Sie sind auf Seite 1von 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316472157

Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin Gallate


sebagai Zat Anti Kanker

Article · June 2016

CITATIONS READS

0 567

5 authors, including:

Febri Riwayati Ningrum Angga Deri Saputra


Universitas Islam Indonesia Universitas Islam Indonesia
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Transdermal Patch Formulation Of Dextrometorphan HBr With Polimers Modification of Na CMC and HPMC View project

All content following this page was uploaded by Febri Riwayati Ningrum on 26 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin Gallate sebagai Zat
Anti Kanker

Formulation of Banana Leaf Nanoemulsion with Epigallochatecin Gallate for Anti


Cancer

(Angga Deri Saputra1, Azzis Dwi Hertanto2, Febri Riwayati N3, Rika Afrianti4, Ayuditha
Vidya Anesty5)

1. Program Studi Teknik Kimia - Universitas Islam Indonesia

2. Program Studi Teknik Kimia – Universitas Islam Indonesia

3. Program Studi Farmasi – Universitas Islam Indonesia

4. Program Studi Farmasi – Universitas Islam Indonesia

5. Program Studi Farmasi – Universitas Islam Indonesia

Email : 13521183@students.uii.ac.id

Abstrak

Kanker ( tumor ganas) merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Salah satu
dari banyak jenis kanker di dunia adalah Kanker Prostat. Di Indonesia, pada tahun 1992 saja
sudah disimpulkan bahwa kanker prostat menduduki urutan ke sembilan dengan 310 kasus
baru (4,07%) dari 10 kasus kanker yang diperoleh dari laporan berbagai rumah sakit.
Disimpulkan pula bahwa pada laki-laki di atas usia 65 tahun, kanker prostat menempati
urutan ke dua dengan 202 kasus (12,31%) (Sarjadi, 1999 dalam Boedi-Darmojo,R.Martono,
1999). Saat ini berkembang pengobatan alternatif dengan memanfaatkan tanaman herbal.
Salah satunya adalah daun pisang yang mengandung senyawa aktif utama Katekin atau
Epigallocatechin Gallate (EGCG) yang memiliki kemampuan sebagai zat anti kanker (Pyrko,
2007).
Setelah dilakukan pembuatan nano emulsi yang berbahan dasar dari daun pisang yang
diekstrak dengan metode ekstraksi maserasi sehingga diperoleh zat anti kanker yang dikenal
sebagai Epigallochatecin Gallate (EGCG). Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi
nano emulsi menggunakan EGCG yang telah diperoleh, dicampurkan dengan bahan-bahan
pendukungnya, seperti Minyak Zaitun, Tween 80, dan Isopropil milistat. Kemudian
dievaluasi dengan dua metode yaitu uji ukuran partikel, uji zeta potensial, dan uji centrifuge.
Komposisi yang digunakan untuk menghasilkan nano emulsi yaitu dengan formulasi EGCG
sebesar 20, Minyak Zaitun 1, Tween 80 7,8 , Isopropil milistat 1,2. Hasil evaluasi nano
emulsi menunjukkan bahwa sampel yang dibuat berukuran nano meter. Sehingga daun pisang
yang dibuat nano emulsi berpeluang untuk meningkatkan nilai tambah untuk menjadi bahan
alternatif yang akan digunakan sebagai bahan dasar obat anti kanker selain daun teh hijau.
Kata Kunci: Epigallochatcein Gallate, Anti Kanker, Daun Pisang, Nanoemulsi

Abstract

Cancer (malignant tumor) is one of the deadliest diseases in the world. One of the many
types of cancer in the world is Prostate Cancer. In Indonesia, in 1992 alone was concluded
that prostate cancer ranks ninth with 310 new cases (4.07%) of 10 cases of cancer were

1
Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
obtained from various hospitals report. Also concluded that in men over age 65, prostate
cancer ranks second with 202 cases (12.31%) (Sarjadi, 1999 in Boedi-Darmojo, R.Martono,
1999). Is currently developing an alternative treatment by using herbal plants. One is a
banana leaf that contains the active compound or a major catechins Epigallocatechin gallate
(EGCG), which has the ability as an anti-cancer agent (Pyrko, 2007).
After the manufacture of nano-emulsion based from the banana leaves are extracted by
maceration extraction methods to obtain the anti-cancer agent known as Epigallochatecin
gallate (EGCG). This research aims to create nano-emulsion formulation using EGCG that
has been obtained, mixed with supporting materials, such as Olive Oil, Tween 80, and
Isopropyl milistat. Then evaluated by two methods of particle size, zeta potential test, and test
centrifuge. The composition used to produce nano-emulsion is the formulation of 20 EGCG,
Olive Oil 1, Tween 80 7,8 , Isopropyl milistat 1.2. The evaluation results indicate that the
nano emulsion samples made nano-meter size. So that the banana leaf is made of nano
emulsion opportunity to increase the added value to be an alternative material to be used as
a base for anti-cancer drugs other than green tea leaves.
Keywords: Epigallochatcein Gallate, Anti Cancer, Banana Leaves, Nanoemulsi

PENDAHULUAN

Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
pada jaringan tubuh yang tidak normal atau tidak terkontrol. Kanker ( tumor ganas)
merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Salah satu dari banyak jenis
kanker di dunia adalah Kanker Prostat. Kanker Prostat merupakan keganasan yang
terjadi pada organ prostat yang hanya ditemui di pria. Di Indonesia, pada tahun 1992 saja
sudah disimpulkan bahwa kanker prostat menduduki urutan ke 9 dengan 310 kasus baru
(4,07%) dari 10 kasus kanker yang diperoleh dari laporan berbagai rumah sakit.
Disimpulkan pula bahwa pada laki-laki di atas usia 65 tahun, kanker prostat menempati
urutan ke 2 dengan 202 kasus (12,31%) (Sarjadi, 1999 dalam Boedi-
Darmojo,R.Martono, 1999). Di jepang, dilaporkan sebanyak 39 penderita per 100.000
orang dan di China hanya 28 penderita per 100.000 orang mengalami penyakit ini
(Pienta, 1998 dalam Umar dan Agoes, 2002). Pada akhir tahun 2006, di Inggris kanker
prostat menyumbang 36% dari prevalensi kanker yang sama. Pada tahun 2008 menurut
GLOBOCAN (International Agency for Research on Cancer World Health Organization)
Prostat menduduki peringkat ke -3 kanker yang paling sering terjadi pada laki-laki
setelah kanker paru-paru dan kolorekta.

Untuk mengobati kanker kebanyakan orang menggunakan terapi dengan obat-


obatan secara terus menerus yang mengandung zat kimia dan apabila digunakan dalam
jangka panjang akan berbahaya. Saat ini sedang berkembang pengobatan alternatif
dengan memanfaatkan tanaman herbal sebagi zat aktif utamanya. Pisang / Daun pisang
sejauh ini hanya dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia sebagai pembungkus
makanan atau sebagai makanan untuk hewan ternak. Didalam daun pisang diketahui
mengandung beberapa komponen flavonoid salah satunya adalah epigalokatekin gallate
(EGCG). Senyawa epigallocatechin gallate (EGCG) telah terbukti memiliki banyak
khasiat bagi kesehatan kulit berdasarkan hasil penelitian secara in vitro maupun in

2
Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
vivo(Hsu 2005). Berbagai bentuk sediaan telah dikembangkan agar khasiat tersebut
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Di sisi lain efektivitas penggunaan
produk tersebut sangat tergantung pada kadar EGCG yang ada dalam bahan baku,
ekstrak maupun dalam bentuk sediaan(Sugihartini et al. 2014), salah satunya adalah
dibuat dalam bentuk sediaan nano emulsi.

Nanoemulsi merupakan fase dispersi transparan (tembus pandang) yang stabil


secara termodinamika antara minyak dan air yang distabilkan dengan bantuan lapisan
film antarmuka (surfaktan) dan molekul kosurfaktan yang memiliki ukuran tetesan
kurang dari 100 nm(Shafiq S, et al, 2007),(Shafiq S, et al, 2007). Perbedaan utama antara
emulsi dan nanoemulsi adalah peterdahuluannya, sementara keduanya mungkin
menunjukkan stabilitas kinetik yang sangat baik, pada dasarnya memiliki termodinamika
yang tidak stabil dan akhirnya akan terjadi pemisahan fase. Perbedaan penting lain
menyangkut penampilannya, emulsi lebih keruh sementara nanoemulsion transparant
atau jelas. Selain itu, ada perbedaan jelas dalam metode pembuatannya, karena emulsi
memerlukan input energi yang besar sementara nanoemulsi tidak. Titik akhir memiliki
implikasi yang jelas ketika mempertimbangkan biaya relatif produksi komersial dari dua
jenis sistem tersebut(Mishra et al. 2014).

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi yang tepat
dalam pembuatan nanoemulsi daun pisang dengan senyawa aktif Epigallochatecin
Gallate untuk zat anti kanker. Manfaat yang ingin dicapai dari program penelitian ini
adalah untuk meciptakan invovasi produksi sediaan nanoemulsi zat epigallochatecin
gallate dari daun pisang yang lebih murah dan tejangkau oleh masyarakat sehingga
diharapkan akan dapat menjadi salah satu obat alternatif guna mencegah penyakit kanker
prostat.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan :

Ekstrak daun pisang, Tween 80, Minyak zaitun, isopropyl miristat, beker glas (Pyrex),
cawan porselin, gelas ukur pyrex, Waterbath, Rotari evaporator, alat kaca, ultrasonic
homogenizer Simatzu, Particel Size Analyzer Horiba, Magnetic homogenizer Horiba.

Formula :

No Nama Bahan F1 F2 F3
1 Ekstrak Daun Pisang 20 20 20
2 Tween 80 7,8 8 10
3 Minyak zaitun 1 1,5 2
4 Isopropil miristat 1,2 1,2 1,2

Pembuatan ekstrak daun pisang

3
Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
Dalam proses ekstraksi EGCG dari daun pisang, mula-mula daun pisang segar
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 60oC dengan maksud agar kadar
EGCG yang ada pada daun pisang tidak terdegradasi karena suhu yang terlalu panas.
Setelah daun pisang kering kemudian daun pisang dihaluskan dengan menggunakan
grinder dengan tujuan untuk meningkatkan luas permukaan pada proses ekstraksi
sehingga proses ekstraksi akan lebih optimal.

Proses ekstraksi EGCG dari daun pisang dilakukan dengan metode maserasi
dimana pelarut yang digunakan menggunakan etanol 70% serta dibantu dengan
waterbath dengan mengatur waterbath pada suhu 35oC untuk mempercepat proses
ekstraksi. Maserat yang sudah jadi kemudian dievaporasi dengan menggunakan alat
Rotary Evaporator dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang ada pada maserat
sehingga hasil ekstrak akan menjadi lebih kental karena sudah dikurangi kadar airnya.

Tahap berikutnya setelah proses ekstraksi adalah proses pembuatan nano emulsi.
Ekstrak EGCG yang sudah dievaporasi kemudian dicampurkan dengan bahan nano
emulsi diataranya, minyak zaitun, tween 80, isopropil miristat. Nano emulsi yang
dibuat dengan mencampurkan tween 80 dengan isopropil miristat dihomogenkan
terlebih dahulu dengan menggunakan homogenizer sehingga warna campuran akan
terlihat berwarna putih pucat. Pada proses selanjutnya ekstrak daun pisang dicampurkan
dengan minyak zaitun, kemudian kedua campuran tersebut dicampurkan dalam satu
wadah untuk dihomogenkan kembali dengan homogenizer. Setelah campuran
tercampur merata makan nano emulsi sudah siap diuji ukuran partikelnya untuk
memastikan nano emulsi yang dibuat berukuran nano.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nano emulsi yang udah diperoleh dievaluasi salah satunya dengan metode uji
organoleptis. Pengujian ini dilakukan pengamatan terhadap warna, bau, kejernihan
dan homogenitas. Nano emulsi ini memiliki karakteristik berwarna kuning keemasan,
memiliki bau seperti bau minyak dengan kejernihan nano emulsi bening dan
homogenitas dari bahan-bahan campuran tersebut mampu tercampur sempurna
sehingga dapat dipastikan kemampuan bahan-bahan tersebut untuk melarut cukup
tinggi.

Nano emulsi yang sudah dibuat dipastikan ukuran partikelnya dengan uji PSA
dan PI. Kedua hasil pengujian dilakukan dengan tiga kali replikasi dan pengujian ini
memberikan hasil ukuran rata-rata partikel nano emulsi sebesar 13,5 nm sehingga
dipastikan nano emulsi yang dibuat sudah berukuran nan dengan rincian data sebagai
berikut.

Replikasi Ukuran (nm) PI


1 13,5 0,127
2 13,4 0,204

4
Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
3 13,2 0,255

Tingkat keasaman juga merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk
mengevaluasi nano emulsi yang sudah dibuat. Pengujian tingkat keasaman dilakukan
dengan PH stick universal dan diperoleh tingkat keasaman nano emulsi berkiar pada
anaka enam dari 14 ukuran tingkat keasaman. Sehingga nano emulsi ini aman untuk
dikonsumsi bagi orang yang memiliki penyakit maag karna tingkat keasaman nano
emulsi yang hamper setingkat dengan air.

Setelah pengujian tingkat keasaman, pengujian selanjutnya adalah uji


sentrifugasi. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan antara
lama pemutaran terhadap yield, kadar air, dan total solid.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh formulasi nanoemulsi


daun pisang dengan zat epigallochatecin gallate sebagai zat anti kanker optimal adalah pada
Formula 1 dengan komposisi Ekstrak Daun pisang 20, Minyak Zaitun 1, Tween 80 7,8 ,
Isopropil milistat 1,2 bagian.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Artikel Ilmiah setelah melakukan
Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa. Dan juga salam dan shalawat penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta Keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang
senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Pada Kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, membimbing, serta mendukung dalam keseluruhan kegiatan kerja
praktek dan penyusunan laporan ini, terutama kepada :

1. Orangtua Peneliti yang selalu mendoakan dan mendukung penulis untuk terus semangat
selama melakukan Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa;

2. Bambang Hernawan N., M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing Penelitian Program
Kreativitas Mahasiswa,

5
Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
3. Drs. Faisal. RM., MSIE., Ph.D, selaku ketua jurusan Teknik Kimia yang telah memberi
dukungan atas Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa

4. Pak Hartanto dan Mas Angga Kurniawan selaku laboran Teknologi Farmasi UII yang
terlibat dalam proses pembuatan Nanoemulsi,

5. Rekan-rekan jurusan Teknik Kimia dan Farmasi yang turut mendukung dan memberikan
semangat selama proses Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa, dan

6. Semua pihak yang telah membantu proses penelitian yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.

Demikian Artikel Ilmiah ini, semoga dapat bermanfaat bagi berbagai pihak khsusnya
bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih belum
sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan.

6
Saputra, Angga Deri,”Formulasi Nanoemulsi Daun Pisang dengan Zat Epigallochatecin
Gallate sebagai Zat Anti Kanker”
DAFTAR PUSTAKA

Du, G.J. et al., 2012. Epigallocatechin gallate (EGCG) is the most effective cancer
chemopreventive polyphenol in green tea. Nutrients, 4(11), pp.1679–1691.

Hsu, S., 2005. Green Tea and The Skin. J. Am. Acad. of Dermatol., 52(1049), p.59.

Mishra, R.K., Soni, G.C. & Mishra, R., 2014. Nanoemulsion: A Novel Drug Delivery Tool.
International Journal of Pharma Research & Review, 3(7), pp.32–43.

Shafiq S, Faiyaz S, Sushma T, Ahmad FJ, K.R. & Ali M., 2007. Design and development of
oral oil in water ramipril nanoemulsion formulation: in vitro and in vivo evaluation. J
Biomed Nanotech, 3, pp.28–44.

Shafiq S, Shakeel F, Talegaonkar S, Ahmad FJ, Khar RK, A.M., 2007. Development and
bioavailability assessment of ramipril nanoemulsion formulation. Eur J Pharm
Biopharm, 66, pp.227–243.

Siegel, R.; Naishadham, D.; Jemal, A., 2012. Cancer statistics, 2012. CA Cancer J. Clin., 62,
pp.10–29.

Sugihartini, N. et al., 2014. Validation Method of Quantitative Analysis of Epigallocathecin


Gallat By High Performance. Pharmaciana, 4(2), pp.111–115.

Wood, C.G., 2007. Multimodal approaches in the management of locally advanced and
metastatic renal cell carcinoma: Combining surgery and systemic therapies to improve
patient outcome. Clin. Cancer Res., 13, p.697s–702s.

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen