Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
(DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
milyar penduduk dunia beresiko terinfensi virus dengue dan setiap tahunnya
terdapat 50 – 100 juta penduduk dunia terinfeksi virus dengue, 500 ribu diantaranya
dilaporkan 21.000 anak meninggal karena DBD atau setiap 30 menit terdapat satu
Kasus DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub tropis. Data dari
penderita DBD setiap tahunnya. Data WHO menunjukkan bahwa hingga tahun
2012 Indonesia adalah negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Tidak
heran jika kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi pasar potensial dalam
(DHF) merupakan satu dari beberapa penyakit menular yang menjadi masalah
kemungkinan juga menyerang di wilayah pedesaan (rural). Pada tahun 2011 sampai
bulan Agustus ada 24.362 kasus dengan kematian 196 orang (CFR : 0,80%).
2
Penyebaran DBD semakin lama semakin meluas, hingga tahun 2013 sebanyak 498
RI,2014).
Kesehatan tahun 2016 diketahui jumlah kabupaten kota yang terjangkit DBD tahun
2014 adalah 84, 74 %, pada tahun 2015 sebesar 86,77 % dan pada tahun 2016
sebesar 90,08 %. Angka ini menunjukkan peningkatan yang drastis sampai tahun
2016.
peningkatan tiap tahun sampai pada tahun 2016. Diketahui jumlah kabupaten/kota
di Sumatera Barat yaitu 19 kabupaten/kota. Pada tahun 2014 daerah yang terjangkit
Jumlah penderita DBD per Kabupaten/Kota di sumatera barat pada tahun 2014
sebanyak 2.282 kasus dengan jumlah kematian 12 orang (IR = 45,75 per 100.000
penduduk dab CFR = 1%). Selama tahun 2014 lebih kurang terdapat 4
Barat dengan jumlah kejadian DBD sebesar 67 kasus (Profil Kesehatan Sumbar,
2015)
tahun 2014 terdapat 97 kasus dan terjadi peningkatan ditahun 2015 dengan jumlah
3
kasus 106. Pada tahun 2016 terdapat 137 kasus dengan incidence rate per 100.000
tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah Kasus terbanyak pada tahun 2014 sampai
tahun 2016 terjadi di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Sikaping sebanyak 162
kasus dan Puskesmas Sundatar sebanyak 89 kasus. Kedua Puskesmas ini terletak di
Pasaman, 2016)
Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menurunkan angka DBD secara
biologis, dan kimia. Sampai sekarang pengendalian nyamuk di titik beratkan pada
dan akibat dari pengunaan insektisida yang berulang maka timbul masalah baru
satu cara untuk mendapatkan bahan kimia yang ramah lingkungan adalah
Tanaman yang termasuk antara lain tanaman sereh yang dapat dimanfaatkan untuk
dilakukan oleh Ulfa et al (2009), bahwa air rebusan serai ( Andropogon Nardus L)
larvasida Aedes Aegypti bahwa ekstrak daun dan batang sereh wangi dapat
LD50 ekstrak daun dan batang sereh wangi untuk ikan mas adalah 35000 ppm,
Penelitian tentang, “Study daya proteksi serai wangi sebagai repellent terhadap
konsentrasi 2,5%, 10%, dan 20% dan hasil penelitian diketahui bahwa daya proteksi
konsentrasi 2,5% (Wahyuningtiyas, 2004). Hal ini ditegaskan kembali dengan hasil
100%.
serangga berkisar antara 0,05% hingga 15% baik secara tunggal maupun
(Barnard, 2000)
5
proteksi gigitan nyamuk Aedes Aegypti” dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%
B. RUMUSAN MASALAH
kasus DBD cendrung meningkat di berbagai daerah. Hal ini mendorong kita untuk
memberantas vektor yang membawa virus dengue yang menyebabkan DBD. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat bioinsektisida yang
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh ekstrak sereh wangi terhadap daya proteksi gigitan
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada konsentrasi 15% pada jam ke-0, jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3,
pada konsentrasi 30% pada jam ke-0, jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3,
pada konsentrasi 45% pada jam ke-0, jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3,
pada konsentrasi 60% pada jam ke-0, jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3,
pada konsentrasi 75% pada jam ke-0, jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3,
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
digunakan sebagai repellent alternatif selain DEET yang lebih alami dan
6 jam pada waktu pagi hari (jam 08.00 s/d 13.00). Penelitian ini dilaksanakan pada
adalah daya proteksi gigitan nyamuk. Objek percobaan adalah nyamuk Ae.aegypti
Jumlah nyamuk yang menjadi objek dalam penelitian ini sebanyak 500 ekor
nyamuk dewasa. Dan yang menjadi sampel adalah probandus yang dipilih dengan
teknik purposive sampling. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk histogram dan