Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. Pengkajian
Klien diminta untuk menjelaskan tentang nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan,
misalnya lokasi nyeri, beratnya nyeri, durasi nyeri, sifat nyeri, penjalaran, dan kelemahan
tungkai. Bila nyeri punggung merupakan masalah kekambuhan, perlu ditanyakan control nyeri
yang berhasil dilakukan. Tanyakan juga, bukti-bukti bahwa nyeri punggung mempengaruhi
gaya hidup. Bagaimana pekerjaan aktivitas rekreasi klien. Informasi mengenai nyeri dapat
menjadi data dasar untuk menentukan itervensi dan pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluaraga.
Evaluasi juga cara berjalan klien, mobilitas tulang belakang, refleks, panjang tungkai,
kekuatan motorik, dan persepsi sensorik, serta ketidaknyamanan yang dialami. Secara umum
gerakan klien selalu hati-hati, punggung selalu dijaga tetap tidak tergerak, dan kursi yang
dipilih untuk menyongkong sebaliknya memiliki lengan dengan ketinggian tempat duduk
standar. Dapat ditemukan klien duduk atau berdiri dengan posisi yang tidak biasa, melenggok
menjauhi sisi yang paling nyeri, dan mungkin meminta bantuan untuk melepaskan pakaian,
karena pergerakan punggung akan mengakibatkan rasa tidak nyaman.
Pada pemeriksaan fisik, lakukan pengkajian lengkung tulang belakang, Kristal iliaka,
dan simetrisitas bahu. Otot paraspinal dipalpasi, dan carat adanya spasme, serta nyeri tekan.
KLien diminta untuk membungkuk kedepan dan kesamping, catat adanya nyeri dan
keterbatasan gerak. Efek keterbatasan gerak terhadap aktivitas sehari-hari harus dicatat. Kaji
terhadap parestesi, kelemahan otos atau paralisis, nyeri punggung dan tungkai dengan
pengangkatan tungkai lurus(misalnya klien terlentang, tungkai klien diangkat ke atas dengan
lutut diluruskan).
Perlu juga dikaji adanya obesitas karena dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.
Demikian pula dengan nutrisis harus dikai secara lengkap.
B. Evaluasi Diagnostik
1. Sinar-X vertebra; mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi,
osteoarthritis atau skiliosis.
2. Computed tomography (CT) Scan; berguna untuk mengetahui penyakit yang mendasari,
seperti adanya lesi jaringan linak yang tersembuyi disekitar kolumna vetebralis dan
masalah diskus intervertebralis.
3. Ultrasonografi (USG); dapat membantu mendiagnosis penyempitan kanalis spinalis.
4. Magneting resonance imaging (MRI); memungkinkan visualisasi sifat dan lokasipatologi
tulang belakang.
5. Mielogram dan diskogram; di mana sejumlah kecil bahan kontras disuntikkan ke diskus
intervertebralis untuk melihat visualisasi sinar. Dapat dilakukan untuk diskus yang
mengalami degenerasi atau protusi diskus.
6. Venogram epidural; digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan
memperlihatkan adanya pergeseran vena epidural.
7. Elektromiogram (EMG) dan pemeriksaan hantaran saraf digfunakan untuk mengevaluasi
penyakit serabut saraf tulang belakang (radikulopati).
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi asuhan keperawatanpada klien nyeri punggung bawah , disusun meliputi
diagnosa keperawatan, tindakan keperawatan, dan criteria evaluasi.
E. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan kepada klien.
F. Evaluasi