Sie sind auf Seite 1von 20

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL


INTERVENING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Properti dan Real Estate Yang
Terdaftar di BEI Periode (2012-2016)

Zuqni Kristianto 1), Rita andini 2), Edi Budi Santoso 3)


1) Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2) 3) Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of Net Interest Margin (NIM) and Loan to
Deposite Ratio (LDR) on Company Performance Calculated with Return On Assets (ROA)
with Capital Adequacy Ratio (CAR) as Intervening Variable. (Case Study of Bank of
Companies Bank BUMN Listed on Indonesia Stock Exchange Period 2012-2016). The
population of this study are 4 state-owned banks listed on the Indonesia Stock Exchange. The
samples obtained are 20 samples consisting of Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN and Bank
Mandiri for the period of 2012-2016. The sampling technique is from the financial statements
obtained at the BUMN Bank by purposive sampling. Result of t test show that NIM have
positive and significant effect to CAR, NIM have positive and significant effect to ROA, NPL
has no effect to CAR, NPL has no effect to CAR, NPL has no effect to ROA. LDR has no effect
on CAR, LDR has an effect on ROA. CAR affects ROA. CAR mediates NIM against ROA,
CAR does not mediate NPLs and LDRs against ROA. Hopefully further research can increase
the number of samples so that the results obtained more accurate again.
Keywords: NIM, NPL, LDR, CAR, ROA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh BTD (Book Tax Difference) dan
Cash ETR (Cash Effective Tax Rate) terhadap Nilai Perusahaan yang Dihitung dengan Price
Earning Ratio (PER) dengan Return On Asset (ROA) sebagai Variabel Intervening. (Studi
Kasus Perusahaan Manufaktur Sektor Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2012-2016). Populasi dari penelitian ini adalah 5 Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang didapatkan adalah 25 sampel yang terdiri dari
PT.Agung Podomoro Land.tbk, PT.Sentul City.tbk, PT.Jakarta International Hotels and
Development.tbk, PT.Megapolitan Development.tbk dan PT.Ciputra Property.tbk. periode
tahun 2012-2016. Teknik pengambilan sampel adalah dari laporan keuangan yang didapatkan
pada BEI secara purposive sampling. Hasil Uji T Menunjukkan Bahwa BTD Tidak
Berpengaruh Terhadap PER Dan BTD Tidak Signifikan Terhadap PER, ETR Juga
Berpengaruh Negative Terhadap PER Dan Tidak Signifikan, Sedangkan ROA Berpengaruh
Positif Terhadap PER Namun Tidak Signifikan, Persamaan Kedua Dari Uji T Menunjukan
BTD Positif Terhadap ROA Dan Signifikan, ETR Berpengaruh Positif Terhadap ROA Namun
Tidak Signifikan, Dan ROA Bisa Memediasi ETR Terhadap PER Sedangkan ROA Tidak Bisa
Memediasi BTD Terhadap PER. Semoga Penelitian Selanjutnya Dapat Menambah Jumlah
Sampel Sehingga Hasil Yang Didapat Lebih Akurat Lagi.
Kata Kunci : BTD, Cash ETR, ROA, PER.

1
I. PENDAHULUAN Negara untuk kemakmuran rakyat. Maka
Perusahaan mempunyai tujuan dari itu perusahaan cenderung mencari
untuk dapat meningkatakan nilai cara untuk mengurangi membayar pajak
perusahaannya. Memaksimalkan nilai baik secara legal maupun illegal. Salah
perusahaan sangat penting artinya sebagai satunya yaitu melakukan penghindaran
suatu Perusahaan, karena dengan pajak (Tax Avoidance).
memaksimalkan nilai perusahaan berarti Penghindaran pajak atau Tax
juga memaksimalkan tujuan utama Avoidance adalah suatu skema transaksi
perusahaan. Meningkatnya nilai yang di tujukan untuk meminimalisir
perusahaan adalah sebuah prestasi yang beban pajak pada perusahaan dengan
sesuai dengan keinginan pemiliknya memanfaatkan kelemahan ketentuan
dengan keinginan para pemiliknya karena perpajakan pada suatu Negara dan ahli
dengan meningkatnya nilai perusahaan, pajak menyimpulkan itu legal karena tidak
maka kesejahteraan para pemilik juga akan melanggar peraturan perpajakan, berbeda
meningkat. berikut ini beberapa definisi dengan penggelapan pajak atau Tax
dan pengertian nilai perusahaan dari Envasion ini adalah skema yang
beberapa sumber buku menurut Sartono memperkecil pajak dengan cara melanggar
(2010 : 487), Nilai perusahaan adalah nilai ketentuan perpajakan (illegal)
jual perusahaan sebagai suatu bisnis yang (Darussalam,2009)
sedang beroprasi adanya kelebihan Nilai Banyak Kasus penghindaran pajak
jual diatas Nilai Liquidasi adalah Nilai dari yang terjadi, bahakan di Uni Eropa sendiri
organisasi manajemen yang menjalankan penghindaran pajak kasus Tax Avoidance
perusahaan itu. diperkirakan merugikan bagian keuangan
Perencanaan pajak yang dilakukan salah satu anggota Uni Eropa sebesar 1
oleh perusahaan, diantaranya yaitu: Cash trilliun euro atau Rp. 12.000 di Tahun
Effective Tax Rate (Cash ETR) yaitu tarif 2012 ,sedangkan di Inggris menggambarka
pajak yang dibayarkan laba sebelum pajak Tax avoidance dilakukan secara terstruktur
, Long-run Cash ETR adalah tarif pajak . akhir tahun 2012 badan pajak inggris
yang dibayarkan oleh perusahaan dari laba (Hm Revenue and Costums) menelusuri
sebelum pajak dalam jangka waktu laporan yang ada di perusahaan-
tertentu, Book Tax Difference adalah perusahaan global, dan terbukti melakukan
perbedaan pendapatan komersil dengan penghindaran pajak contoh adalah Kasus
pendapatan setelah pajak terhadap rata-rata Franchisor Kedai kopi asal AS, Kedai kopi
aktiva perusahaan dan aktivitas Tax tersebut menyatakan rugi sebesar 112 juta
Shelter yang perhitunganya menggunakan ponds selama 2 tahun dan tidak membayar
perhitungan yang dikembangkan Wilson pajak PPH badan pada 2011 dan Kedai
(2009). kopi tersebut melaporkan keuangan ke
Menurut Pasal 1 Angka 1 UU investor seakan dia merugi dengan tiga
no.28 th 2007 pajak merupakan kontribusi cabangnya yang ada di Belanda
wajib kepada Negara yang terutang oleh Penelitian ini menggunakan
orang pribadi atau badan yang bersifat pengukuran perencanaan pajaknya
memaksa berdasarkan undang-undang, dan menggunakan BTD (Book Tax Difference)
tidak menerima imbalan secara langsung Ratio, karena dapat mencapture
serta pajak digunakan untuk keperluan pembayaran pajak yang dilakukan

2
perusahaan. Pengukuran Nilai perusahaan terdapat pengaruh Perencanaan Pajak
menggunakan formulasi PER (Price terhadap Nilai Perusahaan? (3) Apakah
Earning Ratio). terdapat beberapa cara Kinerja Keuangan dapat mempengaruhi
menganilisis kinerja keungan dalam hubungan Tax Avoidance dan Perencanaan
laporan keuangan, salah satunya analisis Pajak terhadap Nilai Perusahaan?
Rasio Profitabilitas. Menurut Harmono II. TINJAUAN TEORITIS
(2009) analisis Profitabilitas 2.1 Landasan teori
menggambarkan Kinerja Fundamental 2.1.1 Teori keagenan (agency theory)
Perusahaan ditinjau dari tingat efisiensi Teori keagensi adalah teori yang
dan efektivitas operasi perusahaan dalam menjelaskan bahwa pada sebuah
memperoleh laba dan sering digunakan perusahaan terdapat dua pihak yang saling
sebagai indikator Kinerja Fundamental berinteraksi. Antara lain adalah pemilik
Perusahaan mewakili kinerja manjemen. perusahaan atau pemegang saham dan
kinerja keuangan dalam penelitian ini manajemen perusahaan. Pemegang saham
diproksikan dengan ROA rasio ini melihat disebut dengan principal dan manajemen
sejauh mana investasi yang telah di adalah orang yang diberi kewenangan oleh
tanamkan atau ditempatkan mampu pemegang saham untk menjalankan
memberikan keuntungan pengembalian perusahaan yang disebut dengan agen.
Perusahaan yang memisahkan fungsi
pengelolaan dan kepemilikan akan rentan
terhadap konflik keagenan (Agency
Conflict) yang disebabkan karena masing-
masing pihak mempunyai kepentingan
yang saling bertentangan, yaitu berusaha
mencapai kemakmurannya sendiri (Jansen
dan Meckling dalam Fitrah, 2016).
2.1.2 Teori sinyal (signaling theory)
Teori ini menjelaskan bahwa
pemberi signal dilakukan oleh manajemen
untuk mengurangi informasi asimetris atau
teori yang membahas bagaimana
seharusnya signal-signal keberhasilan atau
kegagalan manajemen (agent)
disampaikan kepada pemilik (principal).
Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori
(Fahmi, 2011).
signal menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan
Sumber: Disarikan dari berbagai
informasi laporan keuangan terhadap
jurnal, 2018.
pihak eksternal yang timbul karena adanya
Berdasarkan uraian latar belakang
informasi asimetris antara perusahaan
yang telah disampaikan diatas, maka
(Manajemen) dengan pihak luar, dimana
pertanyaan dalam penelitian ini adalah: (1)
menejemen mengetahui informasi internal
Apakah Tax Avoidance berpengaruh
perusahaan yang relatif lebih banyak dan
terhadap nilai perusahaan? (2) Apakah

3
lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti 2.1.5 Kinerja keuangan
investor dan kreditor. Kinerja keuangan merupakan
2.1.3 Perencanaan pajak (Tax gambaran dari pencapaian keberhasilan
planning) perusahaan dapat diartikan sebagai hasil
Perencanaan pajak adalah usaha yang telah dicapai atas berbagai aktivitas
yang dilakukan perusahaan agar beban yang telah dilakukan. Terdapat beberapa
pembayaran perusahaan tidak terlalu cara dalam menganalaisis kinerja
tinggi. Perencanaan pajak dilakukan keuangan dalam laporan keuangan, salah
dengan cara mengelola dan merekayasa satunya adalah analisis profitabilitas.
transaksi yang terjadi dalam perusahaan Analisis Profitabilitas menggambarkan
yang bertujuan untuk memaksimalkan Kinerja Fundamental Perusahaan ditinjau
laba. Perencanaan pajak cukup efektif dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi
dilakukan sebagai upaya pengurangan perusahaan dalam memperoleh laba dan
Beban pajak, selain itu aktifitas sering digunakan sebagai Indikator Kinerja
perencanaan pajak juga diperbolehkan dan Fundamental Perusahaan mewakili kinerja
tidak melanggar peraturan perundang- manjemen. Kinerja keuangan dalam
undangan perpajakan yang berlaku di penelitian ini diproksikan dengan ROA.
Indonesia (Yuono, 2016). Rasio ini melihat sejauh mana investasi
2.1.4 Penghindaran pajak (Tax yang telah ditanamkan atau di tempatkan
avoidance) mampu memberikan keuntungan
Penghindaran pajak (Tax pengembalian (Fahmi, 2011)
Avoidance) sebagai manipulasi 2.1.6 Nilai perusahaan
penghasilanya secara legal yang masih Pengertian Nilai perusahaan
sesuai dengan ketentuan peraturan menurut Martono dan Harjito (2006:13)
perundang-undangan perpajakan untuk yaitu Nilai perusahaan tercermin dari nilai
memperkecil jumlah pajak yang terutang pasar sahamnya jika perusahaan tersebut
dalam penjelasan undang-undang tentang sudah Go public jika belum Go public
ketentuan umum dan tata cara perpajakan maka nilai perusahaan adalah nilai yang
(UU KUP) telah dinyatakan bahwa pajak terjadi apabila perusahaan tersebut dijual.
merupakan salah satu sarana dan hak tiap Setiap perusahaan yang sudah Go public
wajib pajak untuk berpatisipasi dalam mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan
penyelenggaraan Negara dan Nilai perusahaan dimana hal ini dijadikan
pembangunan. Namun bagi pelaku bisnis sebagai tolak ukur dalam keberhasilan
dianggap sebagai beban investasi. Wajar perusahaan karena dengan adanya
bila perusahaan/pengusaha berusaha untuk peningkatan nilai perusahaan kemakmuran
menghindari beban pajak dengan pemilik atau pemegang saham perusahaan
melakukan perencanaan pajak yang lebih juga akan ikut meningkat.
efektif. Perbuatan dengan cara sedemikian
rupa sehingga perbuatan-perbuatan yang
dilakukan tidak terkena pajak. Biasanya
dilakukan dengan memanfaatkan
kekosongan atau ketidak jelasan undang-
undang. 2.2 PENELITIAN TERDAHULU

4
Nama dan Variabel Metode
No. Hasil Penelitian
Tahun Peneliti Penelitian Analisis
Variabel Terdapat pengaruh positif antara
Dependen aktivitas Perencanaan pajak
-Nilai terhadap Nilai perusahaan.
perusahaan Sedangkan Corporate Governance
Nanik Estari, memiliki pengaruh Negative
Ratna Variabel terhadap hubungan positif
1. Wardhani dan Independen Analisis Perencanaan pajak dengan Nilai
Viska -Perencanaan Deskriptif perusahaan.
Anggraita pajak
(2014) Analisis
Variable Regresi
Moderating Linier
Good Berganda
Corporate
Governance
(GCG)
Perencanaan pajak dan Komite
Variabel audit berpengaruh positif dan
Dependen signifikan terhadap Nilai
-Perencanaan perusahaan
pajak Regresi linier Kepemilikan institusional,
-Good berganda Kepemilikan manajerial dan
Corporate Komisaris independen tidak
2. Citra Ayuning Governance Uji f berpengaruh terhadap Nilai
Sari Yuono dan (GCG) perusahaan.
Dini Widyawati Uji t
(2016) Variabel
independen Koefisien
-Nilai Determinasi
perusahaan
Variable Uji asumsi
dependen klasik
-Tax Tax avoidance jangka panjang
avoidance Uji pooling tidak cukup bukti berpengaruh
jangka positif terhadap Kinerja
Cheryl Laurel
3. panjang Uji F perusahaan. Sedangkan,
dan Iren Meita
profitabilitas dapat mempengaruhi
(2017)
Variable Uji t hubungan antara Tax avoidance
independen dengan Kinerja perusahaan
-Kinerja Uji moderasi
keuangan regresi

5
perusahaan (MRA)

Variable
moderating
-Profitabilitas

Penghindaran pajak jangka pendek


Variable secara signifikan mempengaruhi
dependen panjang penghindaran pajak
-Tax berjalan
4. Hanna Nadia avoidance Analisis jalur Long run Tax avoidance tidak
Kharimah dan signifikan terhadap Nilai
Eindye Taufiq Variable Uji t-statistik perusahaan.
(2005) independen
-Nilai
perusahaan.

Uji Statistik Perencanaan pajak berpengaruh


deskriftif signifikan terhadap Kinerja
Variable keuangan sedangkan Investasi tidak
dependen Uji Asumsi berpengaruh terhadap Kinerja
-Perencanaan klasik keuangan, lalu apabila di gabung
5. Muhammad pajak bersama maka didapat hasil
Khusnan Hadi -Investasi Uji Hipotesis berpengaruh signifikan terhadap
(2018) Kinerja keuangan Perusahaan.
Variable Uji Regresi
independen linear
-Kinerja
keuangan Uji Koefisien
korelasi

Analisis jalur
(Path
analysis)

2.3 Kerangka pemikiran

6
7
2.4 Pengembangan hipotesis keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan
Nilai Perusahaan (Sartika, 2015). Menurut
2.4.1 Perencanaan pajak terhadap
penelitian yang dilakukan Wahab dan
Kinerja keuangan
Holland (2012) menemukan hubungan
Menurut Munawir (2000:31) laporan negative signifikan perencanaan pajak
keuangan merupakan alat yang sangat dengan nilai perusahaan. Adapun penelitian
penting untuk memperoleh informasi yang dilakukan oleh Lestari (2014) dan
sehubungan dengan posisi keuangan dan Yuono (2016) menemukan hubungan positif
hasil-hasil yang telah dicapai oleh antara Tax Planning dengan Nilai
perusahaan. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan. Namun berbeda yang dilakukan
suatu perusahaan merupakan salah satu dengan Desai et.al. (2009) menemukan
yang dapat dilakukan oleh manajemen agar pengaruh namun tidak signifikan
dapat memenuhi kewajibanya terhadap para Perencanaan Pajak dengan Nilai Perusahaan
penyandang dana dan juga untuk mencapai dalam konteks perusahaan di Amerika serta
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. penelitian Perdana (2014) yang menemukan
H1: BTD berpengaruh Positif signifikan Perencanaan Pajak dengan ETR (Effective
terhadap ROA. Tax Rate) tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan karena ETR hanya menunjukan
2.4.2 Tax Avoidance terhadap Kinerja seberapa besar perusahaan harus agresif
keuangan dalam menyikapi pajak.
H3: BTD berpengaruh Positif
Tax Avoidance yang dilakukan
signifikan terhadap PER.
perusahaan tentunya akan mempengaruhi
kinerja dari suatu perusahaan itu sendiri.
2.4.4 Tax Avoidance terhadap Nilai
Tidak semua investor merespon positif
Perusahaan
perusahaan yang melakukan Tax Avoidance
Tax Avoidance merupakan suatu
karena adanya Asimetri Informasi yang
usaha yang dilakukan oleh manajemen
terjadi dan adanya kemungkinan muncul
perusahaan untuk mengurangi beban pajak
biaya tambahan untuk Perencanaan pajak.
perusahaan. Tujuan penghindaran pajak
Asimetri informasi tersebut juga akan
adalah agar meminimumkan kewajiban
mempengaruhi kinerja perusahaan di mata
dengan merekayasa agar beban pajak (Tax
investor. Kinerja perusahaan dapat diukur
Burden) serendah mungkin dengan
melalui profitabilitas. Perusahaan juga di
memanfaatkan peraturan yang ada serta
anggap dapat mengelola biaya yang
berusaha untuk memaksimalkan
dikeluarkanya dengan baik karena dapat
penghasilan setelah pajak (After Tax
menghasilkan profitabilitas yang tinggi
Return). Penelitian terdahulu yang terkait
(Cheryl Laurel, Iren Meita: 2013).
Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan
H2: Cash ETR berpengaruh Positif
mempunyai arah yang sangat bervariasi
sinifikan terhadap ROA.
(Negative dan Positif). Penelitian yang
menemukan hubungan positif Tax
2.4.3 Perencanaan Pajak terhadap Nilai
Avoidance dengan nilai perusahaan yaitu,
Perusahaan
Wang (2010) dan Martini Et Al. (2012).
Perusahaan dalam perkembanganya Ditemukanya pengaruh Positif.
selalu berusaha untuk mempertahankan

8
H4: Cash ETR berpengaruh Positif adalah Nilai Perusahaan yang diukur oleh
signifikan terhadap PER. PBV (Price To Book Value).
3.1.1.3 Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel
2.4.5 Kinerja Keuangan terhadap Nilai
yang mempengaruhi variabel independen
Perusahaan
dengan variabel dependen sehingga menjadi
Perusahaan yang mengelola sumber hubungan yang tidak langsung, artinya
daya pengetahuan yang dimilikinya secara variabel independen tidak langsung
Efektif dan Efisien, maka akan membuat menjelaskan atau mempengaruhi variabel
kinerja keuangan meningkat. Ketika Kinerja dependen atau sebagai perantara. Dalam
Keuangan meningkat pasar akan penelitian ini variabel intervening adalah
memberikan respon Positif yang Harga Saham.
menyebabkan Nilai perusahaan pun ikut 3.1.2 Definisi Operasional
naik. ada kalanya kinerja keuangan 3.1.2.1 Perencanaan pajak
mengalami penurunan untuk memperbaiki Perbedaan antara standart akutansi
hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan ketentuan pajak mengharuskan
mengukur Kinerja Keuangan dengan manajemen untuk menyusun dua macam
menganalisis laporan keuangan laporan laba rugi pada setiap akhir periode,
menggunakan Rasio Keuangan. yaitu laporan laba rugi komersial dan
H5: ROA berpengaruh Positif laporan laba rugi fiskal. Laporan laba rugi
signifikan terhadap PER. komersial merupakan pelaporan laba yang
dibuat berdasarkan standar akutansi
keuangan dan menghasilkan laba bersih
sebelum pajak (Laba akutansi).Perhitungan
III METODE PENELITIAN Book Tax Difference sebagai perbedaan
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi antara penghasilan kena pajak dan laba
Operasional bersih dengan skala total aset. Book Tax
3.1.1 Variabel Penelitian Difference diperoleh menggunakan
3.1.1.1 Variabel Independen perhitungan dengan prosedur menurut
Menurut Sugiyono, (2011) Weber (2008) dalam Saputro dan Zulaikha
menyatakan bahwa variabel independen (2011) yaitu sebagai berikut:
adalah variabel yang mempengaruhi, atau Pretax income – tax income
sebab timbulnya variabel terkait (dependen). Book Tax Difference = Aktiva rata-rata
Variabel Independen atau Independent
Variabel adalah tipe variabel yang 3.1.2.2 Tax Avoidance
menjelaskan atau mempengaruhi variabel Saat ini sudah banyak cara dalam
yang lain. Dalam penelitian kali ini yang pengukuran Tax avoidance. Setidaknya
menjadi variabel independen antara lain terdapat dua belas cara yang dapat
ROA (Return On Asset), dan PER (Price digunakan dalam mengukur Tax avoidance
Earning Ratio). yang umumnya digunakan dalam Hanlon
3.1.1.2 Variabel Dependen dan Heitzman (2010), Untuk mengukur Tax
Variabel Dependen adalah variabel avoidance dalam penelitian ini
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. menggunakan pengukuran Cash Effective
Dalam penelitian ini variabel dependen Tax Rate (ETR) (Dyreng, et.al, 2008).

9
Berikut adalah persamaan yang digunakan Perusahaan Manufaktur Sektor Properti &
dalam mengukur Tax avoidance: Real estate yang terdaftar di Bursa Efek
∑C h x p id
Indonesia.
Cash ETR = X 100 %
∑ Pre x income
3.2.2 Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini adalah sektor
3.1.2.3 Kinerja keuangan properti & real estate yang terdaftar di
ROA merupakan perbandingan Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-
antara laba setelah pajak dengan Total asset. 2016 sebanyak 37 perusahaan diperoleh
ROA adalah rasio profitabilitas yang sampel sejumlah 5 perusahaan dengan
menunjukan presentasi keuntungan (Laba periode pengamatan selama 5 tahun.
bersih) yang diperoleh perusahaan Sehingga jumlah Sampel perusahaan yang
sehubungan dengan keseluruhan sumber diamati sebanyak 25 laporan keuangan
daya atau rata-rata jumlah asset, dengan perusahaan.
kata lain ROA adalah rasio yang mengukur 3.3 Metode Pengumpulan Data
seberapa efisien suatu perusahaan dalam
mengelola asetnya untuk menghasilkan laba Penelitian ini menggunakan data
selama suatu periode. sekunder, yaitu data yang tidak bersumber
l mp j k langsung dari narasumber melainkan
R
o e melalui media atau perantara. Maka teknik
pengambilan data yang sesuai dengan
3.1.2.4 Nilai perusahaan
penelitian mengenai pengaruh profitabilitas
Kesempatan investasi atau dan investment opportunity set (ios)
Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap nilai perusahaan dengan harga
menggambarkan tentang luasnya saham sebagai variable intervening adalah
kesempatan atau peluang investasi bagi teknik dokumenter.
suatu perusahaan. Price Earning Ratio 3.4 Metode Analisis Data
(PER) merupakan rasio yang menunjukkan
hasil perbandingan antara harga pasar per 3.4.1 Uji Deskriptif
lembar saham dengan laba per lembar Metode analisis diskriptif yaitu suatu
saham (Hery, 2015: 169). teknik analisis data yang berusaha
menjelaskan atau menggambarkan
Harga pasar per lembar saham berbagai karakteristik data, seperti nilai
PER = rata-rata, variasi data dan sebagainya.
Laba per lembar saham
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
3.2 Populasi dan Sampel
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
3.2.1 Populasi
mengetahui atau menguji apakah dalam
Populasi adalah keseluruhan objek
sebuah regresi, variabel dependen, variabel
atau elemen-elemen yang diteliti dan
independen atau keduanya mempunyai
memiliki nilai hasil, baik hasil mengukur
distribusi normal atau tidak. Salah satu
atau menghitung, kualitatif atau kuantitatif
metode untuk mengetahui normalitas adalah
mengenai suatu karakteristik tertentu yang
dengan menggunakan Uji Kolmogovor
menjadi pusat perhatian dari penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah 37 Smirnov, yaitu data yang berdistribusi

10
normal ditunjukkan dengan nilai diukur dengan menggunakan pengukuran
signifikansi diatas 0,05 atau 5% (Ghozali, nilai koefisien determinasi dan nilai statistic
2010). Dan menurut Priyatno (2012:147) t.
residual terdistribusi normal jika nilai 3.4.3.1 Uji Parsial atau Statistik t
signifikan lebih dari 0,05. Pengujian dilakukan dengan cara
3.4.2.2 Uji Multikolinearitas m lih t tingk t ignifik n t α (5%).
Regresi yang baik adalah yang tidak Untuk melakukan pengujian ini dilakukan
terjadi korelasi antara variabel independen pembandingan nilai P-value dari t masing-
yang dapat dilihat dari nilai Tolerance dan m ing v ri l t rh d p α (5%).
Inflasion Faktor (VIF) pada model regresi. 3.4.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Regresi dinyatakan bebas dari Tujuan analisis ini adalah untuk
mutikolinearitas apabila nilai tolerance menghitung besarnya pengaruh variabel
lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10. independen terhadap variabel dependen.
3.4.2.3 Uji Heterokedastisitas 3.4.4 Analisis Regresi Linier 2 Tahap
Regresi yang baik adalah regresi Analisis Regresi Linier 2 Tahap
yang tidak terjadi heteroskedastisitas adalah analisi yang digunakan untuk
(Priyatno, 2012:158). Dalam penelitian ini mengukur besarnya pengaruh variabel
untuk mengetahui adanya independen terhadap variabel dependen.
heteroskedastisitas adalah dengan Variabel Dependen yang digunakan adalah
menggunakan Uji Glejter. Apabila nilai Price To Book Value (PBV), varabel
signifikan lebih dari 0,05 maka tidak terjadi independen adalah Return On Asset (ROA)
masalah heteroskedastisitas (Priyatno, dan Price Earning Ratio (PER) dan variabel
2012:158). intervening Harga Saham.
3.4.2.4 Uji Autokorelasi Penelitian ini menggunakan dengan
Autokorelasi adalah keadaan dimana persamaan kuadrat terkecil biasa.
pada model regresi ada korelasi antara Persamaan tersebut, yaitu:
residual pada periode (t) dengan residual Y2 X + 2X2 + Y + €2………
pada periode sebelumnya (t-1). Model (Persamaan 1)
regresi yang baik adalah yang tidak terdapat Y X + 2X2 + € .........................
masalah autokorelasi (Priyatno, 2012:172). (Persamaan 2)
Dalam penelitian ini metode pengujian Keterangan:
menggunakan Uji Runs Test. Apabila nilai Y1 : Kinerja keuangan
signifikan lebih dari 0,05 maka regresi Y2 : Nilai perusahaan
bebas dari masalah autokorelasi. X1 : Perencanaan pajak
3.4.3 Menilai Goodness of Fit suatu X2 : Tax avoidance
Model € : Residual
Menurut Ghozali (2016), b1- b3 : Koefisien Regresi tiap variabel
perhitungan statistik disebut signifikan independen
secara statistic apabila nilai uji statistiknya Untuk mengetahui apakah hubungan
berada dalam daerah kritis (daerah dimana regresi signifikan dan representative maka
Ho ditolak). Sebaliknya perhitungan statistic model tersebut harus memenuhi uji asumsi
tidak signifikan apabila nilai uji statistinya klasik regresi.
berada dalam daerah dimana Ho diterima.
Uji Goodness of Fit dalam penelitian ini

11
3.4.5 Analisis Jalur (Path Analysis) Hasil penelitian diperoleh nilai rata-
Teknik analisis statistic yang digunakan rata ETR tahun 2012-2016 sebesar 1,026%.
dalam paradigma jalur adalah path analysis ETR maksimum sebesar 20,00%, sedangkan
yaitu analisis yang dilakukan dengan ETR minimum sebesar 0%. Kemudian nilai
menggunakan korelasi dan regresi. standar deviasi ETR adalah sebesar 3,96
IV ANALISIS DATA DAN artinya variasi sebaran data ETR dari nilai
PEMBAHASAN rata-ratanya adalah sebesar 3,96.
4.2 ANALISIS DATA Rasio BTD diperoleh rata-rata
4.2.1 Uji Deskriptif sebaran 2,08% dengan data terendah sebesar
Data Laporan Keuangan perusahaan -0,03% dan maksimum sebesar 1,64%
manufaktur tahun 2012-2016 di website dengan standart deviasi 0,323. Dengan
Bursa Efek Indonesia dapat dihitung nilai demikian dapat disimpulkan bahwa secara
minimum, maksimum, rata-rata, dan statistik selama periode penelitian.
standart dari masing-masing variabel 4.2.2 UJI ASUMSI KLASIK
penelitian dapat dilihat pada table: 4.2.2.1 UJI NORMALITAS
TABEL 4.1 Setelah melakukan Uji normalitas
UJI DESKRIPTIF dengan menggunakan Uji kolmogolov
smirnov, maka dihasilkan sebagai berikut:
TABEL 4.2
UJI NORMALITAS PERSAMAAN I

Hasil penelitian diperoleh nilai rata-


rata PER tahun 2012-2016 sebesar 54,480%
artinya rata-rata Perusahaan manufaktur
tahun 2012-2016 mampu memperoleh
keuntungan sebesar 54,480% atas total asset
yang dimiliki. PER maksimum sebesar Pada hasil uji dari statistik non-parametrik
442,98%. Sedangkan PER minimum sebesar Kolmogorov-Smirnov untuk:
0%. Kemudian nilai standart deviasi PER Persamaan I
adalah sebesar 99,192 artinya variasi Y2 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + €2 …………
sebaran data PER dari nilai rata-ratanya (Persamaan I)
adalah sebesar 99,192. Menyatakan bahwa koefisien Asymp. Sig.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata- (2-tailed) sebesar 0,084 sedangkan tingkat
rata ROA tahun 2012-2016 sebesar 3, 65%. signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
ROA maksimum sebesar 27,33%, sedangkan Hasil ini menunjukkan bahwa data yang
ROA minimum sebesar 0%. Kemudian nilai digunakan adalah berdistribusi normal
standart deviasi ROA adalah sebesar 5,35 karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
artinya variasi sebaran data ROA dari nilai besar dari 0,05.
rata-ratanya adalah sebesar 5,35. TABEL 4.3

12
UJI NORMALITAS PERSAMAAN II Pada hasil uji multikolinieritas
Persamaan I menunjukkan nilai tolerance
untuk variabel BTD sebesar 0,072, variabel
ETR sebesar 1,000, dan variabel ROA
sebesar 0,072. Nilai tolerance yang
diperbolehkan adalah lebih dari 0,1
Sedangkan untuk nilai VIF pada variabel
BTD adalah 13,851, variabel ETR adalah
1,000, variabel ROA adalah 13,852, yang
nilai VIF variabel tersebut kurang dari 10.
Berdasarkan nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
Pada hasil uji dari statistik non-parametrik multikolinieritas pada Persamaan I.
Kolmogorov-Smirnov untuk: TABEL 4.5
Persamaan II UJI MULTIKOLINIERITAS
Y1 = b1X1 + b2X2 + €1 ………………… PERSAMAAN II
(Persamaan II)
Menyatakan bahwa koefisien Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,084 sedangkan tingkat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa data yang
digunakan adalah berdistribusi normal
karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
besar dari 0,05.

4.2.2.2 UJI MULTIKOLINIERITAS


Setelah melakukan uji Hasil uji multikolinieritas Persamaan
multikolinieritas maka dihasilkan tabel II menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk
sebagai berikut: variabel BTD adalah sebesar 1,000, dan
TABEL 4.4 variabel ETR sebesar 1,000. Nilai ini
UJI MULTIKOLINIERITAS menunjukkan bahwa masing-masing
PERSAMAAN I variabel lebih dari nilai tolerance yaitu 0,1.
Sedangkan untuk nilai VIF pada
variabel BTD adalah sebesar 1,000, variabel
ETR sebesar 1,000 dimana VIF pada
variabel tersebut kurang dari 10.
Berdasarkan nilai tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas pada model regresi
Persamaan II.

4.2.2.3 UJI HETEROSKESDASTISITAS


Untuk mengetahui ada atau
tidaknya heteroskesdastisitas yaitu dengan

13
menggunakan Uji Glejter. Apabila nilai model regresi pada Persamaan II tidak
signifikan lebih dari 0,05 maka tidak terjadi terjadi heterokesdatisitas.
masalah heteroskesdastisitas.
4.2.2.4 UJI AUTOKORELASI
TABEL 4.6
UJI HETEROSKEDASTISITAS TABEL 4.8
PERSAMAAN I

Hasil uji heterokedastisitas


Persamaan I menunjukkan bahwa nilai UJI AUTOKORELASI PERSAMAAN I
signifikansi variabel BTD yaitu 1,000,
variabel ETR sebesar 1,000, variabel ROA Dari tabel diatas nilai Asymp. Sig
sebesar 1,000. Hal ini menunjukkan bahwa Persamaan I sebesar 0,676 yang artinya
nilai signifikansi masing-masing varabel nilai signifikan lebih dari 0,05 maka regresi
lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bebas dari masalah autokorelasi.
bahwa model regresi pada Persamaan I TABEL 4.9
tidak terjadi heterokedastisitas. UJI AUTOKORELASI PERSAMAAN II
TABEL 4.7
UJI HETEROSKEDASTISITAS
PERSAMAAN II

Dari tabel diatas nilai Asymp. Sig


Hasil uji heteroskesdastisitas Persamaan II sebesar 0,676 yang artinya
Persamaan II menunjukkan bahwa nilai nilai signifikan lebih dari 0,05 maka regresi
signifikansi variabel BTD sebesar 1,000, bebas dari masalah autokorelasi.
variabel ETR 1,000. Nilai signifikansi
masing-masing variabel tersebut lebih besar 4.2.3 ANALISIS GOODNESS OF FIT
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa 4.2.3.1 UJI PENGARUH PARSIAL (t)
Dengan t tabel pada signifikasi
0,05/2 = 0,025 dengan df = n-k dimana k
14
adalah variabel bebas dan terikat, maka 3. Dari hasil pengujian diperoleh
dapat diketahui bahwa n=25, k=5, df=20 hasil t pada variabel ROA
maka t tabel adalah 2,085. sebesar 1,219 dan t tabel 2,131.
TABEL 4.10 Maka dapat diketahui bahwa
UJI T PERSAMAAN I 1,219 < 2,085, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ROA
berpengaruh Positif terhadap
PER. Kondisi ini mengandung
arti bahwa semakin tinggi ROA
maka semakin tinggi PER.
Sedangkan nilai signifikasi ROA
adalah 0,236 < 0,05 , yang
berarti tidak signifikan. Sehingga
ROA terhadap Tidak
berpengaruh terhadap PER.
Dari tabel hasil uji diatas dapat disimpulkan Ini menunjukkan bahwa
bahwa: hipotesis yang menunjukkan
1. Dari hasil pengujian diperoleh ROA berpengaruh positif dan
hasil t pada variabel BTD Tidak signifikan terhadap
sebesar -1,434. BTD PER diterima.
berpengaruh Negatif terhadap TABEL 4.11
PER. Sedangkan nilai signifikasi UJI PARSIAL T PERSAMAAN II
BTD adalah 0,166 > 0,05.
Sehingga BTD Tidak
berpengaruh terhadap PER.
2. Pengujian hasil t pada variabel
ETR sebesar -,425 dan t tabel
2,085. Maka dapat diketahui
bahwa -,425< 2,085, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ETR
berpengaruh negatif terhadap
PER. Kondisi ini mengandung 1. Dari hasil pengujian diperoleh
arti bahwa semakin tinggi ETR hasil t pada variabel BTD
maka semakin rendah PER. sebesar 16,813 dan t tabel
Sedangkan nilai signifikasi ETR 2,079. Maka dapat diketahui
adalah 0,675 > 0,05, yang berarti bahwa 16,813 > 2,079, sehingga
tidak signifikan. Karena t hitung dapat disimpulkan bahwa BTD
< t tabel maka ETR tidak berpengaruh positif terhadap
berpengaruh terhadap PER. ROA. Kondisi ini mengandung
Ini menunjukkan bahwa arti bahwa semakin tinggi NIM
hipotesis yang menunjukkan maka semakin tinggi CAR.
ETR berpengaruh negatif dan Sedangkan nilai signifikasi NIM
signifikan terhadap PER adalah 0,000 < 0,05 , yang
ditolak.

15
berarti signifikan. Karena t terhadap PER sebesar 0,005 x
hitung > t tabel sehingga BTD 0,936 = 0,00468.
berpengaruh terhadap ROA. Ini menunjukkan bahwa ROA
Ini menunjukkan bahwa mampu memediasi ETR
hipotesis yang menunjukkan terhadap PER.
BTD berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA 4.2.3.2 UJI KOEFISIEN DETERMINASI
diterima. Berikut adalah hasil dari pengujian
2. Dari hasil pengujian diperoleh atas Persamaan I:
hasil t pada variabel ETR sebesar TABEL 4.12
0,081 dan t tabel 2,079. Maka UJI KOEFISIEN DETERMINASI
dapat diketahui bahwa 0,081< PERSAMAAN I
2,079, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ETR
berpengaruh positif terhadap
ROA. Kondisi ini mengandung
arti bahwa semakin tinggi ETR
maka semakin tinggi ROA.
Sedangkan nilai signifikasi ETR
adalah 0,936 > 0,05 , yang
berarti tidak signifikan. Karena t Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
hitung < t tabel sehingga ETR nilai Adjusted R Square Persamaan I
tidak berpengaruh terhadap adalah sebesar 0,117. Hal ini menunjukkan
ROA. bahwa 11,7% variabel dependen PER
Ini menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh Ketiga variabel yaitu
hipotesis yang menunjukkan variabel ROA, ETR, BTD. Sedangkan
ETR berpengaruh Positif dan sisanya 88,3% dipengaruhi oleh sebab-
tidak signifikan terhadap ROA sebab di luar model regresi ROA, ETR,
ditolak. BTD.
3. ROA memediasi BTD terhadap TABEL 4.13
PER UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Berdasarkan hasil Gambar 4.11 PERSAMAAN II
ROA Tidak mampu memediasi
BTD terhadap PER yaitu sebesar
0,963 x 0,000 = 0,00
Ini menunjukkan bahwa ROA
Tidak mampu memediasi BTD
terhadap PER.
4. ROA memediasi ETR terhadap
PER
Berdasarkan hasil Gambar 4.1
maka dapat disimpulkan bahwa Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
ROA mampu memediasi ETR nilai Adjusted R Square Persamaan II
adalah sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan
16
bahwa 92,1% variabel dependen ROA
dipengaruhi oleh kedua variabel yaitu
variabel ETR, BTD. Sedangkan sisanya 4.3 Pembahasan
7,9% dipengaruhi oleh sebab-sebab diluar Setelah melakukan pengujian
model regresi ETR dan BTD. terhadap kedua persamaan dan telah
4.2.4 Analisis regresi linear 2 tahap menghasilkan persamaan jalur maka
Penelitian ini menggunakan dengan didapatkan hasil sebagai berikut:
persamaan kuadrat terkecil biasa.
Persamaan tersebut yaitu: Berdasarkan gambar diatas dapat
Y2 (PER) = b1X1 (BTD) + b2X2 (ETR) + disimpulkan bahwa:
b1Y1 (ROA) + €2………….(Persamaan a. Perencanaan pajak (Book
1)
Y1 (ROA) = b1X1 (BTD) + b2X2 (ETR) +
€1…………………(Persamaan 2)

Y1 = -1,098 BTD - 0,088 ETR + 0,934


ROA + €
Y1 = 0,963 BTD + 0,005 ETR + €
4.2.5 Analisis jalur (Path analyze)
1. Untuk menganalisis besarnya
pengaruh variabel lain difference tax (BTD))
terhadap ROA adalah dengan Berdasarkan hasil diatas dapat
perhitungan berikut: dilihat bahwa BTD Tidak memiliki
Y2 √ - R2 pengaruh langsung terhadap PER
= 1 – 0,110 melalui ROA sebagai variabel
= 0,89 = 8,9 % intervening yaitu sebesar 0,072 x
Sehingga di dapati persamaan jalur: 0,934 = 0,067 dan tidak berpengaruh
Y2 X + 2X2 + 3X3 + € sebesar -1,098
Y2 = -1,098 BTD - 0,88 ETR + 0,934 ROA b. Tax avoidance (ETR)
+ € 0,89 Berdasarkan hasil di atas dapat
2. Untuk menganalisis besarnya dilihat bahwa ETR memiliki
pengaruh variabel lain pengaruh tidak langsung terhadap
terhadap CAR adalah dengan PER melalui ROA sebagai variabel
perhitungan berikut: intervening yaitu sebesar 0,005 x
Y √ - R2 0,934 = 0,00467 Dan tidak
= 1 – 0,928 berpengaruh sebesar -0,88.
= 0,072 = 7,2 % c. Kinerja keuangan (ROA)
Sehingga di dapati persamaan jalur: Berdasarkan hasil diatas dapat
Y X + 2X2 + 3X3 + € dilihat bahwa ROA memiliki
Y1 = 0,963 BTD + 0,005 ETR + € 0,07 pengaruh langsung terhadap PER
sebesar 0,934

V KESIMPULAN DAN SARAN

17
5.1 Kesimpulan Penelitian ini mendukung
Berdasarkan penelitian yang telah penelitian yang dilakukan Wang
dilakukan mengenai pengaruh perencanaan (2010) yang menyatakan cash
pajak dan tax avoidance terhadap nilai ETR berpengaruh negative
perusahaan dengan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan,
sebagai variable intervening pada berbeda dengan penelitian Chen
perusahaan manufaktur pada periode 2012- et al (2012) yang berpengaruh
2016, maka dapat disimpulkan bahwa: positif.
1. Perencanaan pajak (BTD) tidak 3. Pengujian hipotesis yang telah
berpengaruh langsung terhadap dilakukan dapat diketahui bahwa
nilai perusahaan pada penelitian kinerja keuangan (ROA)
ini Book Tax Difference berpengaruh positif terhadap nilai
memberikan pengaruh negative perusahaan (PER).
terhadap nilai perusahaan. 4. ROA memediasi BTD terhadap
Pengaruh negative ini PER. Berdasarkan hasil Gambar
dikarenakan oleh respon pasar 4.11 ROA Tidak mampu
yang menganggap bahwa memediasi BTD terhadap PER
kenaikan beda total pajak dapat yaitu sebesar 0,963 x 0,000 =
mengakibatkan kenaikan 0,00.
pembayaran beban pajak 5. ROA memediasi ETR terhadap
perusahaan sehingga dapat PER Berdasarkan hasil Gambar
mengurangi jumlah laba bersih 4.1 maka dapat disimpulkan
perusahaan yang berdampak bahwa ROA mampu memediasi
terhadap jumlah deviden yang ETR terhadap PER sebesar 0,005
akan diterima dan pada akhirnya x 0,936 = 0,00468
berpengaruh negative terhadap 6. Tax avoidance terhadap Kinerja
nilai perusahaan. BTD pada keuangan. Hasil penelitian ini
penelitian ini sejalan dengan menunjukan pengaruh positif hal
penelitian yang dilakukan oleh ini berbeda dengan penelitian
Saputro & Zulaikha (2011) yang yang dilakukan oleh Cheryl
menyatakan BTD tidak Laurel, Meita (2009) yang
berpengaruh terhadap menyatakan tidak cukup bukti
pertumbuhan laba yang akan berpengaruh positif terhadap
menaikan nilai perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan
Namun tidak sejalan dengan yang manufaktur di Indonesia. Nilai
dilakukan oleh Winanto & dalam penilitian ini sebesar
Widayat (2013) yang menyatakan (0,005) pada Uji t pada table 4.11.
bahwa BTD memberikan 7. Pada penelitian ini perencanaan
pengaruh terhadap Nilai pajak terhadap Kinerja
perusahaan. perusahaan bernilai positif
2. Tax avoidance (Cash ETR) Tidak penelitian ini mungkin baru. Jadi
Berpengaruh langsung terhadap tidak ada yang mendukung hasil
nilai perusahaan penelitian ini atau mematahkan

18
persepsi hasil penelitian orang
lain. D r l m, “tax planning, tax
avoidance, dan tax evasion.,‟‟,
5.2 Saran www.ortax.org, 2009.
1. Mungkin pada penelitian ini hasil Dr N. A. Barr, Mr S. R. James and
dari dalam variable X2 yaitu Tax Proffesor A. R. Prest. The
avoidance harus menggunakan structure and reform of direct
rumus ETR jangka panjang dan taxation (routledge revivals)
jangka pendek bagi Nilai (1978).
perusahaan
2. Penggunaan nilai perusahaan Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan
dianggap salah satu bentuk dari Keuangan. Bandung : Alfabeta
investor, dalam penelitian ini
menggunakan Rasio PER. Ghoz li, Im m, “Aplikasi Analisis
Pengukuran ini jarang digunakan, Multivariate dengan Program
umumnya para peneliti Edisi 7”, S m r ng: B d n
menggunakan pengukuran dengan Penerbit Universitas Diponegoro,
obin’ Q dalam nilai perusahaan. 2013.
Namun mungkin untuk penelitian
selanjutnya bisa menggunakan Hanlon, Michael, Joel Slemrod, 2009,
earning response coeficients atau „What tax aggressiveness signal?
menggunakan harga saham. Evidance from stock Price
3. Untuk intervening pada penelitian reaction to news about tax selter
ini bisa menambahkan IC pada invo vemen ’, Journ of Pub ic
variable nya. Karena hasil salah Economics 93.Pp 126 – 141.
satu peneliti membuktikan bahwa
pengelolaan IC Yang baik dapat H rdiy nto, D dy Ghozim.”P ng r h
meningkatkan nilai perusahaan Tax Avoidance Terhadap Nilai
dengan kinerja keuangan sebagai P r h n”. Skrip i.2 5
variable pemediasi nya. Kinerja
keuangan ini mencerminkan Jensen, M. C dan W. H. Meckling.
prestasi sebuah perusahaan secara 1976. Theory of the firm:
financial. Managerial behavior, agency
4. Sampel yang digunakan hanya costs and ownership structure.
terdiri atas 5 Perusahaan dan Journal of Financial Economics,
periode yang digunakan hanya 5 Vol. 3(4), 305-360.
tahun.
Jumingan. 2009. Analisis Laporan
Keuangan. Bumi Aksara.
Surakarta.

Mardiasmo, 2011 perpajakan,


Yogyakarta, Andi Offset
DAFTAR PUSTAKA

19
Martani, D, Debby, F, Yulianti 2010,
„Influence of BTD towards
earnings persistence and firm
value for the period of 1999 –
2 7‟.The 3rd and 2nd Doctoral
Colloquium FE UI. 27 – 28
Oktober 2010

Priyatno, Duwi. 2016. Belajar Alat


Analisis Data dan Cara
Pengelolahannya dengan SPSS,
Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Rochmat soemitro, pajak dan


pembangunan, eresco, bandung
2008, hlm 2

Septiansyah, Iqbal bayu. (2010).


Pengaruh Book Tax Difference
terhadap presistensi laba dan
manajemen laba. Skripsi.
Semarang. Universitas
Diponegoro.

Siti kurnia rahayu, 2010 .perpajakan


Indonesia : konsep dan aspek
formal, Yogyakarta : graha ilmu.

Suandy, Erly (2008) perpajakan. Jakarta:


Salemba Empat.

S giyono,“Statistika Untuk Penelitian”,


Bandung: Alfabeta, 2011 : 3

20

Das könnte Ihnen auch gefallen