Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1. Diskriminasi adalah tindakan salah yang membedakan seseorang tidak berdasarkan kepantasan, tetapi
lebih berdasarkan atas prasangka, atau tindakan yang menyakitkan hati atau moral yang tercela. Atau
simpelnya memperlakukan individu tidak berdasarkan sesuatu yang pantas.
a. Utilitarian.
Dalam pandangan ini, tindakan diksriminasi hanya menyebabkan inefisiensi dari sumber daya
manusia dan menggunakan faktor selain kualifikasi pekerjaan tidak akan memberikan keuntungan
yang lebih besar dibandingkan dengan kualifikasi pekerjaan, oleh karenanya pekerjaan harus
diberikan berdasarkan dasar kualifikasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Akan tetapi hal itu
pun hanya jika akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Rights
Dalam pandangan ini, diskriminasi melanggar dasar hak asasi manusia. Ada dua prinsip yang
dilanggar dalam diskrimininasi yaitu adanya kepercayaan bahwa satu kelompok merasa inferior di
bandingkan dengan kelompok lain. Yang kedua diskriminasi menempatkan kelompok yang
terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah.
c. Juctice
Dalam pandangan ini, diskriminasi sebagai hasil dari tidak sesuainya antara benefits dan burdens
serta adanya pelanggaran dari prinsip kesetaraan (principles of equality).
SOAL B
2. Perlindungan konsumen dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan bahaya dan
resiko produk, praktik penipuan dalam menjual, kurangnya kualitas produk, gagal dalam memberikan
jaminan produk dan iklan yang menipu, oleh karena itu perlindungan konsumen menjadi sangat
penting. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam perlindungan konsumen yaitu :
a. Market, dalam hal ini, beberapa pendekatannya adalah :
1. Bahwa klaim safety produk merupakan hal yang menjadi umum dan lumrah, walaupun tidak
diwajibkan.
2. Keamanan produk mencakup seluruh market.
3. Di market, penjual akan menyediakan safety produk jika pembeli memintanya.
4. Di market, harga dari safety produk dan jumlah penjual yang menjual safety produk ditentukan
oleh biaya dari penyediaan produk tersebut dan value consumer terhadap produk itu.
5. Intervensi pemerintah dalam market, hanya akan menimbulkan ketidakadilan, inefisiensi dan
keterpaksaaan.
1. Pembeli tidak dapat memperoleh informasi yang mencukupi ketika produk sangat kompleks
dan informasi sangat mahal serta susah untuk menemukannya.
2. Pembeli terkadang tidak rasional tentang adanya resiko dan kemungkinan2 dari produk dan
dan tidak konsisten.
3. Beberapa konsumen adalah monopoli dan oligopoli, oleh karena itu manipulasi harga dan
supplai barang sering terjadi, sehingga kondisi market yang perfect itu dalam beberapa hal sulit
terjadi.
b. Contrac View, dalam hal ini hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada intinya ada
hubungan kontrak dan perusahaan bertugas membuat kontrak tersebut. Beberapa kontrak yang
dapat dilakukan adalah :
1. The duty to comply , mencakup adanya :
- Reliabilitas produk : produk dapat berfungsi sesuai dengan harapan konsumen.
- Service life : produk akan berfungsi secara efektif sesuai dengan lifecyclenya.
- Maintanability :produk mudah untuk diperbaiki dan kept in operating condition.
- Product safety : tingkat resiko dari penggunaan produk.
2. The duty of disclosure : penjual mengungkapkan karakteristik dari produk yang bisa
memberikan pengaruh pada keputusan pembeli.
3. The duty not to mispresent : penjual tidak boleh mengungkapkan hal-hal yang membuat
misinterpetasi terhadap produk, kemasan dan iklannya
4. The duty not to coerce : tidak ada tekanan dan paksaaan yang dilakukan penjual terhadap
pembeli.
1. Tidak membatasi sejauh mana produsen harus menghabiskan biaya untuk menghilangkan
resiko. Efeknya, jika ini terjadi maka biaya produksi akan mahal dan harga akan cenderung
tinggi yang ditanggung konsumen.
2. Tidak bisa memberikan indikasi siapa yang harus membayar untuk produk yang masih
diramalkan berbahaya. Atau simpelnya, suatu produk berbahaya jika sudah dirasakan dan
diklaim oleh konsumen, prinsip due care sulit untuk memprediksi hal itu.
3. menempatkan manufaktur dalam posisi paternalistik untuk memutuskan berapa banyak risiko
terbaik bagi konsumen. Yang menjadi masalah, apakah konsumen rela untuk membayar
tambahan-tambahan resiko tsb.