The
DtLUolOn
GOD DELUSION
RICHARD D/WKINS
Banana
2013
God Delusion
Richard Dawkins
Banana
Email: bukubanana@ yahoo.co.id
14 x 21 cm, vi + 5 2 2 him
ISBN: 978-978-1079-38-9
Buku ini terbit atas b a n t u a n
Dr. Ryu Hasan
RICHARD DAWKIN؟ V
Daftar Isi
P e n d a h u lu a n 1
1. O ra n g T ak-B erim an yan g S an g at Religius 13
2. H ip o te sa -H ip o te sa te n ta n g T uhan 37
3• A rg u m e n -A rg u m e n y an g M e n d u k u n g 99
E ksistensi T uhan
4. M e n g a p a H a m p ir P asti T id a k A da T uhan 145
5. A sal-U su l A g a m a 215
6. A sal-U su l M o ralitas: M e n g a p a K ita Baik? 281
7. B u k u ‘B a g u s’ d a n Z eitg eist 315
M o ral y an g B e ru b a h
8. A p a y a n g Salah D e n g a n A gam a? 373
M e n g a p a B e g itu M em usuhi?
9• M asa K ecil, P elecehan A n ak 413
d a n Lari d ari A g am a
10. C elah y an g B a n y ak D ib u tu h k a n ? 457
L am p ira n 497
B ibliografi 504
C a ta ta n 513
RICHARD DAWKINS 1
Pendahuluan
ORANG TAK-BERIMANYANG
SANGAT RELIGIUS
-A lb e rt Eiastein
R a s a H o rm at yan g Layak
Bagaim ana bisa ham pir tidak satu pun agam a besar yang melihat
ke sains dan m enyim pulkan, “Ini lebih baik daripada yang kita
pikirkan! Alam sem esta jauh lebih besar dibanding yang dikatakan
nabi-nabi kita, lebih agung, lebih subtil, lebih elegan? Sebaliknya
m ereka berkata, "Tidak, tidak, tidak! Tuhanku adalah tuhan
yang kecil, dan saya ingin dia tetap dem ikian.” Sebuah agama,
lam a atau baru, yang m enekankan keagungan Alam Semesta
sebagaim ana yang disingkapkan oleh ilm u pengetahuan modern
m ungkin m am pu m engajukan keta’ziman dan keterpesonaan,
dan tidak terserap oleh keyakinan-keyakinan konvensional.
m elakukan p erb u atan -p erb u atan itu (atau bahkan tahu kapan
kita berpikir u n tu k m elakukan perbuatan-perbuatan itu).
Seorang deis juga percaya pada suatu inteligensia supernatural,
nam un inteligensia supernatural yang aktivitas-aktivitasnya
terbatas pada m en etap k an h u k u m -h u k u m yang m enata alam
sem esta pada awai m ula. Setelah itu, Tuhan deis tidak pernah
cam pur tan g an , dan jelas tid ak m em iliki m inat terten tu pada
persoalan-persoalan m anusia. K aum pantheis sama sekali tidak
percaya p ad a su atu Tuhan supernatural, nam un m enggunakan
k a ta Tuhan sebagai suatu sinonim non-supernatural bagi Alam,
atau bagi A lam Sem esta, atau bagi k eteratu ran hukum yang
m em an d u bekerjanya alam semesta. K aum deis berbeda dari
kaum theis dalam artian bahw a Tuhan m ereka tidak menjawab
doa-doa, tid ak tertarik pada dosa atau pengakuan dosa, tidak
m em baca pikiran-pikiran kita, dan tidak ik u t cam pur dengan
berbagai m ukjizat yang ta k terduga. K aum deis berbeda dari
kaum pantheis dalam arti bahw a Tuhan deis adalah semacam
inteligensia kosm ik, dan bukan sinonim m etaforis atau puitis
kaum pantheis u n tu k h u k u m -h u k u m alam semesta. Pantheisme
m erangsang atheism e. D eism e m elem ahkan theism e.
Terdapat banyak alasan u n tu k berpikir bahw a Einsteinisme-
Einsteinism e terkenal seperti “Tuhan itu subtil nam un ia tidak
jah a t” atau “Ia tid ak berm ain d a d u ” atau ‘A pakah Tuhan
m em iliki pilihan dalam m enciptakan A lam Semesta?” adalah
p antheistik, b u k an deistik, dan jelas bukan theistik. “Tuhan
tidak berm ain dadu” hendaknya diterjem ahkan sebagai
“K eacakan b u k an m erupakan dasar dari sem ua hal.” ‘Apakah
Tuhan m em iliki pilihan dalam m enciptakan Alam Semesta?”
berarti “D ap atk ah A lam Sem esta m ulai dengan cara lain?”
Einstein m en g g u n ak an k ata “T uhan” dalam pengertian yang
m urni m etaforis dan puitis. D em ikian juga Stephen H aw king,
dan dem ikian juga sebagian besar fisikawan yang kadang
kala m en g g u n ak an bahasa m etafor keagam aan. The M ind of
24 GOD DELUSION
P e n g h o r m a t a n y a n g T a k -L ayak
H ipotesa-H ipotesa
tentang Tuhan
P o l it h e is m e
M o n o t h e is m e
Kejahatan yang luar biasa besar yang ada d i pusat kebudayaan kita
adalah monotheisme. D ari sebuah teks Z am an Perunggu barbar
yang dikenal sebagai Perjanjian Lama, tiga agama anti-m anusia
berkembang— agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Ini adalah agama-
agama tuhan-arasy. Mereka secara harfiah bersifat patriarkis— Tuhan
adalah Bapa yang M ahakuasa— dan karena itulah muncul kebencian
terhadapperempuan selama 2 0 0 0 tahun d i negeri-negeri yang dijangkiti
tuhan-arasy tersebut dan w a k il-w a kil laki-lakinya di bumi.
—G ore Vidal
dosa atau perasaan bersalah kita. Tuhan deis adalah suatu ahli
fisika yang m engakhiri sem ua fisika, alpha d an om ega para
!؛١٦١١matem atika, apotheosis para desainer; suatu hiper-insinyur
yang m erancang h u k u m -h u k u m dan k o n stan ta-k o n stan ta alam
semesta, m em astikan m ereka d engan k etep atan dan ram alan
yang luar biasa, m eledakkan apa yang sekarang ini kita sebut
sebagai d en tu m an besar yang panas (hot big bang), betistirahat
dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya.
آه m asa-m asa di m ana keyakinan yang lebih k u at, kaum
deis dicaci-maki sebagai kaum yang tidak berbeda dari kaum
atheis. Susan Jacoby, dalam Freethinkers: A History o f American
Secularism, m endaftar su atu k u m p u lan pilihan julukan yang
diberikan kepada Tom Paine yang m alang: “Yudas, reptil, babi,
anjing gila, orang m abuk, k u tu , b in atan g buas, orang yang
kejam, pem bohong, dan, te n tu saja, kafir.” Paine m eninggal
dalam keadaan yang sangat m iskin, d iting g alk an (kecuali oleh
Jefferson) oleh m antan tem an -tem an politiknya yang m erasa
m alu karena p ad an g an-pandangan anti-K ristennya. Sekarang
ini, pandangan tersebut telah bergeser sedem ikian jauh sehingga
kaum deis lebih m ungkin dikontraskan d engan kaum atheis dan
disatukan dengan kaum theis. B agaim anapun, m ereka percaya
pada suatu inteligensia agung yang m enciptakan alam semesta.
S e k u l a r is m e , P a r a P e n d i r i d a n A g a m a A m e r i k a
K e l e m a h a n A g n o s t is is m e
dalam kategori sem entara atau TAE A tau dia ada atau dia
tidak ada. Ini adalah suatu persoalan ilm iah; suatu hari nanti
kita m u n g k in m engetahui jaw abannya, dan u n tu k sem entara
ini k ita d ap at m en g atak an sesuatu yang sangat kuat tentang
probabilitas tersebut.
D alam sejarah gagasan, terd ap at contoh-contoh persoalan
yang kem udian terjaw ab yang sebelum nya dianggap selamanya
di luar jangkauan sains. Pada 1835 filosof Prancis yang
terkenal, A uguste C om te, m enulis ten tan g bintang-bintang:
“K ita tid ak akan pernah d ap at m em pelajari, dengan m etode
apa p un, kom posisi kim iaw i m ereka atau stru k tu r mineralogis
m ereka.” N a m u n b ahkan sebelum C om te m enuliskan kata-
k ata ini, Fraunhofer telah m ulai m en g gunakan s^ k tro sk o p n y a
u n tu k m enganalisa komposisj kim iawi m atahari. Sekarang
ini para spektroskopis setiap hari m engacaukan agnostisisme
C om te d engan analisa jarak-jauh m ereka ten tan g komposisi
kimiawi yang tep at dari b in tan g -b in tan g yang jauh.2y Apa
pun status pasti dari agnostisism e astronom is Com te tersebut,
62 GOD DELUSION
N OMA
Sebagaim ana T hom as H uxley berusaha u n tu k berpura-pura
m enganut agnostisisme yang sepenuhnya netral, te p a t di tengah
spektrum tu ju h -tah ap saya tersebut kaum theis m elakukan hal
yang sam a dari arah yang lain, d an k arena alasan yang sama.
Teolog A lister M cG rath m enjadikan hal itu poin u ta m a dari
bukunya, D awkins’ God: Genes, Memes, and the Origin of Life.
Tak diragukan, setelah rigkasannya yang sangat bagus atas
karya-karya ilm iah saya, tam paknya hanya tin g g al poin yang
ia sanggah yang harus ia k em ukakan: titik terlem ah saya
bahwa saya tidak d apat m enyangkal eksistensi Tuhan. Saat saya
mem baca halam an dem i halam an b u k u M cG rath, saya perlahan
menuliskan “teko te h ” di p inggir halam an. D engan kem bali
m erujuk pada T. H . Huxley, M cG rath berkata, “M uak pada
kaum theis m aupun atheis yang m em b u at berbagai pernyataan
yang sangat dogm atis dengan dasar b u k ti-b u k ti em piris yang
tidak mem adai, H uxley m enyatakan bahw a persoalan ten tan g
Tuhan tidak d apat dipecahkan d engan dasar m etode ilm iah.”
M cG rath kem udian m en g u tip S tephen Jay G ould dalam
nada yang sama: “Saya k atak an bagi sem ua kolega saya dan
u n tu k kesejuta kalinya (baik dalam perd eb atan di kam pus
m aupun dalam tulisan-tulisan kesarjanaan): sains sam a sekali
tidak dapat (dengan m etodenya yang sah) m em beri keputusan
m enyangkut persoalan kem ungkinan pengaw asan Tuhan atas
alam semesta. K ita tidak m enyetujui atau m enyangkal hal
itu; kita sem ata-m ata tid ak dap at berk o m en tar ten tan g hal
itu sebagai ilm uw an.” Terlepas dari nada tegas yang ham pir
m enggertak dari p ernyataan G ould tersebut, apa dasar
RICHARD DAWKINS 71
m usuh yang tak berharga nam un س ه ا, dan $aya hanya bisa
beranggapan bahw a inilah yang dilakukan Gould. Bisa dipahami
bahw a ia bersungguh-sungguh dengan pernyataannya yang
jelas kuat bahw a sains t،dak m emiliki apa p un untu k dikatakan
ten tan g persoalan eksistensi Tuhan: “K ita tidak m endukung
atau m enyangkalnya; kita hanya tidak bisa berkom entar tentang
hal itu sebagai ilm uw an.” Pernyataan ini terdengar seperti
jenis agnostisisme yang perm anen dan tak m ungkin diubah,
sepenuhnya PAR Pernyataan itu m engandaikan bahwa sains
bahkan tidak dapat m em buat penilaian probabilitas m enyangkut
persoalan tersebut. Kesalahan yang sangat tersebar luas ini—
banyak yang m engulang-ulangnya seperti m antra nam un, saya
curiga, sedikit dari m ereka yang benar-benar "
secara m endalam — m engejaw antahkan apa yang saya rujuk
sebagai “kelem ahan agnostisism e.” Bagaim anapun, Gould bukan
seorang agnostik yang netral, nam un sangat cenderung ke arah
atheism e de facto. Atas dasar apa ia m em buat penilaian tersebut,
jika tidak ada yang bisa dikatakan tentang apakah Tuhan ada?
H ipotesa Tuhan tersebut m engandaikan bahw a realitas
yang kita diam i juga m em u at suatu agen supernatural yang
m erancang alam sem esta d a n - p a l i n g tidak di banyak versi dari
hipotesa te rs e b u t-m e m e lih a ra n y a dan bahkan ikut campur
ke dalam nya m elalui berbagai m ukjizat, yang m erupakan
pelanggaran sem entara terd ah ap hu k u m -h u k u m agungnya
yang tid ak d ap at diubah. Richard Sw inburne, salah seorang
teolog terk em u k a Inggris, m enguraikan persoalan tersebut
dengan sangat jelas dalam bukunya, /.( There a God?:
m enem ukannya dalam p rak tik atau tidak, dan jawaban itu
m erupak an suatu jaw aban yang jelas ilmiah. M etode-m etode
yang hendaknya k ita g un ak an u n tu k m em ecahkan persoalan
tersebut—dalam k etid ak m u n g k in an bahw a b u k ti-b ukti yang
relevan m enjadi tersedia— adalah m etode-m etode yang m um i
dan sepenuhnya ilmiah. U n tu k m endram atisasi poin tersebut,
bayangkan, dalam rangkaian keadaan yang luar biasa, bahwa
kaum arkeolog forensik m elakukan penggalian dan pencarian
D N A d engan tu ju an m em perlihatkan bahw a Yesus benar-
benar tid ak m em iliki seorang ayah biologis. D apatkah anda
m em bayangkan bahw a kaum apologis keagam aan akan
m en g an g k at b ahu m ereka dan m engatakan sesuatu dengan
acuh sebagai berikut? “Siapa yang peduli? B uk ti-b u kti ilmiah
sepenuhnya tid ak relevan dengan persoalan-persoalan teologis.
M agisterium yang salah! K ita hanya m enyoroti peroalan-
persoalan asali dan nilai-nilai moral. Baik D N A m aupun bukti-
bu k ti ilm iah yang lain tidak akan pernah punya hubungan
dengan persoalan tersebut, dalam satu atau lain cara.”
G am b aran tersebut m erupakan suatu lelucon. A nda bisa
yakin bahw a b u k ti-b u k ti ilm iah tersebut, jika m em ang ada
yang ditem u k an , akan segera dim anfaatkan dan dikoarkan ke
angkasa. N O M A populer hanya karena tid ak terdapat bukti-
b u k ti yang m en d u k u n g H ipotesa Tuhan. Jik a suatu ketika
ada suatu petu n ju k ten tan g b u k ti yang paling kecil yang
m en d u k u n g keyakinan keagam aan, kaum apologis keagamaan
akan tid ak m enyia-nyiakan w aktu u n tu k m em buang NOM A
begitu saja. Terlepas dari kaum teolog yang lebih cerdas (dan
bahkan m ereka ini p u n senang u n tu k m engisahkan cerita-cerita
m ukjizat kepada orang-orang aw am dengan tujuan untuk
m em perbesar jem aah), saya curiga bahw a apa yang dianggap
sebagai m ukjizat terseb u t m em berikan alasan terkuat bagi
banyak orang berim an u n tu k m em percayai keyakinan mereka;
dan m ukjizat, pada dasarnya, m elanggar prinsip-prinsip sains.
78 GOD DELUSION
E k s p e r im e n D o a A g u n g
Cara berpikir yang kasar dan aneh ini, yang sangat khas
pikiran teologis, m en g in g atk an saya pada suatu kesem patan
ketika saya ada dalam sebuah panel televisi d engan Sw inburne,
dan juga dengan kolega O xford kam i, Profesor Peter A tkins.
Swinburne pada satu kesem patan berusaha u n tu k m em beri
pem benaran pada H olocaust dengan alasan bahw a hal itu
m em beri u m at Yahudi su atu kesem patan yang sangat besar
u n tuk m enjadi berani d an m ulia. Peter A tkins d engan sangat
baik m enggeram , “Sem oga anda busuk di nerak a.”
RICHARD DAWKINS 85
K a u m E v o l u s i o n i s A l i r a n N e v il l e C h a m b e r l a i n
M a n u s i a - M a n u s i a K e c i l B e r w a r n a H ij a u
Argumen-Argumen yang
Mendukung Eksistensi Tuhan
“ B u k t i- B u k t i T h o m a s A q u in a s ”
A rg u m e n O n to lo g is d a n A rg u m e n -A rg u m e n
A P r io r i y a n g L a in
Saya ingat suatu saat, suatu hari pada 1894, ketika saya sedang
berjalan di sepanjang Trinity Lane, saya m elihat sekejab (atau saya
pikir saya m elihat) bahwa argum en ontologis tersebut sahih. Saya
ke luar u n tu k m em beli satu kaleng tem bakau; saat saya kembali,
saya tiba-tiba m elem parkan kaleng itu ke udara, dan berseru saat
saya m enangkapnya: “Great Scott, argum en ontologis itu masuk
akal.”
Jadi:
A r g u m e n K e in d a h a n
A r g u m e n “ P e n g a l a m a n ” P r ib a d i
Salah satu tem an m ahasisw a saya yang lebih cerdas dan dewasa,
dan sangat religius, pergi berkem ah di kepulauan Scottish. Di
tengah m alam dia d an kekasihnya terb an g u n di dalam tenda
m ereka karena suara iblis— si Setan; jelas sekali: suara itu
sepenuhnya m enyeram kan. Teman saya tersebut tidak akan
m elupakan pengalam an yang m engerikan ini, dan pengalam an
ini m eru p ak an salah satu faktor yang kem udian m endorongnya
u n tu k m enjadi pendeta. Saya yang m asih m uda terkesan oleh
kisahnya, dan saya m enceritakan kisah itu di sebuah pertem uan
para ahli zoologi yang sedang bersantai di Penginapan Rose
and Crow n, O xford. D u a orang di antara para ahli zoologi itu
kebetulan juga m eru p ak an ahli ornitologi yang berpengalam an,
dan m ereka tertaw a terbahak-bahak. “B urung Shearwater dari
kepulauan M anx!” teriak m ereka dengan riang. Salah satu dari
m ereka kem udian m en am bahkan bahw a pekikan dan kotek
yang m enyeram kan dari spesies b u rung ini telah m em buat
m ereka, di berbagai bagian dunia dan dalam beragam bahasa,
m en d ap atk an nam a lokal “B urung Iblis.”
Banyak orang percaya pada Tuhan karena m ereka percaya
m ereka telah m elihat g am baran bayangannya— atau melihat
m alaikat atau sang peraw an suci— dengan m ata m ereka sendiri.
A tau ia berbicara kepada m ereka di dalam diri m ereka. Argumen
pengalam an pribadi ini m erupakan salah satu argum en yang
paling m eyakinkan bagi m ereka yang m engklaim memilikinya.
N a m u n arg u m en ini m erupakan argum en yang paling kurang
m eyakinkan bagi orang lain, dan bagi orang yang punya
pengetah u an te n ta n g psikologi.
A nda berkata bahw a anda telah secara langsung m engalami
Tuhan? Baik, orang lain m em iliki pengalam an melihat atau
bertem u gajah m erah jam bu, nam un hal itu m ungkin tidak
m engesankan anda. Peter Sutcliffe, Pem bunuh dari Yorkshire,
114 GOD DELUSION
A r g u m e n K it a b S u c i
Ada sebagian orang yang percaya pada Tuhan atas dasar bukti-
bukti dari k itab suci. A rgum en yang lazim, yang antara lain
berasal dari C. S. Lewis (yang m em iliki p en getahuan yang lebih
baik), m enyatakan bahw a karena Yesus m engklaim sebagai
P utra Tuhan, m aka ia pasti atau benar atau gila atau seorang
pem bohong: “Gila, J a h a t atau T uhan”. A tau, d en g an aliterasi
yang ham bar, “Gila, Pem bohong, atau T uhan”. B u k ti-bukti
sejarah bahw a Yesus m engklaim m em iliki suatu status ilahiah
sangat m inim . N am u n sekalipun b u k ti-b u k ti itu bagus, trilem a
yang ada tersebut sangat tidak m em adai. Suatu kem ungkinan
keem pat, yang terlalu jelas u n tu k dikem ukakan, adalah bahw a
Yesus jelas-jelas salah. D em ikian juga b egitu banyak orang.
Bagaim anapun, sebagaim ana yang telah saya kem ukakan,
tidak ada b u k ti-b u k ti historis yang k u a t bahw a ia pernah
m enganggap dirinya berstatus ilahiah.
K enyataan adanya sesuatu yang tertulis m eyakinkan
bagi orang-orang yang tidak terbiasa u n tu k m engajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapa yang m enulisnya, dan
kapan?” “B agaim ana m ereka m engetahui apa yang ditulis?”
“Apakah mereka, di m asa m ereka, benar-benar m em aksudkan
sebagaim ana yang kita— di m asa k ita— paham i sebagai sesuatu
yang m ereka katakan?” “A pakah m ereka adalah p ara pengam at
yang netral, atau apakah m ereka m em iliki su atu agenda yang
mewarnai tulisan m ereka?” Sejak abad kesem bilan belas, para
RICHARD DAWKINS 121
A r g u m e n P a r a I l m u w a n H e b a t y a n g R e l ig io u s
P e r t a r u h a n P a sca l
A r g u m e n - A r g u m e n B a y e s ia n
B o e in g 7 4 7 y a n g A g u n g
S e l e k s i A l a m ia h s e b a g a i P e m b a n g k i t - K e s a d a r a n
saya terus m em baca, dan terus berpikir. Suatu ketika, saat saya
berusia awai tiga puluhan, saya tertarik pada biologi evolusioner,
khususnya pada b u k u-buku Richard Dawkins, The Selfish Gene,
dan kem udian The Blind Watchmaker, dan tiba-tiba (ketika saya
m em baca buku The Selfish Gene untu k kedua kalinya) semuanya
perlahan m enjadi jelas dan terang. Yang m enjadikan jelas tersebut
adalah suatu konsep yang am at sangat sederhana, nam un
secara alam iah ia m enyebabkan m unculnya sem ua kompleksitas
kehidupan yang ta k terbatas dan m engagum kan. Keterpesonaan
yang ia ham parkan dalam diri saya m enjadikan keterpesonaan
yang dibicarakan orang dalam kaitannya dengan pengalam an
keagam aan m enjadi dangkal dan bebal. Saya lebih memilih
keterpesonaan pem aham an tersebut ketim bang kekagum an
karena ketidaktahuan.59
K o m p l e k s it a s YANG T a k D a p a t D i r e d u k s i
bahw a beg itu banyak orang sam a sekali salah m em aham i kasus-
kasus yang jelas ini hendaknya m em peringatkan kita tentang
contoh-contoh lain yang k u ran g jelas, seperti kasus-kasus sel
dan biokem ical yang sekarang ini begitu digem bar-gem borkan
oleh kau m kreasionis yang berlindung di balik eufimisme “para
teoretisi desain cerdas” yang secara politik m enguntungkan.
D i sini k ita telah m elihat kisah yang m em beri kita
peringatan, dan kisah itu m em beri tah u kita ten tang hal ini:
jangan seenaknya m enyatakan sesuatu sebagai kompleksitas
yang tid ak d ap at direduksi; yang terjadi adalah bahwa anda
tid ak m en g am ati secara cukup cerm at pada detail-detailnya,
atau m em ikirkan d engan cukup cerm at ten tan g detail-detail
itu. D i sisi lain, k ita yang ada di pihak sains hendaknya tidak
secara dogm atis terlalu percaya diri. M ungkin ada sesuatu di
dalam alam luar sana yang benar-benar m enghalangi, karena
kom pleksitasnya yang benar-benar tidak dapat direduksi,
landaian yang tid ak beg itu curam dari M ount Improbable.
K aum kreasionis benar bahw a, jika kom pleksitas yang benar-
benar tid ak terreduksikan d apat dijabarkan dengan tepat,
m aka hal itu akan m eru n tu h k an teori D arw in. Darwin
sendiri berkata: “Jik a d apat diperlihatkan bahw a organ-organ
kom pleks yang ada tidak m u n g k in d ibentuk oleh berbagai
m acam m odiflkasi yang terjadi terus-m enerus dan sedikit demi
sedikit, m aka teori saya akan benar-benar ru n tu h . N am un saya
tidak pernah d ap at m enem ukan kasus seperti itu .” Darwin
tidak d ap at m enem ukan kasus seperti itu, dan demikian juga
siapa p u n sejak m asa D arw in, terlepas dari berbagai usaha keras
yang dilakukan. Banyak calon bagi cawan suci kreasionisme ini
telah dikem ukakan. Tak ada seorang pun yang bertahan.
D alam kasus apa pun, m eskipun kom pleksitas yang benar-
benar tid ak d ap at direduksi akan m eru n tu h k an teori Darwin
jika hal itu d item ukan, siapa yang akan berkata bahwa hal itu
tidak akan serta m erta m eru n tu h k an teori desain yang cerdas
164 GOD DELUSION
P e m u ja a n G a p
yang salah, teori tersebut akan padam . K etika d itan tan g oleh
seorang p enganut Popperian u n tu k m enjelaskan bagaim ana
evolusi dapat difalsifikasi, J. B. S. H aldane m enjaw ab dengan
tegas: “Fosil kelinci di zam an P recam brian.” T idak ada fosil-
fosil anakronistik seperti itu yang secara o ten tik d item ukan,
selain legenda-legenda kreasionis yang cacat te n ta n g tengkorak
kepala m anusia di zam an Coal M easures d a n jejak kaki m anusia
yang saling silang dengan jejak dinosaurus.
G ap-gap, dalam pikiran sang kreasionis tersebut, otom atis
diisi oleh Tuhan. H al yang sam a berlaku p ad a sem ua jurang
curam di p eg unungan M ount Im probable, di m an a landaian
yang bertingkat tidak dengan segera terlih at atau diabaikan.
W ilayah-wilayah di m ana k u ran g terd ap at data, atau kurang
terdapat pem aham an, secara otom atis diasum sikan begitu
saja sebagai m ilik Tuhan. K etergesaan yang b eg itu jelas u n tu k
m engum um kan “kom pleksitas yang tid ak d ap at direduksi”
tersebut m enggam barkan suatu kegagalan imajinasi. Beberapa
organ biologis, jika b u k an m ata m aka su atu bacterial flagellar
motor atau suatu biochemical pathway, ditetapkan ta n p a argum en
lebih jauh sebagai suatu kom pleksitas yang tidak d ap at
direduksi. Tidak ada usaha yang dilakukan u n tu k menjabarkan
kompleksitas yang tidak dap at direduksi tersebut. Terlepas
dari kisah m ata, sayap dan banyak hal lain yang m engandung
peringatan tersebut, tiap-tiap calon baru u n tu k p enghargaan
yang m eragukan tersebut diasum sikan sebagai sesuatu yang
jelas-jelas m erupakan kom pleksitas yang tid ak d apat direduksi,
dan statusnya ditegaskan d engan k eputusan resmi. N a m u n
pikirkanlah hal itu. K arena kom pleksitas yang tidak dapat
direduksi diajukan sebagai suatu argum en yang m endukung
desain, hal itu tidak perlu lagi lebih ditegaskan m elalui
keputusan resmi ketim bang m elalui desain itu sendiri. A nda
bisa juga begitu saja m enegaskan bahw a k atak m usang (atau
kum bang pengebom , dan seterusnya) m em perlihatkan desain,
RICHARD DAWKINS 169
tanpa argum en atau alasan pem benaran lebih jauh. Itu sama
sekali bukan cara sains.
Logika terseb u t ternyata tid ak lebih m eyakinkan ketim bang
kalim at berikut: “Saya [m asukkan nam a sendiri] secara pribadi
tidak d ap at m em ikirkan suatu cara di m ana [m asukkan suatu
fenom ena biologi} d ap at terb en tu k setahap dem i setahap. Oleh
karena itu , hal itu m erupakan suatu kom pleksitas yang tidak
dapat direduksi. Itu berarti hal itu didesain.” K em ukakanlah
seperti itu , d an anda segera akan m elihat bahw a logika seperti
itu sangat ren tan k etik a ada ilm uw an yang m enem ukan suatu
titik-ten g ah ; atau paling tid ak bayangkanlah suatu titik-tengah
yang m asuk akal. Sekalipun tidak ada ilm uw an yang maju
m em berikan penjelasan, m erupakan logika yang jelas-jelas
cacat u n tu k m engasum sikan bahw a “desain” akan lebih baik.
Logika pem ikiran yang m endasari teori “desain yang cerdas”
adalah logika yang m alas dan cacat— logika lam a “Tuhan G ap”.
Saya sebelum nya telah m enyebut argum en ini sebagai A rgum en
K etakpercayaan Pribadi.
B ayangkan anda m elihat su atu trik-tipuan magis yang
benar-benar luar biasa. Pasangan terkenal Penn dan Teller
m em iliki kebiasaan di m ana m ereka tam pak secara serentak
m enem bak satu sam a lain dengan pistol, dan m asing-m asing
tam p ak m en an g k ap p eluru itu dengan giginya. Tindakan-
tindakan pencegahan yang rinci dilakukan dengan m enerakan
tan d a identifikasi te rte n tu pada peluru-peluru itu sebelum
peluru-p elu ru itu dim asukkan ke dalam pistol, dan keseluruhan
prosedur itu disaksikan dari jarak dekat oleh para sukarelawan
p en onto n yang berpengalam an dalam hal senjata api, dan
tam pak n y a sem ua kem u n g k in an penipuan telah dihilangkan.
Peluru Teller yang telah ditandai berhenti di m u lu t Penn dan
peluru Penn yang telah ditandai berhenti di m u lu t Teller. Saya
[Richard D aw kins] sam a sekali tidak m am pu m em ikirkan cara
apa p u n yang m enjadikan sem ua ini trik-tipuan. A rgum en
170 GOD DELUSION
ketidakjelasan, atau sesuatu yang di luar alam. Tentu saja hal ini
tidak m enjelaskan apa-apa.65
P r i n s i p A n t r o p i k : V e r s i P l a n e t a r is
Para teolog gap yang m ungkin telah m engaku kalah dalam hal
m ata dan sayap, flagellar motors dan sistem kekebalan, sering
kali m en g g a n tu n g k a n sisa harapan m ereka pada asal-usul
kehidupan. A kar evolusi dalam kim ia non-biologis tam pak
m engham p ark an suatu gap yang lebih besar dibanding
b en tu k -b en tu k transisi te rte n tu selama evolusi berikutnya.
D an dalam satu pengertian te rte n tu , akar evolusi it m em ang
178 GOD DELUSION
P r in s ip A n t r o p i k : V e r s i K o s m o l o g is
K ita hidup bukan hanya dalam sebuah p lanet yang ram ah bagi
kehidupan kita, nam un juga dalam sebuah alam sem esta yang
ramah. D ari fakta eksistensi kita, k ita ta h u bahw a hukum -
hukum fisika dapat dipastikan cukup bersahabat sehingga
m em ungkinkan kehidupan m uncul. B ukan m erupakan suatu
kebetulan bahwa ketika k ita m elihat angkasa di m alam hari kita
m elihat bintang -b in tan g , karena b in tan g -b in tan g m erupakan
suatu prasyarat yang diperlukan bagi eksistensi sebagian besar
elemen kimiawi, dan tan p a u nsur-unsur kim iaw i tid ak m ungkin
ada kehidupan. Para ahli fisika telah m en g h itu n g bahwa,
jika hukum -hukum dan k o n stan ta-k o n stan ta fisika berbeda
sedikit saja, alam sem esta akan berkem bang sedem ikian rupa
sehingga kehidupan m ustahil m uncul. Para ahli fisika yang
lain m engem ukakannya dengan berbagai cara yang berbeda-
beda, nam un kesim pulannya k urang lebih sama. M artin Rees,
dalam Just Six Numbers, m endaftar enam k o n stan ta-k o n stan ta
dasar, yang diyakini berlaku di seluruh alam sem esta. M asing-
masing dari keenam angka ini tersetel d engan sangat baik
dalam pengertian bahw a, jika ia sedikit berbeda, alam sem esta
akan sam a sekali berbeda dan sangat m ungkin tid ak cocok bagi
kehidupan.
Contoh dari keenam angka Rees tersebut adalah besaran
dari apa yang disebut kek u atan “besar” (“strong” force), suatu
kekuatan yang m engikat kom ponen-kom ponen sebuah nukleus
atom: kekuatan nuklir yang harus dilam paui k etika seseorang
“m em ecah” atom tersebut. Besaran itu d iu k u r sebagai E, suatu
proporsi massa nukleus hidrogen yang dikonversikan m enjadi
energi ketika hidrogen m elebur m em b en tu k helium . N ilai dari
angka ini di alam sem esta kita adalah 0,0 0 7 , dan tam paknya
harus sangat m endekati nilai ini agar suatu senyawa kim ia
(yang m erupakan prasyarat bagi kehidupan) bisa ada. Senyawa
RICHARD DAWKINS 189
S u a t u J e d a d i C a m b r id g e
kali digam barkan sebagai suatu pertemuan ilm iah on-line) yang
m em ancing berbagai m acam tan g g ap an , term asuk tang g ap an
dari seorang ahli fisika teoretis, Freem an D yson. Saya m em beri
tanggapan kepada D yson, dan m en g u tip pidato penerim aannya
saat ia m em enangkan H adiah Tem pleton. A pakah ia
menyukainya atau tidak, dengan m enerim a H adiah Tem pleton
itu Dyson telah m engirim kan suatu sinyal k u at kepada dunia.
Hal itu akan dianggap sebagai suatu d u k u n g an terh adap agam a
oleh salah seorang ahli fisika dunia yang paling terkem uka.
“Saya puas m enjadi salah satu dari begitu banyak orang Kristen
yang tidak begitu peduli pada doktrin tentang Trinitas atau
kebenaran historis Injil.”
“Saya tidak m em buat suatu pem bedaan yang jelas antara pikiran
dan Tuhan. Tuhan adalah apa jadinya pikiran saat pikiran itu
m elampaui skala pem aham an kita."
A pakah yang saya katakan cukup, dan saya bisa kembali mempelajari
fisika sekarang? Oh, belum cukup? B a ik , bagaimana dengan ini:
Tuhan, dan suatu argum en yang sam pai sekarang belum saya
dengar jaw abannya yang m em uaskan dari seorang teolog
m eskipun ada berbagai kesem patan dan undangan untuk
m elakukan hal itu. D an D e n n e tt dengan tepat m enggam barkan
argum en itu sebagai “suatu penyangkalan yang tak-tersangkal,
yang sekarang ini sam a m em atikannya seperti saat Philo
m engg u n ak an n y a u n tu k m engalahkan Cleanthes dalam
Dialogues karya H u m e dua abad sebelum nya. Suatu skyhook
paling b an ter hanya akan m enunda pem ecahan terhadap
persoalan itu , nam un H u m e tidak sanggup m em ikirkan suatu
crane, sehingga dia m enyerah.”74 D arw in, ta k diragukan,
m em asok crane yang sangat penting itu. B etapa H um e akan
m enyukai hal itu.
Asal-Usul Agama
I m p e r a t if D a r w in ia n
kem ungkinan spesies kita, k ita cerdas dalarn cara yang tak
terprediksikan. B angsa-bangsa yang sam a yang sangat teram pil
m enyangkut dunia alam iah dan bagaim ana u n tu k bertahan di
dalam nya dengan segera m em enuhi pikiran m ereka dengan
berbagai keyakinan yang jelas-jelas salah dan bisa disebut “tidak
berguna”. Sterelny sendiri sangat akrab dengan orang-orang
asli Papua N ew G uinea. M ereka bisa bertahan hidup dalam
berbagai kondisi yang sulit di m ana m akanan sukar ditem ukan,
berkat “suatu pem aham an yang sangat aku rat terhadap
lingkungan biologis m ereka. N a m u n m ereka m em adukan
pem aham an ini dengan obsesi-obsesi yang beg itu besar dan
destru k tif terhadap d am pak b u ru k m enstruasi p erem puan dan
ilm u gaib. Banyak budaya lokal tersiksa karena kecem asan
akan ilm u gaib d an sihir, dan karena kekerasan yang m enyertai
kecem asan-kecem asan terseb u t.” Sterelny m en antang kita
u n tu k m enjelaskan “bagaim ana kita pada saat yang bersam aan
bisa sedemikian cerdas dan sedem ikian d u n g u .”76
M eskipun detail-detailnya berbeda di seluruh dunia, tidak
satu p u n budaya yang diketahui yang tidak m em iliki suatu
versi ritual-ritual dan fantasi-fantasi agam a yang m em akan
w aktu, harta, m em ancing-perm usuhan, anti-faktual, dan
kontra-produktif. Sebagian individu yang terdidik m ungkin
telah m eninggalkan agam a, nam un sem uanya dibesarkan
dalam suatu budaya keagam aan yang terhadapnya m ereka
biasanya harus m em b u at suatu keputusan sadar u n tu k
m eninggalkannya. Lelucon lam a Irlandia U tara, “Ya, tapi apakah
anda adalah seorang atheis Protestan atau atheis K atolik?”,
penuh dengan kebenaran yang pahit. Perilaku keagam aan
bisa disebut sebagai suatu ciri u m u m universal m anusia
sebagaim ana perilaku heteroseksual. K edua generalisasi itu
m engandung pengecualian-pengecualian individual terten tu ,
nam un sem ua pengecualian tersebut sangat m em aham i aturan
yang kem udian m ereka tinggalkan. Ciri-ciri universal dari satu
RICHARD DAWKINS 221
B erba g a i K e u n t u n g a n L a n g s u n g A gama
S e lek si kelo m po k
Ketika dua suku m anusia zam an purba yang hidup di negeri yang
sama bersaing, jika salah satu suku m em iliki lebih banyak jum lah
anggota yang berani, sim patik, dan setia (keadaan-keadaan yang
RICHARD DAWKINS 229
A g am a sebag a i S u a tu P r o d u k -
S a m p in g a n d ar i S e su a t u y a n g L a in
ketahui hanya ketika tak tik itu salah. K etika pertanyaan itu
disusun ulang, misteri yang ada di dalam nya m enguap. Sangat
tidak tepat u n tu k m enyebut tak tik itu bun u h diri. Itu adalah
suatu kegagalan yang m erupakan produk-sam pingan dari sebuah
kompas yang um um nya baik.
Sekarang, terapkan pelajaran produk-sam pingan tersebut
pada perilaku keagam aan m anusia. K ita m elihat b eg itu banyak
orang— di banyak wilayah jum lah itu sam a d engan 100
persen— yang m em ercayai keyakinan-keyakinan yang sangat
bertentangan dengan fakta-fakta ilm iah yang d ap at d ibuktikan
serta berten tan g an dengan agam a-agam a saingan yang dianut
oleh orang lain. O rang-orang tersebut tidak hanya m em ercayai
keyakinan-keyakinan ini dengan kepastian yang begitu
m endalam , m elainkan juga m encurahkan w ak tu dan sum ber
daya u n tu k m elakukan berbagai aktivitas yang b egitu m ahal
yang dim unculkan oleh keyakinan-keyakinan tersebut. M ereka
m ati demi keyakinan-keyakinan itu, atau m em b unuh dem i
keyakinan-keyakinan itu. K ita m erasa sangat heran terhadap hal
ini, sebagaim ana k ita m erasa sangat heran terhadap “tindakan
m engorbankan-diri sendiri” yang dilakukan n g en g at-n g en g at
tersebut. K arena bingung, k ita bertanya m engapa. N am u n
poin saya adalah bahw a kita m ungkin m engajukan pertanyaan
yang salah. Perilaku keagam aan terseb u t m u n g k in m erupakan
suatu tak tik yang salah, suatu produk-sam pingan yang p a tu t
disayangkan dari suatu kecenderungan psikologis dasar yang
dalam keadaan-keadaan lain sangat berm anfaat, atau pernah
sangat berm anfaat. B erdasarkan p an d an g an ini, kecenderungan
yang secara alam iah dipilih dalam [lingkungan] para leluhur
kita tersebut bukan agam a per se; kecenderungan itu m em iliki
beberapa keuntungan lain, dan hanya secara kebetulan ia
m engejaw antahkan dirinya sebagai perilaku keagam aan.
K ita akan m em aham i perilaku keagam aan hanya setelah kita
m enam ainya kembali.
RICHARD DAWKINS 233
“M aju Brigade
Apakah ada yang cemas?
Tidak, m eskipun para serdadu itu tahu
Seseorang telah m em buat kesalahan besar:
M ereka tak m em beri jawaban,
M ereka tidak bertanya m engapa,
M ereka bertindak dan mati:
M enuju lem bah K em atian
S ec a r a P s ik o l o g is S ia p M e n e r im a A g a m a
Salah satu aspek dari banyak wajah agam a adalah cinta yang
m endalam yang berfokus pada satu persona supernatural,
yakni Tuhan, term asuk penghorm atan pada ikon-ikon persona
tersebut. Kehidupan m anusia sebagian besar didorong oleh gen-
gen egois {selfish genes) kita dan oleh proses-proses reinforcement
(proses im balan dan hukum an). Banyak reinforcement positif
berasal dari agama: perasaan senang dan nyaman karena dicintai
dan dilindungi dalam sebuah dunia yang berbahaya, hilangnya
perasaan tak u t akan kem atian, pertolongan sebagai jawaban
terhadap doa pada masa-m asa yang sulit, dan sebagainya.
D em ikian juga, cinta rom antik terhadap orang lain (biasanya
lawan jenis) m em perlihatkan konsentrasi m endalam yang sama
250 GOD DELUSION
I n j a k d e n g a n L e m b u t, k a r e n a A n d a M e n g in ja k
M e m e-M em e S aya
— O scar Wilde
ju n k Cina. Resep ؛٢٧ cukup rum it, m encakup tiga puluh dua
lipatan. H asil akhirnya (yakni ju n k Cina tersebut) adalah sebuah
obyek yang m enyenangkan, seperti halnya tiga tahap dalam
“em briologi,” yakni “catamaran,” “kotak dengan dua tu tu p ”,
dan “bingkai gam b ar.” K eseluruhan p ertunjukan tersebut
m en gin g atk an saya pada lipatan dan invaginasi yang ada pada
m em bran -m em b ran sebuah em brio saat ia m engubah dirinya
dari blastula m enjadi gastula kem udian m enjadi neurula. Saya
belajar m em b u at ju n k C ina tersebut ketika saya masih remaja
dari ayah saya yang, pada usia yang ham pir sam a seperti saya,
m en d ap atk an keahlian tersebut di sekolah dasar. Kegem aran
u n tu k m em b u at ju n k Cina tersebut, yang diawali oleh ibu
asram a sekolah tersebut, pada m asa ayah saya tersebar luas di
sekolah itu seperti epidem i cacar air, kem udian m enghilang
begitu saja, juga seperti epidem i cacar air. D u a puluh enam
tah u n kem udian, ketika ibu asram a tersebut telah lama
m eninggal dunia, saya m asuk sekolah yang sama. Saya kembali
m em perkenalkan kegem aran tersebut, dan kegem aran ini
kem udian kem bali tersebar luas, seperti epidem i cacar air yang
lain, dan k em udian kem bali m enghilang. K enyataan bahwa
ketram pilan yang dap at diajarkan tersebut bisa tersebar luas
seperti epidem i cacar air m em beri tah u kita ten tang sesuatu
yang pentin g : k etep atan yang tin g g i dari transm isi m emetik.
K ita bisa m erasa yakin bahw a ju n k yang dibuat oleh generasi
anak-anak sekolah pada m asa ayah saya di tah u n 1920-an
secara u m u m tidak berbeda dari ju n k yang dibuat oleh generasi
saya pad a ta h u n 1950-an.
K ita bisa m eneliti fenom ena itu secara lebih sistematis
dengan eksperim en berik u t ini: sebuah varian dari perm ainan
anak-anak Chinese w h isp e rs (anak-anak A m erika m enyebutnya
Telepon). U nd an g d u a ratus orang yang belum pernah m em buat
sebuah ju n k Cina sebelum nya, dan bagi m ereka dalam dua
puluh tim di m ana tiap -tiap t،m terdiri dari sepuluh orang.
262 GOD DELUSION
C a r g o C u lts
D alam The Life of Brian, salah satu dari banyak hal di m ana
tim M onty Python benar adalah b etap a cepatnya sebuah kultus
keagam aan baru berkem bang. Ia bisa m uncul dalam satu malam
dan kem udian m enjadi bagian dari sebuah kebudayaan, di m ana
ia m em ainkan suatu peran yang sangat dom inan. “Cargo Cults"
dari Pacific M elanesia dan N ew G uinea m erupakan contoh dari
kehidupan nyata yang paling terkenal. K eseluruhan sejarah dari
sebagian gerakan kultus ini, m ulai dari perm ulaan hingga masa
akhirnya, teringkas dalam m em ori kehidupan. Tidak seperti
kultus Yesus, yang asal-usulnya tid ak terb u k tik an , kita dapat
m elihat keseluruhan jalannya peristiw a tersebut diham parkan
di depan m a ta kita (dan bahkan di sini, sebagaim ana yang
akan k ita lihat, beberapa detail sekarang ini hilang). M enarik
u n tu k m en d u g a bahw a kultus agam a K risten ham pir pasti
m ulai dengan cara yang sama, dan pad a awainya m enyebar luas
dengan kecepatan yang sam a tingginya.
Rujukan u ta m a saya u n tu k k u ltus-kultus kargo tersebut
adalah Quest in Paradise karya D avid A ttenborough, yang
274 GOD DELUSION
“Tapi, Sam, sudah sem bilan belas tahun berlalu sejak J o h n berkata
bahwa kargo tersebut akan datang. Ia berjanji dan ia terus berjanji,
nam un kargo itu tetap saja tidak datang. B ukankah sembilan
belas tahun adalah w aktu yang lam a u n tu k m enunggu?”
Sam m engangkat sorot m atanya dari tanah dan m enatapku.
“Jika kam u bisa m enunggu dua ribu tahun untu k kedatangan
Yesus Kristus dan dia tidak datang, m aka saya bisa m enunggu
lebih dari sembilan belas tahun dem i u n tu k J o h n .”
mempelajari kem unculan k u ltu s-k u ltu s yang beg itu cepat,
serta evolusi m em etik m ereka yang k em udian terjadi.
Semua itulah yang saya ingin k atak an ten tan g akar-akar
agama, terlepas dari p engulangan singkat dalam Bab 10 ketika
saya m em bahas fenom ena “tem an im ajiner” m asa kanak-kanak,
dalam topik “k e b u tu h an -k eb u tu h an ” psikologis yang dipenuhi
oleh agama.
M oralitas sering kali dianggap m em iliki akar dalam
agama, dan dalam bab b erikutnya saya ingin m em pertanyakan
pandangan ini. Saya berpendapat bahw a asal-usul m oralitas
itu sendiri bisa dilihat dengan cara D arw inian. Seperti halnya
kita bisa bertanya: A pa nilai survival D arw inian dari agam a?,
dem ikian juga k ita bisa m enanyakan pertanyaan yang sam a
dalam kaitannya dengan m oralitas. M em ang, m oralitas
m ungkin m endahului agam a. Seperti halnya d engan agam a
kita m enahan dulu pertanyaan itu dan kem udian m enyusunnya
ulang, dem ikian juga dengan m oralitas: k ita akan m elihat
bahwa m oralitas paling baik dilihat sebagai su atu dam pak-
sam pingan dari sesuatu yang lain.
RICHARD DAWKINS 281
Asal-Usul Moralitas:
Mengapa Kita Baik?
— Albert Einstein
Halo, tong-tong sam pah pem akan keju. Lebih banyak jalan
bagi kam i orang-orang Kristen dibanding anda para pecundang.
T ID A K ada itu pemisahan gereja dan negara, dan anda orang-
orang kafir akan kalah . . .
A pa k a h P e n g e r t ia n M o r a l K it a M e m il ik i A sa l -
U su l D a r w in ia n ?
Beberapa buku, antara lain Why Good Is Good karya Robert H inde,
The Science of Good and Evil karya Michael Shermer, Can We Be Good
Without God? karya Robert B uckm an, dan Moral Minds karya
Marc Hauser, berpendapat bahw a pengertian kita akan yang-
benar dan yang-salah bisa bersum ber dari m asa lalu D arw inian
kita. Bagian ini adalah versi saya atas argum en tersebut.
Secara sam bil lalu, gagasan D arw inian te n ta n g evolusi
didorong oleh seleksi alam iah tam p ak tid ak cocok u n tu k
m enjelaskan kebaikan sebagaim ana yang k ita miliki, atau
perasaan m oralitas, kesopan-santunan, em pati, dan belas-
kasihan kita. Seleksi alam iah bisa dengan m udah m enjelaskan
rasa lapar, ta k u t, dan nafsu seksual, yang sem uanya secara
langsung m em iliki andil bagi keberlangsungan hidup atau
pem eliharaan gen-gen kita. N a m u n bagaim ana dengan rasa
belas-kasihan yang kita rasakan k etika kita m elihat seorang
anak yatim piatu m enangis, seorang janda tu a terp u ru k dalam
kesendiriannya, atau seekor binatang yang m erintih-rintih
dalam kesakitan? Apa yang m em beri kita dorongan k u at u n tu k
m em berikan secara cum a-cum a hadiah uang atau pakaian bagi
RICHARD DAWKINS 287
S e b u a h S t u d i K a su s t e n t a n g A sa l- U su l
M o r a l it a s
J ik a T i d a k A d a T u h a n , M e n g a p a B e r b u a t B a i k ?
pertanyaan itu d engan cara itu (dan banyak dari mereka yang
m elakukannya), dorongan yang segera m uncul pada saya
adalah m eng atak an ta n ta n g a n berikut: “A pakah anda benar-
benar serius m eng atak an pada saya bahw a satu-satunya alasan
anda m encoba u n tu k bersikap baik adalah u n tu k m endapatkan
berkah d an pahala Tuhan, atau m enghindari m urka dan
hukum annya? Itu bukan m oralitas, itu hanya penghisapan,
itu berarti m enjilat, m erasa cemas pada kam era pengawasan
besar di angkasa, atau penyadap suara di dalam kepala anda,
yang m engaw asi setiap gerak anda, bahkan setiap pikiran
hina an d a.” Sebagaim ana yang dikem ukakan Einstein, “Jika
orang bersikap/berbuat baik hanya karena m ereka tak u t akan
hukum an , dan berharap akan pahala, m aka kita ini sangat
m enyedihkan.” M ichael Shermer, dalam The Science of Good
and Evil, m enyebutnya sebagai penghenti perdebatan. Jika
anda setuju bahw a, dengan tidak adanya Tuhan, anda akan
“m elakukan peram pokan, pem erkosaan, dan pem bunuhan,”
anda m enyingkapkan diri anda sendiri sebagai seseorang yang
tak-berm oral, “dan kam i sangat disarankan u n tu k memberi
anda pelajaran.” Jik a, di sisi lain, anda m engakui bahwa anda
akan teta p m enjadi seseorang yang baik bahkan ketika tidak
dalam pengaw asan ilahiah, m aka anda m eru n tu h kan klaim
anda sendiri bahw a Tuhan k ita p erlukan agar kita m enjadi baik.
Saya m en d u g a bahw a sangat banyak orang religius memang
m engan g g ap agam a adalah apa yang m em otivasi mereka
u n tu k m enjadi baik, teru tam a jika m ereka m erupakan bagian
dari salah satu keyakinan yang secara sistem atis m em anfaatkan
perasaan bersalah pribadi.
M en u ru t saya, hanya m enunjukkan harga-diri yang rendah
jika kita berpikir bahw a, jika keyakinan kepada Tuhan tiba-tiba
lenyap dari dunia, k ita sem ua akan m enjadi kum pulan para
hedonis yang tak-berperasaan dan egois, tanpa kebaikan hati,
belas kasih, kederm aw anan, tan p a apa p un yang layak disebut
306 GOD DELUSION
{Ivan] dengan hikm at m engam ati bahwa sangat jelas tidak ada
hukum alam yang menjadikan m anusia m encintai kem anusiaan,
dan bahwa jika cinta m em ang ada dan telah ada di dunia hingga
sekarang ini, m aka hal itu bukan disebabkan oleh hukum
alam, m elainkan sepenuhnya karena m anusia percaya pada
keabadiannya sendiri. Ia berbisik kepada dirinya sendiri bahwa
tepat itulah yang m erupakan hukum alam, yakni bahwa begitu
keyakinan m anusia pada keabadiannya sendiri dihancurkan,
bukan hanya kem am puannya u ntu k m encintai yang akan terkikis,
melainkan juga kekuatan-kekuatan penting yang m enopang
kehidupan di dunia ini. D an lebih jauh, tak ada satu hal pun
yang kem udian menjadi tak-berm oral, segala sesuatu dibolehkan,
bahkan anthropophagi. D an akhirnya, seolah-olah sem ua ini
belum cukup, ia m enyatakan bahwa bagi setiap individu, seperti
anda dan saya, misalnya, yang tidak percaya pada Tuhan atau
pada keabadiannya sendiri, hukum alam dengan segera akan
m enjadi lawan sepenuhnya dari hukum berdasar-agam a yang
m endahuluinya, dan bahwa egoisme, bahkan yang cenderung
m em unculkan kejahatan, bukan hanya akan diperbolehkan,
melainkan akan dianggap sebagai sesuatu yang esensial dan
paling rasional, dan bahkan dianggap sebagai raison d ’etre dari
kehidupan m anusia.88
em pat dari dua puluh sem bilan negara dengan angka pencurian
tertinggi adalah negara-negara m erah. D ari dua puluh dua negara
dengan angka pem bunuhan terbesar, tujuh belas adalah negara-
negara merah.
Buku'Bagus'dan
Zeitgeist Moral Yang Berubah
P e r ja n jia n L a m a
Saya ingin m engatakan kepada warga Dover yang baik, jika terjadi
bencana di dareah kalian, jangan berpaling kepada Tuhan. Kalian
baru saja m enolaknya dari kota kalian, dan jangan heran m engapa
dia belum juga m enolong kalian ketika persoalan-persoalan mulai
m uncul, jika m ereka m ulai berm unculan, dan saya tidak sedang
m engatakan bahwa m ereka pasti m uncul. Tetapi jika itu semua
terjadi, ingat saja bahw a kalian baru saja memilih Tuhan keluar
dari kota kalian. D an jika itu m asalahnya, m aka jangan m em inta
pertolongannya, karena dia m ungkin sudah tidak berada di sana.
tanpa perasaan— ‘berdirilah, m ari k ita p erg i.’ Tetapi dia tetap
bergem ing. D ia m ati. M aka dia m engam bil sebilah pisau, dan
m enem pelkannya di atas tu b u h gundiknya, dan m em otong-
m otongnya, bersam a dengan tulangnya, m enjadi dua belas
potong, dan m engirim nya ke seluruh pesisir Israel’. Ya, anda
m em baca dengan benar. Periksalah dalam k itab Judges 19:
29. K ita catat baik-baik berbagai keganjilan Bibel ini u n tu k
kesekian kalinya. Kisah ini begitu sam a dengan kisah Luth,
siapa p un akan terheran-heran apakah sepenggal m anuskrip
tidak sengaja salah sim pan di beberapa skriptorium yang sudah
lam a terlupakan: sebuah ilustrasi te n ta n g asai usul teks-teks
suci yang tidak pasti.
Pam an Luth Ibrahim adalah bapak pendiri tig a agam a
m onoteistik ‘besar’. Status kebapakannya m em buatnya
hanya sedikit kurang m u n g k in dibandingkan Tuhan u n tu k
dijadikan teladan. Tetapi apakah yang d apat diharapkan oleh
seorang moralis m odem darinya? D i perm ulaan hidupnya yang
panjang, Ibrahim pergi ke M esir u n tu k m elew ati m asa paceklik
bersam a istrinya Sarah. D ia sadar bahw a w anita cantik seperti
itu akan disukai orang-orang M esir dan bahw a karenanya
hidupnya sendiri, sebagai suam inya, kem un g k in an terancam .
M aka dia m em utuskan b erpura-pura bahw a dia adalah adik
perem puannya. D engan peran itu dia dibaw a ke harem Firaun,
dan Ibrahim akhirnya m enjadi kaya atas kebaikan Firaun. Tuhan
tidak setuju dengan h u b u n g an yang m en g u n tu n g k a n ini, dan
m engirim kan w abah kepada Firaun dan rum ahnya (m engapa
tidak ke Ibrahim ?). Firaun yang sudah te n tu m arah ingin tah u
m engapa Ibrahim tidak m em beritahunya bahw a Sarah adalah
istrinya. D ia lalu m enyerahkannya kem bali kepada Ibrahim
dan m engusir m ereka dari M esir (Genesis 12: 18-19)• A nehnya,
tam paknya pasangan tersebut berusaha m engulangi p erbuatan
yang sama, kali ini dengan A bim elech Raja Gerar. D ia juga
dibujuk oleh Ibrahim u n tu k m enikahi Sarah, lagi-lagi setelah
RICHARD DAWKINS 323
pakaiannya, tetap i saat itu dia tid ak bisa berbuat apa-apa. Tuhan
jelas m e n u n g g u -n u n g g u pengorbanan yang dijanjikan, dan
dalam keadaan terseb u t sang p u teri rela u n tu k dikorbankan.
D ia hanya m in ta agar diizinkan u n tu k pergi ke g u n u n g selama
dua bulan u n tu k m eratapi keperaw anannya. Setelah dua bulan
berlalu dia kem bali d engan pasrah, dan Je p h th a h m emasaknya.
Tuhan m em andang tid ak perlu ik u t cam pur kali ini.
M u rk a Tuhan yang sangat besar setiap kali orang pilihannya
berm esraan d engan tu h a n tan d in g an tidaklah jauh berbeda
dengan kecem buruan seksual yang paling buruk, dan lagi-lagi
ini bisa m en g g u g ah seorang m oralis m odern sebagai sesuatu
yang jauh dari m ateri teladan baik. G odaan berselingkuh bisa
segera dim engerti b ahkan u n tu k m ereka yang tidak menyerah,
dan ini adalah bahan u ta m a cerita fiksi dan dram a, m ulai dari
Shakespeare sam pai parodi ranjang. Tetapi godaan un tu k
m elacur d engan dew a-dew a asing—yang tam paknya tidak bisa
dilaw an—adalah sesuatu yang k ita orang-orang m odern merasa
lebih sulit u n tu k berem pati. D alam pandan g an naif saya,
‘K au sebaiknya tidak m em iliki tu h an lain selain ak u ’ m ungkin
m erupakan perin tah yang cukup m udah u n tu k dipertahankan:
hal yang m udah, orang m u n g k in berpikir, dibandingkan
dengan ‘K au sebaiknya tidak m endam bakan istri tetan g g am u ’.
A tau keledainya. (A tau sapinya.) N a m u n dalam seluruh
Perjanjian Lam a, dengan p en g u langan-pengulangan yang sama
seperti dalam parodi ranjang, Tuhan hanya perlu m em utar
p u n g g u n g g u n y a sebentar dan A nak-A nak Israel berpaling
kepada dew a Baal, atau beberapa pelacur dari jenis berhala.
A tau, dalam satu peristiw a yang m em ilukan, sapi em as...
M usa, bahkan lebih dari Ibrahim , adalah seorang teladan
yang layak bagi para p en g ik u t k etiga agam a monoteis. Ibrahim
m ungkin seorang bapak pertam a, tetapi jika ada orang yang
bisa disebut sebagai pendiri doktrin Judaism e dan turunannya,
m aka ia adalah M usa. D alam peristiw a sapi emas, Musa tengah
326 GOD DELUSION
Tetapi tidak, Tuhan belum selesai. D alam ayat terakhir bab yang
m engerikan ini kem urkaan terakhirnya adalah m engirim kan
w abah kepada apa yang tersisa dari orang-orang itu ‘karena
m ereka m em b u at p a tu n g sapi, yang d ib u at H a ru n ’.
K itab Numbers m enceritakan bagaim ana Tuhan m enghasut
M usa supaya m enyerang suku M idian. Pasukannya dengan
cepat m em b an tai sem ua orang itu, dan m em bakar sem ua kota
M idian, tetap i m ereka tidak m em b u n u h perem puan dan anak-
anak. Pengam punan oleh para p rajuritnya ini m em buat Musa
naik pitam , dan dia m em berikan perin tah agar semua anak
laki-laki hendaknya dibunuh, juga sem ua w anita yang tidak
lagi peraw an. ‘Tetapi sem ua anak perem puan, yang belum tahu
laki-laki d en g an tid u r bersam anya, biarkan hidup u n tu k kalian’
(Numbers 31: 18). Tidak, M usa bukan teladan terbaik bagi para
moralis m odern.
Selama p ara penulis keagam aan m odern menyisipkan
m akna sim bolik atau alegoris apa p u n terhadap pem bantaian
suku M idian, simbolisme tersebut dim aksudkan dalam arah
yang jelas keliru. Suku M idian yang m alang, sejauh dapat
diceritakan m en u ru t penjelasan Bibel, adalah korban-korban
genosida di negeri m ereka sendiri. N am un, dalam tradisi
oral kristen, nam a m ereka terus hidup hanya dalam himne
kesayangan (yang saya m asih d ap at m enyanyikannya setelah
lim a pulu h tah u n , u n tu k dua nada yang berbeda, keduanya
dengan kunci m inor yang m urung):