
untuk kepentingan bangsa indonesia.
Ika + Danik : (tersenyum)
Imam : (mengangguk setuju) ayo kita keruang persenjataan.
Bergegas keluar dari asrama dan langsung menuju ke ruang persenjataan.
Setelah mempersiapkan semuanya, mereka pun langsung menuju mobil yang akan
mengantarkan mereka menuju perbatasan.

Scene 3
Setelah sampai perbatasan mereka meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki, di tengah
perjalanan mereka melihat ada seorang warga indonesia yg di cegat oleh belanda dan di paksa
untuk menyerahkan hasil berkebunnya.
Hanif : Kemarikan itu hasil kebunmu (logat kebarat-baratan)
Kif : tapi ini untuk keluarga saya.
Mila : Kami tidak peduli!
Hanif : Serahkan atau kubunuh Kau !!
Imam : Hey kau!! Ada apa ini ?!
Hanif : kalian, kalian siapa ? mau jadi
Mila : pahlawan kesiangan, hah ? Pahlawan gadungan !! hahahahaa (gaya belagak)
Danik : Memang sudah menjadi kewajiban kami sesama warga Indonesia harus saling
menolong.
Ika : apalagi, dia tidak bersalah, hanya saja kalian yang ingin merebut hasil usaha seseorang
tanpa berusaha sendiri.
Hanif : Banyak bicara kalian !!! (menodongkan pistol)
Imam + Ika + Danik (menodongkan pistol)
Danik : apa-apaan ini ?!! (berbisik perlahan)
Mila : Pengecut seperti kalian mau apa? Hah? (sambil meludah)
Ika mundur beberapa langkah. Imam menarik tangan Ika
Imam : apaan kau ini?!
(tentara belanda menembakkan peluru ke dekat kaki Danik)
Danik : sial!! (sambil melepaskan tembakan kearah Hanif, tapi sayangnya tembakan itu tidak
mengenainya)
Ika : (menembak tepat dikaki kanak Mila)
Hanif dengan wajah kesal, lari dari tempat tersebut.
Imam : Pengecut !!!!
Imam langsung mendekat ke Mila dan langsung mengikat tangannya. Lalu mereka membawa
Mila agar memberi petunjuk dimana markas Belanda itu berada. Para Prajurit Indonesia pun
berjalan ke arah mobil belanda.

Scene 4
Mereka pergi menggunakan mobil milik tentara belanda menuju markas belanda dengan di
tunjukan oleh tentara belanda yg tadi telah tertembak di kaki. Setelah cukup dekat mereka
menurunkan tentara belanda itu lalu menembak mati di tempat. Sebelum di tembak tentara
belanda itu membocorkan rencana tentara belanda yg akan pergi menyerang semarang setelah
sebelumnya berlatih dahulu di tepi sungai citanduy.
Mereka berempat menunggu hampir selama dua hari. Dan akhirnya tentara belanda pergi
untuk berlatih di tepi sungai, hanya ada beberapa tentara yg mendapatkan tugas untuk
menjaga markas.
Setelah selesai mereka mengendap-endap ke dalam markas dan memasangkan beberapa
jebakan mereka menunggu untuk kepulangan tentara belanda yg telah berlatih. Setelah para
tentara belanda pulang berlatih dan sudah masuk ke dalam jebakan mereka pun menekan
tombol bom.
Imam : tekan sekarang? (Sambil siap2 menekan tombol)
Danik : Tunggu (melihat situsi) Sekarang !!
Imam : (menekan tombol bom)
Ledakan besar pun terjadi
Ika : ayo sekarang serang!! (keluar dari persembunyiannya)
Imam + Danik : serangggg!!! (berdiri)
Adu baku tembak terjadi antara tigaorang tentara indonesia dan sisa tentara belanda.
(tentara belanda terakhir, Imam menembak pas di dadanya.)
Dengan wajah berseri-seri, mereka tersenyum meratapi keberhasilannya mengalahkan
Belanda.
Bersamaan: MERDEKAA!!!

Das könnte Ihnen auch gefallen